Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan belajar merupakan bagian integral dalam proses pendidikan secara
keseluruhan. Bimbingan sebagai bagian dari pendidikan memiliki tujuan khusus,
yaitu membantu individu mengembangkan dirinya secara optimal sehingga ia dapat
menemukan dirinya dan dapat mengadakan pilihan keputusan dan penyesuaian diri
secara efektif. Oleh sebab itu bimbingan belajar wajib dilaksanakan bagi setiap
sekolah dalam upaya mencapai keberhasilan belajar siswa secara keseluruhan. Dalam
kenyataannya, pada saat siswa melakukan kegiatan belajar sebagai bagian proses
pembelajaran banyak timbul permasalahan.
Dalam proses menjalani program pengajaran di sekolah siswa tidak jarang
menghadapi kesulitan berupa keraguan memilih bidang studi yang sesuai, memilih
mata pelajaran yang cocok, memilih ekstrakurikuler, memilih kegiatan-kegiatan non
akademis yang menunjang pendidikan, menyusun jadwal kegiatan/ belajar menurut
kebutuhannya dan sebagainya. Pada tahun terakhir mereka dalam suatu sekolah
seringkali menghadapi kesulitan-kesulitan berupa konflik dalam pilihan sekolah
lanjutan, memilih jenis-jenis latihan atau keterampilan tertentu, dan memilih tempat
“bimbingan tes’ yang memadai. Termasuk pula dalam bagian ini adalah kesukaran-
kesukaran penguasaan bahan pelajaran yang semestinya digunakan untuk menghadapi
ujian akhir, timbulnya rasa penyesalan, tidak siap ujian, dan rasa tidak percaya diri
yang menyertai masalah ini.
Sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membantu permasalahan siswa dalam
hal belajar, agar mereka dapat berhasil dalam belajarnya. Karena bimbingan belajar
sebagai salah satu usaha untuk membantu permasalahan siswa dalam hal belajar
dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar
siswa terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan belajar, mengambangkan cara belajar yang efektif, membantu
siswa agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua
tuntutan program/ pendidikan.
Hal ini menunjukkan betapa penting peranan guru dan pembimbing sekolah
dalam usaha membimbing belajar siswa untuk mengetahui permasalahan dan
penyebab terjadinya masalah sampai pada bagaimana mengatasi masalah tersebut.

1
B. Rumusan Makalah
1. Apa Konsep Bimbingan Belajar ?
2. Apa Tujuan Bimbingan Belajar ?
3. Apa Fungsi Bimbingan Belajar ?
4. Apa Teknik Bimbingan Belajar ?
5. Apa Prinsip Bimbingan Belajar ?
6. Apa Konsep Bimbingan Konseling ?
7. Apa Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling ?
8. Apa Asas Bimbingan Konseling ?
9. Apa Teknik Bimbingan Konseling ?
10. Apa Jenis layanan Bimbingan Konseling ?
11. Apa Progam Pelayanan Bimbingan Konseling ?
12. Apa Konsep Bimbingan Teman Sebaya ?
13. Apa Tujuan Bimbingan Teman Sebaya ?
14. Apa Fungsi dan Manfaat Bimbingan Teman Sebaya ?
15. Apa Prinsip Bimbingan Teman Sebaya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Konsep Bimbingan Belajar
2. Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan Belajar
3. Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan Belajar
4. Untuk Mengetahui Teknik Bimbingan Belajar
5. Untuk Mengetahui Prinsip Bimbingan Belajar
6. Untuk Mengetahui Konsep Bimbingan Konseling
7. Untuk Mengetahui Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
8. Untuk Mengetahui Asas Bimbingan Konseling
9. Untuk Mengetahui Teknik Bimbingan Konseling
10. Untuk Mengetahui Jenis layanan Bimbingan Konseling
11. Untuk Mengetahui Progam Pelayanan Bimbingan Konseling
12. Untuk Mengetahui Konsep Bimbingan Teman Sebaya
13. Untuk Mengetahui Tujuan Bimbingan Teman Sebaya
14. Untuk Mengetahui Fungsi dan Manfaat Bimbingan Teman Sebaya
15. Untuk Mengetahui Prinsip Bimbingan Teman Sebaya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Bimbingan Belajar


Definisi Belajar
a. Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah oleh
praktek dan latihan (Garry & Kingsley, 1970 : 15)
b. Belajar ialah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau kemampuan
yang merupakan hasil dari pengalaman (Vanderzanden dan Pace, 1984).
c. Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu, yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan berdasarkan atas kecenderungan
tanggapan bawaan, kematangan, atau keadaan – keadaan sesaat seseorang (misalnya
kelelahan, pengaruh obat – obatan, dan sebagainya (Hilgard dan Bower, 1975 : 2).
d. Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan individu secara sadar untuk
memenuhi kebutuhan dirinya.
e. Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.

Definisi Bimbingan Belajar

Terdapat beberapa pengertian bimbingan belajar menurut para ahli antara lain sebagai
berikut.

a.    Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menujukkan bahwa kegagalan-kegagalan
yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya intelegensi. seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan karena mereka
tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai (Prayitno, 2004 : 279).
b.   Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik (Nurihsan, 2003 :
20).
c.    Bimbingan belajar merupakan bimbingan dalam hal menemukan cara – cara belajar
yang tepat, memilih program studi yang sesuai dan mengatasi kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntutan – tuntutan belajar di suatu instusi pendidikan (Winkel, 1997
: 140).

3
d.   Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bimbingan dari pembimbing
kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan
mengembangkan keterampilan serta kebiasaan belajar agar mencapai hasil belajar
yang optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya (Munandar, 1999).
e.    Bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan dari guru pembimbing terhadap
siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar
siswa dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga
mencapai hasil belajar yang optimal (Cece Rakhmat, 1997 : 35).
f.    Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan
masalah – masalah belajar (Syamsu Yusuf, 2006 : 37).
g. Menurut Abu Ahmadi, (1991: 111). Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian
bantuan terus-menerus dan sistematis kepada individu atau peserta didik dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya yang kaitannya dengan kegiatan belajar.
h. Pengertian bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu
(murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar
sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapaihasil belajar
yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
i. Bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang
lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya. (A J
Jones)
j. Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat,
dalam memilih program studi sesuai,dan dalam mengatasi kesukaran kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntunantuntunan belajar disuatu institusi pendidikan.

B. Tujuan Bimbingan Belajar

a) Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 111) tujuan pelayanan bimbingan
belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapatkan penyesuaian yang
baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai
kemampuan yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal.

Diperjelas oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono bahwa bimbingan belajar memiliki
tujuan diantaranya adalah:
 a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa

4
 b. Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan fungsi menggunakan buku
pelajaran.
c. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi yang memanfaatkan perpustakaan.
 d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
 e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita, dan kondisi
fisik atau kesehatan yang dimiliki.
 f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
 g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
 h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran
 i. di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier di masa depan.

b) Selaras dengan pendapat Tim Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi, 2010: 107)
tujuan bimbingan belajar adalah membantu murid-murid agar mendapatkan penyesuaian
yang baik dalam situasi belajar.

c) Menurut Syamsu dan Juntika Nurikhsan (2005: 15) tujuan bimbingan belajar sendiri
adalah Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, dan perhatian terhadap semua pelajaran, serta aktip mengikuti
semua kegiatan belajar yang di programkan.

C. Fungsi Bimbingan Belajar


Secara umum bimbingan berfungsi untuk mengembangkan seoptimal mungkin
dari semua aspek pribadi siswa, sehingga pada perkembangan berikutnya siswa itu dapat
mencapai prestasi semaksimal mungkin sesuai dengan bakat, dan kemampuannya.

Secara umum, fungsi bimbingan belajar dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman artinya pemahaman tentang diri siswa beserta permasalahannya dan
pemahaman tentang lingkungan tempat siswa tinggal, baik oleh siswa sndiri maupun oleh
pihak-pihak lain yang akan membantu.

2. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan
bijaksana. Definisi tersebut memiliki maksud bahwa perhatian terhadap lingkungan mendapat

5
perhatian utama. Lingkungan yang baik akan memberikan pengarah yang positif pula
terhadap individu, demikian pula sebaliknya.

3. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan dimaksudkan adanya upaya pengentasan melalui pelayanan
bimbingan dari masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi.

4. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasilhasil perkembangan yang telah
dicapai selama ini.

D. Teknik Bimbingan Belajar


Teknik bimbingan belajar dibedakan antara teknik bimbingan kelompok dan bimbingan
individual.

1. Bimbingan individual adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu (siswa)
dalam situasi individual. Teknik bimbingan ini ada yang bersifat informatif
(memberikan informasi) dan ada juga yang bersifat terapeutik atau penyembuhan.
Beberapa teknik bimbingan individual yang bersifat informatif adalah
ceramah/penjelasan, wawancara, nasihat, penyampaian bahan-bahan tertulis,
penyampaian informasi melalui media elektronik dll yang diberikan secara individual.
2. Bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada individu
(siswa) yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan inipun ada yang
bersifat informatif dan terapeutik, tetapi ada juga yang bersifat adjustif. Bimbingan
kelompok yang bersifat informatif, hampir sama dengan bimbingan individual tetapi
diberikan secara berkelompok, seperti ceramah kelompok, nasihat kelompok,
penggunaan media tulis dan media elektronik secara berkelompok. Bimbingan
kelompok yang bersifat adjustif adalah bantuan kepada individu dalam membina
hubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain, melalui berbagai kegiatan
kelompok, seperti diskusi, belajar kelompok, perwalian kelompok, kegiatan klub,
organisasi siswa, orientasi, kunjungan kelompok dsb. Bimbingan kelompok yang
bersifat terapeutik adalah psikodrama, konseling kelompok dan psikoterapi kelompok.

