Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
BAB 2
1
TINJAUAN TEORI
2.1 Hukum Kesehatan
1. Pengertian Hukum Kesehatan
Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu
kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup bermasyarakat.
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata,
hukum administrasi dan hukum pidana (UU Kesehatan No.23 tahun 1992).
Hukum kesehatan adalah kumpulan peraturan yang berkaitan langsung
dengan pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata,
hukum pidana dan hukum administrasi (Prot. Van Der Miju). Hukum kesehatan
didefinisikan sebagai segala ketentuan atau peraturan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan. Hukum kesehatan ini
lebih luas dari pada hukum keperawatan.
3
(1)Menjaga ketertiban didalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata
kehidupan dalam didalam sub sektor kecil tetapi keberadaannya dapat memberi
sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat secara keseluruhan.
(2)Menyelesaikan sengketa yang timbul didalam masyarakat (khususnya
dibidang kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan
masyarakat
(3)Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-
halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-luka
karena tembakan, maka tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.
Keberadaan Hukum Kesehatan di sini tidak saja perlu untuk meluruskan sikap dan
pandangan masyarakat, tetapi juga sikap dan pandangan kelompok dokter yang
sering merasa tidak senang jika berhadapan dengan proses peradilan.
3
maupun kedokteran.Hukum tertulis, traktat, Konvensi atau yurisprudensi,
mempunyai kekuatan mengikat (the binding authority), tetapi doktrin, konsensus
atau pendapat para ahli tidak mempunyai kekuatan mengikat, tetapi dapat
dijadikan pertimbangan oleh hakim dalam melaksanakan kewenangannya, yaitu
menemukan hukum baru.
Jika dilihat, hukum kesehatan meliputi:
1. Hukum medis (Medical law)
2. Hukum keperawatan (Nurse law)
3. Hukum rumah sakit (Hospital law)
4. Hukum pencemaran lingkungan (Environmental law)
5. Hukum limbah .(dari industri, rumah tangga, dsb)
6. Hukum polusi (bising, asap, debu, bau, gas yang mengandung racun)
7. Hukum peralatan yang memakai X-ray (Cobalt, nuclear)
8. Hukum keselamatan kerja
9. Hukum dan peraturan peraturan lainnya yang ada kaitan langsung yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia.
3
berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dilaksanakan seimbang antara
kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan mental, antara materiel dan
spiritual;
6. Asas kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri
berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus berlandaskan pada kepercayaan
akan kemampuan dan kekuatan sendiri dengan memanfaatkan potensi nasional
seluas-luasnya.
3
Melindungi perawat dari liabilitas yaitu tanggungan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap tindakan/kegagalan melakukan tindakan.
Tanggung jawab perawat dalam hal ini yaitu tanggung jawab professional (kode
etik dan standar praktek keperawatan), dan tanggung jawab hukum (perdata,
pidana yang berlangsung secara terpisah maupun bersamaan).
a) Penandatanganan pernyataan hukum.
Perawat sering kali diminta sebagai saksi, perawat hendaknya tidak membuat
pernyataan yang mempunyai interpretasi ganda, dalam kesaksian harus mengacu
pada Rumah Sakit/institusi.
b) Format persetujuan.
Diberikan kepada pasien pada awal masuk ke Rumah sakit yang mengandung
kesanggupan pasien untuk dirawat dan menjalani pengobatan termasuk
persetujuan operasi yang diberikan setelah pasien benar-benar mendapat informasi
yang cukup dari tenaga kesehatan tentang tindakan yang dilakukan termasuk
risiko tindakan tersebut.
c) Laporan kejadian/incident report.
Setiap kali terjadi incident yang mengenai pasien, pengunjung, maupun petugas
kesehatan, maka perawat membuat laporan kejadian yang disebut incident riport
yaitu tulis apa adanya termasuk keadaan korban saat ditemukan, sebutkan saksi
yang ada pada saat kejadian, tulis tindakan yang dilakukan, tulis nama dan tanda
tangan anda dengan jelas dan tulis waktu kejadian ditemukan.
d) Pencatatan.
Merupakan suatu komponen yang paling penting yang memberikan sumber
kesaksian hukum. Setiap selesai melakukan tindakan maka perawat harus segera
mencatat secara jelas tindakan yang dilakukan dan respons pasien terhadap
tindakan serta mencantumkan waktu tindakan diberikan dan tanda tangan yang
memberi tindakan. Cara secara pencatanan sesuai yang dapat diterima secara
hukum sesuai dengan prinsip-prinsip dokumentasi dan standar praktek kperawatan
(Kelly, 1987)
- Catat secara obyektif : tulis dengan tinta permanen apa yang dilihat, didengar
dibau dan dirasakan.
- Catat secara lengkap pengobatan dan perawatan yang diberikan : untuk apa,
dimana dan bagaimana dan dengan cara apa.
- Bila ada kesalah tulisan tidak boleh dihapus tetapi dicoret dan tetap dapat
dibaca.
- Catatan harus dibuat sendiri, catat waktu, tanggal dan ditandatangani.
e) Pengawasan penggunaan obat.
Obat yang dapat diberi dengan resep dan obat yang dijual bebas, sedangkan obat-
obat tertentu misalnya narkotika diatur secara khusus. Di Rumah Sakit obat ini
disimpan ditempat aman dan terkunci. Untuk menghindari masalah hukum
pengeluaran narkotika ini perawat harus memperhatikan prosedur dan pencatatan
yang benar.
f) Abortus dan kehamilan cara alami.
KUHP 346-349 : barang siapa melakukan suatu dengan sengaja menyebabkan
keguguran atau kematian janin dalam kandungan dapat dikenai hukuman penjara.
3
g) Kematian dan masalah yang terkait.
Masalah hukum yang terkait dengan kematian lain meliputi pernyataan kematian,
bedah mayat/otopsi dan donor organ.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal
berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-
sama.
Tujuan hukum Kesehatan pada intinya adalah menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan
tercapainya ketertiban didalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan
terpenuhi dan terlindungi (Mertokusumo, 1986). Dengan demikian jelas terlihat
bahwa tujuan hukum kesehatanpun tidak akan banyak menyimpang dari tujuan
umum hukum. Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup
aspek sosial dan kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus dapat
diakomodir dengan baik.
3
2. Tujuan Hukum Keperawatan
3
BAB 3
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
3
DAFTAR PUSTAKA