Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYAKIT HIPERTENSI DAN ATHEROSSCLOROSISS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Kelompok 2

Disusun Oleh :

Aveliya Valena 1710104475

Cintiarani 1710104476

Fitri Aulia 1710104483

Nanda Yuliana 1710104491

Windianti Novia 1710104503

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEBELAS ARPIL SUMEDANG

2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang , kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat , hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular yang berjudul “PENYAKIT HIPERTENSI DAN ATHEROSSCLOROSISS”

Makalah ini telah Kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memepelancar pembuaatan makalah ini. Untuk Itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Makalah ini.

Terlepas dari semuaitu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Maka dari itu kami terima atas segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
pembaca.

Sumedang, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………..…………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………...…………………………………………….………………..2

1.3 Tujuan………………………….……………………………………………………………...2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Hipertensi………………………………………………………...………………….3


A. Pengertian Hipertensi ………………………………………………...…………………...2
B. Faktor Resiko Hipertensi …………………………………………………………………3
C. Penyebab Hipertensi…………………………………………………………………........4
D. Gejala Hipertensi………………………………………………………………….............5
E. Diagnosis Hipertensi……………………………………………………………………....5
F. Pengobatan Hipertensi…………………………………………………………………….6
G. Pencegahan Hipertensi……………………………………………………………………7
2.2 Penyakit Atherossclorosiss……………………………………………………………………7

A. Pengertia Atherossclorosiss……………………………………………………………….7
B. Gejala Atherossclorosiss ………………………………………………………………….7
C. Penyebab Atherossclorosiss……………………………………………………………….8
D. Faktor Resiko Atherossclorosiss…………………………………………………………..8
E. Diagnosis Atherossclorosiss………………………………………………………………8
F. Pencegahan Atherossclorosiss ……………………………………………………………9
G. Pengobatan Atherossclorosiss……………………………………………………………..9
2.3 Hubungan Penyakit Hipertensi dengan Atherossclorosiss………………………………...….9

ii
BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu yang menjadi masalah kesehatan dunia saat ini adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang berasosiasi dengan penyakit tidak
menular lainnya seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit ginjal yang
disebabkan oleh hipertensi yang tidak dikendalikan secara baik. Hipertensi menyebabkan 1
dari 8 kematian yang ada di seluruh dunian. Berdasarkan WHO tahun 2000, hipertensi telah
menjangkiti 26,4% populasi dunia, dimana sepertiga dari populasi hipertensi berada di
negara berkembang dan dua pertiga berada dinegara maju (Feryadi,R et al, 2012).
Di Indonesia persentase penderita berkisar 5–10% dari jumlah penduduk Indonesia.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukan jumah penderita
hipertensi berkisar 13,4% hingga 14,6% atau ratarata 14%. Tahun 2007 rata-rata penderita
hipertensi pada semua provinsi di indonesia adalah 32,2%, termasuk kasus yang sedang
dalam kondisi minum obat (Feryadi,R et al, 2012).
Hipertesi merupakan penyakit multifaktor, salah satu yang sangat mempengaruhi
hipertensi adalah kolesterol. Makan makanan tinggi lemak dapat meningkatan kadar
kolesterol dalam darah dan meningktkan risiko terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis
adalah suatu respon akibat peradangan pada pembuluh darah yang bersifat progresif dan
ditandai dengan deposit masa kolagen, lemak, kolesterol, dan disertai proliferasi miosit. Hal
tersebut dapat menimbulkan penebalan dan pengerasan dari dinding arteri, sehingga
menyebabkan kekakuan dan kerapuhan dari dinding arteri yang akan menyebabkan
terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) (Okada,Ayada,Usui et al, 2007).
PJK merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian paling sering di dunia.
Menurut WHO, PJK menduduki peringkat pertama penyebab kematian di dunia pada tahun
2012. Sekitar 82% kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung secara umum terjadi di
negara-negara berpenghasilan rendah dan sedang, dimana negara-negara tersebut juga
terhitung dalam 86% beban penyakit jantung secara global (WHO, 2015).
Indonesia yang termasuk negara berkembang, juga mempunyai peluang besar
terjadinya PJK ini. PJK berdasarkan diagnosis dokter meningkat seiring dengan

1
bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 2,0 persen, menurun
sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun. Prevalensi PJK lebih tinggi di perkotaan 0,6 persen
dan di perdesaan 0,4 persen (Riskesdas, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Itu Penyakit Hipertensi ?

2. Apa Itu Penyakit Atherossclorosiss ?

3. Adakah Hubungan Antara Hipertensi Dan Atherossclorosiss ?


1.3 TUJUAN

1. Mengetahui apa itu penyakit hipertensi.

2. Mengetahui apa itu penyakit Atherossclorosiss.

3. Mengetahui Hubungan Antara Hipertensi Dan Atherossclorosiss .

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan terkadang kematian.

