Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PERSIAPAN PELAKSANA PROYEK/GEDUNG

1.1. Persiapan Tender Yang Terjadi Pada Proyek Sampai Ditentukan


Kontraktor Pelaksana.

Pada umumnya pekerjaan proyek pembangunan dilakukan mengacu pada


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan
sebelum tanggal 1 Januari 2011 tetap dapat berpedoman pada Keputusan Presiden
Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007. Pengadaan Barang/Jasa yang sedang
dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007,
dilanjutkan dengan tetap berpedoman pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003. Perjanjian/Kontrak yang telah ditandatangani berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, tetap berlaku sampai dengan
berakhirnya Perjanjian/Kontrak. Penayangan pengumuman Pengadaan
Barang/Jasa di surat kabar nasional dan/atau provinsi, tetap dilakukan oleh
ULP/Pejabat Pengadaan di surat kabar nasional dan/atau provinsi yang telah
ditetapkan, sampai dengan berakhirnya perjanjian/Kontrak penayanagan
pengumuman Pengadaan Barang/Jasa.
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
upaya pembangunan sesuatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok dalam bidang
teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin lain
seperti teknik industri, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap. Jenis Proyek
Konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Proyek Bangunan Perumahan (Residential Construction)
Adalah suatu proyek pembangunan perumahan atau pemukiman
berdasarkan pada tahapan pembangunan yang serempak dengan
penyediaan prasarana penunjang. Jenis proyek bangunan perumahan atau
pemukiman ini sangat membutuhkan perencanaan yang baik dan matang
untuk infrastruktur yang ada dalam lingkungan pemukiman tersebut seperti
jalan, air bersih, listrik dan lain sebagainya.
2. Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction)
Adalah tipe proyek konstruksi yang paling banyak dikerjakan. Tipe
konstruksi bangunan ini menitik beratkan pada pertimbangan konstruksi,
teknologi praktis, dan pertimbangan pada peraturan.
3. Proyek Konstruksi Teknik Sipil (Heavy Engineering Construction)
Adalah proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun
(built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah baik
pada tingkat nasional atau daerah. Pada proyek ini elemen desain, finansial
dan pertimbangan hukum tetap menjadi pertimbangan penting, walaupun
proyek ini lebih bersifat non-profit dan mengutamakan pelayanan
masyarakat (public services).

1.1.1 Pelelangan / Tender


Pelelangan atau tender adalah suatu proses kegiatan penawaran suatu
pekerjaan kepada perusahaan atau badan usaha lain yang berkopetensi untuk
mengerjakannya guna mendapatkan satu perusahaan atau badan usaha yang
dianggap paling tepat sebagai kontraktor pelaksana proyek tersebut pihak - pihak
yang merasa mampu dapat memasukan penawaran terbaiknya kepada owner
pemilik pekerjaan untuk kemudian diseleksi dan dipilih pemenangnya yang akan
melaksanakan pekerjaan tersebut.
Berdasarkan kepemilikan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Tender proyek pemerintah
Berdasarkan Keputusan (Keppres) No 18 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Bahan/Jasa Instansi Pemerintahan, metode dapat
dilakukan melalui serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan
bahan/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara
penyedia bahan/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-
pihak yang terkait secara taat asas sehingga terpilih penyedia jasa terbaik.
2. Tender proyek-proyek swasta
Ketentuan mengenai tender proyek milik swasta biasanya diatur sendiri
oleh masing-masing pemilik. Meskipun demikian, ketentuan tersebut
mengacu pada standar kontrak tertentu, misalnya standar internasional
seperti (Laoren, 2009 pp:27-29) FIDIC ( Federation Internationale Des
Ingenieurs Conseil ). Pada umumnya dilakukan dengan cara tender
terbatas, dengan mengundang beberapa kontraktor yang sudah dikenal.
Perkembangan saat ini adalah dalam memilih kontraktor yang diundang,
pemilih (owner) terlebih dahulu mengundang beberapa calon kontraktor
untuk melakukan presentasi tentang kemampuan mereka dalam
melaksanakan proyek yang akan dilelangkan. Berdasarkan cara
pembukaan dokumen penawaran.

