PENDAHULUAN
LEDAKAN PENDUDUK
Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa faktor utama yang menentukan
perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan
penduduk (migrasi).
Tingkat Kematian
Ada empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada umumnya
Ø Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama.
Ø Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun
kesehatn individu.
Ø Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-
lembaga kesehatan umum yang modern.
Ø Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai hidupnya
dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup sehat.
Tingkat Kelahiran
Di Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk berlangsung terus di samping
adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan
perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur perkawinan, status
wanitanya, kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari dari system family yang
ada.
Tenaga Kerja
Berdasarkan kualitasnya
· Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
· Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli
bedah, mekanik, dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga
saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
Masalah Ketenagakerjaan
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah
sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan
penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan
tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam
yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di
Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini
merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia
mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan
bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh
perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan
bantuan (assistance) perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk
Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya
manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk
Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya
manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara
terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
1. Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan
kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu
kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan
ilmu pengetahuan?
Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar akan mampu menjadi potensi
pembangunan apabila dibina dengan baik. Pembinaan yang baik akan menghasilkan mutu
angkatan kerja yang baik. Mutu angkatan kerja antara lain tercermin dalam tingkat
pendidikan dan latihan. Data memperlihatkan bahwa pada tahun 1997 yang lalu 63 persen
dari angkatan kerja yang ada pada saat itu, berpendidikan SD ke bawah. Sedangkan mereka
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
Ananta, Aris, Ismail Budhiarso dan Turro S. Wongkaren. 1995, “Revolusi Demografi dan
Peningkatan Sumber Daya Manusia” dalam buku: Prospek Ekonomi Indonesia
Jangka Pendek: Sumber Daya, Teknologi dan Pembangunan, editor Mohamad
Arsyad Anwar, Faisal H. Basri, Mohamad Ikhsan. Jakarta: Kerjasama Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia dengan Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Ananta, Aris & Anwar Evi, 1994, Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja di Indonesia 1995
– 2025. Jakarta: Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Hal Hill, 1996, Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1996: Sebuah Studi Kritis dan
Komprehensif, PAU (Studi Ekonomi) UGM & PT. Tiara Wacana, Yogyakarta.
Hull, Terry, 2001, Preliminary Calculation of Exponential Rate for Population Enumerations
of Indonesia, 1980 – 2000, perhitungan disajikan dalam diskusi ilmiah yang
diselenggarakan oleh LD-FEUI di Kampus UI Depok, tanggal 19 Januari 2001
Iskandar,N: 1974, Beberapa Aspek Permasalahan Kependudukan di Indonesia, special
Reprint series No.4, demographic Institute FEUI Jakarta, January 1974,p.19.
Johnson,D.G. and Lee, Ronald. 1987. Population Growth and Economic Development Issues
and Evidences. Madison, WI: University of Winsconsin Press, USA
Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1994, Indonesia Country Report Population
and Development, Jakarta, Indonesia.
Kantor Menteri Negara kependudukan/BKKBN, 1997, Draft Repelita VII Bidang
Kependudukan, Jakarta, 1997
Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1994, Angkatan Kerja di Indonesia dalam
Repelita VI. Jakarta.
Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1995, Transisi Demografi, Transisi
Pendidikan, dan Transisi Kesehatan di Indonesia. Jakarta.
Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, 1999, Country Report Indonesia: ICDP +
5. Jakarta.
Krugman, Paul, 1994, “The Myth of Asia Miracle”, Fortune, 18 November 1994 Foreign
Affairs.
Krugman, Paul, 1997, “What Happened to Asia Miracle”, Fortune, 18 November 1997