PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada keluarga.
Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat
berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akan
1
membahas lebih mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami
kali ini yang berjudul “Lembaga Pendidikan Islam”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu yang memberi
bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu
3
penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian ini dapat
dipahami bahwa lembaga mengandung dua arti, yaitu:
Dalam bahasa Inggris, lembaga disebut institut (dalam pngertian fisik), yaitu
sarana atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, dan lembaga dalam pengertian
non-fisik atau abstrak disebut institution, yaitu suatu sistem norma untuk memenuhi
kebutuhan. Lembaga dalam pengertian fisik disebut juga dengan bangunan, dan
lembaga dalam pengertian nonfisik disebut dengan pranata.
Ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian
fisik materil, konkret, dan kedua pengertian secara nonfisik, non materil dan abstrak.
Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga diinjau dari
beberapa orang yan mengerakkannya, dan ditinjau dari aspek nonfisik lembaga
merupakan suatu sistem yang berperan membantu mencapai tujuan.
Adapun lembaga pendidikan Islam secara terminologi dapat diartikan suatu wadah
atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa lembaga pendidikan itu mengandung pengertian konkrit berupa
sarana dan prasarana dan juga pengertian secara abstrak, dengan adanya norma-
norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu
sendiri.
4
norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik yang tertulis atau tidak,
termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang
terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk
mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-
peraturan tersebut adalah mesjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.
5
dengan suatu wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang
bersamaan dengan proses pembudayaan.
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai firman Allah: “Jagalah
dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka” (QS. At-Tahrim: 6)
2. Pembinaan umat manusia menajdi hamba Allah yang memiliki keselarasan
dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat
3. Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang
kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan
hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada Khaliqnya.
Dalam ajaran islam, perbuatan manusia disebut dengan amal, yang telah melembaga
dalam jiwa seorang muslim, baik amal yang berhubungan dengan Allah swt maupun
6
amal yang berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Sedangkan Mahmud
Syaltut mengemukakan bahwa ajaran Islam mencakup aspek aqidah, syariah dan
muamalah yang dapat membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
Asas seluruh ajaran dan amal islam adalah iman. Islam telah menetapkan norma-
norma dalam mengajarkan ajaranya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sidi
Ghazalba. Bahwa jenis lembaga pendidikan Islam yang serba tetap dan tidak boleh
berubah dan tidak mungkin berubah adalah:
7
Agama Islam adalah agama yang universal, serba tetap dan tidak terikat oleh ruang
dan waktu, dan merupakan agama yang diridhai Allah Swt.
Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, dan Nasb. Sejalan dengan
pengertian diatas, keluarga juga dapat diperoleh lewat persusuan dan pemerdekaan.
Pentingnya serta keutamaan keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam disyaratkan
8
Artinya:
“ hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api
neraka”. (Tahrim 66:6)
Abu Ahmad dan Nur Uhbiyato memberi pengertian tentang lembaga pendidikan
sekolah, yaitu bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan
dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan. Gazalba memasukkan
lembaga pendidikan formal ini dalam jenis pendidikan sekunder, sementara
pendidiknya adalah guru yang profesional.
Lembaga pendidikan Islam di Indonesia antara lain: raudhatul athfal atau bustanul
athfal, madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar Islam, madrasah tsanawiyah, sekolah
menengah pertama Islam dan berbagai sekolah lainnnya yang setingkat.
9
masyarakatnya. Begitu juga dengan tangung jawabnya dalam melaksanakan tugas-
tugas kependidikan.
4. Kursus-kursus keislaman
Pada mulanya pendidikan Islam oleh Nabi saw secara sembunyi dan disampaikan
melalui individu ke individu. Tetapi setelah pemeluk Islam bertambah banyak
diperlukan lembaga pendidikan supaya pelaksanaan pendidikan lebih efektif dan
efektif.
Untuk lebih sistematisnya uraian, maka akan membagi bentuk lembaga pendidikan
itu berdasarkan babakan sejarah pendidikan Islam, yaitu:
10
a. Periode Pembinaan
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga.