1.1.2 Sistem Kontrak


Jenis-jenis kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di
Indonesia antara lain :
1. Lump Sum
yaitu kontrak dengan nilai tetap. Biasa dikenal dengan istilah kontrak
borongan, yang mana seluruh harga kontrak dianggap tetap. Dan pemilik
proyek tidak mengakui adanya fluktuasi biaya konstruksi proyek.
Fluktuasi biaya yang terjadi selama proses konstruksi sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan
mengendalikan biaya dan waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.
2. Unit price
yaitu kontrak dengan harga satuan tetap. Kontraktor selaku pelaksana
hanya menawarkan harga satuan pekerjaan kepada pemilik proyek. Hal ini
karena volume pekerjaan telah dihitung sebelumnya oleh konsultan
perencana dan dicantumkan dalam dokumen tender. Meskipun volume
pekerjaan telah dihitung oleh konsultan perencana, pihak kontraktor bisa
meneliti ulang perhitungan volume pekerjaan. Dengan kontrak sistem Unit
Price, resiko fluktuasi biaya di proyek ditanggung bersama secara
proporsional oleh pemilik proyek dan kontraktor. Fluktuasi biaya akibat
penambahan volume pekerjaan menjadi tanggung jawab pemilik proyek
sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan harga bahan, upah kerja, dan
biaya peralatan menjadi resiko kontraktor.
3. Turnkey
yaitu kontrak yang dibayar saat serah terima proyek. Pada kontrak jenis ini
segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan penyediaan dananya
diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar semua biaya pembangunan
proyek kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian yang ada setelah
proyek selesai ditambah dengan masa pemeliharaan. Jika pihak pemilik
proyek menghendaki diadakan perubahan terhadap bangunan maka biaya
yang berhubungan dengan hal tersebut diperhitungkan sebagai biaya
tambah-kurang. Demikian juga apabila dalam pelaksanaan kontraktor
melakukan perubahan, maka akan diperhitungkan pula sebagai biaya
tambah-kurang.
4. Unit Rates atau Remeasurement Contract
yaitu kontrak yang dibayar ditambah dengan biaya over break. Pada
proyek dengan jenis kontrak ini, pemilik akan membayar biaya yang
ditentukan untuk membangun proyek tersebut kepada kontraktor, meliputi
biaya over break atau biaya yang dikeluarkan berdasarkan volume
pekerjaan yang terlaksana di lapangan. Bill of Quantities menyediakan
fixed unit rates dan perkiraan quantity untuk berbagai jenis pekerjaan.
Pada akhir proyek, quantity pekerjaan yang terlaksana akan dihitung
ulang/remeasured untuk menentukan nilai akhir proyek. Pada proyek
pembangunan Hotel Grand Mercure Lampung, sistem kontrak yang
digunakan adalah Remeasurement Contract.
1.1.3 Tata Cara Pelaksanaan Proyek
1. Perencanaan
Tugas perencana adalah untuk merencanakan proyek pembangunan
Rumah Sakit Universitas Lampung, antara lain :
a. Pengukuran Lokasi;
b. Desain dan detail arsitek, struktur, dan mekanikal pembangunan;
c. Rencana anggaran biaya.
2. Pelaksanaan
Tugas Pelaksana adalah untuk melaksanakan proyek pembangunan
yang berkewajiban sebagai berikut :
a. Melaksanakan Proyek Pembangunan sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan oleh pengguna barang atau jasa.
b. Melakukan Pengawasan dalam proses pembangunan proyek
sehingga terlaksana dengan baik.
c. Bersedia menerima masukkan dan teguran dari pengguna barang
atau jasa untuk kelancaran proses pembangunan.
d. Membuat laporan berkala tentang proyek pembangunan baik
struktur dan keuangan dan menentukan jangka waktu
pembangunan.
e. Selalu berkoordinasi dengan penggunaan barang atau jasa melalui
pengawas-pengawas dari jasa konsultan dan pengguna barang atau
jasa.
3. Pengawasan
Tugas dan fungsi pengawas ini antara lain :
a. Mengawasi proses berjalanya pembangunan yang dilaksanakan
oleh penyedia barang atau jasa, sehingga berjalan sesuai keinginan
pengguna barang atau jasa.
b. Mengawasi proses berjalanya pembangunan yang dilaksanakan
oleh penyedia barang atau jasa, sehingga berjalan sesuai keinginan
pengguna barang atau jasa.
c. Menjadi penyambung informasi dan dari pengguna barang atau
jasa kepada penyedia barang atau jasa dan sebaliknya.
d. Memberikan masukan-masukan kepada pengguna barang atau jasa
bilamana terjadi perubahan spesifikasi, denah, struktur, dan
anggaran yang kemudian didiskusikan bersama penyedia barang
atau jasa.

1.1.4 Evaluasi Dokumen dan Kesepakatan


Penyediaan barang atau jasa setelah mendapatkan penunjukan langsung
dalam pelaksanaan proyek kemudian melakukan evaluasi perhitungan harga dan
struktur dan disampaikan dalam pertemuan berikutnya bilamana ada perubahan-
perubahan harga dalam analisa harga dan satuan.Selanjutnya bilamana sudah
terjadi kecocokan antara dokumen yang ditawarkan pengguna barang atau jasa
kepada penyedia barang atau jasa, dibuatlah akta kerjasama dihadapan notaris dan
saling berkomitmen sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dan disetujui
kedua belah pihak.

1.1.5 Umum
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan
atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut
dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya dari hasil
pekerjaan konstruksi, oleh karena itu proyek bangunan selanjutnya disebut juga
proyek konstruksi.
Secara umum, proyek konstruksi dibagi atas 3 jenis, yaitu :

1. Proyek Konstruksi bangunan gedung (building construction)


Merupakan proyek pembangunan perumahan pemukiman didasarkan
pada tahapan pembangunan yang secara serempak dengan penyediaan
prasarana penunjang. Jenis proyek ini sangat memerlukan perencanaan
yang matang untuk infrastruktur yang ada dalam lingkungan
pemukiman tersebut seperti jaringan jalan air bersih, listrik, dan
fasilitas lainya.
2. Proyek Konstruksi bangunan gedung (building construction)
Merupakan tipe proyek konstruksi yang paling banyak dilakukan tipe
konstruksi ini menekankan pada pertimbangan konstruksi dan
teknologi praktis dan pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.
3. Proyek Konstruksi teknikk sipil (heavy engineering construction)
Merupakan suatu proses penambahan infrastruktur pada suatu
lingkungan terbangun (built environment). Pemilik proyek (owner)
biasanya pemerintah baik pada tingkat nasional atau daerah. Pada
proyek ini elemen desain, financial di pertimbangan hukum tetap
menjadi pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-
profit dan mengutamakan pelayanan masyarakat (public services).
Beberapa proyek konstruksi yang termasuk pada jenis proyek ini antara
lain proyek pembangkit listrik, jalan raya, jalan kereta api, bendungan,
dan lainnya.
4. Proyek konstruksi bangunan industry (industrial construction)
Merupakan bagian yang relatif kecil dari industri konstruksi, namun
merupakan suatu komponen yang penting. Pemilik proyek (owner)
biasanya merupakan suatu perusahaan atau industri besar, seperti
perusahaan minyak, farmasi, kimia, dan industry lainnya.
Proses yang dilakukan dalam industry ini membutuhkan keahlian
khusus di bidang perencanaan, desain dan konstruksi.

Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang-undang


jasa konstruksi UU no 18 tahun 1999,meliputi:

1. Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan


bentuk dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi serta
persyaratan yang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi. 
2. Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan,
bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau
kanal, bendungan, terowongan, struktural gedung, jalan, jembatan,
reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran,
dan pembukaan lahan.
3. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan
produk-produk rekayasa industri.
a. Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin,
pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi
bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, .minyak, dan gas.
b. Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan
transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan,
telekomunikasi beserta kelengkapannya.

4. Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain : pekerjaan pengolahan


dan penataan akhir bangunan maupun lingkunganya.
1.1.6 Lokasi, Data Umum, dan Data Struktur Proyek
1.1.6.1 Lokasi Proyek

Lokasi proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung


berada di Jalan Prof.Dr.Ir.Sumatri Brojonegoro, Bandar Lampung.

Adapun batas–batas proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas


Lampung sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Terminal Rajabasa
2. Sebelah Selatan : Museum Lampung
3. Sebelah Barat : Ramayana Robinson
4. Sebelah Timur : Kampus Universitas Lampung

Gambar 1.1. LokasiProyek Rumah Sakit Unila

Proyek pembangunan ini dimulai oleh tender baru dan pekerjaanya


dimulai dari meneruskan bangunan lama yaitu dari pekerjaan
penerusan kolom lantai dasar hingga struktur atas gedung lantai
empat.
1.1.6.2 Data Umum Proyek

Data-data umum proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas


Lampung, adalah sebagai berikut :

a) Nama Proyek : Pembangunan Rumah Sakit


Universitas Lampung
b) Lokasi Proyek : Jl. Prof.Dr.Ir. Sumatri
Brojonegoro, Bandar Lampung

c) Pemilik Proyek : PU Kota Bandar Lampung


d) Kontraktor Pelaksana : KKWI
AAA3
e) Kontraktor Perencana : Universitas Lampung
f) Nilai Kontrak : Rp 29.152.052.000,-
g) Uang Muka : 20%
h) Sumber Dana : APBD
i) Jenis Pelelangan : Lpse Kota Bandar Lampung
j) Sifat Tender : Tertutup
k) Luas Lahan : 8840 m2
l) Jenis Kontrak : Lump Sump (Gabungan
Harga Satuan)

1.1.6.3 Data Struktur Proyek

Data struktur proyek Pembangunan Rumah Sakit Universitas


Lampung adalah sebagai berikut :

1. Luas Lahan
Luas lahan proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas
Lampung ini adalah sebesar 8840 m2.
2. Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan. Fungsi
kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka manusia
yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom berfungsi
sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan
tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, dan
semen yang dicampur dengan air. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom ataupun bagian
struktur bagian lain mampu menahan gaya tekan dan gaya tarik
pada bangunan. ( sumber : Dheny saputra Jp, Laporan Kerja
Praktek, Fakultas Teknik, 2011 ).

3. Plat Lantai
Pelat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada di
atas tanah secara langsung. Artinya pelat lantai merupakan
lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat,
dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini dibingkai
oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom-kolom
bangunan.

1.1.6.4 Fasilitas Proyek

Fasilitas proyek sangat dibutuhkan dalam membantu dan


memperlancar berbagai kegiatan pembangunan di lapangan.
Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada proyek Pembangunan
Rumah Sakit Universitas Lampung adalah sebagai berikut :

1. Kantor Direksi (Directie Keet)


Kantor direksi proyek merupakan bangunan kantor yang
dibangun di lokasi proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff
kontraktor maupun pengawas, dan berfungsi sebagai tempat
melakukan rencana kerja dan evaluasi hasil kerja di lapangan.
Kantor direksi juga berfungsi sebagai tempat rapat koordinasi
antara kontraktor dan Management Konstruksi untuk membahas
mengenai kemajuan pekerjaan.

Gambar 1.2. Kantor Direksi

2. Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan,
pemotongan tulangan sesuai dengan gambar kerja.
Bangunan untuk fasilitas ini dibuat lepas tanpa dinding (los) dan
tidak diberi penutup atap.

Gambar 1.3.Los Kerja


3. Pos Satpam
Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan
pintu masuk pagar proyek.

Gambar 1.4.Pos Satpam

4. Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek
konstruksi merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk
menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena
fungsinya sebagai pengaman, maka pagar harus dibuat kokoh
agar tidak mudah roboh.

Gambar 1.5. Pagar Proyek


1.1.6.5 Spesifikasi Material pada Pekerjaan Struktur Basement
Pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung

Material yang digunakan dalam pekerjaan struktur pembangunan


Rumah Sakit Universitas Lampung harus memenuhi syarat yang
telah ditentukan dan harus ditempatkan pada lokasi yang
terlindungi dari hal-hal yang merusak mutu material. Sehingga
mutu atau kualitas dari hasil pekerjaan dapat sesuai dengan
rencana. Pada waktu pelaksanaan proyek pembangunan Rumah
Sakit Universitas lampung material harus sudah berada di lokasi
proyek agar jalannya proyek tidak terganggu. Adapun material
yang digunakan diantaranya adalah :
1. Air
Air yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan struktur proyek
pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung ini adalah
air tanah yang dikirim dari dinas pertamanan. Pada proyek ini
air digunakan sebagai pencampur adukan beton dan perawatan,
air perlu memiliki kualitas agar bisa menghasilkan beton yang
bermutu sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Secara
spesifikasi, air yang digunakan untuk membuat beton harus
bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, sulfat,
silt, garam-garam, zat organik, atau bahan-bahan lain yang
bersifat merusak beton dan baja tulangan.

2. Baja Tulangan
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat :
a. Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971).
b. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat
dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya).
Adapun syarat-syarat pemasangan besi beton yaitu:

- Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-


gambar atau mendapat persetujuan konsultan pengawas.
- Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain harus
menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, Tidak
bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh
lantai kerja atau papan acuan.
Jenis-jenis baja tulangan yang dipakai antara lain adalah:

a) Baja tulangan ulir D 16 mm, D 19 mm, digunakan


sebagai tulangan utama kolom.

Gambar 1.6. Baja Tulangan


b) Baja tulangan ulir D 19 mm, D 22 mm digunakan
sebagai tulangan plat lantai.

Gambar 1.7. Baja Tulangan

c) Baja tulangan ulir D 10 mm digunakan sebagai


sengkang kolom.

Gambar 1.8. Baja Tulangan


3. Beton decking
Pada pelaksanaan pekerjaan struktur proyek
pembangunan rumah sakit universitas Lampung ini,
Beton tahu atau beton dacking dibuat dengan
komposisi adukan 1 PC : 1 PS, Dengan ukuran
panjang diameter 77 mm dan tinggi 25 mm. Dengan
menggunakan cetakan dari PVC (pipa paralon).

Gambar 1.9. Beton decking

Gambar 1.9. Beton decking Balok dan Lantai


4. Kayu
Kayu yang digunakan untuk bekisting kolom. Kayu
yang digunakan terdiri dari balok kayu, yang
mempunyai ukuran bermacam–macam sesuai
kebutuhan. Proyek ini menggunakan papan dan kayu
kelas II .

Gambar 1.10. Kayu Bekisting

5. Multiplek
Untuk pelaksana proyek pekerjaan ini menggunakan
Triplek dengan tebal 1,2 cm untuk bekisting.
Digunakannya multiplek polifilm 1,2 cm dengan
harapan multiplek dapat menghasilakan kualitas beton
yang maksimal sesuai dengan standar yang ditetapkan
perusahaan dan multiplek tersebut dapat dipakai
kembali untuk pekerjaan lantai selanjutnya. Multiplek
bekisting dapat digunakan 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali
tergantung kondisi triplek tersebut pada saat
pembongkaran bekisting.
Gambar 1.11. Multiplek
6. Besi Hollow
Besi hollow digunakan untuk pekerjaan bekisting,
Terutama untuk acuan pekerjaan struktur seperti pelat
lantai dan Kolom.

Gambar 1.12 Besi Hollow

7. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat rangkaian
tulangan-tulangan antara satu tulangan dengan
tulangan lainnya, sehingga membentuk suatu
rangkaian tulangan elemen struktur yang siap dipakai.
Gambar 1.13 Kawat Bendrat

1.1.6.6 Spesifikasi Peralatan pada Pekrrjaan Struktur Basement

Beberapa peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan


struktur basement 3 - Lantai 4 yaitu kolom, Balok dan Pelat lantai
dipembangunan Rumah Sakit Universitas lampung adalah sebagai
berikut:
1. Erectian TC (tower crane)

Gambar 1.12.Tower Crane


2. Theodolit

Gambar 1.13.Theodolit

3. Concrete Vibrator

Gambar 1.14 Concrete Vibrator

4. Pemotong Tulangan (Bar Cutter)

Gambar 1.15 Bar Cutter


5. Pembengkok Tulangan (Bar Bender)

Gambar 1.16 Bar Bender

6. Perancah (Scaffollding)

Gambar 1.17 Scaffolding


7. Truck Pencampur ( Mixer Truck )

Gambar 1.18 Mixer Truck

1.1.6.7 Manajemen Proyek

Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks dan saling


terkait antara satu dengan yang lain dan umumnya berlangsung
hanya satu kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian
proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan yang jelas. Dapat
digambarkan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dengan tujuan dan manajemen yang jelas untuk
mencapai hasil yang telah dirumuskan pada awal dimulai
pembangunan proyek tersebut. Di dalam kegiatan konstruksi
terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan berkaitan, yaitu
sebagai berikut :

1. Studi Pengenalan (Recognition Study)


Merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan ini dilakukan
dengan pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan
dari proyek yang direncanakan. Pada pelaksanaan proyek
pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung, studi
pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek Universita
Lampung.
2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Merupakan tahap pelaksanaan kelayakan proyek dari aspek
perencanaan dan perancangan, dan aspek lainnya. Kegiatan
yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat
estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
tersebut.
b. Menganalisis manfaat yang akan diperoleh jika proyek
tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat
ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial).
c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis
maupun finansial.
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi
apabila proyek tersebut dilaksanakan.

3. Penjelasan (Briefing)
Tahap ini merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja
yang berisi penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi
bangunan, pendanaan, dan ketentuan-ketentuan lain yang akan
dijadikan pedoman dalam perancangan. Tujuan tahap
penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan penjelasan dari
pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang
diizinkan sehingga konsultan perencana dapat menafsirkan
keinginan pemilik proyek dan membuat tafsiran biaya yang
diperlukan.

4. Perencanaan (Design)
Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain
bangunan proyek, program kerja, tata letak, serta metode
konstruksi agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek
dan pihak berwenang yang terlibat selain itu juga untuk
mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan,
termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.
Dalam proyek ini perencanaan meliputi beberapa hal sebagai
berikut :
a. Melakukan perencanaan berdasarkan data-data pengamatan,
pengukuran, dan pengujian di lapangan.
b. Penggambaran struktur bangunan proyek.
c. Menentukan karakteristik dan standar mutu bahan yang
akan digunakan.
d. Merancang teknis dan manajemen pelaksanaan proyek
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat yang telah
ditentukan.
e. Menetapkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
f. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan
dengan perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga
pelaksanaan proyek tersebut dapat mencapai tujuan yang
telah menjadi cita-cita bersama.

5. Pengadaan Sarana (Procurement/Tender)


Pengadaan sarana bertujuan untuk mempersiapkan tahapan
pelaksanaan proyek dalam hal pengadaan fasilitas dan bahan-
bahan sebagai penunjang tercapainya konstruksi yang akan
dilaksanakan. Tahapan ini memerlukan perhitungan dan
persiapan yang matang, sebab spesifikasi dan mutu bahan yang
dipilih berperan penting kepada keberhasilan pembangunan
konstruksi tersebut.

6. Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana, dengan batasan biaya dan
waktu yang telah disepakati, serta mutu material dan peralatan
pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan, maka kegagalan
satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu pelaksanaan,
untuk itu harus dibuat rencana pelaksanaan dengan cermat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik
dari jadwal waktu pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber
daya manusia, peralatan, dan material.
7. Pemeliharaan, Persiapan Penggunaan dan Human Bionomic
(Maintenance and Start-up)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan
yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua
fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data
selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as built
drawing).
b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi.
c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman
pemeliharaannya.

Gambar 1.19 Skematic Tahapan Kegiatan Proyek


1.2. Cara Menguraikan Macam Pekerjaan dan Rencana yang akan di
laksanakan Oleh Kontraktor dari Gambar Bestek

1. Kontraktor - kontraktor mempelajari dan mengawasi kelengkapan


dokumen kontrak untuk mengetahui proyek yang akan dilaksanakan
secara mendetail.
2. Kontraktor melakukan peninjauan atau survey detail ke lokasi.
3. Melakukan survey kecukupan material
4. Kontraktor melakukan test sample material yang perlu untuk
pelaksanaan proyek, adapun material tersebut adalah :
- Batu pecah
- Pasir
- Semen
- Besi / Baja
Semua bahan yang telah dipilih diserahkan kepada pihak owner, dan
pihak owner pun melakukan evaluasi data spesifikasi yang
direncanakan oleh tenaga hli yang telah di tugaskan oleh owner.

5. Kontraktor melakukan pengelompokan major item (pekerjaan pokok)


dan pekerjaan pendukung.
6. Cara merencanakan atau menguraikan metode pelaksanaan lapangan
berdasarkan gambar bestek, dalam hal ini membahas pekerjaan Kolom,
Plat Lantai. Persyaratannya, yaitu :
A. Kolom
Persyaratan Pekerjaan Kolom :
a. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk yang terdapat pada gambar kerja bangunan, Terutama
pada gambar potongan mengenai ketebalan kolom, serta
ketebalan selimut beton dan jumlah besaran besi tulangan yang
dipakai.
b. Dituntut keahlian, Ketelitian, serta penggunaan peralatan yang
baik dalam melaksanakan pekerjaan ini.
c. Kualitas beton yang digunakan pada kolom adalah mutu beton K
350.
d. Besi yang digunakan untuk tulangan pokok kolom adalah besi
tulangan D 22 mm , 19 mm dan 16 mm.
e. Besi yang digunakan untuk tulangan sengkang kolom adalah
besi tulangan D 10 mm - 150 mm dan tulangan ties D10 mm –
150mm.
f. Untuk penyambung tulangan kolom digunakan dengan
penyambungan antar besi yaitu sambungan overlape.
g. Pemeriksaan kembali yang dilakukan oleh pengawas lapangan
terhadap hasil pekerjaan, agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengerjaan.
h. Sebelum adukan dimasukkan kedalam bekisting kolom,
bekisting dilumuri oli saat bekisting di buka tidak susah dan
bekisting dapat dipakai kembali.
Adapun jenis – jenis kolom yang digunakan pada pekerjaan
basement di proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas
Lampung adalah sebagai berikut :

a. Kolom 1 (K1) Lantai 1 s/d 4 Ukuran 45/45 cm menggunakan


tulangan besi ulir (D 22) 20 buah, besi tulangan ties besi ulir D
10 mm dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang besi
ulir D 10 mm dengan jarak 150 mm,
b. Kolom 2 (K2) Lantai 1 s/d 3 Ukuran 45/45 cm menggunakan
tulangan besi ulir (D 19) 18 buah, besi tulangan ties besi ulir D
10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang besi ulir D
10 mm dengan jarak 150 mm, Pada Lantai 4 ukuran 45/45 cm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 16 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang besi ulir D 10 dengan jarak 150 mm.
c. Kolom 3 (K3) Lantai 1 s/d 3 Ukuran 45/45 cm menggunakan
tulangan besi ulir (D 16) 20 buah, besi tulangan ties besi ulir D
10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang besi ulir D
10 mm dengan jarak 150 mm, Pada Lantai 4 ukuran 45/45 cm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 12 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang besi ulir D 10 dengan jarak 150 mm.
d. Kolom 4 (K4) Lantai 1 s/d 3 Ukuran 45/45 cm menggunakan
tulangan besi ulir (D 16) 16 buah, besi tulangan ties besi ulir D
10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang besi ulir D
10 mm dengan jarak 150 mm, Pada Lantai 4 ukuran 45/45 cm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 12 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang besi ulir D 10 dengan jarak 150 mm.
e. Kolom 5 (K5) Lantai 1 s/d 4 Ukuran 45/45 cm menggunakan
tulangan besi ulir (D 16) 12 buah, besi tulangan ties besi ulir D
10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang besi ulir D
10 mm dengan jarak 150 mm,
f. Kolom 6 (K6) Lantai 1 s/d 2 ukuran 450/450 mm menggunakan
tulangan besi ulir (D 22) 18 buah, besi tulangan ties besi ulir
D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang D10
dengan jarak 150 mm. Dan Lantai 3 s/d 4 ukuran 450/450 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 16 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang D10 dengan jarak 150 mm.
g. Kolom 7 (K7) Lantai 1 s/d 4 ukuran 450/450 mm menggunakan
tulangan besi ulir (D 16) 18 buah, besi tulangan ties besi ulir
D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang besi ulir
D 10 dengan jarak 150 mm.
h. Kolom 8 (K8) Lantai 1 s/d 2 ukuran 400/450 mm menggunakan
tulangan besi ulir (D 22) 16 buah, besi tulangan ties besi ulir
D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang D10
dengan jarak 150 mm.
i. Kolom 9 (K9) Lantai 1 s/d 3 ukuran 400/450 mm menggunakan
tulangan besi ulir (D 16) 16 buah, besi tulangan ties besi ulir
D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang D10
dengan jarak 150 mm. Dan Pada Lantai 4 ukuran 400/450 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 10 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang besi ulir D 10 dengan jarak 150 mm.
j. Kolom 10 (K10) Lantai 1 s/d 2 ukuran 400/450 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 19) 16 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang D10 dengan jarak 150 mm.
k. Kolom 11 (K11) Lantai 1 s/d 4 ukuran 400/450 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 10 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang besi ulir D 10 dengan jarak 150 mm.
l. Kolom 12 (K12) Lantai 1 s/d 2 ukuran 400/450 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 22) 18 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang D10 dengan jarak 150 mm.
m. Kolom 13 (K13) Lantai 1 ukuran 400/400 mm menggunakan
tulangan besi ulir (D 16) 6 buah, besi tulangan ties besi ulir D10
dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan sengkang D10 dengan
jarak 150 mm.
n. Kolom 14 (K14) Lantai 1 s/d 3 ukuran 200/400 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 12 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang D10 dengan jarak 150 mm.
o. Kolom 15 (K15) Lantai 1 s/d Lantai Attic. ukuran 200/400 mm
menggunakan tulangan besi ulir (D 16) 14 buah, besi tulangan
ties besi ulir D10 dengan jarak 150 mm, dan besi tulangan
sengkang D10 dengan jarak 150 mm.
Tabel 1.2 Jenis dan Dimensi Kolom

No Dimensi Gambar Detail tulangan


Kolom

A Kolom 1  D22 = 20
z
(K1)Lantai 1 buah
s/d 4  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
D10 dengan
jarak 150
mm.
B Kolom 2  D19 = 18
(K2)Lantai 1 buah
s/d 3  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K2lantai
D10 dengan
1s/d 3
jarak 150
mm.
Kolom 2  D16 = 16
(K2)Lantai 4 buah
 Tulangan ties
450/450
= D10 jarak
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K2lantai 4
D10 dengan
jarak 150
mm.
C Kolom 3  D16 = 20
(K3)Lantai 1 buah
s/d 3  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom D10 dengan
K3lantai 1 s/d 3
jarak 150
mm.
Kolom 3  D16 = 12
(K3)Lantai 4 buah
 Tulangan ties
450/450
= D10 jarak
150 mm
 Tulangan
sengkang
D10 dengan
Gambar Kolom K3lantai 4
jarak 150
mm.
D Kolom 4  D16 = 16
(K4)Lantai 1 buah
s/d 3  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom D10 dengan
K4lantai 1 s/d 3
jarak 150
mm.
Kolom 4  D16 = 12
(K4)Lantai 4 buah
 Tulangan ties
450/450
= D10 jarak
150 mm
 Tulangan
sengkang

Gambar Kolom K4lantai 4 D10 dengan


jarak 150
mm.
E Kolom 5  D16 = 12
(K5)Lantai 1 buah
s/d 4  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K5
D10 dengan
jarak 150
mm.
F Kolom 6  D22 = 18
(K6)Lantai 1 buah
s/d 2  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K6lantai D10 dengan
1 s/d 2
jarak 150
mm.
Kolom 6  D16 = 16
(K6)Lantai 3 buah
s/d 4  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K6lantai 3 s/d D10 dengan
4
jarak 150
mm.
G Kolom 7  D16 = 18
(K7)Lantai 1 buah
s/d 4  Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K7
D10 dengan
jarak 150
mm.
H Kolom 8  D22 = 16
(K8)Lantai 1 buah
s/d 2  Tulangan ties
= D10 jarak
400/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K8 D10 dengan
jarak 150
mm.
I Kolom 9  D16 = 16
(K9)Lantai 1 buah
s/d 3  Tulangan ties
= D10 jarak
400/450
150 mm
 Tulangan
sengkang

Gambar Kolom D10 dengan


K9lantai 1 s/d 3 jarak 150
mm.
Kolom 9  D16 = 10
(K9)Lantai 4 buah
 Tulangan ties
400/450
= D10 jarak
150 mm
 Tulangan
sengkang
D10 dengan
Gambar Kolom K9lantai 4
jarak 150
mm.
J Kolom 10  D19 = 16
(K10)Lantai 1 buah
s/d 2  Tulangan ties
= D10 jarak
400/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K10 D10 dengan
jarak 150
mm.
K Kolom 11  D16 = 10
(K11) Lantai 1 buah
s/d 4  Tulangan ties
= D10 jarak
400/450
150 mm
 Tulangan
sengkang

Gambar Kolom K11 D10 dengan


jarak 150mm.
L Kolom 12  D22 = 18
(K12)Lantai 1 buah
s/d 2  Tulangan ties
= D10 jarak
400/450
150 mm
 Tulangan
sengkang
D10 dengan
Gambar Kolom K12 jarak 150
mm.
M Kolom 13  D16 = 6
(K13)Lantai 1 buah
 Tulangan ties
400/400
= D10 jarak
150 mm
 Tulangan
sengkang

Gambar Kolom K13 D10 dengan


jarak 150
mm.
N Kolom 14  D16 = 12
(K14)Lantai 1 buah
s/d 3  Tulangan ties
= D10 jarak
200/400
150 mm
 Tulangan
sengkang
D10 dengan
jarak 150
Gambar Kolom K14
mm.
O Kolom 15  D16 = 14
(K15)Lantai 1 buah
s/d lantai attic  Tulangan ties
= D10 jarak
200/400
150 mm
 Tulangan
sengkang
D10 dengan
jarak 150 mm
Gambar Kolom K15
B. Plat Lantai
Persyaratan Struktur Konstruksi Pelat Lantai :
Adapun yang harus diperhatikan dan di persiapkan sebelum
pekerjaan pengecoran adalah :
a) Mengecek kembali elevasi pada plat lantai agar tidak
terjadi kemiringan pada beton plat lantai
b) Memastikan kekuatan begisting pada plat lantai guna untuk
menghindari kerobohan pada plat lantai pada saat
pengecoran
c) Menyiram permungkaan lantai di bagian pertemuan antara
plat lantai yang sudah dicor sebelumnya menggunakan
calbond untuk merekatkan antara beton yang sudah
mengeras sebelumnya dengan beton yang baru. Pada
proyek ini digunakan cairan calbond jenis styrobond
d) Melakukan Slump test pada beton guna mendapatkan
spesifikasi keenceran beton sesuai dengan rencana
e) Pekerjaan pengecoran plat lantai menggunakan concrete
pump
f) Mutu beton yang digunakan untuk pengecoran adalah
beton fc 35
g) Beton pada plat lantai harus dilakukan perawatan dengan
cara membasahi selama 4 hari guna untuk mendapatkan
mutu beton yang maksimal
h) Begisting pada plat lantai beton tidak boleh di bongkar
kurang dari umur beton 21 hari guna umtu menghindari
keretakan akibat beban yang ada di atas plat lantai tersebut
C. Balok
Pada proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung
digunakan balok dengan dimensi yang berbeda. Balok ini
digunakan untuk menahan beban dari pelat lantai.
Persyaratan Struktur Konstruksi Balok :
a. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk yang terdapat pada gambar kerja bangunan, Terutama
pada gambar potongan. serta ketebalan selimut beton dan jumlah
besaran besi tulangan yang dipakai.
b. Mutu beton yang dipergunakan adalah beton K 350.
c. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus
dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya
persetujuan pemberi tugas dan tidak boleh di lakukan
pengecoran beton pada waktu hujan.
d. Setelah pengecoran, Beton harus terus menerus dibasahi selama
4 hari berturut-turut.
e. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu
kekuatan yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri.

1.3. Cara Membuat Analisa Harga Sampai Dengan didapatkanya Surat


Penawaran Dari Kontraktor

Pada saat tahap lelang owner selaku pemilik proyek mencari badan usaha
yang pantas melakukan pekerjaan yang diperintahkan dan diposisikan sebagai
kontraktor pelaksana dengan penawaran harga pekerjaan yang paling rendah
dengan spesifikasi pekerjaan yang memadai. Adapun persiapan pihak kontraktor
yang harus dilakukan antara lain membuat analisa harga. pekerjaan ini akan
dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga penawaran dari
kontraktor kepada pihak owner selaku pemilik pekerjaan. Analisa harga yang
dilakukan kontraktor meliputi :
1. Mencari harga terakhir dari supplier, toko, dan distributor untuk material
alam / pabrik, sewa peralatan, BBM, dan tenaga kerja.
2. Menghitung volume pekerjaan
3. Menghitung kapasitas pekerjaan untuk alat dan upah tenaga kerja.
4. Membuat rumusan analisa teknis
5. Membuat analisa anggaran perencanaan meliputi :
a) Biaya alat
b) Biaya upah
c) Biaya bahan
d) Biaya yang di sub-kontraktorkan
e) Biaya umum operasional/over head
f) Biaya bunga bank
g) Biaya pajak penghasilan
h) Laba proyek

1.4. Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek merupakan suatu cara penyusunan atau bagan
yang membuat gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek dan menunjukan kedudukan, pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam proyek tersebut agar kegiatan lapangan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi
kerja adalah sebagai berikut :
a. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
b. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan
terperinci.
c. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan jabatan.
d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.

Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari sebagai berikut.

1.4.1 Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana
atas pembangunan proyek tersebut. Owner pada proyek
Pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung adalah PU Kota
Bandar Lampung, yang dilaksanakan oleh tim pelaksana
pembangunan proyek yang dibentuk oleh pihak owner.
Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut :
1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, maupun kontraktor, mengenai tugas dan wewenang
masing-masing secara jelas.
2) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang
berhubungan dengan pembangunan proyek.
4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan
perubahan pekerjaan.
5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor
mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan
proyek.
6) Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proyek.
7) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek
yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.
8) Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai
dan sesuai dengan kontrak.

1.4.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah suatu badan usaha yang merencanakan
proyek dan bergerak di bidang desain fisik proyek, yaitu berupa
rencana dalam bentuk gambar-gambar konstruksi, struktur serta
bestek suatu proyek. Pada proyek ini sebagai konsultan perencana
adalah Universitas Lampung
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai
berikut:
1) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginnan
pemilik proyek (owner).
2) Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar
sesuai keinginan atau ide pemilik proyek.
3) Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta
jangka waktu pelaksanaan.
4) Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.
5) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan
desain tersebut diwujudkan.
6) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan.

1.4.3 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah pihak yang di tugaskan oleh pemberi
pekerjaan untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan agar sesuai
dengan gambar bestek dan spesifikasi teknis yang telah disepakati
bersama. Konsultan pengawas Pada proyek ini yaitu dilakukan oleh
PT. Surya Cipta Engineering.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah sebagai berikut :
1) Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan
kuantitas.
2) Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi
penyimpangan.
3) Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan
tambahan.
4) Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja, penggunaan
dan pengujian material, schedule kerja serta berita acara
kemajuan pekerjaan kontraktor pelaksana.
5) Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,
melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur,
dan kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6) Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat teknis.

1.4.4 Kontraktor Pelaksana


Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu
pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Tugas dan
wewenang kontraktor adalah sebagai berikut.
1) Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk
melaksanakan proyek.
2) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
3) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
4) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan.
5) Menanggapi petunjuk, teguran, dan perintah dari pemilik
proyek.
6) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acara.

1.4.5 Bagan Struktur Organisasi Proyek


Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan
pihak-pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan
suatu proyek sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan
pihak yang terkait dalam sebuah organisasi proyek digambarkan
dalam suatu susunan bagan. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas Lampung adalah
seperti pada Gambar 1.38.

Pemilik Proyek
Dinas Pekerjaan
Umum

Konsultan Pengawas
Konsultan Perencana PT. Surya Cipta
UNILA Enginering

Gambar 1.27. Struktur OrganisasiKontraktor


Proyek Pelaksana
PT. KKWI
Keterangan : PT. AAA3
: Garis Komando
: Garis Tanggungjawab
: Garis Koordinasi

1.4.6 Struktur Organisasi Lapangan


Pelaksanaaan proyek dalam kegiatan mempunyai struktur organisasi
lapangan, agar kegiatan yang berlangsung di lapangan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, selain dapat mempermudah dalam
pelaksanaannya. Pihak - pihak yang terkait yang berperan dalam
proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Manajer Proyek (Project Manager)
Manajer proyek (project manager) dapat didefinisikan sebagai
seseorang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hingga
selesainya suatu proyek, mulai dari kegiatan yang paling awal.
Manajer proyek (project manager) bertanggung jawab terhadap
organisasi induk, proyeknya sendiri, dan tim yang bekerja dalam
proyeknya.
Tugas dan wewenang project manager adalah sebagai berikut :
1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai
perkembangan pelaksanaan maupun permasalah teknis.
2) Memberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik
proyek.
3) Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.
4) Menjalankan manajemen proyek dan sewaktu waktu dapat
mengadakan pemeriksaan pekerjaan di lapangan.
b. Manajer Lapangan (Site Manager)
Manajer Lapangan (Site Manager) adalah orang yang bertugas
mengatur, mengawasi pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan
sepesifikasi yang telah ditetapkan dalam dokumen proyek.
Tugas Site Manager adalah sebagai berikut :
1) Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan
pekerjaan proyek sesuai dengan rencana gambar dan
spesifikasi teknik.
2) Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis
dan kelancaran proyek di lapangan.
3) Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan
pengecekan mutu dan volume pekerjaan atas kebenaran data
tagihan.
c. Administrasi dan keuangan
Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur
administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu
pimpinan proyek dalam hal perencanaan biaya yang harus
dipenuhi.
Tugas dan wewenang bagian keuangan antara lain :
1) Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan
sesuai dengan rencana kerja lapangan.
2) Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah disetujui
oleh atasan langsung.
3) Membuat laporan realisasi keuangan secara mingguan dan
bulanan.
4) Mengadakan sosialisasi dengan pihak lain demi kelancaran
pelaksanaan proyek.
5) Bekerjasama dengan pihak lain demi kelancaran dalam
menjalankan tugas.
6) Menyelesaikan permasalahan personil karyawan dan umum
yang terjadi dalam proyek.

d. Quality Control
Tugas dan wewenang quality control yaitu sebagai berikut.
1) Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan
sebagai bahan pada item pekerjaan yang bersangkutan.
2) Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang digunakan
sebagai konstruksi suatu pekerjaan.
3) Mengadakan tes lapangan atau laboraturium dari hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4) Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.
5) Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.
6) Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai
spesifikasi teknik ke atasan langsung.
e. Pelaksana Lapangan (Supervisor)
Pelaksana Lapangan adalah orang yang bertugas mengatur serta
mengawasi pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi
yang telah ditetapkan. Dalam sebuah pelaksanan pembangunan
konstruksi dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai
dengan baik.
Tugas pelaksana proyek yaitu sebagai berikut.
1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
2) Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali
metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya.
4) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan
memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.
5) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan, metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi
teknik.
6) Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan,
tenaga, dan alat di lapangan.
7) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan
di lapangan.
8) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan,
agar selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi
kerja yang telah ditetapkan.
f. Satpam (Security)
Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi
pekerjaan proyek.
g. Safety Inspector
Safety Inspector adalah seorang yang bertugas dalam
perencanaan dan kesehatan kerja (K3) berkaitan dengan
penyusunan safety plan, pengamanan proyek (security plan),
dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek (house
keeping) dengan target zero accident (tidak ada kecelakaan
kerja).
Tugas dan wewenang Safety Inspector :
1) Membuat penyusunan safety management berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh DEPNAKER
selaku instansi terkait.
2) Mengidentifikasi bahaya kerja dan penanggulangannya.
3) Membuat perencanaan penempatan alat-alat pengaman
seperti pagar proyek, rambu-rambu K3 serta rencana
penempatan alat-alat pemadam kebakaran.
4) Melakukan pengaturan terhadap prosedur keluar masuk
bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi
daerah rawan di wilayah sekitar proyek, serta prosedur
komunikasi di proyek.
5) Melakukan pengelolaan kebersihan proyek, meliputi
penempatan bak sampah, menentukan lokasi penempatan
dan jumlah toilet pekerja, pengaturan kantor, dan jalan
sementara.
h. Surveyor
Surveyor bertugas melakukan pengukuran di lapangan yang
mencakup seluruh kuantitas pekerjaan sebelum, selama, dan
sesudah proyek berjalan.
i. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan
serta kebutuhan material di proyek. Tugas bagian logistik adalah
sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan.
2) Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai
pesanan.
3) Mencatat inventarisasi barang dan alat.
4) Membuat laporan logistik untuk dilaporkan kepada
pelaksana lapangan.
STRUKTUR ORGANISASI DI LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS LAMPUNG
PT. WIJAYA KUSUMA CONTRACTOR

Project Coordinator
Sutarno

Project Manager
Alfarabi

Adm. Manager QA & K3


Ahmad Munahar Pangki

Planing Engineering Administrasi & QS Site Manager


.Deni Noviantoro Singgih Rosidin

BBS & Surveyor Logistik dan Security


Drafter .Deni Equipment Iyan
Mahdian
Noviantoro
Supardi

Anda mungkin juga menyukai