Anda di halaman 1dari 6

RESUME JURNAL

Disusun Oleh:
Feby Maryanti 2017430020
Dirga Aulia Eka Putri 2017430050

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


Pada jurnal yang berjudul “Potensi tepung nasi dan serta limbah daun sebagai
alternatif bahan plastik biodegradable” tujuannya adalah untuk memanfaatkan tepung nasi
aking dan serat limbah daun nanas sebagai bahan baku plastik (biodegradable). Bahan yang
digunakan adalah tepung nasi aking, serat limbah daun nanas, 10 ml asam asetat 1%, gliserin
2,5 ml, aquades 150 ml. Alat yang digunakan adalah ayakan 80 mesh, cetakan Plexiglass
(20x20), neraca digital, oven, pemanas listrik, blender, gelas ukur 150 ml, gelas kimia 600
ml, labu ukur 100 ml, pipet. Metode yang digunakan adalah dengan mencampurkan tepung
nasi aking , larutan asam asetat 1%, gliserin dan serat limbah daun nanas kemudian di aduk
dan dipanaskan selama waktu tertentu dan tahap terakhir pencetakan dan pengeringan hasil.
Penelitian ini dilakukan dengan variabel ratio bahan antara tepung nasi aking dan serat
limbah daun nanas yaitu 10:0, 7:3, 5:5, 3:7 dan 1:9 gram dan waktu pengadukan yaitu 60, 70,
80, 90 dan 100 menit. Hasil yang diperoleh untuk mengetahui kondisi proses yang optimal
agar diperoleh plastik dengan kuat tarik, elongasi dan biodegradasi yang besar. Menggunakan
10 gram tepung nasi aking tanpa penambahan campuran serat limbah daun nanas (10:0), 10
ml asam asetat 1%, gliserin 2,5 ml dan 150 ml aquades diperoleh kondisi optimal dengan
menggunakan suhu 80ºC, kecepatan pengadukan 300 rpm dan waktu pengadukan 60 menit
menggunakan magnetic strirrer. Menggunakan kondisi tersebut diperoleh plastik dengan kuat
tarik 6,79 Mpa, elongasi 20,16% dan nilai biodegradasi dengan media air sumur dan EM-4
selama 15 hari diperoleh 70%.
Pada jurnal yang berjudul “Sifat mekanik dan morfologi plastik biodegradable
dari limbah tepung nasi aking dan tepung tapioka menggunakan gliserol sebagai
plasticizer” tujuannya adalah untuk mengkaji pengaruh gliserol terhadap karakteristik plastik
biodegradable dari komposit tepung limbah nasi aking dan tepung tapioka. Bahan yang
digunakan adalah tepung nasi aking, tepung tapioka, gliserol. Alat yang digunakan adalah
labu ukur 250 ml, penangas air, cetakan, termometer. Plastik biodegradable berkualitas baik
dihasilkan pada campuran tepung dengan rasio tepung nasi aking:tepung tapioka 30:70 dan
kadar gliserol 15% dengan tensile strength 20,65 MPa, elongation at break 4,7% dan modulus
Young 1138 MPa. Plastik biodegradable yang dihasilkan mempunyai struktur mikro yang
tidak kontinyu, kasar dan sangat berpori. Hasil analisis FTIR menunjukkan adanya gugus
OH, CH2, amide III dan amida I di dalamnya.
Pada jurnal yang berjudul “Pembuatan plastik biodegradable dari tepung nasi
aking” tujuannya adalah untuk mengkaji pengaruh banyaknya penambahan gliserol dan
kitosan pada tepung nasi aking dalam pembuatan plastik biodegradable. Bahan yang
digunakan adalah nasi aking, asam asetat, gliserol, kitosan, aquades. Alat yang digunakan
adalah ayakan 60 mesh, saringan, oven, gelas ukur, pengaduk kaca, termometer, magnetic
stirrer, gelas kimia, spatula, neraca analitik, hot plate, erlenmeyer. Plastik biodegradable
disintesis dengan melarutkan kitosan dan gliserol dengan asam asetat 2%. Selanjutnya variasi
rasio kitosan (3 gram, 5 gram dan 7 gram) dengan gliserol (0 ml, 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml dan
10 ml). Karakteristik biodegradabel ditandai dengan adanya uji biodegradasi, uji kuat tarik
dan elongasi. Hasil karakterisasi plastik biodegradabel yang memiliki kinerja optimal
diperoleh dari plastik biodegradable dengan perbandingan kadar kitosan dan volume gliserol
adalah 3 gr kitosan dan 2 mL gliserol yang memiliki kuat tarik 25.789 Kg/cm2, elongasinya
2,43% dan degradasi 98% selama 45 hari.
