BAB I
PENDAHULUAN
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
merupakan tindak lanjut dari kebijakan Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal
kepada Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta mulai dialihkan pada tanggal 1
Januari 2013. Selain mempunyai potensi yang cukup besar sebagai sumber
misalnya dari pajak daerah, retribusi daerah ataupun pajak-pajak pusat yang
penerimaan pajak bumi dan bangunan diarahkan kepada tujuan untuk kepentingan
1
2
bisnis, perumahan dan hotel memberikan implikasi dan konsekuensi pada tuntutan
akan tersedianya tanah dan bangunan. Hal ini akan mengakibatkan meningkatknya
harga tanah dan bangunan pada daerah tersebut. Demikinan pula lokasi objek pajak
berpengaruh terhadap peningkatan harga jual atau harga pasar dari objek pajak
tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap nilai jual objek pajak (NJOP) yang menjadi
instruksi Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta nomor 48 tahun 2015
tentang pemutakhiran objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
meningkatkan keakuratan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
administrasi PBB diantaranya dalam hal pemungutan dan pelayanan. Hal ini
dikarenakan jumlah wajib pajak yang cukup banyak, sehingga menjadi permasalahan
3
P2 kepada Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Pademangan juga disertai
Sehubungan dengan hal tersebut maka Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi
hubungannya dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) khususnya sektor Perkotaan
Dalam laporan ini terdapat beberapa masalah yang akan dibahas. Yang
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Unit Pelayanan Pajak dan
akan datang.
Skripsi ini tersusun atas beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lainnya
BAB I PENDAHULUAN
berkepentingan.