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap
dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan ini tergantung
pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak
darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan
darah. Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin memeriksakan tekanan darah. Untuk
orang dewasa minimal memeriksakan darah setiap lima tahun sekali.

Hasil tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili
tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua
(diastolik) mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di
antara detak jantung.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua hari
yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah lebih besar dari
140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari adalah lebih
besar dari 90 mmHg.

B. Faktor Risiko Hipertensi

Seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengidap hipertensi akan meningkat.


Berikut ini faktor-faktor pemicu yang dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi:

1. Berusia di atas 65 tahun.


2. Mengonsumsi banyak garam.Kelebihan berat badan.
3. Memiliki keluarga dengan hipertensi.

3
4. Kurang makan buah dan sayuran.
5. Jarang berolahraga.
6. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
7. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

Risiko hipertensi dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan dengan


kandungan gizi yang baik dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

C. Penyebab Hipertensi

Ada dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Berikut penyebab masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

1. Hipertensi Primer

Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini seringkali tidak
diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-
tahun.

2. Hipertensi Sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi kesehatan
yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara
lain:

 Obstruktif sleep apnea (OSA).

 Masalah ginjal.

 Tumor kelenjar adrenal.

 Masalah tiroid.

 Cacat bawaan di pembuluh darah.

4
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas.

 Obat-obatan terlatang, seperti kokain dan amfetamin.

D. Gejala Hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang


timbul. Gejala yang muncul akibat hipertensi, antara lain:

1. Sakit kepala.
2. Lemas.
3. Masalah dalam penglihatan.
4. Nyeri dada.
5. Sesak napas.
6. Aritmia.
7. Adanya darah dalam urine.

E. Diagnosis Hipertensi

Untuk mengukur tekanan darah, dokter atau tenaga ahli biasanya akan
memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan
menggunakan alat pengukur tekanan. Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi
empat kategori umum:

1. Tekanan darah normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg.


2. Tekanan darah tinggi, bila tekanan sistolik berada di kisaran 120-129 mmHg dan
tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg.
3. Hipertensi stadium 1, bila tekanan sistolik berada di kisaran 130-139 mmHg dan
tekanan diastolik berkisar antara 80-89 mmHg.
4. Hipertensi stadium 2. Ini adalah kondisi hipertensi yang lebih parah. Hipertensi
tahap 2 adalah ketika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi.

5
F. Pengobatan Hipertensi

Bagi sebagian pengidap hipertensi, konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup
untuk mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah pengidap sudah terkendali
melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan.
Dosis yang sudah ditentukan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena
takarannya disesuaikan dengan tingkat tekanan darah. Selain itu, obat yang diberikan
juga harus diperhatikan apa saja dampak dan efek samping yang timbul pada tubuh sang
pengidap. Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara
lain:

1. Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Hipertensi
membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh, untuk itu
penggunaan obat ini dibutuhkan sebagai bagian dari pengobatan.
2. Obat untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah bisa turun.
Hipertensi membuat pengidapnya rentan untuk mengalami sumbatan pada pembuluh
darah.
3. Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh.
Tujuan penggunaan obat ini adalah untuk menurunkan tekanan darah pengidap
hipertensi.
4. Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah
lebih rileks.
5. Obat penghambat renin yang memliiki fungsi utama obat untuk menghambat kerja
enzim yang berfungsi untuk menaikan tekanan darah dan dihasilkan oleh ginjal. Jika
renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui
terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Terapi tersebut bertujuan
untuk mengendalikan stres dan memberikan dampak relaksasi bagi pengidap hipertensi.
Pengobatan terhadap hipertensi juga tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan
perubahan gaya hidup. Menjalani pola makan dan hidup sehat, serta menghindari
konsumsi kafein dan garam yang berlebihan juga harus dilakukan.

6
G. Pencegahan Hipertensi

Terdapat berbagai langkah pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit


hipertensi, antara lain:

1. Mengonsumsi makanan sehat.


2. Mengurangi konsumsi garam jangan sampai berlebihan.
3. Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti teh dan kopi.
4. Berhenti merokok.
5. Berolahraga secara teratur.
6. Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
7. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
8. Menghindari konsumsi minuman bersoda.

2.2 Penyakit Atherossclorosiss

A. Pengertian Aterosklerosis

Arteri adalah pembuluh darah yang mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh
tubuh. Aterosklerosis merupakan suatu kondisi pengerasan arteri yang disebabkan oleh
timbunan plak kolesterol. Seiring berjalannya waktu, plak ini bersama dengan kalsium
dan trombosit, dapat terus menebal hingga akhirnya menyumbat total pembuluh darah
arteri.