Dalam sejarah, bahwa rumah tangga yang dijadikan basis dan markas pendidikan
Islam pertama adalah rumah tangga (dar) Arqam bin Abi Arqam. Rumah sebagai
lembaga sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan Al-Qur'an. Firman Allah swt:
Secara formal di rumah Arqam inilah Nabi saw mengajarkan pokok-pokok ajaran
Islam kepada para sahabat, dan di sini pula Nabi saw menerima para tamu yang ingin
bertanya tentang ajaran Islam dan orang yang ingin masuk Islam.
11
Karakteristik yang menonjol dari pendidikan Islam pada periode ini adalah bahwa
pendidikan itu diberikan dengan cuma-cuma dan merupakan kewajiban bagi setiap
anak orang Islam untuk mendapatkannya serta dapat mendorong anak didik untuk
menggunakan pikiran dan mendorong mereka melakukan penyelidikan Illahiyah.
b. Periode Keemasan
Periode keemasan dan kejayaan pendidikan Islam terjadi pada masa Dinasti
Abasiyah ataupun masa Dinasti Umayah di Spanyol. Pada periode ini daerah
kekuasaan Islam meluas dari India dan Asia Tengah dan sampai ke Spanyol dan
Maroko. Lembaga pendidikan periode ini selain keluarga, masjid dan kuttab adalah
masjid jami’, istana khalifah, umah-rumah para pangeran, menteri dan ulama, kedai
dan toko buku, salon-salon kesusastraan, ribath, rumah-rumah sakit (al-birraristan),
observaorim, dan tempat-empat eksperimen ilmiah serta dar al hikmah, bait al-
hikmah dar al-ilm, ataupun dar al-kutub.
c. Periode Penurunan
12
Periode dimulai pada permulaan abad ke-11 M sampai abad Ke-15 M. Pada
periode ini perkembangan kebudayaan, peradaban dan sains menurun di Timur
Tengah. Lembaga-lembaga pendidikan Islam umumnya ditekankan fungsinya kepada
studi keagamaan dan tempat pendidikan dan latihan bagi keperluan politik guna
mempertahankan kepercayaan dan politik Islam. Karakteristik yang menonjol adalah
tumbuhnya sekolah-sekolah untuk anak yatim dan anak-anak orang miskin, yaitu di
bawah raja-raja Mamluk di Mesir dan Syiria.
Periode ini terjadi pada abad ke-15 sampai abad ke-19. Keadaan lembaga
pendidikan Islam pada masa ini mundur dan bahkan mengalami kehancuran. Masjid-
masjid dan sekolah-sekolah yang terbesar dalam dunia Islam tampak megah dan
indah, namun muridnya hanya sedikit dan mereka umumnya hanya mempelajari fiqh.
Perhatian mereka terhadap ilmu keduniaan seperti ilmu ekonomi berkurang sekali.
Akibatnya bantuan ekonomi dan kebudayaan bagi pendidikan juga berkurang.
e. Periode Modern
Pada permulaan abad ke-19 M dari periode ini umat Islam sudah mulai sadar akan
kelemahan dan kemunduran kebudayaan dan peradabannya bila dibandingkan dengan
dunia barat yang sudah maju. Kemajuan yang didapat oleh dunia Islam dalam bidang
pendidikan sekarang di samping hasil gerakan reformasi yang dilancarkan oleh
pemimpin umat Islam sebelumnya seperti Muhammad Ibn Abd Wabhab yang antara
lain menganjurkan kembali kepada al-Quran, Hadits, masa kehidupan Nabi saw di
masa Khulafaur Rasyidin. Di bawah pengaruh kebudayaan Barat modern sistem
sekolah-sekolah dasar, menengah, sekolah-sekolah kejuruan, sekolah-sekolah teknik,
13
dan sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam dipengaruhi ata
disesuaikan (adaptasi) menurut pola Barat dan begitu juga halnya dalam hal
penyusunan silabus dan kurikulum.
1. Lingkungan Keluarga
14
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai arti yang lebih dari arti suatu lingkungan
sekolah dan lingkungan keluarga. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam
lingkungan masyarakan dilakukan oleh petugas-petugas hukum dalam masyarakat,
atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah seagai berikut:
15
1. Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan
berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
3. Jenis-jenis lembaga pendidikan Islam dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu
dilihat dari ajaran Islam sebagai asasnya, ditinjau dari aspek penanggung
jawab, dan dilihat dari aspek tempat dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
16
Ahmad, H. Zainal Arifin. 1976. Memperkembangkan dan Mempertahankan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
17