dengan mempelajari sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Metode ini dibuat untuk
menggantikan metode TQM (Total Quality Management), bertujuan untuk mencegah terjadinya
cacat produksi, menghemat waktu pembuatan produk, dan meminimalisir biaya.
Lean Six Sigma adalah konsep manajemen operasional yang merupakan sinergi dari Lean dan Six
Sigma. Dengan Lean Six Sigma, perusahaan dapat memperoleh “kecepatan” yang dimiliki Lean dan
“kualitas” yang dimiliki Six Sigma. Metodologi ini mengarahkan perusahaan kepada eliminasi dari
tujuh pemborosan (seven wastes) yang terjadi pada proses manufaktur ataupun jasa, dan perolehan
kualitas pada output yang meminimalisir terciptanya produk yang cacat
Sebelum membahas tentang integrasinya, ada baiknya kita ketahui perbedaan di antara
keduanya dari sisi fokus, sasaran, fokus, dan metodenya.
Sasaran – sasaran dari six sigma cenderung relatif, yaitu meningkatkan kinerja proses
yang berhubungan dengan Critical Customer Requirement. Dikatakan relatif karena
kebutuhan pelanggan relatif terhadap perkembangan yang terjadi. Dengan Six Sigma
kita diajak untuk mendapatkan kepuasan pelanggan secara efektif. Sasaran dari Lean
adalah absolut, seperti one piece flow, eliminating waste, dll. Lean mengajak kita
untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien.
Fokus – Fokus dari Six Sigma adalah cacat dan peningkatan kualitas, sementara Lean
lebih diasosiasikan pada pemborosan dan kecepatan.
Metode – Six Sigma mempunyai perencanaan yang matang, disertai metodologi
DMAIC. Sedangkan metode dari lean adalah gemba dan action!
1. Partial Integration Lean Six Sigma
Total Integration mengkombinasikan Lean dan Six Sigma secara utuh, mulai dari tujuan,
pendekatan maupun metodologi, tidak hanya sekedar mengadopsi tools. Penentuan total
integration dilakukan sebelum proyek dimulai. Sebagai contoh, langkah awal yang dilakukan
untuk memulai proyek Total Integration Lean Six Sigma adalah selain dengan membekali
change agents (anggota tim yang menjalankan proyek) dengan kurikulum Green Belt dan
Black Belt, pada saat bersamaan organisasi juga membekali mereka dengan pemahaman akan
operational excellence, waste, quick wins, dan tools serta metode Lean lainnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terdapat empat tahapan atau langkah-langkah dalam menerapkan metode Six Sigma yang
merupakan suatu pendekatan dalam penyelesaian masalah dan peningkatan proses. Langkah-
langkah penerapan Six Sigma biasa disebut DMAIC- Define, Measure, Analyze, Improve,
Control. Metodologi DMAIC digunakan ketika perusahaan sudah melakukan produksi
terhadap produk tertentu namun belum dapat memenuhi spesifikasi permintaan pelanggan.
Define
Fase ini berarti mengukur performa kinerja atau proses sebelum melakukan perbaikan.
Penentuan karakteristik kualitas adalah salah satu poin penting dalam tahap ini.
Analyze
tahap ini berupa mencari, menentukan, dan menganalisa akar penyebab masalah. Masalah
yang muncul terkadang bisa sangat kompleks, sangat membingunkan antara satu sama lain
yang bisa menyebabkan kegagalan produksi.
Improve
Setelah menemukan sumber masalah kualitas, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan
untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi tingkat kerusakan atau kecacatan.
Control
Kontrol berari mengawasi. Fase ini berupa pengawasan kinerja, khususnya setelah dilakukan
perbaikan untuk menjamin agar tidak terdapat kecacatan. Selalu lakukan pemantauan kinerja
setiap saat dan proses koreksi untuk mencegah rejection.
Dalam implementasi metode Six Sigma, ada 5 faktor penentu keberhasilan yang harus
diperhatikan oleh perusahaan. Lima faktor tersebut yaitu:
Konsep dari metode Six Sigma menawarkan suatu pencapaian yang tidak mungkin ditolak
oleh para pemimpin perusahaan, dan metode ini dilakukan oleh seorang yang sangat super
yang tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan.
Para anggota pelaksana program Six Sigma selalu mendapatkan pelatihan khusus yang
ditujukan untuk kesuksesan pelaksaan metode Six Sigma dalam perusahaan.
DPMO mempunyai keterkaitan yang erat dengan CTC (Crtical to Quality) yang
pengukurannya dilakukan berdasarkan persepsi pelanggan dan bisa dibandingkan antar divisi
dalam satu perusahaan.
Membuat tradisi baru di suatu perusahaan melalui aktivitas perbaikan yang dilakukan terus-
menerus demi peningkatan kualitas merupakan kunci penting dalam keberhasilan
implementasi metode Six Sigma.***
Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan roadmap bisnis untuk mencapai 6σ. Memilih
proyek, menjalankan kontrol, dan mengurangi hambatan untuk proyek 6σ di bidang tanggung
jawabnya.
Master Black Belt Adalah mentor Black Belt dan lainnya di organisasi. Tujuannya yaitu
Membawa organisasi luas hingga tingkat kompetensi 6σ yang diperlukan.
Ini adalah tingkat kemahiran teknis dan organisasi tertinggi. Karena Master Black Belt
melatih Black Belt, mereka harus mengetahui semua yang diketahui Black Belt, serta
memahami teori matematika yang menjadi dasar metode statistik.
Master harus dapat membantu Black Belt yang tidak sesuai dengan metode dalam situasi
yang tidak biasa. Kapan pun memungkinkan, pelatihan statistik harus dilakukan hanya
dengan Master Black Belt.
3. Black Belt
Black Belt adalah pemimpin tim yang menerapkan metodologi 6σ pada proyek.
Memperkenalkan metodologi dan alat untuk anggota tim dan organisasi yang lebih luas.
4. Green Belt
Green Belt bertugas untuk menghasilkan proyek departemen kecil yang terfokus dan sukses
menggunakan strategi keberhasilan.
5. Team Members
Berpartisipasi dalam tim proyek. Mendukung tujuan proyek, biasanya dalam konteks
tanggung jawabnya yang ada. Diharapkan untuk terus memanfaatkan metode dan alat 6σ
yang dipelajari sebagai bagian dari pekerjaan normalnya.
Selain beberapa jabatan Six Sigma yang disebutkan di atas, ada beberapa warna lain yang
menerima sejumlah pelatihan, tetapi tidak diharapkan untuk memimpin tim Six Sigma atau
menyelesaikan proyek. Belt ini menerima pelatihan terutama untuk memungkinkan mereka
bekerja dalam peran dukungan Six Sigma sebagai pemangku kepentingan.