B. Gejala Aterosklerosis

Pembuluh darah arteri yang tersumbat akibat plak dapat menyebabkan berbagai
penyakit, antara lain penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

 Penyakit jantung koroner hingga serangan jantung, gejalanya dapat berupa nyeri dada
yang berat, yang dapat disertai dengan sesak napas, kelelahan, keringat dingin, mual
muntah, pingsan, bahkan kematian.
 Stroke sumbatan, gejalanya dapat berupa kelumpuhan mendadak sesisi anggota
gerak, kelumpuhan otot wajah, kesulitan berbicara, makan dan minum, penglihatan

7
ganda, gangguan keseimbangan, kebingungan, serta kesulitan untuk mengerti
pembicaraan

C. Penyebab Aterosklerosis

Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui dengan pasti, namun penyakit ini
diawali akibat kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri (endothelium). Beberapa
penyebab kerusakan ini, antara lain:

1. Diabetes atau resisten terhadap insulin.


2. Kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah yang tinggi.
3. Kebiasaan merokok.
4. Obesitas atau berat badan berlebih.
5. Penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti artritis, infeksi, atau lupus.
6. Riwayat keluarga dengan aterosklerosis, penyakit jantung koroner, atau stroke

D. Faktor Risiko Aterosklerosis

Beberapa faktor risiko aterosklerosis, antara lain:

1. Diabetes.
2. Kadar kolesterol tinggi dalam darah.
3. Kebiasaan merokok.
4. Kelebihan berat badan atau obesitas.
5. Kurang aktivitas fisik, lebih banyak duduk, dan jarang berolahraga.
6. Riwayat keluarga mengidap aterosklerosis, penyakit jantung koroner, atau stroke.
7. Tekanan darah tinggi.

E. Diagnosis Aterosklerosis

Dokter akan mendiagnosis aterosklerosis dengan melakukan wawancara medis


lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai, antara lain:

1. Pemeriksaan darah, seperti pemeriksaan darah rutin, kolesterol, LDL, HDL, serta gula
darah.

8
2. EKG (elektrokardiogram) atau rekam jantung, sebagai pemeriksaan awal, untuk
mengetahui adanya sumbatan atau kelainan pada jantung.
3. Ekokardiografi (USG jantung), untuk melihat bagian dalam jantung, fungsi pompa
jantung, dan fungsi katup jantung.
4. Treadmill test, yaitu pemeriksaan irama jantung yang dilakukan sembari pengidap
melakukan aktivitas fisik (treadmill), untuk deteksi dini penyakit jantung koroner.
5. Angiografi, yaitu pemeriksaan jantung yang dilakukan dengan cara memasukkan
suatu kamera ke dalam pembuluh darah jantung, untuk melihat adanya sumbatan di
dalam pembuluh darah jantung.
6. CT scan jantung atau otak, untuk mengetahui adanya sumbatan atau kelainan pada
jantung atau otak.
7. MRI otak, jika dicurigai adanya sumbatan arteri pada otak yang menyebabkan stroke.

F. Pengobatan Aterosklerosis

Pada penyakit jantung koroner, dokter akan memberikan obat yang berguna untuk
melebarkan pembuluh darah, mengatasi nyeri dada, serta mencegah penggumpalan dan
penyumbatan lebih lanjut. Tujuan dari pengobatan ini adalah agar oksigen dan nutrisi
yang dialirkan ke jantung dan otak tetap terjaga.

Pada serangan jantung atau stroke sumbatan, pengobatan yang diberikan berupa obat
infus yang dapat menghancurkan plak (dapat diberikan jika pasien datang dalam 3 jam
setelah serangan jantung atau stroke, dan memenuhi persyaratan medis tertentu) serta
obat yang dapat mencegah penggumpalan darah. Prosedur operasi juga dapat dilakukan
untuk mengatasi serangan jantung, yaitu angiografi, pemasangan stent untuk membuka
sumbatan akibat plak (dapat dilakukan jika pasien datang dalam 3 jam setelah serangan
jantung, dan memenuhi persyaratan medis tertentu), serta operasi bypass.

G. Pencegahan Aterosklerosis

Beberapa upaya untuk mencegah penyakit akibat aterosklerosis, antara lain:

1. Berhenti merokok karena dapat merusak dinding pembuluh darah, sehingga plak
aterosklerosis makin mudah terbentuk.

9
2. Berolahraga secara teratur selama 150 menit per minggu atau 30 menit per hari.
3. Rutin memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter secara berkala, terutama pada
kelompok orang yang memiliki faktor risiko.
4. Ubah pola makan dengan mengurangi asupan lemak jahat, mengurangi asupan garam
dan gula, menghindari makanan dalam kemasan yang telah diproses, serta
memperbanyak makan sayur dan buah.

2.3 Hubungan Hipertensi Dan Aterosklerosis

10
BAB III
PENUTUP

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.halodoc.com/kesehatan/aterosklerosis (18 April 2020)


https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi (18 April 2020)
http://repository.unimus.ac.id/408/2/BAB%20I.pdf (25 April 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai