0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
391 tayangan10 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus korupsi proyek SPAM di Kementerian PUPR dimana terjadi suap antara komisaris utama PT Minarta Dutahutama kepada anggota BPK RI.
2) Kasus ini terjadi karena lemahnya sistem pengendalian internal Kementerian PUPR terkait proyek tersebut.
3) Sistem pengendalian internal yang baik sesuai COSO perlu diterapkan untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus korupsi proyek SPAM di Kementerian PUPR dimana terjadi suap antara komisaris utama PT Minarta Dutahutama kepada anggota BPK RI.
2) Kasus ini terjadi karena lemahnya sistem pengendalian internal Kementerian PUPR terkait proyek tersebut.
3) Sistem pengendalian internal yang baik sesuai COSO perlu diterapkan untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus korupsi proyek SPAM di Kementerian PUPR dimana terjadi suap antara komisaris utama PT Minarta Dutahutama kepada anggota BPK RI.
2) Kasus ini terjadi karena lemahnya sistem pengendalian internal Kementerian PUPR terkait proyek tersebut.
3) Sistem pengendalian internal yang baik sesuai COSO perlu diterapkan untuk
Dosen Pengampu: Diah Agustina Prihastiwi, S.E., M. Acc
NAMA : FIBRI YULIANI (1710104007)
DIAN JUNITASARI (1710104023) FANDY NUR IKHSAN (1710104035) LALA ARDILA (1710104041) KELAS : K.2 S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TIDAR 2020 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hal yang paling fenomenal di Indonesia adalah tentang korupsi, karena sampai pada hari ini kasus tentang korupsi sangat merajalela. Setiap hari kita melihat pada pemberitaan di Indonesia mengenai penangkapan para tersangka penggelap dan penilap uang Negara oleh KPK atau pihak-pihak yang berwenang. Tidak tanggung-tanggung, dari sekian tersangka korupsi tersebut didominasi oleh pejabat Negara mulai dari menteri, anggota dewan, gubernur, bupati, walikota, kepala dinas, pengembang swasta dan lain-lain. Tahun 2019 ICW mencatat ada 271 kasus korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Agung, Kepolisian dan KPK dengan jumlah tersangka 580 orang, kerugian Negara Rp 8,4 triliun, jumlah suap Rp 200 M, pungutan liar Rp 3,7 M dan jumlah pencucian uang Rp 108 M. Dari sejumlah kasus tersebut terjadi di berbagai lingkup termasuk pada lingkup kementerian. Pada tahun 2019 terdapat kasus korupsi di lingkungan kementerian PUPR terkait Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dari kasus tersebut ditetapkan Rizal Djalil yang merupakan anggota BPK-RI dan Direktur Utama PT Minarta Dutahutama, Leonardo Jusminarta Prasetyo sebagai tersangka. Kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian PUPR tersebut sebenarnya sudah menjadi perhatian oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena sudah banyak kasus korupsi yang terjadi di Kementerian PUPR. Kejadian yang berulang-ulang tersebut disinyalir karena lemahnya pengendalian internal di Kementerian PUPR. Oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan pada sistem pengendalian internal dikaji dari aspek keperilakuan. Selain dilakukan perbaikan terhadap sistem pengendalian juga perlu ditetapkan sistem keperilakuan yang sesuai dengan karaktteristik Kementerian PUPR itu sendiri. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana kronologi dari kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian PUPR? 1.2.2. Aspek keperilakuan apa yang salah sehingga kasus tersebut terjadi? 1.2.3. Sistem keperilakuan apa yang seharusnya diterapkan untuk mencegah hal tersebut terjadi?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Menjelaskan kronologi dari kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Kementerian PUPR 1.3.2. Menjelaskan aspek keperilakuan apa yang salah sehingga kasus korupsi terjadi 1.3.3. Menjelaskan sistem keperilakuan yang seharusnya diterapkan untuk mencegah terjadinya kasus korupsi. BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Pengendalian Internal
