Bagan
Bagan
1.1.5 Umum
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan
atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut
dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya dari hasil
pekerjaan konstruksi, oleh karena itu proyek bangunan selanjutnya disebut juga
proyek konstruksi.
Secara umum, proyek konstruksi dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Luas Lahan
Luas lahan proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas
Lampung ini adalah sebesar 8840 m2.
2. Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan. Fungsi
kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka manusia
yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom berfungsi
sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan
tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus, dan
semen yang dicampur dengan air. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom ataupun bagian
struktur bagian lain mampu menahan gaya tekan dan gaya tarik
pada bangunan. ( sumber : Dheny saputra Jp, Laporan Kerja
Praktek, Fakultas Teknik, 2011 ).
3. Plat Lantai
Pelat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada di
atas tanah secara langsung. Artinya pelat lantai merupakan
lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat,
dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini dibingkai
oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom-kolom
bangunan.
2. Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan,
pemotongan tulangan sesuai dengan gambar kerja.
Bangunan untuk fasilitas ini dibuat lepas tanpa dinding (los) dan
tidak diberi penutup atap.
4. Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek
konstruksi merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk
menjamin keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Karena
fungsinya sebagai pengaman, maka pagar harus dibuat kokoh
agar tidak mudah roboh.
2. Baja Tulangan
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat :
a. Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971).
b. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat
dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya).
Adapun syarat-syarat pemasangan besi beton yaitu:
5. Multiplek
Untuk pelaksana proyek pekerjaan ini menggunakan
Triplek dengan tebal 1,2 cm untuk bekisting.
Digunakannya multiplek polifilm 1,2 cm dengan
harapan multiplek dapat menghasilakan kualitas beton
yang maksimal sesuai dengan standar yang ditetapkan
perusahaan dan multiplek tersebut dapat dipakai
kembali untuk pekerjaan lantai selanjutnya. Multiplek
bekisting dapat digunakan 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali
tergantung kondisi triplek tersebut pada saat
pembongkaran bekisting.
Gambar 1.11. Multiplek
6. Besi Hollow
Besi hollow digunakan untuk pekerjaan bekisting,
Terutama untuk acuan pekerjaan struktur seperti pelat
lantai dan Kolom.
7. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat rangkaian
tulangan-tulangan antara satu tulangan dengan
tulangan lainnya, sehingga membentuk suatu
rangkaian tulangan elemen struktur yang siap dipakai.
Gambar 1.13 Kawat Bendrat
Gambar 1.13.Theodolit
3. Concrete Vibrator
6. Perancah (Scaffollding)
3. Penjelasan (Briefing)
Tahap ini merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja
yang berisi penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi
bangunan, pendanaan, dan ketentuan-ketentuan lain yang akan
dijadikan pedoman dalam perancangan. Tujuan tahap
penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan penjelasan dari
pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang
diizinkan sehingga konsultan perencana dapat menafsirkan
keinginan pemilik proyek dan membuat tafsiran biaya yang
diperlukan.
4. Perencanaan (Design)
Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain
bangunan proyek, program kerja, tata letak, serta metode
konstruksi agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek
dan pihak berwenang yang terlibat selain itu juga untuk
mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan,
termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.
Dalam proyek ini perencanaan meliputi beberapa hal sebagai
berikut :
a. Melakukan perencanaan berdasarkan data-data pengamatan,
pengukuran, dan pengujian di lapangan.
b. Penggambaran struktur bangunan proyek.
c. Menentukan karakteristik dan standar mutu bahan yang
akan digunakan.
d. Merancang teknis dan manajemen pelaksanaan proyek
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat yang telah
ditentukan.
e. Menetapkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
f. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan
dengan perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga
pelaksanaan proyek tersebut dapat mencapai tujuan yang
telah menjadi cita-cita bersama.
6. Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana, dengan batasan biaya dan
waktu yang telah disepakati, serta mutu material dan peralatan
pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan, maka kegagalan
satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu pelaksanaan,
untuk itu harus dibuat rencana pelaksanaan dengan cermat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik
dari jadwal waktu pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber
daya manusia, peralatan, dan material.
7. Pemeliharaan, Persiapan Penggunaan dan Human Bionomic
(Maintenance and Start-up)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan
yang telah selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua
fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data
selama pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as built
drawing).
b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi.
c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman
pemeliharaannya.
A Kolom 1 D22 = 20
z
(K1)Lantai 1 buah
s/d 4 Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
Tulangan
sengkang
D10 dengan
jarak 150
mm.
B Kolom 2 D19 = 18
(K2)Lantai 1 buah
s/d 3 Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K2lantai
D10 dengan
1s/d 3
jarak 150
mm.
Kolom 2 D16 = 16
(K2)Lantai 4 buah
Tulangan ties
450/450
= D10 jarak
150 mm
Tulangan
sengkang
Gambar Kolom K2lantai 4
D10 dengan
jarak 150
mm.
C Kolom 3 D16 = 20
(K3)Lantai 1 buah
s/d 3 Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
Tulangan
sengkang
Gambar Kolom D10 dengan
K3lantai 1 s/d 3
jarak 150
mm.
Kolom 3 D16 = 12
(K3)Lantai 4 buah
Tulangan ties
450/450
= D10 jarak
150 mm
Tulangan
sengkang
D10 dengan
Gambar Kolom K3lantai 4
jarak 150
mm.
D Kolom 4 D16 = 16
(K4)Lantai 1 buah
s/d 3 Tulangan ties
= D10 jarak
450/450
150 mm
Tulangan
sengkang
Gambar Kolom D10 dengan
K4lantai 1 s/d 3
jarak 150
mm.
Kolom 4 D16 = 12
(K4)Lantai 4 buah
Tulangan ties
450/450
= D10 jarak
150 mm
Tulangan
sengkang
Pada saat tahap lelang owner selaku pemilik proyek mencari badan usaha
yang pantas melakukan pekerjaan yang diperintahkan dan diposisikan sebagai
kontraktor pelaksana dengan penawaran harga pekerjaan yang paling rendah
dengan spesifikasi pekerjaan yang memadai. Adapun persiapan pihak kontraktor
yang harus dilakukan antara lain membuat analisa harga. pekerjaan ini akan
dijadikan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga penawaran dari
kontraktor kepada pihak owner selaku pemilik pekerjaan. Analisa harga yang
dilakukan kontraktor meliputi :
1. Mencari harga terakhir dari supplier, toko, dan distributor untuk material
alam / pabrik, sewa peralatan, BBM, dan tenaga kerja.
2. Menghitung volume pekerjaan
3. Menghitung kapasitas pekerjaan untuk alat dan upah tenaga kerja.
4. Membuat rumusan analisa teknis
5. Membuat analisa anggaran perencanaan meliputi :
a) Biaya alat
b) Biaya upah
c) Biaya bahan
d) Biaya yang di sub-kontraktorkan
e) Biaya umum operasional/over head
f) Biaya bunga bank
g) Biaya pajak penghasilan
h) Laba proyek
Pemilik Proyek
Dinas Pekerjaan
Umum
Konsultan Pengawas
Konsultan Perencana PT. Surya Cipta
UNILA Enginering
d. Quality Control
Tugas dan wewenang quality control yaitu sebagai berikut.
1) Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan
sebagai bahan pada item pekerjaan yang bersangkutan.
2) Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang digunakan
sebagai konstruksi suatu pekerjaan.
3) Mengadakan tes lapangan atau laboraturium dari hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4) Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.
5) Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.
6) Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai
spesifikasi teknik ke atasan langsung.
e. Pelaksana Lapangan (Supervisor)
Pelaksana Lapangan adalah orang yang bertugas mengatur serta
mengawasi pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi
yang telah ditetapkan. Dalam sebuah pelaksanan pembangunan
konstruksi dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai
dengan baik.
Tugas pelaksana proyek yaitu sebagai berikut.
1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
2) Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali
metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya.
4) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan
memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.
5) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan, metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi
teknik.
6) Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan,
tenaga, dan alat di lapangan.
7) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan
di lapangan.
8) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan,
agar selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi
kerja yang telah ditetapkan.
f. Satpam (Security)
Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi
pekerjaan proyek.
g. Safety Inspector
Safety Inspector adalah seorang yang bertugas dalam
perencanaan dan kesehatan kerja (K3) berkaitan dengan
penyusunan safety plan, pengamanan proyek (security plan),
dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek (house
keeping) dengan target zero accident (tidak ada kecelakaan
kerja).
Tugas dan wewenang Safety Inspector :
1) Membuat penyusunan safety management berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh DEPNAKER
selaku instansi terkait.
2) Mengidentifikasi bahaya kerja dan penanggulangannya.
3) Membuat perencanaan penempatan alat-alat pengaman
seperti pagar proyek, rambu-rambu K3 serta rencana
penempatan alat-alat pemadam kebakaran.
4) Melakukan pengaturan terhadap prosedur keluar masuk
bahan proyek, prosedur penerimaan tamu, identifikasi
daerah rawan di wilayah sekitar proyek, serta prosedur
komunikasi di proyek.
5) Melakukan pengelolaan kebersihan proyek, meliputi
penempatan bak sampah, menentukan lokasi penempatan
dan jumlah toilet pekerja, pengaturan kantor, dan jalan
sementara.
h. Surveyor
Surveyor bertugas melakukan pengukuran di lapangan yang
mencakup seluruh kuantitas pekerjaan sebelum, selama, dan
sesudah proyek berjalan.
i. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan
serta kebutuhan material di proyek. Tugas bagian logistik adalah
sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan.
2) Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai
pesanan.
3) Mencatat inventarisasi barang dan alat.
4) Membuat laporan logistik untuk dilaporkan kepada
pelaksana lapangan.
STRUKTUR ORGANISASI DI LAPANGAN
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS LAMPUNG
PT. WIJAYA KUSUMA CONTRACTOR
Project Coordinator
Sutarno
Project Manager
Alfarabi