Referat Manifestasi Oral Pada Pasien Hiv Ummul
Referat Manifestasi Oral Pada Pasien Hiv Ummul
Pembimbing:
Drg. Wahyu S. Sp. Pros
Disusun Oleh :
Ummul Mutmainnah
Assalamualaikum wr wb,
Rasa syukur yang dalam kita sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan_Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini penulis membahas “MANIFESTASI HIV PADA RONGGA MULUT”.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Gigi
dan Mulut, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Dalam
proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya penulis sampaikan :
drg. Wahyu S. Sp.Pros, selaku pembimbing “Kepaniteraan Klinik Madya Ilmu
Kesehatan Gigi dan Mulut”
Rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk telaah jurnal ini.
Wassalamualaikum wr wb,
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penelitian 1
1.4 Manfaat Penelitian 1
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 19
4.2 Saran
Daftar pustaka 20
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 TUJUAN
Mengetahui etiologi dan patofisiologi manifestasi HIV pada rongga mulut.
Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan manifestasi HIV pada rongga mulut.
I.4 MANFAAT
Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu gigi dan mulut
pada khususnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan infeksi retrovirus RNA yang dulunya
disebut sebagai “human T lymphotrophic virus III” (HTL-III). Infeksi HIV akan merusak
limfosit T, terutama CD4+, yang akan menyebabkan imunodefisiensi. Hal ini akan menjadi
predisposisi terhadap infeksi virus, fungi, mycobacteria atau parasit. Seiring dengan waktu, HIV
akan menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), apabila limfosit T CD4+ di
bawah 200 cells/µl disertai infeksi HIV (Scully, 2004).
Menurut Vaseliu dkk (2010), sistem klasifikasi untuk lesi oral yang berhubungan
dengan infeksi HIV dibagi menjadi dua sistem. Sistem klasifikasi pertama adalah berdasarkan
etiologi lesi oral, yaitu diklasifikasikan berdasarkan infeksi bakteri, virus atau fungal atau lesi
neoplastic atau kondisi lainnya (Tabel 6). Sistem klasifikasi yang kedua, merupakan sistem yang
direkomendasi oleh EC Clearinghouse on Oral Problems Related to HIV Infection and
WHO Collaborating Centre on Oral Manifestations of the Human Immunodeficiency Virus ,
mengklasifikasikan lesi menjadi 3 kelompok berdasarkan derajat hubungannya dengan
infeksi HIV (Tabel 7).
Beberapa pilihan perawatan untuk manifestasi oral yang sering muncul
pada pasien HIV dapat dilihat pada Tabel 9.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan infeksi retrovirus RNA yang dulunya
disebut sebagai “human T lymphotrophic virus III” (HTL-III). Infeksi HIV akan menyebabkan
immunodefisieansi. Virus HIV bisa ditularkan oleh penderita HIV melalui beberapa cara yaitu
hubungan seksual, berbagi jarum suntik atau syringe, transfuse darah dan organ serta melalui ibu
hamil kepada bayinya (Scully, 2004). Pintu masuk utama HIV ke dalam tubuh adalah melalui
darah dan mukosa yang terbuka pada vagina, vulva, rectum, penis dan juga pada oral cavity
(Scully, 2002).
Penderita yang terinfeksi virus HIV biasanya ditandai dengan adanya lesi pada mulut (oral
lesions). Penderita AIDS juga mengalami manifestasi pada daerah kepala dan leher. Manifestasi
di mulut seringkali merupakan tanda awal infeksi HIV. Lesi mulut yang terjadi dan sangat
berkorelasi dengan infeksi HIV adalah oral candisiasis, oral hairy leukoplakia, penyakit
periodontal, oral kaposi’s sarcoma, dan oral non-Hodgkin’s lymphoma. Lesi mulut yang kurang
berkorelasi dengan infeksi HIV adalah melanotic hyperpigmentation, infeksi mycobakterial,
nekrosis ulser stomatitis, macam-macam ulser mulut lainnya, dan infeksi virus (herpes simplex
virus, herpes zoster, condyloma acuminatum). Lesi mulut biasanya terlihat (menetap) pada orang
yang terinfeksi HIV, namun terkadang tidak terlihat. Hal ini tergantung pada frekuensi virus
yang menginfeksi. Virus yang menetap misalnya pada stomatitis aphtosa rekuren dan bacillary
angiomatosis. Virus yang tidak menginfeksi berulang-ulang misalnya cyromegalovirus,
molluscum contagiosum.
4.2 SARAN
Dilakukan penelitian epidemiologis tentang manifestasi dirongga mulut pada pasien HIV di
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Product Information of OraQuick ADVANCE® Rapid HIV-1/2 Antibody Test,
http://www.orasure.com/products-infectious/products-infectious-oraquick.asp.
Fine, F., Bremers, A., Masci J.R., Windle, M.L., 2005, Rapid Oral HIV Test,
http://www.emedicinehealth.com/rapid_oral_hiv_test/article_em.htm#Rapid Oral HIV
Test Introduction
Ganda K.M., 2008, Dentist's Guide To Medical Conditions and Complications, Wiley-
Blackwell, USA, h.360-1
Greenberg MS., Glick M., Ship J.A., 2008, Burket’s Oral Medicine, 11th edition, BC Decker
Inc, Hamilton.
Hoffman C., Rockstroh J.K., Kamps B.S.,, 2007, HIV Medicine, 15th Ed, Flying Publisher, Paris
Little JW., Falace DA., Miller CS., Rhodus NL., 2002, Dental Management of The Medically
Compromised Patient, 6th edition, Mosby.
Reznik, D.A., 2005, Oral Manifestations of HIV Disease, International AIDS Society-USA,
13(5):146-7
Scully C., 2004, Oral Maxillofacial Medicine- ther basis of diagnosis dan treatment. Elsevier
Limited.
Steel E., 2010, Early HIV Symptoms in the Mouth,
http://www.ehow.com/about_5138970_early-hiv-symptoms-mouth.html
Tjay TH. 2000. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efeknya. Elexcomputindo:
Jakarta.