Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN “STROKE HEMORAGIK”

Disusun untuk memenuhi Tgugas Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh

Zelly Amir Mahdi

201910461011096

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK

A. DEFENISI
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragik antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
kemudian merusaknya (M. Adib, 2009).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis
stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak
dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan
berakhir dengan kelumpuhan.

B. ETIOLOGI 
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan
degenerasi pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol

C. PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Ada dua bentuk CVA bleeding

STROKE HEMORAGIK
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah
masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi
dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,
nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan
struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering
didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat
dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun
didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah
keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam
TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan
penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme
pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya
perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke
2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal
dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di
ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak
walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi
gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2
melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
otak.

D. PATHWAY STROKE HEMORAGIK


 

E. MANIFESTASI KLINIS STROKE HEMORAGIK


Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke
1. Daerah a. serebri media
a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonim kontralateral
c. Afasi bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah a. Karotis interna
Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media
3. Daerah a. Serebri anterior
a. Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
b. Incontinentia urinae
c. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah a. Posterior
a. Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
b. daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media
c. Nyeri talamik spontan
d. Hemibalisme
e. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
5. Daerah vertebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegi alternans atau tetraplegi
c. Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)
 

STROKE HEMORAGIK
F. KOMPLIKASI 
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal

G. PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK


Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak,
sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal
difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan
O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia
(irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan, pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit
seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini
dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi
yang baik dapat dipertahankan.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG STROKE HEMORAGIK


1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism
atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK


1. Aktivitas dan istirahat
a. Data Subyektif:
1) Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
2) Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
b. Data obyektif:
1) Perubahan tingkat kesadaran
2) Perubahan tonus otot  (flaksid atau spastic),  paraliysis (hemiplegia), kelemahan
umum.
3) Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
a. Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial), polisitemia.
b. Data obyektif:
1) Hipertensi arterial
2) Disritmia, perubahan EKG
3) Pulsasi : kemungkinan bervariasi
4) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
a. Data Subyektif:
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
b. Data obyektif:
1) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
2) Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
a. Data Subyektif:
1) Inkontinensia, anuria
2) Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh),  tidak adanya suara usus (ileus
paralitik)
5. Makan/ minum
a. Data Subyektif:
1) Nafsu makan hilang
2) Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
3) Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
4) Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
b. Data obyektif:
1) Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
2) Obesitas ( faktor resiko )
6. Sensori neural
a. Data Subyektif:
1) Pusing / syncope  ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
2) Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral  atau perdarahan sub arachnoid.
3) Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
4) Penglihatan berkurang
5) Sentuhan  : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
6) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
b. Data obyektif:
1) Status mental : koma biasanya menandai stadium perdarahan, gangguan tingkah
laku (seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
2) Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke,
genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam 
( kontralateral )
3) Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
4) Afasia  ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/
kesulitan berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya.
5) Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
6) Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
7) Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
a. Data Subyektif:
Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
b. Data Obyektif:
Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
a. Data Subyektif:
1) Perokok ( faktor resiko )
Tanda:
a) Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
b) Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
c) Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
9. Keamanan
a. Data Obyektif:
1) Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
2) Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang
kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
3) Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
4) Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
5) Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang
kesadaran diri
10. Interaksi sosial
a. Data Obyektif:
Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11. Pengajaran / pembelajaran
a. Data Subjektif :
1) Riwayat hipertensi keluarga, stroke
2) Penggunaan kontrasepsi oral
12.   Pertimbangan rencana pulang
-        Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
-        Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan
pekerjaan rumah
TINJAU KASUS

1. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus

Laki-laki, usia 54 tahun, datang dengan penurunan kesadaran secara mendadak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya, pasien masih sempat mengobrol dan masih bisa.
beraktivitas, setelah itu pasien mendadak sulit berjalan. Beberapa hari sebelumnya pasien
merasakan nyeri kepala yang makin lama makin memberat, pasien mengalami muntah serta
wajah tidak simetris. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Satu bulan sebelum
masuk rumah sakit pasien mengeluh mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan.
Awalnya keluhan tersebut diawali dengan rasa kesemutan pada lengan dan tungkai kanan,
namun rasa baal tidak dikeluhan. Aktivitas buang air besar dan kecil biasa, pasien mengalami
hipersalivasi. Pasien memiiki Riwayat darah tinggi yang baru diketahuinya 2 tahun terakhir,
pasien jarang melakukan kontrol. Pasien hanya kontrol saat keluhan seperti kepala pusing dan
tengkuk terasa sakit.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran stupor, tekanan darah 200/100


mmHg, nadi 98 x/menit, laju napas 24 x/menit, suhu 37,1oC, dari status neurologis terdapat
beberapa yang sulit untuk dinilai, namun pada nervus trigeminus didapatkan reflek kornea
positif ,pada nervus fasialis terdapat lateralisasi ke arah dextra. Kekuatan otot sulit dinilai
karena kesadaran pasien stupor, tetapi pada tonus didapatkan hasil normal. Dari pemeriksaan
refleks fisiologis tidak ditemukan tanda-tanda kelainan, namun dari refleks patologis
didapatkan positif pada refleks babinski dan chaddock. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan pada nilai kolesterol 211 mg/dl, High Density Lipoprotein (HDL) 34
mg/dl, dan Low Density Lipoprotein (LDL) 157 mg/dl.

Diagnosis klinis pasien adalah stroke haemorragic dengan hipertensi emergensi.


Terapi farmakologis berupa infus manitol, ranitidine injeksi 50 mg per 8 jam, ceftriaxone
injeksi 1g per 12 jam, citicolin injeksi 250 mg per12 jam, captopril tablet 25 mg per 8 jam, B
complex tablet 100 mg per 12 jam.
LEMBAR PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA DENGAN DIAGNOSA MEDIS

STROKE HEMORAGIK

DI RUANG MARWAH RS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Oleh:

Nama : Zelly Amir Mhadi


NIM : 201910461011096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG 2020
FORMAT PENGUMPULAN DATA UMUM KEPERAWATAN

Tgl. Pengkajian : Tidak terkaji No. Register : Tidak terkaji


Jam Pengkajian : Tidak terkaji Tgl. MRS : Tidak terkaji
Ruang/Kelas : Tidak terkaji

I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab N a m a : Tidak terkaji Nama : Tidak terkaji
Umur : 54 th Umur : Tidak terkaji
Jenis Kelamin :L Jenis Kelamin : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji Agama : Tidak terkaji
Pendidikan :Tidak terkaji Pekerjaan : Tidak terkaji
Pekerjaan :Tidak terkaji Alamat : Tidak terkaji
Gol. Darah : Tidak terkaji Hubungan dengan Klien : Tidak terkaji
Alamat :Tidak terkaji

II. KELUHAN UTAMA


A. Keluhan Utama Saat MRS
pasien dating dengan penurunan kesadaran
B. Keluhan Utama Saat Pengkajian

III. DIAGNOSA MEDIS


Stroke Hemoragik

IV. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya, pasien masih sempat mengobrol dan masih bisa.
beraktivitas, setelah itu pasien mendadak sulit berjalan. Beberapa hari sebelumnya pasien
merasakan nyeri kepala yang makin lama makin memberat, pasien mengalami muntah serta wajah
tidak simetris. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Satu bulan sebelum masuk rumah
sakit pasien mengeluh mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan. Awalnya keluhan
tersebut diawali dengan rasa kesemutan pada lengan dan tungkai kanan, namun rasa baal tidak
dikeluhan
B. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
pasien memiliki Riwayat hipertensi yang baru diketahui 2 tahun
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak terkaji
V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN

A. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)


ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
Pola pemenuhan kebutuhan Makan / Minum Makan / Minum
nutrisi dan cairan (Makan dan Jumlah : Jumlah :
Minum ) Jenis : Jenis :
- Nasi : - Nasi :
- Lauk : - Lauk :
- Sayur : - Sayur :
- Minum - Minum/Infus :
: Pantangan Pantangan :
: Kesulitan Makan / Minum :
Kesulitan Makan / Minum : Usaha Mengatasi kesulitan :

Usaha Mengatasi kesulitan :


Pola Eliminasi Aktivitas buang air besar dan Tidak terkaji
BAK : Jumlah, Warna, Bau, kecil biasa
Masalah, Cara Mengatasi.

BAB : Jumlah, Warna, Bau,


Konsistensi, Masalah, Cara
Mengatasi.

Pola Istirahat Tidur Tidak terkaji Tidak terkaji


- Jumlah/Waktu
- Gangguan Tidur
- Upaya Mengatasi
gangguan tidur
- Apakah mudah terbanguan
- Jika terbangun
berapa menit bisa
tertidur lagi
- Hal-hal yang
mempermudah
tidur
- Hal-hal yang
mempermudah
bangun
Pola Kebersihan Diri (PH) Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekuensi mandi
- Frekuensi Mencuci rambut
- Frekuensi Gosok gigi
- Keadaan kuku
- Melakukan mandiri/
dibantu
Aktivitas Lain
Aktivitas apa yang
dilakukan klien untuk
mengisi waktu luang ?

B. Riwayat Psikologi
Tidak terkaji

C. Riwayat Sosial
Tidak terkaji

D. Riwayat Spiritual
Tidak terkaji

VI. KONSEP DIRI


A. Gambaran diri : Tidak terkaji

B. Identitas diri : Tidak terkaji

C. Peran : Tidak terkaji

D. Ideal diri : Tidak terkaji

E. Harga diri : Tidak terkaji

VII. PEMERIKSAAN FISIK (tanggal ……/……./20…)


A. Keadaan Umum
kesadaran stupor

B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


SAAT SEBELUM SAKIT SAAT PENGKAJIAN
Tidak terkaji tekanan darah 200/100 mmHg, nadi 98
x/menit, laju napas 24 x/menit,
suhu 37,1 C,

3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata (Tidak terkaji)
Kelengkapan dan kesimetrisan mata( + / - ), Kelopak mata/palpebra oedem ( + / - ),
ptosis/dalam kondisi tidak sadar mata tetap membuka ( + / - ), peradangan ( + / - ), luka( + / - ),
benjolan ( + / - ), Bulu mata rontok atau tidak, Konjunctiva dan sclera perubahan warna (anemis
/
an anemis), Warna iris (hitam, hijau, biru), Reaksi pupil terhadap cahaya (miosis/midriasis),
Pupil (isokor / an isokor), Warna Kornea
b. Hidung
Inspeksi dan palpasi : Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah
pembengkokan atau tidak). Amati meatus : perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ),
Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip ( + / - ), menggunakan Oksigen………
c. Mulut
Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioscisis, palatoscisis, atau labiopalatoscisis), warna
bibir, lesi ( + / - ), Bibir pecah (+ / - ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + / - ), Kotoran
(+/- ), Gigi palsu (+ / - ), Gingivitis ( + / - ), Warna lidah, Perdarahan (+ / - ) dan abses (+ / - ).
Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut, Benda asing : ( ada / tidak )
d. Telinga
Amati bagian telinga luar: Bentuk …Ukuran … Warna …, lesi ( + / - ), nyeri tekan ( + / - ),
peradangan ( + / - ), penumpukan serumen ( + / - ). Dengan otoskop periksa membran tympany
amati, warna ....., transparansi , perdarahan ( + / - ), perforasi ( + / - ).
e. Keluhan lain: wajah tidak simetris

4. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher (Tidak terkaji)


a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala (dolicephalus/lonjong, Brakhiocephalus/ bulat), kesimetrisan (+/- ).
Hidrochepalus ( + / - ), Luka ( + / - ), darah ( +/-), Trepanasi ( + / - ).
Palpasi : Nyeri tekan ( + / - ), fontanella / pada bayi (cekung / tidak)
b. Leher
Inspeksi : Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + / - ), jaringan parut ( + /
- ), perubahan warna ( + / - ), massa ( + / - )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / - ), pembesaran kelenjar tiroid ( + / - ), posisi trakea
(simetris/tidak simetris), pembesaran Vena jugularis ( + / - )
c. Keluhan lain:

5. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. PEMERIKSAAN PARU (Tidak terkaji)
INSPEKSI
- Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest),
- Susunan ruas tulang belakang (Kyposis / Scoliosis / Lordosis),
- Bentuk dada (simetris / asimetris),
- keadaan kulit ?
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + / - ), retraksi suprasternal ( + / - ),
Sternomastoid ( + / - ), pernafasan cuping hidung ( + / - ).
- Pola nafas : (Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes / Biot’s / Kusmaul)
- Amati : cianosis ( + / - ), batuk (produktif / kering / darah ).
PALPASI
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak sama).
Lebih bergetar sisi ............................
PERKUSI
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
AUSKULTASI
- Suara nafas Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih / halus /
kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
- Suara Ucapan Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqui ( + / - )
- Suara tambahan Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ), Pleural
fricion rub ( + / - ), bunyi tambahan lain …………………….
- Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : ................
Keluhan lain terkait dengan paru: ……………….

b. PEMERIKSAAN JANTUNG (Tidak terkaji)


INSPEKSI
Ictus cordis ( + / - ), pelebaran.......cm
PALPASI
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba
) PERKUSI
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas.................................( N = ICS II )
Batas bawah : …....................... ( N = ICS V)
Batas Kiri.................................( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan :...........................( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
AUSKULTASI
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler /
irreguler ) BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah),
( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm (+ / -), Murmur (+ / - )
Keluhan lain terkait dengan jantung : ............................................................

6. Pemeriksaan Abdomen
INSPEKSI
Bentuk abdomen : (cembung/cekung/datar ), Massa/Benjolan (+/- ), Kesimetrisan ( + /
- ), Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
AUSKULTASI
Frekuensi peristaltic usus.........x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( + / - )

PALPASI
Palpasi Hepar : diskripsikan :Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak),
permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Lien : Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya........Dengan Bimanual
lakukan palpasi dan diskrpisikan nyeri tekan terletak pada garis Scuffner ke berapa ?...........(
menunjukan pembesaran lien )
Palpasi Appendik : Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney. nyeri tekan ( + / -
), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi Ginjal : Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ). (N = ginjal tidak
teraba).
PERKUSI
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Abdomen : Nyeri kuadran kanan atas

7. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal (Tidak Terkaji)


a. Genetalia
Pria Inspeksi
:
Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ), benjolan ( + / - ) Lubang uretra :
penyumbatan ( + / - ), Hipospadia ( + / - ), Epispadia ( + / - )
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ), cairan....................Scrotum dan testis : beniolan ( +
/ - ), nyeri tekan ( + / - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( + / - ), Scrotal Hernia ( + / - ), Spermatochele ( + / - ) Epididimal Mass/Nodularyti
( + / - ) Epididimitis ( + / - ), Torsi pada saluran sperma ( + / - ), Tumor testiscular ( + / - )
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( + / - ), femoral hernia ( + / - ), pembengkakan ( + / - )
b. Pada
Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ), keputihan ( + / - ),
peradangan ( + / - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )
c. Keluhan lain:

8. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang (Tidak Terkaji)


Periksa ada tidaknya lesi pada kulit punggung, Apakah terdapat kelainan bentuk tulang
belakang, Apakah terdapat deformitas pada tulang belakang, apakah terdapat fraktur atau
tidak, adakah nyeri tekan.
Keluhan lain:
9. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal (Tidak Terkaji)
a.Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -), fraktur (+ /-) lokasi fraktur
…, jenis fraktur…… kebersihan luka……, terpasang Gib ( + / - ), Traksi ( + / - )

b.Palpasi
Oedem : Lingkar lengan :...............Lakukan uji kekuatan otot :

c.Keluhan lain:

10. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/Penghidu/tengorokan (Tidak Terkaji)


Uji ketajaman pendengaran :Tes bisik, Dengan arloji, Uji weber : seimbang / lateralisasi
kanan / lateralisasi kiri, Uji rinne : hantaran tulang lebih keras / lemah / sama dibanding dengan
hantaran udara, Uji swabach : memanjang / memendek / sama

Uji Ketajaman Penciuman dengan menggunakan rangsang bau-bauan.


Pemeriksaan tenggorokan: lakukan pemeriksaan tonsil, adakah nyeri
telan. Keluhan lain:

11. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan (Tidak Terkaji)


o Pemeriksaan Visus Dengan Snellen's Cart : OD ............. OS ............
o Tanpa Snelen Cart : Ketajaman Penglihatan ( Baik / Kurang )
o Pemeriksaan lapang pandang : Normal / Haemi anoxia / Haemoxia
o Pemeriksaan tekanan bola mata Dengan tonometri …………, dengan palpasi taraba ……
o Keluhan lain:

12. Pemeriksaan Fungsi Neurologis (Tidak Terkaji)


a.Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma
Scale ) Menilai respon membuka mata …………..
Menilai respon Verbal ………….
Menilai respon motorik …………..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis / Apatis /
Somnolen / Delirium / Sporo coma / Coma/ Stupor)
b.Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -), mual –muntah ( + / -)
kejang ( + / -) penurunan tingkat kesadaran ( + / -)
c.Memeriksa nervus cranialis
Nervus I - Olfaktorius (pembau ), Nervus II - Opticus ( penglihatan ), Nervus III -
Ocumulatorius, Nervus IV- Throclearis, Nervus V – Thrigeminus, Nervus VI-Abdusen,
Nervus VII – Facialis, Nervus VIII- Auditorius, Nervus IX- Glosopharingeal, Nervus X –
Vagus, Nervus XI- Accessorius, Nervus XII- Hypoglosal
d.Memeriksa fungsi motorik
Ukuran otot (simetris / asimetris), atropi ( + / -) gerakan-gerakan yang tidak disadari oleh klien (
+ / -)
e.Memeriksa fungsi sensorik
Kepekaan saraf perifer : benda tumpul , benda tajam. Menguji sensai panas / dingin, kapas
halus, minyak wangi.
f.Memeriksa reflek kedalaman tendon
Reflek fisiologis : R.Bisep, R. Trisep, R. Brachioradialis, R. Patella, R. Achiles
Reflek Pathologis, Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
Yang diperiksa adalah R. Babinski, R. Chaddok, R.Schaefer, R. Oppenheim, R. Gordon, R.
Bing, R.Gonad.
g.Keluhan lain yang terkait dengan Neurologis :

13. Pemeriksaan Kulit/Integument (Tidak Terkaji)


a. Integument/Kulit
Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Jaringan parut ( + / - ), Warna Kulit, Bila ada luka bakar
dimana saja lokasinya, dengan luas : .............. %, cyanotik ( + / -)
Palpasi : Tekstur (halus/ kasar ), Turgor/Kelenturan(baik/jelek ), Struktur
(keriput/tegang), Lemak subcutan ( tebal / tipis ), nyeri tekan ( + / - ) pada daerah mana?
Identifikasi luka / lesi pada kulit
1. Tipe Primer : Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - )
2. Tipe Sekunder : Pustula (+/-), Ulkus (+/-), Crusta (+/-), Exsoriasi (+/-), Scar (+/-),
Lichenifikasi ( + / - )
Kelainan- kelainan pada kulit : Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ),
Vitiligo/Hipopigmentasi (+/ - ), Tatto (+ /- ), Haemangioma (+/-), Angioma/toh(+ /-), Spider
Naevi (+ /- ), Striae (+ /-)
b.Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata / tidak), Bau …. rontok (+/-), warna Alopesia (
+ / - ), Hirsutisme ( + / - ), alopesia ( + / - )
c.Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi : warna, bentuk, dan kebersihan kuku, CRT kembali dalam…….
d.Keluhan lain:

14. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik (tanggal 11/08/2017)


A. DARAH LENGKAP
Leukosit : .............................. ( N : 3.500 – 10.000 / µL )
Eritrosit : .............................. ( N : 1.2 juta – 1.5 juta µL )
Trombosit : .............................. ( N : 150.000 – 350.000 / µL )
Haemoglobin : ............................... ( N : 11.0 – 16.3 gr/dl )
Haematokrit : ............................... ( N : 35.0 – 50 gr / dl )
B. KIMIA DARAH
Ureum : ............................. ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : ............................. ( N : 07 – 1.5 mg / dl )
SGOT : ( N : 2 – 17 )
SGPT : ( N : 3 – 19 )
BUN : ............................. ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin : ( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein : ............................. ( N : 6.7 – 8.7 mg /dl )
GD puasa : ............................ ( N : 100 mg/dl )
GD 2 jpp : ............................. ( N : 140 – 180 mg / dl )
C. ANALISA ELEKTROLIT
Natrium : ............................. ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium : ............................. ( N ; 3,5 – 5,0 mmol / l )
Clorida : ............................. ( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium : ............................. ( N : 7.6 – 11.0 mg / dl )
Phospor : ............................. ( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )
D. PEMERIKSAAN LAB LAIN :
Kolesterol : 211 mg/dl
HDL : 34 mg/dl
LDL : 157 mg/dl

E. PEMERIKSAAN RADIOLOGI :
VII. TINDAKAN DAN TERAPI
ranitidine injeksi 50 mg per 8 jam, ceftriaxone
injeksi 1g per 12 jam,
citicolin injeksi 250 mg per12 jam,
captopril tablet 25 mg per 8 jam,
B complex tablet 100 mg per 12 jam

TTD PERAWAT

( Inggar Fourusita )
ANALISA DATA PASIEN……………

DATA MASALAH DIAGNOSA


PENYEBAB
(Tanda mayor & KEPERAWATA KEPERAWATA
minor) N N
DS : TD : 200/100 hipertensi Resiko perfsui serebral tidak Resiko perfsui serebral
Penuruanan kesadaran efektif tidak efektif b.d
hipertensi
DO : GCS Stupor

Ds : pasien mendadak sulit stroke Kerusakan mobilitas fisik Kerusakan mobilitas


berjalan fisik b.d stroke

pasien mengeluh mengalami


kelemahan pada lengan dan
tungkai kanan. Awalnya
keluhan tersebut diawali
dengan rasa kesemutan pada
lengan dan tungkai kanan,

DO:

DO: pasienn mengalami Pasien penurunan Kesiapan peningkatab Nutrissi Kesiapan peningkatab
penurunan kesadaran kesadaran Nutrissi b.d Pasien
penurunan kesadaran
Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas:

1. Resiko perfsui serebral tidak efektif b.d hipertensi

2. Kerusakan mobilitas fisik b.d stroke

3. Kesiapan peningkatab Nutrissi b.d Pasien penurunan kesadaran

4.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ………………
Diagnosa Hari/ Hari/
No Keperawata LUARAN INTERVENSI Tgl Implementasi Tgl Evaluasi Ttd
n
1 Resiko perfsui Setelah dilakukan Manajemen peningkatan Manajemen peningkatan
serebral tidak intervensi keperawatan tekanan intra kranial tekanan intra kranial
efektif b.d 1x 24 jam Perfusi - monitor MAP - monitor MAP
hipertensi serebral meningkat - monitor tanda-tanda - monitor tanda-tanda
Tinkat meningka peningkatan TIK (TD peningkatan TIK (TD
kesadaran t meningkat, Nadi meningkat, Nadi
Sakit menurun melebar, kesadaran melebar, kesadaran
kepala menurun) menurun)
Nilai rata- membaik - monitor intake dan - monitor intake dan
rata output cairan output cairan
tekanan - terapiutik - terapiutik
darah - meminimalkan stimulus - meminimalkan stimulus
dengan menyediakan dengan menyediakan
lingkungan yang tenang lingkungan yang tenang
- berikan posisi semi - berikan posisi semi
fowler fowler
- kolaborasi - kolaborasi
- pemberian sedasi dan - pemberian sedasi dan
anti konvulsan anti konvulsan
- pemberian diuretik pemberian diuretik
2 Gangguan Setelah dilakukan Dukunagan mobilisasi Manajemen peningkatan
mobilitas fisik b/d intervensi keperawatan - identifikasi adanya nyeri tekanan intra kranial
gangguangneurom 1x 24 jam mobilitas fisik atau keluhan fisik lainnya - monitor MAP
uscular meningkat - identifikasi toleransi fisik - monitor tanda-tanda
Pergeraka meningka melakukan pergerakan peningkatan TIK (TD
n t - monitor frekuensi jantung meningkat, Nadi
ekterimat dan tekanan darah melebar, kesadaran
s - monitor kondisi umum menurun)
Kekuatan meningkt - terapiutik - monitor intake dan
otot a - fasilitasi aktivitas output cairan
Rentang meningka mobilisasi dengan alat - terapiutik
gerak t bantu - meminimalkan stimulus
ROM - fasilitasi melukan dengan menyediakan
pergerakan lingkungan yang tenang
- libatkan keluarga - berikan posisi semi
melakuakn pergerakan fowler
- edukasi - kolaborasi
- jelaskan tujuan dan - pemberian sedasi dan
prosedur mobilisasai anti konvulsan
- anjurkan melakukan pemberian diuretik
mobilisasi dini
- ajarkan mobilisasi
sederhana

3. Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi nutrisi Dukunagan mobilisasi


peningkatan intervensi keperawatan Observasi - identifikasi adanya nyeri
nutrisi 1x 24 jam status nutrisi - periksa status gigi, atau keluhan fisik lainnya
membaik program diet - identifikasi toleransi fisik
Porsi meningka terapiutik melakukan pergerakan
makan t - persipkan materi dan - monitor frekuensi
dihabiska media jantung dan tekanan
n - jadwalkan Pendidikan darah
Nafsu membaik keseahtan - monitor kondisi umum
makan - berikan kesempatan untk - terapiutik
bertanya - fasilitasi aktivitas
edukasi mobilisasi dengan alat
- ajarkan cara bantu
melaksanakan diet sesuai - fasilitasi melukan
program pergerakan
- demonstrasi cara - libatkan keluarga
membersihkan mukut melakuakn pergerakan
- demonstrasi cara - edukasi
mengatur posisi saat - jelaskan tujuan dan
makan prosedur mobilisasai
manajemen nutrisi - anjurkan melakukan
observasi mobilisasi dini
- identifikasi makana yang ajarkan mobilisasi sederhana
disukai
- monitor BB
- identifikasi satatus nutrisi
- identifikasi
penggunanaan selang
NGT
terapiutik
- lakukan oral hygiene
- fasilitasi menentukan
program diet
- sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
edukasi
- anjurkan psosisi duduk
- ajarkan diet yang di
program
Intervensi askep berdasarkan jurnal

1. journal Latihan ROM untuk meninkatkan kekuatan otot


Pengaruh Range of Motion terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke

DOPS Youtube: range of motio(https://www.youtube.com/watch?v=H2xq5A7rhwA)


Analisa tindakan:

A. posisi pasien terlentang


B. rom pasif
- membantu memfleksikan dan ektensi leher
- melakukan lateral fleksi kepala pasien
- mempleksikan dengan mengankat tangan pasien dan ekstensi
- melkukan Gerakan abduksi dengan merentangkan tangan pasien
- miringkan pasien dan lakukan hiperektensi dan rotasi internal
- fleksikan siku
- lakukan supinasi dan pronasi pada lengan pasien
- ektensikan dan flrksikan pergelangan tangan
- aduksi dan abduksikan pergelangan tangan pasien
- lakukan sirkumduksi jari tangan
- flesikan dan ektensikan panggul
- lakukan abduksi pada kaki pasein kesamping
- lakukan sirkumduksi dengan memutas kaki pasien.
2. journal posisikan semi fowler
PENGARUH POSISI HIGH FOWLER 60º DAN 30º TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
DOPS: https://www.youtube.com/watch?v=xJGOIgczFss
- atur posisi bed tempat tidur pasien dengan ketinggian 30-45 derajat
3. intervensi ambulasi
1) Dukungan Ambulasi
PENGARUH AMBULASI DINI TERHADAP PENINGKATANACTIVITY OF

DAILY LIVING PADA PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG DI RS

TELOGOREJO SEMARANG

DOPS Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=ZGBC74lUqvI

1. bantu pasien untuk duduk di samping bed

2. bantu pasein berdiri

3. tempatkan kaki kruk 15 cm di samping kaki kiri dan kanan

4. ukur kruk 3 jari dari axila dan sesuaikan ketinggiannya

27
5. cara berjalan yaitu kruk kanan maju terlebih dahulu kemudian di ikuti kaki kiri

dan seterusnya.

4. dukungan mobilisasi

a. jurnal : PENGARUH MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE

INFARK

TERHADAP PENINGKATAN PEMULIHAN FUNGSIONAL

imobilisasi dini terhadap peningkatan pemulihan fungsional otot, funsional otot

akan menigkat

DOPS youtube https://www.youtube.com/watch?v=rO7UQf7JQLo

analisis

a. belajar untuk duduk tanpa bersandar minta bantuan perawat atau keluarga

b. berlatih duduk di tepi tempat tidur latih untuk mampu dengan sindiri 2-3x sehari

c. berlatih berdiri di samping tempat tidur

d. berlatih berjalan 3-4 langkah di samping tempat tidur

e. Latihan berjalan dari tempat tidur ke toilet

5. pemenuhan nutrisi lewat NGT

a. journal : Munawaroh, 2012. Efektifitas pemberian nutrisi enteral metode

intermittent feeding dan gravity drip terhadap volume residu lambung pada pasien

kritis di ruang icu rsud kebumen:

P: penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan efektifitas


pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding dan gravity drip terhadap
volume residu lambung
I : pemebrian nutrisi melalui selang NGT dengan metode intermittent feeding dan
gravity drip
O: pemberian nutrisi lewat selang NGT dengan metode intermiten feeding lebih

efektik dari pada metode garivatsi drip.

28
DOPS youtube : pemasangan NGT(https://www.youtube.com/watch?

v=qv9UGt8rRJA) dan Memberikan makanan lewat NGT

(https://www.youtube.com/watch?v=o5pQ9-QLCNU)

analisi Persiapan alat

1. Gastric tube
2. Lubricant/ jell
3. spuit Sonde
4. Air
5. Handuk atau linen
6. Stetostocope
7. Medium size steril strip
8. Handscoen
9. Penlight otoskope
10. Ph strip/ kertas lakmus warna biru
11. Wadah plastic atau kertas untuk sampah
Pelaksanaan

1. Mencuci tangan
2. Menyuruh pasien untuk bersin terlebbih dahulu
3. Periksa hidung dengan penlight otoscope apakah kelainan
4. Memasang handscone
5. Ambil sonde lambung dan ukur dari hidung ke telinga kemudian ke processus
xyphoideus kemudian beri tanda atau di ingat ukurannya
6. Memasang perlak didada pasien
7. Licinkan ujung pipa dengan lubricant
8. Setelah selang masuk pasien di suruh untuk minum
9. Mengecek sonde apakah telah masuk ke lambung dengan cara mengisap cairan lambung
dengan spuit
10. Apabila cairan keluar berarti sudah benar dan mengukur tingkat keasaman lambung
dengan PH strip
Fiksasi sonde dengan steril strip di hidung dan kleam sonde.

pemberian nutrisi lewat NGT https://www.youtube.com/watch?v=o5pQ9-QLCNU

1. ambil dulu makanan atau susu menggunakan sonde

2. sambungkan dengan NGT kemudian masukkan susu atau makan cair melalui sonde

3. lepaskan sonde dari NGT dan tutup selang NGT agar udara tidak masuk

29
4. ambil lagi susu dan sambungkan sonde yang sudah bersisi susu dengan selang NGT.

lakukan sampai susu habis.

5. setelah habis bersihkan selang NGT dengan air mineral.

6. kemudian tutup kebali atau klem selang NGT.

30
K.   DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. 
Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6 Februari
2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/

31

Anda mungkin juga menyukai