Pada jurnal yang berjudul “Karakteristik bioplastik dari Pektin Kulit Pisang
Kepok (Musa paradisiaca formatypica) dengan Penambahan Kasein” tujuannya adalah
untuk mengetahui pengaruh penambahan kasein terhadap karakteristik bioplastik film pektin
kulit pisang kepok, terutama ketebalan, ketahanan air, kuat tarik dan elongasi. Bahan yang
digunakan adalah limbah kulit pisang, aquades, asam sitrat 2% sebanyak 1000 ml, gliserol
sebanyak 3 ml, etanol 96% sebanyak 1500 ml, kitosan sebanyak 1,5 gram, asam asetat glasial
sebanyak 25 ml, dietil eter 500 ml. Alat yang digunakan adalah blender, pisau, saringan, kaca
arloji, oven, cetakan. Bahan baku pektin kullit pisang kepok diperoleh dengan metode
ekstraksi dengan penambahan asam sitrat, sari pati kulit pisang, dan gliserol sebagai
plasticizer, dan kasein yang diperoleh dari ekstraksi susu skim. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan asam sitrat dapat mengurangi efek browning pada pektin dngan karakteristik
kadar air 11,56%, kadar abu 3,060 %, kandungan metoksil rendah 3,906% (<7%),
Karakteristik plastik film biodegradable terbaik pada penambahan kasein 4 gram dengan
karakteristik ketebalan 0,00371 cm, ketahanan air 62,72 %, kuat tarik 17,6288 MPa, dan
elongasi 12,5%.
Pada jurnal yang berjudul “Pemanfaatan tepung kulit pisang dengan variasi
penambahan gliserol sebagai bahan alternatif pembuatan bioplastik ramah
lingkungan” tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi tepung kulit
pisang dan volume gliserol terhadap nilai kuat tarik dan nilai elongasi (perpanjangan putus)
pada bioplastik dari kulit pisang. Bahan yang digunakan kulit pisang, gliserol, tepung
maizena, air, dan asam sitrat 0,5%. Alat yang digunakan adalah ember kecil, pisau, blender,
saringan kecil, kertas saring atau kain tipis, panci kecil, gelas ukur, kompor, sendok, oven,
jam atau stopwatch, timbangan digital, dan alat untung uji bioplastik bernama Kao Testing
Machine. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap 2 faktor yaitu:
faktor 1: Komposisi tepung kulit pisang 2g, 3g, 4g, dan faktor 2: Volume gliserol 3ml, 4m,
5ml. Berdasarkan uji analisis ANOVA dua jalur menunjukkan bahwa ada pengaruh
penambahan komposisi tepung kulit pisang dan volume gliserol terhadap nilai kuat tarik dan
nilai elongasi pada bioplastik. Dari hasil pengujian, perlakuan terbaik yaitu pada komposisi
tepung kulit pisang 4g dan volume gliserol 3ml (T3G1) dengan nilai kuat tarik sebesar 10,51
kg/cm2 dan nilai elongasi 17,33%.
Pada jurnal yang berjudul “Pembuatan Bioetanol dari Campuran Limbah Nasi
dan Kulit Pisang”. Tujuannya adalah menentukan kadar bioetanol yang diperoleh pada
waktu fermentasi optimum. Alat yang digunakan inkubator (Memmert), shaker (ELEYA
Tokyo Rikakikai), botol fermentasi (botol kaca gelap), pH meter (Toa Ion Meter Im-
40s), penggiling daging, kompor gas, waterbath, seperangkat alat destilasi, timbangan analitik
dan seperangkat alat gelas, spektrofotometri UVvisible (Thermosys genesys 10S), hand held
refraktometer, dan seperangkat alat kromatografi gas (Varian 3300). Bahan yang digunakan
yaitu aquades, asam sulfat (H2SO4), glukosa, reagen nelson A, reagen nelson B, reagen
arsennomolibdat, buffer pH 5, ragi tape merk NKL solo dan larutan standar etanol. Metode
nya yaitu dilakukan pembuatan bioetanol campuran nasi dan kulit pisang. Campuran nasi dan
kulit pisang yang digunakan dengan perbandingan 10:0; 7:3; 5:5; 3:7; dan 0:10. Penelitian ini
dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahapan persiapan sampel, hidrolisis nasi dan kulit
pisang secara fisik dengan cara perebusan dan kimia dengan penambahan H 2SO4, penentuan
kadar gula pereduksi (Metode Nelson Semogyi), fermentasi, destilasi, dan penentuan kadar
bioetanol menggunakan kromatografi gas. Hasilnya yitu Kadar gula pereduksi tertinggi pada
hidrolisis secara fisik (9,35%) dihasilkan dari campuran nasi dan kulit pisang (7:3) dengan
waktu perebusan 50 menit, sedangkan kadar gula pereduksi tertinggi pada hidrolisis secara
kimia (5,75%) dihasilkan dari campuran nasi dan kulit pisang (3:7) dengan konsentrasi H2SO4
1%. Waktu optimum yang diperlukan pada proses fermentasi campuran nasi dan kulit pisang
pada hidrolisat secara fisik dan kimia menggunakan ragi tape berturut–turut 7 dan 6 hari,
dengan kadar etanol masing–masing sebesar 4,17 dan 1,65%.
