Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada klien lanjut usia. Di negara-
negara maju, prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11%
dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan. Dekubitus
dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah
yang khusus pada lansia. Khususnya pada klien dengan imobilitas.
Istilah dekubitus berasal kata dekubitus adalah debere yang
artinya berbaring. Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang
pada pasien yang dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka
tekan tidak hanya berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga
dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami apa itu Luka Dekubitus
2. Tujuan Khusus
1
TINJAUAN TEORITIS
2
Luka dekubitus disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah ke
jaringan yang mengakibatkan iskemia lokal jaringan. Jaringan berada
diantara dua permukaan keras, biasanya antara permukaan tempat tidur
dan rangka tulang. Iskemia lokal bararti bahwa sel kekurangan oksigen
& nutrient, dan sampah metabolism terakumulasi dalam sel. Jaringan
menjadi mati karena anoksia yang terjadi. Akibat lebih lanjut, tekanan
yang tidak berkurang juga dalam waktu lama menyebabkan kerusakan
pembuluh darah kecil.
B. Faktor resiko
Braden dan Bergstrom (2000) mengembangkan sebuah skema
untuk menggambarkan faktor – faktor resiko untuk terjadinya luka
tekan.
3
Ada dua hal utama yang berhubungan dengan resiko terjadinya
luka tekan, yaitu faktor tekanan dan toleransi jaringan. Faktor yang
mempengaruhi durasi dan intensitas tekanan diatas tulang yang
menonjol adalah imobilitas, inakitifitas, dan penurunan sensori
persepsi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi toleransi jaringan
dibedakan menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.
Faktor intrinsik yaitu faktor yang berasal dari pasien. sedangkan yang
dimaksud dengan faktor ekstrinsik yaitu faktor – faktor dari luar yang
mempunyai efek deteriorasi pada lapisan eksternal dari kulit.
4
3. Kelembapan
5. Pergesekan ( friction)
5
6. Nutrisi
7. Usia
6
9. Stress emosional
10. Merokok
7
C. Stadium Luka Dekubitus
Stadium luka dekubitus antara lain :
1. Dekubitus derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis. Kulit
yang kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun,
diberi lotion, kemudian dimassase 2-3 kali/hari.
2. Dekubitus derajat II
Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal. Perawatan luka
harus memperhatikan syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerah
bersangkutan digesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat
bergantian untuk meransang sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal,
mungkin juga untuk merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi.
Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena malahan
dapat merusak pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
3. Dekubitus derajat III
Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada
bungkus otot dan sering sudah ada infeksi. Usahakan luka selalu bersih
dan eksudat diusahakan dapat mengalir keluar. Balut jangan terlalu
tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeabel untuk masukknya
8
udara/oksigen dan penguapan. Kelembaban luka dijaga tetap basah,
karena akan mempermudah regenarasi sel-sel kulit. Jika luka kotor
dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis.
4. Dekubitus derajat IV
Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering
pula diserta jaringan nekrotik. Semua langkah-langkah diatas tetap
dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan , sebab
akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi.
9
2. Ulkus Arteriosum
Adalah ulkus yang terjadi akibat gangguan peredaran darah
arteri. Gejalannya perubahan kulit menjadi menipis kering dan bersisik,
sianotik, bulu tungkai berkurang, kuku jari kaki menebal dan distrofik.
Selanjutnya terjadi gangguan pada jari kaki, kaki dan tungkai dan
akhirnya timbul ulkus.
Untuk menanggulangi infeksi dapat diberikan antibiotik atau
metronidazol (khusus kuman anerob) dan analgetik untuk mengurangi
nyeri. Untuk pengobatan dari luar gunakan GCO-Puregan Oil.
3. Ulkus Neurotropik
Adalah ulkus yang terjadi karena tekanan atau trauma pada
kulit yang anestetik ( hilangnya rasa nyeri ) biasanya diderita oleh
pasien penyakit DM ( Diabetes Mellitus). Penyembuhan ulkus ini
biasanya lambat dan sering tidak memuaskan. Upaya yang dilakukan
adalah mengurangi tekanan, mengatasi infeksi, dan konsul ke dokter,
jika ada penderita Diabetes Mellitus. Pengobatan luka dapat dianjurkan
Puregan oil untuk pembersihan luka dapat dianjurkan cairan NaCl .
GCO – Puregan Oil ini dapat menumbuhkan jaringan kulit
yang sudah hilang ( Bolong ) dan membantu mencegah
dekubitus/ulkus datang kembali. Kandungan oil ini juga dapat
10
mencegah infeksi dan mematikan jamur dan virus yang akan
menyerang luka dekubitus sehingga luka dekubitus tidak dapat
terkontaminasi oleh virus ataupun infeksi kulit lainnya.
4. Ulkus Tropikum
Adalah Ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya
pada tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak
kurang gizi di daerah tropik, cara pengobatan pada ulkus Tropikum
adalah:
a. Perbaikan keadaan gizi dengan cara memberikan makanan yang
mengandung kalori dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral.
b. Tetrasiklin Peroral dengan dosis 3 x 500 mg sehari dapat juga
dipakai sebagai pengganti penicillin. Pengobatan luar Kompres
dengan NACL & oleskan Puregan Oil tiap 2-3 jam sekali
Gambar luka dekubitus lainnya :
11
Contoh gambar luka dekubitus
12
E. Cara Perawatan Dekubitus
Cara perawatan luka dekubitus:
1. Bersihkan luka dekubitus dengan menggunakan kasa bersih yang
steril dengan menggunakan caiaran NaCl (caiaran infus) dan di angin-
anginkan selama 5 menit lalu oleskan betadin kebagian lika yang agak
dalam dan biarkan sampai kering (oleskan betadin agar mencegah
infeksi saja), setelah itu baru oleskan lagi dengan puregan oil ke
seluruh luka dekubitusdan usahakan jangan ditutup agar luka cepat
kering.
2. Hari berikutnya, jika luka bernanah, bersihkan lagi dengan caiaran
NaCl (caiaran infuse) dengan kasa steril sampai bersih tidak ada nanah
sama sekali dan oleskan lagi betadin setelah kering baru oles lagi
puregan oil. Jika daerah yang dibersihkan agak membesar dan
membentuk lobang agak dalam, ambil kain kasa steril larutkan dalam
cairan NaCl (cairan inpus) lalu masukkan dalam lobang luka tsb sambil
ditekan sedikt agar nanah menempel ke bagian kain kasa lakukan
berulang-ulang sampai benar-benar bersih setelah bersih baru boleh
teruskan tahap no 1.
3. Jika dekubitus ada pada daerah punggung sesekali biarkan pasien
tiduragak miring atau merubah posisi tidur pasien
4. Oleskan puregan oil pada pagi hari dan malam hari, tentunya setelah
dibersihkan dan jika luka masih kemerahan (awal dekubitus) oleskan
GCO-puregan oil ini dengan cara di meses secara perlahan-lahan
keseluruh luka dekubitus.
5. Memerlukan waktu beberapa minggu untuk proses penyembuhan
jika jaringan kulit sudah mati (nevkrotik) dan jika sampai ke tulang
butuh waktu lebih lama lagi tapi kadang tergantung kondisi fisik dan
kejiwaan pasien jadi pasien harus selalu punya semangat yang kuat dan
selalu ceria (proses penyembuhan biasanya berbea-beda tiap pasien).
13
6. Atur pola makan pasien yaitu makanan yang memenuhi gizi 4 sehat
5 sempurna.
14
c. Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah
setempat terganggu, dapat dikurangi antara lain:
1) Menjaga posisi klien, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya,
atau sudah memungkinkan untuk duduk dikursi.
2) Bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-bantal kecil untuk
menahan tubuh klien, “kue donat” untuk tumit.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka dekubitus, juga disebut ulkus dekubitus atau luka pada tempat
tidur, adalah area kemerahan, luka, atau ulkus pada kulit di atas
penonjolan tulang. Faktor yang mempengaruhi toleransi jaringan
dibedakan menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.
Faktor intrinsik yaitu faktor yang berasal dari pasien. sedangkan yang
dimaksud dengan faktor ekstrinsik yaitu faktor – faktor dari luar yang
mempunyai efek deteriorasi pada lapisan eksternal dari kulit.
Ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi akibat tekanan yang sama pada
suatu bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi. Pertama jaringan kulit
memerah. Jika sel mati (nekrosis) akibat kurang nutrisi kulit rusak dan
pembentukan ulkus. Akibatnya luka baring menjadi lebih besar dan
dalam.
16
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter, 1999. Buku Ajar Fundamental
Of Nursing Vol.2. Jakarta : EGC Luka dan Perawatannya (Ismail
S.Kep, Ns, M.Kes), Manajemen Luka (Moya J. Morison, 2003).
M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012 ). Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Nuha Medika.
Capernito, Linda Juall. 2009. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi
Keperawatan : Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Keperawatan : Pedoman
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Nurachman, Elly. 2006. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta : Sagung
Seto.
Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
17