Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
201910461011096
A. DEFENISI
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama
24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragik antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat
aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
kemudian merusaknya (M. Adib, 2009).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis
stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak
dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan
berakhir dengan kelumpuhan.
B. ETIOLOGI
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan
degenerasi pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
C. PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Ada dua bentuk CVA bleeding
STROKE HEMORAGIK
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah
masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi
dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,
nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan
struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering
didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat
dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun
didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah
keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam
TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan
penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme
pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya
perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke
2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal
dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di
ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak
walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan
glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena
akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi
gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2
melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
otak.
STROKE HEMORAGIK
F. KOMPLIKASI
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
1. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Laki-laki, usia 54 tahun, datang dengan penurunan kesadaran secara mendadak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya, pasien masih sempat mengobrol dan masih bisa.
beraktivitas, setelah itu pasien mendadak sulit berjalan. Beberapa hari sebelumnya pasien
merasakan nyeri kepala yang makin lama makin memberat, pasien mengalami muntah serta
wajah tidak simetris. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Satu bulan sebelum
masuk rumah sakit pasien mengeluh mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan.
Awalnya keluhan tersebut diawali dengan rasa kesemutan pada lengan dan tungkai kanan,
namun rasa baal tidak dikeluhan. Aktivitas buang air besar dan kecil biasa, pasien mengalami
hipersalivasi. Pasien memiiki Riwayat darah tinggi yang baru diketahuinya 2 tahun terakhir,
pasien jarang melakukan kontrol. Pasien hanya kontrol saat keluhan seperti kepala pusing dan
tengkuk terasa sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA DENGAN DIAGNOSA MEDIS
STROKE HEMORAGIK
Oleh:
I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab N a m a : Tidak terkaji Nama : Tidak terkaji
Umur : 54 th Umur : Tidak terkaji
Jenis Kelamin :L Jenis Kelamin : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji Agama : Tidak terkaji
Pendidikan :Tidak terkaji Pekerjaan : Tidak terkaji
Pekerjaan :Tidak terkaji Alamat : Tidak terkaji
Gol. Darah : Tidak terkaji Hubungan dengan Klien : Tidak terkaji
Alamat :Tidak terkaji
B. Riwayat Psikologi
Tidak terkaji
C. Riwayat Sosial
Tidak terkaji
D. Riwayat Spiritual
Tidak terkaji
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata (Tidak terkaji)
Kelengkapan dan kesimetrisan mata( + / - ), Kelopak mata/palpebra oedem ( + / - ),
ptosis/dalam kondisi tidak sadar mata tetap membuka ( + / - ), peradangan ( + / - ), luka( + / - ),
benjolan ( + / - ), Bulu mata rontok atau tidak, Konjunctiva dan sclera perubahan warna (anemis
/
an anemis), Warna iris (hitam, hijau, biru), Reaksi pupil terhadap cahaya (miosis/midriasis),
Pupil (isokor / an isokor), Warna Kornea
b. Hidung
Inspeksi dan palpasi : Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah
pembengkokan atau tidak). Amati meatus : perdarahan ( + / - ), Kotoran ( + / - ),
Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip ( + / - ), menggunakan Oksigen………
c. Mulut
Amati bibir : Kelainan konginetal ( labioscisis, palatoscisis, atau labiopalatoscisis), warna
bibir, lesi ( + / - ), Bibir pecah (+ / - ), Amati gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + / - ), Kotoran
(+/- ), Gigi palsu (+ / - ), Gingivitis ( + / - ), Warna lidah, Perdarahan (+ / - ) dan abses (+ / - ).
Amati orofaring atau rongga mulut : Bau mulut, Benda asing : ( ada / tidak )
d. Telinga
Amati bagian telinga luar: Bentuk …Ukuran … Warna …, lesi ( + / - ), nyeri tekan ( + / - ),
peradangan ( + / - ), penumpukan serumen ( + / - ). Dengan otoskop periksa membran tympany
amati, warna ....., transparansi , perdarahan ( + / - ), perforasi ( + / - ).
e. Keluhan lain: wajah tidak simetris
5. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. PEMERIKSAAN PARU (Tidak terkaji)
INSPEKSI
- Bentuk torak (Normal chest / Pigeon chest / Funnel chest / Barrel chest),
- Susunan ruas tulang belakang (Kyposis / Scoliosis / Lordosis),
- Bentuk dada (simetris / asimetris),
- keadaan kulit ?
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( + / - ), retraksi suprasternal ( + / - ),
Sternomastoid ( + / - ), pernafasan cuping hidung ( + / - ).
- Pola nafas : (Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes / Biot’s / Kusmaul)
- Amati : cianosis ( + / - ), batuk (produktif / kering / darah ).
PALPASI
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak sama).
Lebih bergetar sisi ............................
PERKUSI
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
AUSKULTASI
- Suara nafas Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih / halus /
kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
- Suara Ucapan Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqui ( + / - )
- Suara tambahan Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ), Pleural
fricion rub ( + / - ), bunyi tambahan lain …………………….
- Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : ................
Keluhan lain terkait dengan paru: ……………….
6. Pemeriksaan Abdomen
INSPEKSI
Bentuk abdomen : (cembung/cekung/datar ), Massa/Benjolan (+/- ), Kesimetrisan ( + /
- ), Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
AUSKULTASI
Frekuensi peristaltic usus.........x/menit ( N = 5 – 35 x/menit, Borborygmi ( + / - )
PALPASI
Palpasi Hepar : diskripsikan :Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak),
permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
Palpasi Lien : Gambarkan garis bayangan Schuffner dan pembesarannya........Dengan Bimanual
lakukan palpasi dan diskrpisikan nyeri tekan terletak pada garis Scuffner ke berapa ?...........(
menunjukan pembesaran lien )
Palpasi Appendik : Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney. nyeri tekan ( + / -
), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi Ginjal : Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / - ), pembesaran ( + / - ). (N = ginjal tidak
teraba).
PERKUSI
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Abdomen : Nyeri kuadran kanan atas
b.Palpasi
Oedem : Lingkar lengan :...............Lakukan uji kekuatan otot :
c.Keluhan lain:
E. PEMERIKSAAN RADIOLOGI :
VII. TINDAKAN DAN TERAPI
ranitidine injeksi 50 mg per 8 jam, ceftriaxone
injeksi 1g per 12 jam,
citicolin injeksi 250 mg per12 jam,
captopril tablet 25 mg per 8 jam,
B complex tablet 100 mg per 12 jam
TTD PERAWAT
( Inggar Fourusita )
ANALISA DATA PASIEN……………
DO:
DO: pasienn mengalami Pasien penurunan Kesiapan peningkatab Nutrissi Kesiapan peningkatab
penurunan kesadaran kesadaran Nutrissi b.d Pasien
penurunan kesadaran
Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas:
4.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ………………
Diagnosa Hari/ Hari/
No Keperawata LUARAN INTERVENSI Tgl Implementasi Tgl Evaluasi Ttd
n
1 Resiko perfsui Setelah dilakukan Manajemen peningkatan Manajemen peningkatan
serebral tidak intervensi keperawatan tekanan intra kranial tekanan intra kranial
efektif b.d 1x 24 jam Perfusi - monitor MAP - monitor MAP
hipertensi serebral meningkat - monitor tanda-tanda - monitor tanda-tanda
Tinkat meningka peningkatan TIK (TD peningkatan TIK (TD
kesadaran t meningkat, Nadi meningkat, Nadi
Sakit menurun melebar, kesadaran melebar, kesadaran
kepala menurun) menurun)
Nilai rata- membaik - monitor intake dan - monitor intake dan
rata output cairan output cairan
tekanan - terapiutik - terapiutik
darah - meminimalkan stimulus - meminimalkan stimulus
dengan menyediakan dengan menyediakan
lingkungan yang tenang lingkungan yang tenang
- berikan posisi semi - berikan posisi semi
fowler fowler
- kolaborasi - kolaborasi
- pemberian sedasi dan - pemberian sedasi dan
anti konvulsan anti konvulsan
- pemberian diuretik pemberian diuretik
2 Gangguan Setelah dilakukan Dukunagan mobilisasi Manajemen peningkatan
mobilitas fisik b/d intervensi keperawatan - identifikasi adanya nyeri tekanan intra kranial
gangguangneurom 1x 24 jam mobilitas fisik atau keluhan fisik lainnya - monitor MAP
uscular meningkat - identifikasi toleransi fisik - monitor tanda-tanda
Pergeraka meningka melakukan pergerakan peningkatan TIK (TD
n t - monitor frekuensi jantung meningkat, Nadi
ekterimat dan tekanan darah melebar, kesadaran
s - monitor kondisi umum menurun)
Kekuatan meningkt - terapiutik - monitor intake dan
otot a - fasilitasi aktivitas output cairan
Rentang meningka mobilisasi dengan alat - terapiutik
gerak t bantu - meminimalkan stimulus
ROM - fasilitasi melukan dengan menyediakan
pergerakan lingkungan yang tenang
- libatkan keluarga - berikan posisi semi
melakuakn pergerakan fowler
- edukasi - kolaborasi
- jelaskan tujuan dan - pemberian sedasi dan
prosedur mobilisasai anti konvulsan
- anjurkan melakukan pemberian diuretik
mobilisasi dini
- ajarkan mobilisasi
sederhana
TELOGOREJO SEMARANG
27
5. cara berjalan yaitu kruk kanan maju terlebih dahulu kemudian di ikuti kaki kiri
dan seterusnya.
4. dukungan mobilisasi
INFARK
akan menigkat
analisis
a. belajar untuk duduk tanpa bersandar minta bantuan perawat atau keluarga
b. berlatih duduk di tepi tempat tidur latih untuk mampu dengan sindiri 2-3x sehari
intermittent feeding dan gravity drip terhadap volume residu lambung pada pasien
28
DOPS youtube : pemasangan NGT(https://www.youtube.com/watch?
(https://www.youtube.com/watch?v=o5pQ9-QLCNU)
1. Gastric tube
2. Lubricant/ jell
3. spuit Sonde
4. Air
5. Handuk atau linen
6. Stetostocope
7. Medium size steril strip
8. Handscoen
9. Penlight otoskope
10. Ph strip/ kertas lakmus warna biru
11. Wadah plastic atau kertas untuk sampah
Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Menyuruh pasien untuk bersin terlebbih dahulu
3. Periksa hidung dengan penlight otoscope apakah kelainan
4. Memasang handscone
5. Ambil sonde lambung dan ukur dari hidung ke telinga kemudian ke processus
xyphoideus kemudian beri tanda atau di ingat ukurannya
6. Memasang perlak didada pasien
7. Licinkan ujung pipa dengan lubricant
8. Setelah selang masuk pasien di suruh untuk minum
9. Mengecek sonde apakah telah masuk ke lambung dengan cara mengisap cairan lambung
dengan spuit
10. Apabila cairan keluar berarti sudah benar dan mengukur tingkat keasaman lambung
dengan PH strip
Fiksasi sonde dengan steril strip di hidung dan kleam sonde.
2. sambungkan dengan NGT kemudian masukkan susu atau makan cair melalui sonde
3. lepaskan sonde dari NGT dan tutup selang NGT agar udara tidak masuk
29
4. ambil lagi susu dan sambungkan sonde yang sudah bersisi susu dengan selang NGT.
30
K. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6 Februari
2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari 2012
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/
31