Pengertian sistem pengendalian internal menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) menyebutkan bahwa sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efesiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan. Sistem pengendalian internal yang dianut pemerintah Indonesia salah satunya berasal dari COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission) yaitu komisi yang bergerak di bidang manajemen organisasi. Menurut COSO, pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personil lainnya: yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kronologi Kasus Korupsi yang Terjadi di Lingkungan Kementerian
PUPR Korupsi ini terungkap saat BPK RI melakukan pemeriksaan terhadap Direkrorat SPAM Kementerian PUPR. Saat itu anggota yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan terhadap proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah Rizal Djalil dengan Surat Tugas BPK-RI tertanggal 21 Oktober 2016. Surat tugas itu merupakan bukti Rizal ditugaskan melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas Pengelolaan Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi Air Limbah pada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR dan Instansi terkait pada 2014, 2015 dan 2016 di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan barat, dan Jambi. Saut Situmorang yang menjabat sebagai wakil ketua KPK mengatakan pada sebuah konferensi pers di gedung Merah Putih KPK yang berlokasi di Jakarta Selatan bahwa dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Rizal Djalil, BPK RI menemukan perubahan angka yang awalnya Rp18 miliar menjadi sekitar Rp4,2 miliar. Direktur SPAM diketahui pernah mendapatkan pesan adanya permintaan uang terkait pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK RI yakni sebesar Rp2,3 miliar. Kemudian, Rizal berupaya menemui Direktur SPAM guna menyampaikan keinginannya agar PT Minarta Dutahutama turut serta dalam pelaksanaan proyek di lingkungan Direktorat SPAM. Adapun proyek yang diminati ialah proyek SPAM Jaringan Distribusi Utama (JDU) Hongaria dengan pagu anggaran Rp79,27 miliar. Akhirnya, PT Minarta Dutahutama ditunjuk untuk menggarap proyek tersebut. Direktur Utama PT Minarta Dutahutama, Leonardo Jusminarta Prasetyo dan Rizal Djalil dipertemukan di resort bali sebagai sebagai kontraktor proyek di Kemenetrian PUPR. Leonardo kemudian diduga memberikan uang SGD 100.000 atau Rp 1 miliar (kurs Rp 10.000) kepada Rizal Djalil. Penyerahan dilakukan di sebuah mal di Jakarta Selatan melalui keluarga Rizal Djalil. Disinyalir, uang itu merupakan commitment fee untuk Rizal dalam membantu PT Minarta Dutahutama menggarap proyek JUD Hongaria. Atas perbuatannya, Rizal dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan Leonardo, disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
3.2. Aspek Keperilakuan yang Tidak Sesuai
3.2.1. Aspek teori organisasi dan keperilakuan manajerial Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku kemampuan entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif mereka. Dalam kasus Suap Proyek Pembangunan SPAM di Kementerian PUPR, komisaris utama PT Minarta Dutahutama melakukan tindakan suap kepada Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Rizal Djalil sebesar 100.000 Dolar Singapura atau RP 1 Miliar. Penyelahan suap tersebut dilakukan di senuah pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan melalui keluarga Rizal Djalil. Uang itu merupakan commitment fee untuk Rizal dalam membantu PT Minarta Dutahutama menggarap proyek JUD Hongaria. 3.2.2. Pelaporan keuangan Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntansi bagi investor. Dalam kasus Suap Proyek Pembangunan SPAM di Kementerian PUPR terdapat temuan penyelewengan dana sebesar Rp 18 Miliar. Namun ternyata temuan tersebut berubah menjadi Rp 4,2 Miliar. Dengan demikian BPK RI menemukan perubahan angka yang awalnya Rp 18 Miliar berubah menjadi Rp 4,2 Miliar. 3.2.3. Pengendalian Aspek pengendalian sangat penting dalam suatu organisasi, semakin besar organisasi, membutuhkan tindakan pengendalian yang semakin insentif. meliputi perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntansi bagi investor. Dalam kasus Suap Proyek Pembangunan SPAM di Kementerian PUPR terjadi karena lemahnya pengendalian internal yang dilakukan Kementerian PUPR terkait proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dengan demikian, mengakibatkan banyaknya kasus korupsi terkait proyek tersebut di berbagai daerah.
3.3. Sistem Keperilakuan yang Seharusnya Diterapkan
Sistem yang tepat untuk mengngatasi kasus di atas adalah dengan meningkatkan sistem pengendalian yang baik dan benar. Dalam kasus Suap Proyek Pembangunan SPAM di Kementerian PUPR terjadi karena lemahnya pengendalian internal yang dilakukan Kementerian PUPR terkait proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dengan demikian, mengakibatkan banyaknya kasus korupsi terkait proyek tersebut di berbagai daerah. Berkaitan dengan pengendalian internal, Committee of Sponsoring Organizations (COSO) mengharuskan perusahaan untuk memiliki kerangka pengendalian internal sebagai berikut: 1) lingkungan pengendalian yang baik 2) penilaian resiko 3) aktivitas pengendalian yang baik 4) arus komunikasi dan informasi yang baik 5) pengawasan
Dari kelima unsur yang disebutkan pada kerangka di atas, Albrecht,
Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:110) terfokus pada: 1) Lingkungan Pengendalian Merupakan lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk oleh perusahaan bagi para karyawan. Unsur – unsur lingkungan pengendalian meliputi hal–hal berikut: 1) Peran dan contoh manajemen 2) Komunikasi manajemen 3) Perekrutan yang tepat 4) Struktur organisasi yang jelas 5) Internal audit perusahaan yang efektif
2) Arus komunikasi dan informasi yang baik (sistem akuntansi)
Setiap fraud yang terjadi pasti meliputi tindakan kecurangan, menyembunyikan kecurangan, dan konversi. Oleh karena sistem akuntansi yang baik dan benar dapat menyediakan jejak audit yang dapat membantu fraud ditemukan dan mempersulit penyembunyian. Sistem akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat mencakup kriteria berikut: 1) Sah 2) Diotorisasi dengan benar 3) Lengkap 4) Diklasifikasikan dengan benar 5) Dilaporkan pada periode yang benar 6) Dinilai dengan benar 7) Diikhtisarkan dengan benar
3) Aktivitas atau prosedur pengendalian
Agar perilaku karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan Anda sebagai pebisnis dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, tentu diperlukan lima prosedur pengendalian yang utama: 1) Pemisahan tugas atau pengawasan ganda 2) Sistem otorisasi 3) Pengecekan independen 4) Pengamanan fisik 5) Dokumen dan pencatatan BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan ditas dapat disimpulkan bahwa dalam kasus korupsi
SPAM di Kementerian PUPR,ditemukan perubahan angka yang awalnya Rp18 miliar menjadi sekitar Rp4,2 miliar setelah dilakukan pemeriksaan.. Kasus ini menjerat Leonardo Jusminarta Prasetyo dan Rizal Djalil. Leonardo Jusminarta Prasetyo menyuap Rizal Djalil sebesar 100.000 Dolar Singapura atau RP 1 Miliar karena Rizal membantu PT Minarta Dutahutama menggarap proyek JUD Hongaria. Atas perbuatannya, Rizal dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan Leonardo, disangkakan melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Kesalaham dalam aspek keperilakuan dalam kasus ini antara lain aspek teori organisasi dan keperilakuan manajerial, pelaporan keuangan, dan pengendalian. Dengan demikian dibutuhkan sistem yang tepat untuk mengngatasi kasus ini yaitu dengan meningkatkan sistem pengendalian yang baik dan benar. DAFTAR REFERENSI
Fiqri, Achmad A (25 September 2019). Kronologis suap proyek pembangunan
SPAM di Kementerian PUPR. Dikutip 15 April 2020 dari https://www.alinea.id/nasional/kronologi-suap-proyek-pembanguan-spam-di- kementerian-pupr-b1XmM9nAC Banjarnahor, Donald (25 September 2019). Kronologi Kasus Rizal Djalil: Diduga Main Proyek, Terima Suap. Dikutip 15 April 2020 dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20190925201606-4-102277/kronologi- kasus-rizal-djalil-diduga-main-proyek-terima-suap Rachman, Dylan A (12 Februari 2019). KPK Sesalkan Lemahnya Pengendalian Internal Kementerian PUPR dalam Proyek SPAM. Dikutip 15 April 2020 dari https://nasional.kompas.com/read/2019/02/12/22404861/kpk-sesalkan-lemahnya- pengendalian-internal-kementerian-pupr-dalam-proyek Manis, S (30 November 2017). Pengertian Akuntansi Keperilakuan, Manfaat, Aspek dan Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan Terlengkap. Dikutip 15 April 2020 dari https://www.pelajaran.co.id/2017/30/pengertian-akuntansi- keperilakuan-manfaat-aspek-dan-ruang-lingkup-akuntansi-keperilakuan.html Farhan, A. CARA MENCEGAH TERJADINYA FRAUD DI PERUSAHAAN DAN CARA MENGATASINYA. Dikutip 15 April 2020 dari https://www.beecloud.id/cara-mencegah-terjadinya-fraud-diperusahaan-dan-cara- mengatasinya/
Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Manajemen Melalui Proses Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada Rumah Sakit Pemerintah Di Kota Jambi.17312459