Anda di halaman 1dari 14

Pangan Gizi dan Pembangunan

KATA PENGANTAR
      Puji syukur Kami Panjatkan Kepada Tuhan Yesus Kristus kami
ucapkan atas terselesaikannya Makalah yang berjudul “Pangan Gizi
dan Pembangunan”. Tanpa Tuntunan dan kasih sayang serta
petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat terselesaikan.

     Makalah ini disusun sebagai panduan pambelajaran Mata Kuliah


Ekologi Pangan dan Gizi. Besar harapan kami bahwa makalah ini
dapat digunakan oleh Mahasiswa sebagai pegangan dalam
mempelajari tentang pentingnya pangan gizi dalam pembangunan.
Juga merupakan harapan kami bahwa dengan hadirnya makalah ini
akan mempermudah para pengajar dalam proses belajar-mengajar
di Universitas Sam Ratulangi.

Makalah ini akan menjelaskan seluas-luasnya mengenai Pangan Gizi


dan Pembangunan yang kami rangkum dari berbagi sumber baik
melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber lainnya.

Untuk itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat menjadi dasar
dan acuan agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu
makalah.

                                                                                                       
Penyusun

        KELOMPOK 1

 
DAFTAR ISI
Kata Pengantar  ……………………………………………………………i

Daftar Isi ………………………………………………………………….. ii

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………. 1


1.1 Latar Belakang …………..……………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …..………………………………………….. 2

1.3 Tujuan Penulisan …..……………………………………………. 2

BAB II Pembahasan ……………………………………………………… 3

2.1 Pengertian Pangan, Gizi dan Pembangunan ………………………….


3

2.2 Hubungan Pangan dan Gizi ……………………..………………. 3

2.3 Status Gizi .……………………………………………………… 4

2.4 Gizi Pangan dan Pembangunan …………………………………. 5

2.5 Kualitas Pangan …………………………………………………. 7

2.6 Konsep gizi seimbang yang mendukung meningkatkan SDM …..


8

2.7 Hubungan Pangan Gizi dan Pembangunan Manusia Indonesia ..


11

BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 13

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 13

3.2 Saran …………………………………………………………………. 13

Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
     Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber
daya manusia. Penentu gizi yang baik terdapat pada jenis pangan
yang baik pula yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jenis
pangan yang baik harus mempunyai ketahanan pangan dan
keamanan pangan yang baik. Ketahanan pangan (food security) ini
harus mencakup aksesibilitas “ketersediaan” keamanan dan
kesinambungan. Aksesibilitas disini artinya setiap rumah tangga
mampu memenuhi kecukupan pangan keluarga dengan gizi yang
sehat. Ketersediaan pangan adalah rata-rata pangan dalam jumlah
yang memenuhi kebutuhan konsumsi di tingkat wilayah dan rumah
tangga. Sedangkan keamanan pangan (food safety) dititik beratkan
pada kualitas pangan yang memenuhi kebutuhan gizi. Ketahanan
pangan merupakan basis ketahanan ekonomi dan ketahanan
nasional secara berkesinambungan. Namun di Indonesia ketahanan
pangan ini belum bisa terpenuhi secara optimal karena banyak
masyarakat yang terkendala dengan kemiskinan. Kemiskinan ini
yang mengakibatkan timbulnya penyakit gizi seperti busung lapar,
kwashiorkor, dan lain-lain.

     Secara umum dapat dikatakan bahqa peningkatan ekonomi


sebagai dampak dari berkurangnya kurang gizi dapat dilihat dari
dua sisi, pertama berkurangnya biaya berkaitan dengan kematian
dan kesakitan dan di sisi lain akan meningkatkan produktivitas.

 
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pangan, Gizi dan Pembangunan?
2. Bagaimana Hubungan antara Pangan dan Gizi?
3. Apa yang dimaksud dengan Status Gizi Cukup, Kurang, Lebih?
4. Apa yang di maksud dengan hubungan Gizi Pangan dan
Pembangunan?
5. Bagaimana cara mengetahui Kualitas Pangan yang baik?
6. Apa yang dimaksud Konsep Gizi Seimbang yang Mendukung
Meningkatkan SDM?
7. Bagaimana Hubungan Pangan Gizi dan Pembangunan Manusia
Indonesia?
 
 

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Pangan, Gizi dan Pembangunan
2. Mengetahui Hubungan antara Pangan dan Gizi
3. Mengetahui Mengenai Status Gizi Cukup, Kurang, Lebih
4. Mengetahui Tentang Gizi Pangan dan Pembangunan
5. Mengetahui Mengenai Kualitas Pangan
6. Mengetahui tentang Konsep Gizi Seimbang yang Mendukung
Meningkatkan SDM
7. Mengetahui antar Hubungan Pangan Gizi dan Pembangunan
Manusia Indonesia
 
 
  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pangan, Gizi dan Pembangunan Pangan
     Pangan menurut UUD. No 9 Tahun 1996 Pasal 1 adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan,pengolahan,dan atau pembuatan makanan atau
minuman.

        Gizi
     Gizi adalah suatu proses yang terjadi pada makhluk hidup, untuk
mengambil dan menggunakan zat yang ada dalam makanan dan
minuman guna mempertahankan hidup, pertumbuhan, berproduksi
dan untuk menghasilkan energi.

  Pembangunan
     Definisi pembangunan itu sendiri adalah proses atau kumpulan
berbagai kegiatan baik fisik (infrastruktur) maupun nonfisik (sosial)
yang dilakukan oleh berbagai bidang (ipoleksosbudhankam),
dilakukan secara terencana serta bertanggung jawab untuk menuju
ke arah yang lebih baik, biasanya untuk kesejahteraan rakyat.
Kesejahteraan itu sendiri diartikan suatu kondisi terpenuhinya
kebutuhan dengan cukup, baik secara ekonomi atau non ekonomi
seperti kepuasaan.

 
2.2 Hubungan Pangan dan Gizi
     Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal
sebagai zat gizi. Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan
tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat
lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh.
Beberapa diatara zat gizi yang disediakan oleh pangan tersebut
disebut zat gizi esensial, mengingat kenyataan bahwa unsur-unsur
tersebut tidak dapat dibentuk dalam tubuh, setidak-tidaknya dalam
jumlah diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan yang normal,
jadi zat esensial yang disediakan untuk tubuh yang dihasilkan dalam
pangan, umumnya adalah zat gizi yang tidak dibentuk dalam tubuh
dan harus disediakan dari unsur-unsur pangan diantaranya adalah
asam amino esensial semua zat esensial diperlukan untuk
kesehatan yang baik.
     Arti istilah gizi sendiri adalah suatu proses yang terjadi pada
makhluk hidup, untuk mengambil dan menggunakan zat yang ada
dalam makanan dan minuman guna mempertahankan hidup,
pertumbuhan, berproduksi dan untuk menghasilkan energi.

Pangan menyediakan unsr-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai


zat gizi. Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi
tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya
pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh.

Susunan pangan dalam makanan yang seimbang adalah susunan


bahan pangan yang dapat menyediakan zat gizi penting dalam
jumlah cukup yang diperlukan tubuh, tenaga, pemeliharaan,
pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

 
2.3 Status Gizi
Status gizi di bagi menjadi 3 :

1. Kecukupan Gizi (gizi seimbang)


Dalam hal ini asupan gizi, seimbang dengan kebutuhan gizi
seseorang yang bersangkutan. Kebutuhan gizi seseorang ditentukan
oleh kebutuhan gizi basal, kegiatan dan pada keadaan fisiologis
tertentu, serta dalam keadaan sakit.

2. Gizi kurang
Keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup
makan dengan demikian konsumsi energi dan protein kurang
selama jangka waktu tertentu di negara berkembang, konsumsi
makanan yang tidak menyertakan pangan cukup energi, biasanya
juga kuarang dalam satu atau lebih zat gizi esensial lainnya. Berat
badan yang menurun adalah tanda utama dari gizi kurang.

3. Gizi Lebih
Keadaan patologis (tidak sehat) yang disebab kebanyakan makan.
Mengkonsumsi energi lebih banyak dari pada yang diperlukan tubuh
untuk jangka waktu yang panjang dikenal sebagai gizi lebih.
Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang bisa dilihat
dari keadaan gizi lebih. Obesitas jika dibiarkan berkelanjutan akan
mengakibatkan berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi,
gangguan kinerja jantung, diabetes mellitus dan lain sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah


sebagai berikut :

1. Produk Pangan (Jumlah dan Jenis makanan)


2. Prasangka Buruk Terhadap Bahan Makanan Tertentu
3. Pantangan Terhapat Makan Tertentu
4. Kesukaan Terhadap Jenis Makanan Tertentu.
5. Keterbatasan Ekonomi
6. Kebiasaan Makan
7. Selera Makan
8. Sanitasi Makanan (Penyiapan, Penyajian, Penyimpanan)
9. Pengetahun gizi
2.4 Gizi Pangan dan Pembangunan
     Gizi memiliki peranan penting dalam pembangunan. Hubungan
gizi dengan pembangunan bersifat timbal balik, yang artinya bahwa
gizi akan menentukan keberhasilan suatu bangsa, begitupula
sebaliknya kondisi suatu bangsa dapat mempengaruhi status gizi
masyarakatnya. Gizi dalam kaitannya dengan pembangunan suatu
bangsa berkaitan dengan sumber daya manusia, karena gizi sebagai
sentral untuk pembangunan manusia.
     Gizi memiliki pengertian secara makro dan mikro. Pengertian gizi
secara mikro yaitu gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk melakukan fungsi-fungsinya, dalam hal ini terutama
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan
pertambahan ukuran tubuh (fisik) sedangkan perkembangan
berkaitan dengan fungsi psikologis dari manusia (non fisik), seperti
mental, kemampuan berfikir, dan lainnya. Jadi, pengertian gizi
secara mikro yaitu gizi sebagai dasar dalam tumbuh kembang
manusia. Gizi secara mikro harus dipandang sebagai sesuatu yang
bersifat holistik, dalam hal ini berkaitan dengan pentingnya gizi
dalam setiap tahapan kehidupan dimulai dari konsepsi sampai
dengan manusia lanjut usia. Selain faktor gizi, tumbuh kembang
manusia juga dipengaruhi oleh faktor non gizi, yang diantaranya
meliputi pola pengasuhan anak, pendidikan orang tua, dan lainnya
yang mungkin mempengaruhi.

     Masa kritis tumbuh kembang manusia dimulai dari masa


konsepsi sampai dengan usia 2 tahun, yang dikenal dengan istilah
1000 hari pertama kelahiran. Terdapat istilah yang dikenal
dengan window of opportunity yaitu suatu kesempatan atau
peluang, merupakan tahapan penting yang menentukan kehidupan
manusia selanjutnya. Pada periode ini, apabila kebutuhan gizi tidak
terpenuhi maka pada tahap selanjutnya terjadi kegagalan tumbuh
kembang, dan bahkan seandainya tidak terpenuhi, anak tidak akan
bertahan hidup atau hidup dengan kecacatan, baik kecacatan fisik
maupun mental.
     Kembali lagi pada kaitan antara pembangunan dengan gizi,
sudut pandangnya lebih makro, disini gizi sebagai indikator
pembangunan, dalam hal ini karena gizi merupakan outcome dari
berbagai bidang pembangunan di suatu negara (sesuai dengan
kerangka UNICEF). Pertumbuhan yang baik di satu bidang saja
belum dapat dikatakan pembangunan yang berhasil karena kunci
dari keberhasilan pembangunan adalah pemerataan. Misalnya,
contoh kasus, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai puncak
targetnya, namun yang menikmati hanya segelintir orang saja
sehingga belum dikatakan berhasil karena belum menggambarkan
pemerataan, dalam hal ini pemerataan ekonomi.
     Hal lain terkait gizi sebagai indikator dalam pembangunan
dikaitkan dengan gizi yang cukup akan melahirkan manusia yang
berkualitas (cerdas, kreatif, produktif), sehingga akses terhadap
pendapatan meningkat, selanjutnya akses terhadap pangan pun
meningkat, sehingga tercipta ketahanan pangan suatu negara,
semua ini mendukung pencapaian pembangunan nasional
negara/bangsa. Menurut World Bank (1996) ketahanan pangan
adalah akses oleh semua orang pada segala waktu atas pangan
yang cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif, sedangkan
menurut UU Pangan No. 7 tahun 1996 ketahanan pangan adalah
kondisi dimana terjadinya kecukupan penyediaan pangan bagi
rumah tangga yang diukur dari kecukupan pangan dalam hal jumlah
dan kualitas dan juga adanya jaminan atas keamanan dan distribusi
yang merata disertai dengan kemampuan membeli/daya beli

     Tolok ukur pembangunan bangsa adalah status gizi balita, dalam
hal ini berkaitan dengan status gizi balita sebagai aset/faktor
penentu kualitas sumber daya manusia. Kenapa status gizi balita?
Hal ini berkaitan dengan kondisi balita yang rentan terhadap
penyakit/masalah gizi, serta balita masih mendapatkan pengasuhan
dari orang tua/pengasuh, dimana keduanya sangat mempengaruhi
tumbuh kembang manusia selanjutnya.

2.5 Kualitas Pangan


     Kualitas pangan sangat menentukan apakah pangan tersebut
disukai atau tidak oleh konsumen. Pada umumnya pengolahan
makanan selalu berusaha agar dapat menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik, karena akan lebih disukai konsumen dan
harganya pun akan lebih tinggi. Kualitas pangan adalah keseluruhan
sifat-sifat pangan yang dapat berpengaruh terhadap penerima
pangan oleh konsumen. Atribut dari komponen kualitas pangan
meliputi:
1. Sifat inderawi/organoleptic, yaitu sifat-sifat yang dapat dinilai
dengan panca indera, seperti :
 Penampakan (bentuk, ukuran, warna)
 Cita rasa (asam, asin, manis, pahit)
 Flavor (baud an rasa)
 Tekstur (keras, alot, renyah, lunak)
2. Nilai Gizi
Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi (kalori, protein,
vitamin, mineral) maka dalam bahan pangan tersebut harus
memenuhi nilai gizi yang dibutuhkan manusia.
3. Keamanan Pangan
Makanan dapat menjadi sumber penyakit dan keracunan pada
manusia, misalnya penyakit typus, cholera, disentri, dan keracunan
makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu
(botulinum, asam bongkrek, aflatoksin, dan lain-lain.) dan toksin
alami (alkaloida, hydrogen sianida, mimosin dan lain-lain)

     Penyakit karena makanan dapat berpengaruh dapat berpengaruh


buruk terhadap kemampuan tubuh untuk mencerna, menyerap,
atau mendayagunakan zat gizi, selain itu juga dapat menginduksi
perubahan metabolik, akut dan kronis. Menurut FAO/WHO (1992)
terdapat ratusan juta manusia di dunia menderita penyakit menular
maupun tidak menular karena pangan yang tercemar. Karena itu
hak setiap orang untuk dapat memperoleh pangan yang cukup
bergizi dan aman dikonsumsi.

 
2.6 Konsep gizi seimbang yang mendukung meningkatkan
SDM
     Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi
kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan
indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi
yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.

     Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur yang terkait dalam
meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang. Melalui
sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang praktis akan
membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan
pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang
baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi
dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di
masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi
masyarakat yang lebih baik.

     Setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda


tergantung pada tingkat sosial ekonominya. Pada keluarga yang
kaya dan tinggal diperkotaan, masalah gizi yang sering dihadapi
adalah masalah kelebihan gizi yang disebut gizi lebih. Anggota
keluarga ini mempunyai risiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk
dan rawan terhadap penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, dan
kanker.

     Pada keluarga dengan tingkat sosial ekonominya rendah atau


sering disebut keluarga miskin, umumnya sering menghadapi
masalah kekurangan gizi yang disebut gizi kurang. Risiko penyakit
yang mengancamnya adalah penyakit infeksi terutama diare dan
infeksi saluran pernafasan atas (SPA), rendahnya tingkat intelektual
dan produktifitas kerja.

     Apabila ke dua masalah gizi tersebut dalam jumlah yang besar,
akan menjadi masalah masyarakat dan selanjutnya menjadi
masalah bangsa. Masyarakat yang terdiri dari keluarga yang
menyandang masalah gizi, akan menyandang masalah sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas
sumber daya manusia merupakan tantangan berat dalam
menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Untuk mencapai
sasaran global dan perkembangan gizi masyarakat, perlu
meningkatkan daya dangkal dan daya juang pembangunan
kesehatan yang merupakan modal utama pembangunan nasional
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan
secara berkelanjutan.

     Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang


mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik
kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya).Masalah gizi
menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan
program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai
Indonesia Sehat 2010 adalah :

1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan


jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang
waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman
serta pengembangan produksi olahan.
2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk
memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga.
3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi
yang baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi
lebih.
4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan
status gizi untuk mencapai hidup sehat.
     Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di berbagai bidang, pada tahun 1992 telah diselenggarakan
konggres gizi internasional di Roma yang membahas tentang
pentingnya gizi seimbang sebagai upaya untuk menghasilkan
kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu rekomendasi
penting dari konggres itu adalah anjuran kepada setiap negara agar
menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Di Indonesia
pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna padatahun
1950 dan sampai sekarang pedoman ini masih dikenal oleh
sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat itu
sebenarnya adalah merupakan bentuk implementasi PUGS.

     Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu


sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat
gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan (Dirjen BKM, 2002).Bahan makan sehat seimbang
dikelompokan menjadi tiga fungsi utama gizi atau disebut juga
dengan triguna makanan yaitu diantaranya:

1. Sumber zat gizi yaitu padi-padian


sepertiberas,jagung,gandum,sagu,umbi-umbi-umbian seperti
ubi,singkong,dan talas seperti hasil olahanya seperti tepung-
tepungan,mie,roti,macaroni,bihun dan sebagainya
2. Sumber zat pembangun yaitu sumber protein hewani,seperti
daging,ayam,telur,susu dan keju;serta sumber protein nabati
seperti kacang-kacangan berupa kacang kedelai,kacang
tanah,kacang hijau,kacang merah dan kacang telo;seta hasil
olahan seperti tempe,tahu,susu,kedelai,dan oncom.
3. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah.Sayuran
diutamakan yang berwarna hijau dan kuning jingga,seperti
bayam,daun singkong,daun katus,kangkung,wortel dan
tomat;serta kacang-kacangan ,seperti kacang panjang,buncis
dan kecipir,buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning
jingga kaya serat dan yang berasa asam,seperti
pepaya,mangga,apel,dan jeruk.
 
2.7 Hubungan Pangan Gizi dan Pembangunan Manusia
Indonesia
     Pembangunan yang sedang digalakkan pemerintah bertujuan
untuk membangun manusia seutuhnya dan membangun
masyarakat Indonesia seluruhnya sehingga bangsa Indonesia
menjadi subjek dan objek pembangunan. Membangun manusia
seutuhnya berarti menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat
dari seluruh lapisan masyarakat dan golongan. Peningkatan taraf
hidup tersebut tercermin dari pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu
pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan.
Kemajuan usaha pemenuhan kebuthan pokok merupakan tolak ukur
pencapaian pembangunan. Keadaan gizi masyarakat menjadi
pencerminan kualitatif dari pemenuhan kebutuhan pokok dan
pangan.
     Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan
masalah pembangunan di masa selajutnya. Pemberian gizi yang
kurang baik terutama terhadap anak-anak akan menurunkan
potensi sumber daya pembangunan masayarakat. Anak-anak yang
hidup dalam masa krisis seperti dalam kondisi perang, resesi
ekonomi, dikhawatirkan kemampuan intelektualnya tidak
berkembang sehingga 50 tahun mendatang ketika harus memimpin
suatu bangsa, maka akan terjadi kemunduran suatu generasi atau
suatu bangsa.

     Oleh karena itu, anak-anak memerlukan perhatian lebih dalam


hal jaminan ketersediaan zat-zat gizi, karena berbagai hal berikut:

 Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan


menurunnya produktvitas kerja manusia. Ha ini berarti akan
menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas
kesehatan.
 Kekurangan gizi berakibat pada menurunnya kecerdasan
generasi muda yang cerdas yang sanga dibutuhkan dalam
pembangunan bangsa.
Konidisi gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan
menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena
kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi
yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan
sehari-hari dan jika jumlahnya tidak memenuhi kebutuhan tubuh,
makan energi didapat dari cadangan tubuh.
Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan, dan keadaaan ini berlangsung lama, akan
menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, sehingga otak
tidak berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis,
kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,
badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil.

 
 
  
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     Pengaruh pangan gizi pangan dan pembangunan beserta
hubungannya sangatlah berpengaruh karena menjadi tolok ukur
berhasilnya suatu Negara mensejahterakan warga masyarakat yang
ada didalamnya.

     Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi dan yang


merupakan faktor yang menjadi perhatian adalah status gizi balita,
dalam hal ini berkaitan dengan status gizi balita sebagai aset/faktor
penentu kualitas sumber daya manusia. Kenapa status gizi balita?
Hal ini berkaitan dengan kondisi balita yang rentan terhadap
penyakit/masalah gizi, serta balita masih mendapatkan pengasuhan
dari orang tua/pengasuh, dimana keduanya sangat mempengaruhi
tumbuh kembang manusia selanjutnya.

3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi
seluruh Mahasiswa khususnya para pembaca agar dapat
mengetahui tentang Pangan Gizi dan Pembangunan, serta dapat
menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi
penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif.

 
 
 
  
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Leni, H.2008.Teknologi Pengawetan
Pangan.Bandung:Alfabeta Bandung.
Cakrawati, Dewi dan NH, Mustika. 2012. Bahan Pangan Gizi,dan
Kesehatan. Bandung: Alfabeta
MB, Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Sediaoetama, Achmad. 2006. Ilmu Gizi. PT. Jakarta: PT. DIAN
RAKYAT
Shewfelt, Robert. 2013. Pengantar Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
 

Anda mungkin juga menyukai