Pada jurnal yang berjudul ”Pemanfaatan pektin kulit pisang kepok (Musa
paradisiaca Linn) untuk pembuatan edible film” Tujuannya yaitu untuk menentukan
komposisi optimum sintesis produk kemasan makanan yang bersifat biodegradable dan dapat
dimakan (edible film) serta karakterisasinya, sehingga mampu menggantikan material
sintetis polipropilen. Bahan yang digunakan yaitu kulit pisang kepok, HCL, aquades, tepung
tapioca, gliserol dan etanol 96 %. Metodenya yaitu adanya penambahan plasticizer gliserol
dan variasi tepung tapioka dilakukan untuk memperbaiki karakter mekanik edible film pektin,
sehingga memenuhi karakter mekanik polipropilen. Diawal pembuatan ektraksi pectin dari
serbuk kulit pisang yang kemudian pembuatan edilble fim yang kemudian dilakukan
pengukuran dan pengujian lainnya. Pengukuran karakter mekanik edible film pectin
digunakan standar ASTM. Hasilnya selama 120 menit. Karakterisasi sifat mekanik edible
film pektin menunjukkan bahwa tanpa tepung tapioka lebih berpengaruh terhadap
penambahannilaipersenelongasi,sedangkan penambahan tepung tapioca 2,4 g berpengaruh
terhadap nilai kuat tarik. Edible film pektin dengan kuat tarik tertinggi, yaitu 10,53 MPa pada
penambahan 2,4 g tepung tapioka dan nilai persen elongasi tertinggi yaitu 20,47 % tanpa
tepung tapioka. Hasil analisis gugus fungsional menggunakan FT-IR menunjukkan bahwa
ekstraksi yang dihasilkan adalah pektin.
Pada jurnal yang berjudul “Analisis Plastik Biodegradable Berbahan Dasar Nasi
Aking” Tujuannya yaitu untuk mengetahui laju penguraian atau biodegradasi plastik
biodegradable terhadap lingkungan dengan variasi massa 5 gram, 8 gram, dan 11 gram. Alat
yang digunakan yaitu Oven, Gelas ukur , Pengaduk kaca , Termometer , Magnetic stirrer,
Glas beker , Spatula besi , Neraca analiti. Bahan yang digunakan yaitu Nasi aking, Gliserol ,
Kitosan , Aquades , CH3COOH. Metode nya yaitu proses pembuatan plastik biodegradable
dilakukan variasi komposisi bahan pembuatan plastik biodegradable dengan variasi massa
tepung nasi aking 3 gr, 5 gr, dan 7 gr. Kemudian dilakukan pengujian terhadap hasil plastic
biodegradable seperti kuat tarik dan uji biodegradasi. Hasilnya yaitu penelitian ini
didapatkan biodegradasi yang paling optimal dengan massa 8 gram selama 7 hari dan
mempunyai kuat tarik 158.725 Kg/cm2.
Pada jurnal yang berjudul “Sintesis plastik biodegradable dari kulit pisang dengan
penambahan kitosan dan plasticizer gliserol” Tujuannya yaitu mensintesis platik
biodegradable dari limbah kulit pisang raja dengan penambahan gliserol dan kitosan serta
karakteristiknya. Alat yang digunakan meliputi neraca analitik, micrometer scrup,
spektrofotometer IR Shimadzu, ASTM D 638. Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain limbah kulit pisang raja, CH3COOH dengan grade pro analyst
buatan Merck, aquades, kitosan, dan plasticizer gliserol. Metodenya yaitu Penambahan
plasticizer dengan maksud meningkatkan elastisitas untuk memperlemah kekakuan dari
polimer, misalnya gliserol.Serta penambahan aditif lain seperti kitosan, karena kitosan yang
memiliki sifat hidrofob sehingga dapat mengurangi sifat hidrofiliknya. Kemudian dilakukan
pengujian biodegrabilitas dan uji ketahanan air. Hasil penelitian diperoleh plastik berupa
lembaran tipis berwarna cokelat (film plastik) yang telah diuji sifat mekaniknya sehingga
didapatkan kondisi terbaik yaitu formulasi pati-kitosan 6:4 g/g adalah pada konsentrasi
plasticizer gliserol 15 % dengan kekuatan tarik 12,36Mpa, persen elongasi 2,3 % dan persen
air terserap 20,75%.
Pada jurnal yang berjudul “Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap
Karakteristik Film Plastik Biodegradable dari Pati Kulit Pisang Kepok (Musa
Acuminata Balbisiana Colla)” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penambahan asam sitrat terhadap karakteristik, khususnya kuat tarik dan
kemampuan biodegradasi film biodegradable yang terbuat dari pati kulit pisang (FPKP). Alat
yang digunakan yaitu magnetic stirrer, blender, oven, timbangan analitik. Bahan dasar
pembuatan FPKP – CA dan FPKP dalam penelitian ini adalah pati kulit pisang kepok (lokal),
asam sitrat (teknis), gliserol, kalsium karbonat (CaCO3) serta carboxymethyl celulose – CMC
(food grade). Metode nya yaitu FPKP dibuat dengan pati kulit pisang (PKP) sebagai bahan
baku, dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer serta CaCO 3 dan CMC sebagai filler,
sedangkan PKP diperoleh dengan metode ekstraksi sederhana dengan atau tanpa penambahan
asam sitrat. Konsentrasi gliserol divariasikan dari 20% w/w hingga 60% w/w, sedangkan
CaCO3 dan CMC ditambahkan dalam jumlah yang tetap. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa penambahan asam sitrat menyebabkan warna PKP lebih putih. Penambahan asam
sitrat dapat meningkatkan kuat tarik hingga mencapai 4,202 MPa untuk FPKP dengan filler
CaCO3 dan 4,032 MPa untuk FPKP dengan filler CMC. Sedangkan untuk kemampuan
biodegradasi berlaku sebaliknya.
Akun google scholar: puspitarumdani@gmail.com dan rizkiherawati20@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S.C., Elina Margaretty., Erwana Dewi., Leila Kalsum. (2019). Karakteristik
Bioplastik Dari Pektin Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica) dengan
Penambahan Kasein. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
Amin Munawaroh. (2015). Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang (Musa paradisiaca) dengan
Variasi Penambahan Gliserol Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Bioplatik Ramah
Lingkungan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Andri, C.K., & Aprilina Purbasari. (2014). Sifat Mekanik dan Morfologi Plastik
Biodegradable dari Limbah Tepung Nasi Aking dan Tepung Tapioka Menggunakan Gliserol
Sebagai Plasticizer. Semarang: Universitas Diponegoro.

Bahari, D. D., & Cahyonugroho, O. H. (n.d.). Potensi Tepung Nasi dan serta Limbah Daun
Sebagai Alternatif Bahan Plastik Biodegradable (Vol. 10). Jawa Timur: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Jeo, F.R., Kevin Y., & Selpiana. Pembuatan Plastik Biodegradable Tepung Nasi Aking.
Prabumulih: Universitas Sriwijaya.
Hardjono, P. H. (Juni, 2016). Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Terhadap Karakteristik
Film Plastik Biodegradable dari Pati Kulit Pisang Kepok (Musa Acuminata Balbisiana
Colla) . Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 5 Nomer 1, 22-28.
Meilina Rahayu Utami, L. d. (2014, Agustus). SINTESISPLASTIKBIODEGRADABLE
DARI KULIT PISANG DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN DAN PLASTICIZER
GLISEROL . Indonesian Journal Of Chemical Science, 2, 163-167.
Ni Made Sukma Sanjiwani, W. S. (2018, Desember). PEMBUATAN BIOETANOL DARI
CAMPURAN LIMBAH NASI DAN KULIT PISANG . Cakra Kimia (Indonesian E-Journal
of Applied Chemistry) , 6 Nomor 2, 145-152.
Rofikah, W. P. (2014, Mei). PEMANFAATAN PEKTIN KULIT PISANG KEPOK (Musa
paradisiaca Linn) UNTUK PEMBUATAN EDIBLE FILM . Indonesian Journal Of
Chemical Science, 1, 17-21.
Sufiya Putri Martina, M. I. (2016, Maret 1). Analisis Plastik Biodegradable Berbahan Dasar
Nasi Aking. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, 1 nomer 1, 9-12.

Anda mungkin juga menyukai