Anda di halaman 1dari 8

KANGAROO MOTHER CARE

(PERAWATAN METODE KANGGURU)


Oleh : Ita Sulistiani

Konsep Teori

A. Defenisi

Perawatan metode kangguru adalah perawatan untuk BBLR dengan

melakukan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibunya. PMK bisa

dilakukan oleh ibu, ayah dan anggota keluarga lain setiap hari secara

berkelanjutan (WHO, 2003).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa

metode skin to skin segera dilakukan setelah bayi baru lahir untuk

memastikan bahwa semua bayi tetap hangat di jam-jam pertama kehidupan,

tindakan ini juga membantu memulai inisiasi menyusui dini. Intervensi ini

untuk semua bayi baru lahir, terlepas dari berat badan, mendorong transisi

bayi baru lahir dan mempromosikan pemberian ASI eksklusif (Division,

2014). Bayi yang baru lahir yang menerima KMC memiliki tingkat

pernapasan dan nyeri yang lebih rendah, dan meningkatkan tingkat

kejenuhan oksigen dan suhu (Boundy, Dastjerdi, Spiegelman, & Wafaie,

2018; Division, 2014).

B. Manfaat

1. Suhu tubuh bayi menjadi stabil

2. Pola pernafasan lebih teratur

3. Denyut jantung lebih stabil,


4. Perilaku positif (frekuensi menangis bayi berkurang, lebih sering minum

ASI, lama menyusui lebih panjang)

5. Kenaikan berat badan lebih baik

6. Waktu tidur lebih lama

7. Berkurangnya kejadian infeksi

8. Meningkatkan percaya diri ibu

9. Meningkatkan rasa sayang dan ketenangan pada ibu dan keluarga

10. Peningkatan produksi asi

C. Ketentuan BBLR yang dapat dilakukan PMK

1. BBLR yang bisa langsung PMK:

a. Berat lahir > 2000 gram

b. Napas adekuat, frekuensi denyut jantung > 120 kali /menit, tonus

otot baik

c. Dilakukan IMD lalu dilanjutkan dengan PMK di ruang nifas/rawat

gabung

2. BBLR 1500 – 2000 gram dengan kondisi bugar

a. Observasi di ruang bayi sakit sampai kondisi bayi stabil

b. Dilakukan PMK intermiten

c. Sebelum pulang diusahakan PMK kontinu

3. BBLR < 1500 gram

a. Perawatan di kamar bayi sakit, tunggu sampai kondisi bayi stabil

b. Dilakukan PMK intermiten

c. Sebelum pulang diusahakan PMK kontinu di ruang PMK


D. Peralatan dan Perlengkapan untuk pelaksanaan PMK

1. Wastafel dan perlengkapannya (sabun, tisu/handuk)

2. Timbangan digital

3. Termometer digital yang dapat mengukur suhu rendah

4. Meteran untuk mengukur lingkar kepala

5. Alat pengukur panjang badan

6. Gendongan (kain panjang) atau baju kanguru (bila ada)

7. Topi bayi

8. Popok

9. Peralatan untuk pemberian ASI kalau masih belum bisa menetek

langsung

E. Persiapan bayi untuk PMK

1. Kondisi umum stabil

2. Tidak perlu dimandikan, cukup dibersihkan dengan kain bersih dan

hangat
3. Bayi dipakaikan topi untuk menjaga agar kepalanya tetap hangat dan

popok.

4. Perhatikan bahwa popok bayi harus segera diganti setiap kali basah

karena buang air besar atau kecil.

F. Persiapan ibu/pengganti

1. Memahami PMK

2. Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi memakai

sabun (kecuali daerah mamae tidak disabun), dilakukan 2 – 3 kali

sehari, tergantung kondisi setempat.

3. Memotong kuku

4. Mencuci tangan dengan cara yang benar menggunakan sabun dan

mengeringkannya

G. Pelaksanaan PMK

1. Posisi: Ajari ibu memegang bayi dengan satu tangan diletakkan di

belakang leher sampai punggung bayi, topang bagian bawah rahang

bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak

tertekuk dan tidak menutupi saluran napas ketika bayi berada pada

posisi tegak, tempatkan tangan lainnya di bawah bokong bayi.


2. Bayi diletakkan dalam posisi tegak, dapat di tengah, di antara kedua

payudara dan dimiringkan ke kanan/kiri saat akan disusukan. Kaki dan

tangan bayi pada posisi fleksi atau seperti kodok.

3. Ibu dibantu petugas/keluarga untuk mengikatkan kain gendongan dari

arah depan ke belakang. Kain gendongan diikat cukup kencang lalu

ditarik lagi ke depan untuk diikat di bawah bokong bayi. Kalau kain

gendongan kurang panjang untuk diikatkan di bagian depan (bawah

bokong bayi), pakai gendongan PMK dengan model segi empat yang

bertali panjang. Sesudah memasang gendongan, ibu memakai baju

longgar.

4. Ibu dibantu petugas/keluarga untuk mengikatkan kain gendongan dari

arah depan ke belakang. Kain gendongan diikat cukup kencang lalu

ditarik lagi ke depan untuk diikat di bawah bokong bayi. Kalau kain

gendongan kurang panjang untuk diikatkan di bagian depan (bawah

bokong bayi), pakai gendongan PMK dengan model segi empat yang

bertali panjang.
5. Sesudah memasang gendongan, ibu memakai baju longgar

6. Ketika menempatkan bayi dalam gendongan PMK, pastikan:

a. Kepala bayi dipalingkan ke kanan atau ke kiri, sedikit tengadah,

b. Dada bayi menempel ke dada ibu (kulit bayi bersentuhan dengan

kulit ibu)

c. Tangan bayi diposisikan terbuka

d. Pangkal paha bayi seperti posisi kodok

e. Kain penggendong diikatkan, cukup kuat, tidak terlalu ketat,

tidak longgar,

f. kain penggendong menopang leher bayi, tepi atas gendongan

berada di batas bawah kuping bayi, pastikan kepala bayi sedikit

tengadah

g. Periksa jalan napas bayi, pastikan tidak terganggu

7. Saat ibu duduk atau tidur, posisi bayi tetap tegak.


8. Ibu diajari menyusui bayinya dalam gendongan PMK. Ketika

menyusui, pastikan gendongan PMK tidak menghalangi bayi menyusu.

Kalau bayi masih belum bisa menyusu, langsung ajari ibu memerah

ASI dan memberikan dengan sendok/pipet/cangkir.

9. Ibu diajari memerhatikan tanda yang perlu diwaspadai karena

menunjukkan bayi sakit dan karenanya harus segera meminta

pertolongan tenaga kesehatan yaitu:

a. Napas bayi: terlalu pelan, terlalu cepat, henti napas

b. Bermasalah ketika menyusu: tidak mau menyusu, muntah ketika

menyusu, tidak menyusu dengan baik

c. Diare

d. Teraba dingin meskipun dihangatkan dengan PMK

e. Teraba panas atau demam

f. Kejang

g. Kulit menjadi kuning atau biru

10. Ibu diminta melakukan ASI eksklusif

H. Pelaporan PMK

Laporan untuk masing-masing bayi (jenis PMK, perkembangan BB, panjang

badan, lingkar kepala, suhu, lama PMK, pemberian minum, serta

pemantauannya.

Anda mungkin juga menyukai