6
E. Prinsip Bimbingan Belajar
Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip :
1) Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang pandai,
cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua
siswa bisa mempunyai masalah.
2) Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami
kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan
tersebut.
3) Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta
faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan hendaknya disesuaikan dengan jenis
masalah serta tingkat kerumitan masalah.
4) Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. Karena perbedaan
individual siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi siswa,

5) Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas, di laboratorium dsb,
ataupun dalam situasi-situasi khusus (konsultasi) baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
Bimbingan belajar diberikan pada saat pelajaran berlangsung, yaitu saat mengerjakan tugas-
tugas atau latihan, saat diskusi kelas, praktikum dll. Bimbingan juga dapat diberikan diluar
jam pelajaran, sebelum pelajaran dimulai, setelah pelajaran selesai atau sore hari, disekolah
ataupun di rumah. (Nana Syaodih, 2005: 241-243).

Kelemahan dan Kelebihan Bimbingan Belajar

Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan adanya


kekurangan itu maka kita berupaya untuk memperbaiki. Seperti halnya bimbingan belajar
juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada bimbingan belajar kekurangan tersebut
digunakan untuk memperbaiki, baik dalam wujud pelayanannya ataupun materi-materi yang
diajarkan. Ada beberapa kelemahan dari bimbingan belajar antara lain :

a.       Siswa yang mengikuti program bimbingan belajar biasanya tidak langsung pulang ke
rumah tetapi mampir bermain ke rumah teman tanpa pamit.

b.      Kebanyakan orang tua menambahkan uang saku untk anaknya untuk jajan dan untuk
transport atau alasan lain sehingga anak menjadi boros dan manja.

c.       Jika anak sudah terlalu lelah maka apa yang diajarkan di bimbingan belajar tidak dapat
dicerna dengan baik sehingga dapat membuang-buang uang dan waktu

7
d.      Biasanya siswa akan bergantung pada tempat bimbel, sehingga siswa sulit untuk belajar
sendiri.

Selain mempunyai kelemahan bimbingan belajar juga mempunyai kelebihan. Menurut Rizal
Nurhidayat (2013) yang termasuk kelebihan dari program bimbingan belajar antara lain:

a.       Memberi pemahaman yang lebih kepada kita yang belum mengerti benar materi yang
sedang anda ikuti di tempat les atau bimbel anda.

b.      Mendapat informasi-informasi lain tentang soal-soal yang memugkinkan keluar dalam


ujian tertentu misalnya Ujian Sekolah ataupun Ujian Nasional.

c.       Mendapat materi-materi baru dan cara-cara baru dalam menyelesaikan berbagai soal-


soal, misalnya anda akan mendapat cara praktis dalam mengerjakan soal-soal matematika.

d.      Kadang juga anda akan mendapat teman baru yang mungkin belum anda kenal
sebelumnya.

Kelemahan dan kelebihan tersebut menjadi tolok ukur bagi siswa apakah mau bergabung
dengan lembaga bimbingan belajar ataupun tidak.

F. Konsep Bimbingan Konseling


Definisi Konseling
1. Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu
individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut (Bernard & Fullmer,
1969).
2.Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang
(konselor) membantu yang lain supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam
hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang
akan dating (James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud, 1976:19).
3.Konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat
interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan, rencana, atau
penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat (Smith dalam Shertzer & Stone, 1974).
4. Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia
memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan

8
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo,
1986:39).
Jadi, konseling adalah pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli baik berupa saran,
kritik, atau motivasi guna terpecahnya suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli.

Definisi Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri,
sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

2. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia
dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi
tanggung jawab bersama antara personil sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan
pengawas.

3. Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secaraperorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal,dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar,dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung,berdasarkan norma-norma yang berlaku.

4. Bimbingan dan konseling adalah upaya dalam memberikan pelayanan bantuan kepada
anak agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal. Tujuan bimbingan dan konseling
agar anak dapat memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab dan mendapatkan
hal yang berharga dari keputusan yang diambilnya.

G. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling


Menurut Prayitno (2008: 112) terdapat dua tujuan dari bimbingan dan konseling yaitu:
a. Tujuan umum program bimbingan dan konseling
Setelah siswa memperoleh bimbingan di sekolah, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1) Mengikuti kemauan-kemauan atau saran-saran konselor.

2) Mengadakan perubahan tingkah laku secara positif.

3) Melakukan pemecahan masalah.

9
4) Melakukan mengambil keputusan, pengembangan kesadaran, dan pengembangan
pribadi.
b. Tujuan khusus program bimbingan dan konseling
Setelah siswa memperoleh layanan bimbingan di sekolah, maka tujuan khusus
yang ingin dicapai di antaranya:
1) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam
memahami lingkungannya termasuk lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan
masyarakat yang lebih luas.
2) Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
3) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-
potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dalam lapangan kerja.
Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah individu
bermacam ragam jenis, itensitas, dan sangkut-pautnya, serta masing-masing bersifat unik.
Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk masing-masing individu
bersifat unik pula.

Tujuan Bimbingan Konseling

1 Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.


Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat
hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat
mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu
untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2 Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan
mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa
adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3 Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu
hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya
sendiri.
4 Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
10
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada
akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada
keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5 Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan
mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya
sendiri.
6 Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status
sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya (Prayetno dkk,
2009:114).

Secara khusus layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan sebagai berikut (Balitbang,
2006:16):

a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan


peserta didik di masa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh peserta didik
seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.
d. Mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat.
e. Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik
agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi
pribadi yang utuh dan mandiri. Adapun fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
dijelaskan sebagai berikut (Hallen, 2003:60)
Fungsi Bimbingan Konseling
a. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik.
b. Fungsi Pencegahan

11
Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan
kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi Pengentasan
Melalui fungsi pengentasan ini pelayanan bimbingan dan konseling akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
oleh peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha membantu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya,
jenisnya maupun bentuknya.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah,
mantap dan berkelanjutan.
e. Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
pengembangan seluruh potensi secara optimal.

H. Asas Bimbingan Konseling


Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun penjelasan mengenai
asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini
guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa
atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan
dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.

12
3. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam
suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan
ini bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal
ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang
dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami
masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak
boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien
dari pada yang lain.
5. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu
menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang
dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
6. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang
tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya
tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang
lebih maju.
8. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek
individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki
berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah.
9. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini
diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan
dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para konselor perlu

13
mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan.
11. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien belum
dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan
klien tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.

I. Teknik Bimbingan Konseling


Secara garis besar teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dan macam
pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok, dan pendekatan secara individual.
Pendekatan secara kelompok disebut juga dengan bimbingan kelompok (Group guidance),
dan pendekatan secra individual disebut juga penyulilhan individual (Individual counseling).

a) Bimbingan Kelompok

Teknik ini dipergunakan untuk membantu murid atau sekelompok murid memecahkan
masalah melalui kegiatan kelompok. Bentuk khusus teknik bimbingan kelompok adalah;
home room program, karya wisata (Field Trip), diskusi kelompok, kegiatan kelompok dan
organisasi murid.

1) Home Room Program

Teknik home room program adalah suatu program yang dilakukan diluar jam pelajaran untuk
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan siswa, agar siswa bebas mengutarakan isi
hati dan masalah yang dihadapinya.

2) Karya Wisata (Field Trip)

Selain bcrfungsi sebagai kegiatan rekreasi, karya wisata juga dapat dijadikan sebagai kegiatan
kelompok. Karena siswa dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok.
Selain itu dalam teknik ini siswa juga dapat mengamati secara langsung objek-objek yang ada
sehingga dapat mengembangkan bakat serta cita-citanya.

3) Diskusi Kelompok

14
Dalam kegiatan ini sebaiknya dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang
agar siswa aktif dan berperan serta dalam mendiskusikan masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah belajar.

4) Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok ini sangat baik bagi siswa karena individu mendapat kesempatan untuk
berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup
tanpa orang lain, oleh karena itu dengan adanya kegiatan kelompok banyak pekerjaan tertentu
yang berhasil.

5) Organisasi Murid

Organisasi murid sangat bermanfaat bagi individu, karena melatih siswa dalam
mengembangkan sikap kepemimpinannya dan menjadikan siswa sebagai individu yang
bertanggung jawab terhadap amanat yang dipercayakan kepadanya.

b) Konseling Idividual (Individual counseling).

Konseling merupakan salah satu teknik pemberian yang bersifat langsung (face to face)
dengan mengadakan wawancara antara konselor dengan klien. Dan masalah-masalah yang
diselesaikan biasanya masalah pribadi.

Pada umumnya dikenal tiga teknik khusus dalam konseling, yaitu:

1) Directive counseling

Yaitu teknik konseling yang bersifat mengarahkan siswa dalam mengambil tindakan atau
keputusan yang sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya. Dalam teknik ini konselor
lebih banyak mengambil inisiatif, sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan
koselor. Jadi dalam teknik ini yang lebih banyak berperan adalah konselor.

2) Non directive counseling

Yaitu teknik yang tidak bersifat mengarahkan, karena yang lebih banyak berperan adalah
siswa sedangkan konselor hanya mendengarkan cerita dari siswa tersebut sambil mencari
jalan keluar masalah yang sedang dihadapinya.

3) Eclectic counseling

15
Yaitu memilih diantara teknik-teknik konseling yang paling tepat untuk klien. Seorang
konselor akan berhasil menjalankan tugasnya tidak hanya berpegang pada satu teknik atau
pendekatan saja, akan tetapi bisa digunakan secara bersama-sama guna mencapai hasil yang
lebih baik lagi.

Dengan demikian dalam bimbingan dan konseling seorang konselor dapat menggunakan 2
teknik yaitu bimbingan kelompok dan bimbingan individu. Dan dalam penggunaannya
seorang konselor tidak hanya berpegang pada salah satu teknik saja akan tetapi dapat
menggunakan kedua teknik tersebut secara bersamaan.

J. Jenis layanan Bimbingan Konseling


Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar
berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah hendaknya memberikan bantuan
kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa.
(Tohirin, 2009:12).
Selanjutnya Zainal Aqib, (2012:80) menjelaskan bahwa suatu kegiatan bimbingan
dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak
langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung berkenaan dengan
permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan yaitu peserta didik.
Masing-masing komponen layanan diperlukan strategi implementasi program.

1. Layanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama
lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar
berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya
dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di
Sekolah/Madrasah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan
konseling, program ekstrakurikuler, fasilititas atau sarana dan prasarana, dan tata
tertib Sekolah/Madrasah.

2. Layanan Informasi

16
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat
bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui
media cetak maupun elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan
internet). Layanan informasi bertujuan untuk membekali seseorang dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk kepentingan
hidup dan perkembangannya.

3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi
belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar
peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan
pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Serangkaian kegiatan bimbingan dalam membantu siswa agar dapat
menyalurkan atau menempatkan dirinya dalam berbagai program sekolah. Layanan
penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya.

Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk pengembangan.


Layanan penempatan dan penyaluran berkenaan dengan 3 fungsi, yaitu
a. fungsi pemahaman, terkait dengan dipahaminya potensi dan kondisi diri.

b. fungsi pencegahan, karena peserta didik telah memperoleh layanan penempatan


dan penyaluran yang merealisasikan dirinya pada keadaan dan posisi yang tepat
sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kondisi pribadinya sehingga akan
terhindar atau tercegah permasalahan atau hambatan berkaitan dengan
pengembangan diri.
c. fungsi pengembangan dan pemeliharaan, yaitu terpelihara dan berkembangnya
potensi, bakat, minat dan kondisi pribadi peserta didik itu sendiri.
17
5. Layanan Penguasaan Konten
Membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi.
Layanan Penguasaan Konten berkaitan dengan fungsi pemahaman dan fungsi
pemeliharaan dan pengembangan. Fungsi pemahaman menyangkut berbagai aspek
konten, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan, dan sebagainya atau kebiasaan dalam
kaitannya dengan kehidupan di sekolah, sebagai peserta didik tugasnya adalah
belajar, di dalam keluarga ia mengembangkan kebiasaan dalam berhubungan dengan
orang lain, saudara, teman sebaya dan di masyarakat.  Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan, yaitu menghasilkan terpelihara dan berkembangnya berbagai potensi
dalam perkembangan diri secara berkelanjutan, mengembangkan kebiasaan yang
telah terpelihara dan  membangun prestasi.
6. Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang memungkinkan siswa memperoleh secara pribadi melalui tatap
muka dengan konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan
yang dialami siswa tersebut. peserta didik memperoleh layanan secara langsung
bertatap muka dengan Guru Bimbingan Konseling atau Konselor.  Dengan demikian
diupayakan terbantu fungsi pengentasan dari permasalahan yang dialami. Konseling
individu sebagai pendekatan efektif bagi peserta didik, dimana peserta didik bebas
mengekspresikan diri, pengalaman dan perasaan tanpa beban, sehingga dapat
diharapkan adanya perubahan perilaku ke arah membangun diri dan lingkungan,
dimana peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan mampu
mengambil keputusan secara mandiri.

7. Layanan Konseling Kelompok


Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa memperoleh
kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami melalui dinamika
kelompok. Masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi dari masing-
masing anggota kelompok.
Membantu pengembangan pribadi dengan cara setiap anggota
dapat saling mengungkapkan perasaan secara leluasa yang berorientasi pada
kenyataan yang dihadapi dan mengembangkan kemampuan berhubungan sosial
dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-
nilai kehidupan dan tujuan kehidupan serta belajar dan atau menghilangkan sikap
perilaku tertentu. Layanan Konseling Kelompok terkait dengan fungsi pencegahan
18
dan pengentasan, yaitu mengatasi permasalahan sejenis melalui dinamika kelompok
mewujudkan kegiatan belajar, karir atau jabatan dan pengambilan keputusan.

8. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu. Sumber
pembahasan bersifat aktual.
Memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama melalui dinamika
kelompok, membahas topik yang dipilih sesuai kebutuhan dalam kelompok.
Layanan Bimbingan Kelompok terkait dengan fungsi pencegahan, yaitu  berperan
dalam mencegah berkembangnya masalah atau hambatan melalui pemahaman
berbagai situasi dan kondisi lingkungan, terbinanya hubungan dalam berkomunikasi
di antara anggota kelompok sehingga dapat membantu pengembangan diri pribadi,
mengembangkan sikap dan komitmen pribadi dan berbagai kemampuan dalam
pengambilan keputusan.

9. Layanan Konsultasi
Layanan yang diberikan untuk memperoleh wawasan dan pemahaman dan
cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau membantu pihak
lain.Layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang
pelanggan (di sekolah: orang tua atau wali peserta didik). Dalam melaksanakan
layanan konsultasi ini, Guru Bimbingan Konseling atau Konselor  bisa bekerja sama
dengan Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dan instansi terkait (LPTK, psikolog, atau
psikiater) dan dilaksanakan  di kantor tempat praktik konseling, bagi Guru
Bimbingan Konseling yang telah berkewenangan membuka praktik di luar sekolah
dengan cara mengambil studi profesi konselor.
Layanan Konsultasi ini terkait dengan fungsi pemahaman, pemeliharaan dan
pengembangan, yaitu untuk membantu peserta didik dan atau pihak lain (orang tua
atau wali peserta didik)  memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara
pemecahanan masalah maupun hambatan yang ditemui, sesuai kondisi lingkungan di
sekolah.  Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas adalah teman sejawat dan institusi
terkait (LPTK, psikolog, atau psikiater) adalah mitra kerja bagi Guru Bimbingan
Konseling atau Konselor.

19
10. Layanan Mediasi
Layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua
pihak yang sedang dalam keadaan tidak menemukan kecocokan sehingga membuat
mereka saling bertentangan. Sehingga dapat mencapai tujuan yaitu kondisi
hubungan yang positif dan kondusif diantara pihak-pihak yang berselisih. Layanan
Mediasi terkait dengan fungsi pencegahan, yaitu Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor berusaha mengantarai atau membangun hubungan diantara mereka,
dengan tujuan membantu tercapainya hubungan positif dan kondusif guna
memperbaiki hubungan antarpersonal.

K. Progam Pelayanan Bimbingan Konseling


a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruhkegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputiseluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program
tahunan.
c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau
satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.

Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan usaha membantu


peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan, dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling
menfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, atau klasikal
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan juga membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

20
L. Konsep Bimbingan Teman Sebaya
Dalam kamus besar bahasa indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan ,
sahabat atau orang yang sama – sama bekerja atau berbuat. Menurut Santrock, (2007)
Teman Sebaya adalah anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih
sama. Teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan
tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya.
Pertemanan adalah suatu tingkah laku yang dihasilkan dari dua orang atau lebih yang
saling mendukung.

1. Konseling teman sebaya adalah program bimbingan yang dilakukan oleh siswa
terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan
latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi
sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik.
2. Konseling teman sebaya juga bermanfaat untuk mengajar siswa-siswa dengan cara
efektif, membantu kawan-kawannya untuk meringankan perasaan terisolir, dan
kesepian di sekolah. Disamping itu siswa yang menjadi konselor teman sebaya dapat
berlatih mengatasi masalah mereka sendiri dengan cara yang rasional, positif dan
bermoral.
3. Menurut Carr bimbingan konseling sebaya (Peer Counseling) merupakan suatu cara
bagi individu untuk belajar bagaimana memperhatikan dan membantu individu lain,
serta menerapkannya dalam kehidupan seharihari.
4. Menurut Tindall dan Gray konseling sebaya sebagai suatu ragam tingkah laku yang
membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu nonprofesional yang
berusaha membantu orang lain.
5. Menurut Kan bahwa “Konseling sebaya adalah memecahkan masalah menggunakan
keterampilan dan mendengarkan secara aktif, untuk mendukung orang-orang yang
sebaya dengan kita”.
6. Menurut Judy “Konseling sebaya didefinisikan sebagai berbagai perilaku membantu
interpersonal (individu lain) yang dilakukan oleh non profesional yang melakukan
peran membantu kepada orang lain.”

M. Tujuan Bimbingan Teman Sebaya

21
a. Tujuan Umum Secara Umum tujuan Bimbingan Teman Sebaya adalah membantu
menyukseskan program bimbingan dan konseling di sekolah dalam rangka
mengoptimalkan perkembangan siswa.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk siswa yang dibimbing tujuan bimbingan teman sebaya adalah
membantu siswa yang bersangkutan untik memperoleh kesempatan dalam :
a. Mengembangkan hubungan sosial dan kedekatan dengan teman sebaya.
b. Mengentaskan permasalahan yang dihadapi.
c. Mengembangkan potensi secara optimal.
2. Untuk siswa yang memberikan bantuan , tujuan bimbingan teman sebaya
adalah memberikan kesempatan kepada siswa dalam:
a. Meningkatkan kepedulian dan kebersamaan terhadap siswa lain.
b. Meningkatkan kualitas pribadi, kushusnya dalam bersosialisasi dan
menyikapi siswa lain yang bermasalah.
c. Mengembangkan potensi dan peranannya dalam membantu siswa lain.
d. Memotivasi siswa teman sebayanya untuk mencari upaya pengentasan
masalah-masalah yang dialami dan memanfaatkan pelayanan bimbingan
konseling.
N. Fungsi dan Manfaat Bimbingan Teman Sebaya
Menurut Krumbolth (1976) fungsi KTS :

1. Membantu siswa lain memecahkan permasalahannya.

2. Membantu siswa lain yang mengalami penyimpangan fisik.

3. Membantu siswa-siswa baru dalam menjalani pekan orientasi siswa untuk mengenal
sistim dan suasana sekolah secara keseluruhan.

4. Membantu siswa baru membina dan mengembangkan hubungan baru dengan teman
sebaya dan personil sekolah.

5. Melakukan tutorial dan penyesuaian sosial bagi siswa-siswa asing (kalau ada).

Manfaat KTS untuk siswa menurut Hamburd (1972) :

1. Siswa memiliki Kemampuan melakukan pendekatan dan membina percakapan


dengan baik serta bermanfaat dengan orang lain.

22
2. Siswa memiliki Kemampuan mendengar, memahami dan merespon (3M), termasuk
komunikasi nonverbal (cara memandang, cara tersenyum, dan melakukan dorongan
minimal).

3. Siswa memiliki Kemampuan mengamati dan menilai tingkah laku orang lain dalam
rangka menentukan apakah tingkah laku itu bermasalah atau normal.

4. Siswa memiliki Kemampuan untuk berbicara dengan orang lain tentang masalah dan
perasan pribadi.

5. Siswa memiliki Kemampuan untuk menggunakan keputusan yang dibuat dalam


konseling mengahadapi permasalahan-permasalahan pribadi, permasalahan kesehatan,
permasalahan sekolah, dan permasalahan perencanaan hubungan dengan teman
sebaya.

O. Prinsip Bimbingan Teman Sebaya


Prinsip-prinsip Konseling Sebaya Hubungan-hubungan yang terjadi dalam
konseling sebaya dilakukan dengan memegang prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Informasi (termasuk masalah) yang dibahas dalam pertemuan konseling sebaya adalah
rahasia. Dengan demikian, apa yang dibahas dalam kelompok haruslah menjadi
rahasia kelompok, dan apa yang dibahas oleh sepasang teman, menjadi rahasia
bersama tidak boleh dibagikan kepada orang lain.
2. Harapan, hak-hak, nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan “konseli” dihormati.
3. Tidak ada penilaian dalam pertemuan konseling sebaya.
4. Pemberian informasi dapat menjadi bagian dari konseling sebaya, sedangkan
pemberian nasihat tidak.
5. Teman yang dibantu (konseli) bebas untuk membuat pilihan, dan kapan akan
mengakhiri pertemuan konseling.
P. Teknik Bimbingan Teman Sebaya
Adapun teknik dalam konseling sebaya adalah sebagai berikut:

1. Attending : Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang


mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Contoh: kepala;
melakukan anggukan jika setuju, ekspresi wajah; tenang, ceria, senyum.

23
2. Empathizing : Keterampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan
perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif,
sehingga klien bebas mengekspresikan atau mengungkapkan pikiran, perasaan,
ataupun tingkah lakunya.
3. Summarizing. Keterampilan konselor untuk mendapatkan kesimpulan atau ringkasan
mengenai apa yang telah dikemukakan oleh konseli.
4. Questioning. Teknik mengarahkan pembicaraan dan memberikan kesempatan pada
konseli untuk mengolaborasi, mengeksplorasi atau memberikan jawaban dari berbagai
kemungkinan sesuai dengan keinginan konseli dan bersifat mendalam Psikologi
konseling.
5. Mengarahkan (Directing). Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien
melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor
atau menghayalkan sesuatu.
6. Menurut Mary Rebeca teknik konseling sebaya menggunakan teknik-teknik yang
ringan, seperti: memberi salam, memberi pujian, kenang-kenangan di masa lalu yang
menyenangkan, teknik melengkapi kalimat, memberikan dukungan-peneguhan dan
lain sebagainya.

Q. Bidang dan jenis kegiatan Bimbingan Teman Sebaya


1. Bidang Kegiatan Kegiatan Bimbingan teman Sebaya berada di dalam empat bidang
bimbingan, yaitu:

a. Bidang Bimbingan Pribadi : meliputi upaya pengembangan potensi dan kondisi


pribadi siswa yang memerlukan bantuan.
b. Bidang bimbingan sosial : meliputi peningkatan dan pengermbangan hubungan sosial
(relasi, interaksi, komunikasi) siswa dengan segenap warga sekolah, keluarga,
masyarakat.
c. Bidang Bimbingan Belajar : meliputi pemberian bantuan terhadap siswa yang
lambat/mengalami kesulitan belajar dan memperoleh prestasi rendah dalam belajar.
d. Bidang Bimbingan Karir : meliputi pemberian bantuan terhadap siswa yang
mengalami kesulitan dalam pengembangan informasi dan perencanaan karir.

2. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh siswa pemberi
bantuan adalah:

24
a. Layanan Orientasi : Pemberian materi orientasi tentang situasi baru (misalnya suasana
sekolah) kepada siswa baru.
b. Layanan Informasi : Pemberian berbagai informasi yang sifatnya aktual kepada siswa.
c. Tutorial : Pemberian bantuan untuk meningkatkan keterampilan belajar dan
penguasaan materi pelajaran.
d. Diskusi Kelompok Terbuka: Diskusi kelompok (10-15 orang siswa) untuk membahas
topik-topik tertentu.
e. Pra-Konseling : Pembicaraan awal secara individual tentang masalah yang dialami
siswa.
f. Alih Tangan Kasus : mengalihtangankan kasus (siswa bermasalah) kepada guru
pembimbing.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan belajar membuat siswa dapat mengenal, memahami, menerima,
mengalahkan dan mengaktualisasikan potensi secara optimal, megembangkan berbagai
keterampilan belajar, dan mengembangkan suasana yang kondusif, sehingga siswa
semakin kreatif pada kegiatan belajar dan dapat menigkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan demikian siswa mampu bersaing dengan tuntunan zaman pada saat ini.
Layanan Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan didalam berbagai bidang
kehidupan karena dengan adanya layanan Bimbingan dan Konseling ini maka seorang
siswa akan merasa lebih mudah memecahkan masalah yang dihadapinya. Layanan
Bimbingan dan Konseling memberikan efek yang baik karena memberikan suatu solusi,
rencana, motivasi, bimbingan, ide, gagasan dan sebagainya dalam mengatasi suatu
permasalahan
Teman sebaya adalah anak-anak dengan usia atau tingkat kedewasaan yang
kurang lebih sama. Sedangkan fungsi yang paling penting dari kelompak teman sebaya
adalah untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar
keluarga. Interaksi teman sebaya yang memiliki usia yang sama memainkan peran
khusus dalam perkembangan sosioemosional anak.Konseling teman sebaya adalah
program bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa
yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.
Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu
siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-
akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor
dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah
siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
B. Saran
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui apa itu Bimbingan Belajar
Bimbingan Konseling dan jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling dan
Bimbingan Teman Sebaya, dengan pengetahuan itu hendaklah kita sebagai calon
pendidik bisa menjadi seorang konselor yang baik, yang bisa menjadi teman curhat dan
tempat konsultasi peserta didik yang signifikan, dapat dipercaya dan dapat memberikan
bantuan pemecahan masalah.

26
Daftar Pustaka

http://manfaat94.blogspot.com/2016/06/makalah-bimbingan-belajar-papers-
learn.html
http://jefriirawansusianto.blogspot.com/2014/04/makalah-layanan-bimbingan-
dan-konseling.html
http://oneboyariyanta.blogspot.com/2013/03/bimbingan-belajar-definisi-
belajardan.html
http://digilib.uinsby.ac.id/2512/4/Bab%202.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai