Pengujian Air Laut Kel.9 PDF
Pengujian Air Laut Kel.9 PDF
Disusun Oleh:
Kelompok 9 Shift 1
Analisis Kimia B
4) Anggota :
a. Nama Lengkap : Winayu Nurlita Gayatri
b. NIM : 18231073
c. Alamat Email : 18231073@student.uii.ac.id
5) Dosen ______ :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Yuli Rohyani, M.SC.
b. NIK : 052316004
c. Alamat email : 052316004@uii.ac.id
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan resmi praktikum Kimia Analisis II yang berjudul
“PENGUJIAN KUALITAS AIR LAUT ”
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan
tentang pengujian kualitas air laut ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................29
iv
RINGKASAN
Dewasa ini air bersih sudah menjadi sumber daya yang semakin langka.
Karena sebagai sumber daya yang keberadaannya sangat bergantung pada siklus air,
keberadaanya terancam dimana mana. Dengan semakin minimnya daerah resapan air,
hilangnya atau pohon – pohon di hutan sebagai media penyerap air menjadi air tanah,
hilangnya atau akan hilangnya daerah tampungan air seperti danau, rawa, sungai
dengan adanya pencemaran dan tingginya proses pendangkalan serta berbagai bentuk
keruskan lainnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak agar pengrusakan ini
tidak terus berlanjut demi keberlangsungan hidup generasi mendatang. Salah satu
caranya adalah upaya yang dilakukan oleh pusarpedal dengan melakukan
pemantauan terhadap kualitas air laut , selama beberapa tahun ini untuk mengetahui
tingkat pencemaran air laut di beberapa wilaya di Indonesia dan mengidentifikasi
penyebab terjadinya perubahan kualitas air laut serta mnyediakan data yang dpat
digunakan untuk menentukan kebijakan pengolahan air laut.
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak.
jadi,argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+
pada titrasi
argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indicator dicampur dengan larutan
standargaram perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang
digunakan sehinggaseluruh ion Ag+dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam laruta
n pemeriksaan dapatditentukan (Underwood,1992).Metode
dalam titrasi argentometri antara lain metode Mohr, Valhard, K. Fajans dan
liebieg. Metode mohr yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambah
an larutankalium kromat sebagai indikator. Metode volhard yaitu metode yang diguna
kan untukmenetapkan kadar klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. Metod
e K. Fajans merupanmetode yang menggunakan indikator adsorbsi, sebagai kenyataa
n bahwa pada titik ekuivalenindikator teradsorbsi oleh endapan. Metode liebig merup
an metode yang titik akhir titrasi tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunj
ukkan dengan terjadinya kekeruhan (Fatah, 1982).
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan bil
angan oksidasi,sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksida
si.Berarti proses oksidasidisertai hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh e
lektron.Oksidator adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurun
an bilanganoksidasi. Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami ken
aikan bilanganoksidasi Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oks
idasi (iodimetri) dan ioniodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). (Kho
pkar, 2003).
Air laut adalah air yang berasal dari laut atau samudera yang memiliki kadar
garam rat rata 3,5% artinya dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram
garam.perbedaan utama antara air laut dan air tawar adalah adanya kandungan
garam air laut,sedangkan pada air tawar tidak mengandung garam
(peureulak,2009)
Untuk Menentukan kadar garam di dalam air laut dapat digunakan metode
argentometri dan Iodimetri pada penentuan sulfit dalam air laut
1.2 Rumusan Masalah
1. Menentukan kadar klorida dalam air laut
2. Menentukan nilai sulfit dalam air laut
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengujian kualitas air laut adalah :
1. Mahasiswa dapat menerapkan titrasi argentometri pada pengujian kadar
klorida dalam air
2. Mahasiswa dapat menerapkan titrasi iodometri pada pengujian menentukan
sulfit dalam air
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi Asam Basa
2.1 Prinsip Titrasi Asam Basa
3
Prinsip-prinsip yang mendasari titrasi pengendapan :
a. Reaksi pengandapan merupakan reaksi yang salah satu produknya
berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak/sukar
larut di dalam air atau pelarutnya.(Zulfikar, 2010)
b. Kesetimbangan. Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana
dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya
tidak terjadi perubahan bersih dalam sistem pada
kesetimbangan (Ratna, 2009).
Jika bentuk umum suatu zat yang sedikit larut dalam air adalah AxBy
maka persamaan kesetimbangan larutan tersebut adalah sebagai
berikut :
4
1. Cara Mohr
Pada metode ini dapat digunakan indikator asam basa. Cara ini dipakai
untuk menetapkan kadar klorida dan bromida (Cl - dan Br-) tapi tidak dapat
dipakai untuk penetapan iodida dan tiosianat secara teliti. Suasana larutan
harus netral yaitu sekitar 6,5 - 10. Bila pH > 10 akan terbentuk endapan
AgOH yang terurai menjadi Ag2O. Sedangkan dalam larutan asam, ion
kromat bereaksi dengan H+.
2. Cara Volhard
Pada cara ini larutan garam perak dititrasi dengan larutan garam
tiosianat dalam suasana asam. Indikatornya larutan garam ferri (Fe 3+), dimana
dengan tiosianat membentuk kompleks ferri tiosianat. Cara ini dipakai untuk
penentuan kadar Cl-, Br-, I-dan tiosianat dalam suasana asam.
3. Cara Fajans
Pada metode ini, suspensi perak halogenida pada larutan yang
mengandung ion halida akan bermuatan negatif karena mengadsorbsi ion
halida tersebut dan kemudian akan bermuatan positif apabila kelebihan ion
perak. Indikator adsorbsi tidak memberi perubahan warna dalam larutan, tapi
perubahan warna terjadi pada permukaan endapan.
Senyawa organik berwarna yang digunakan untuk mengadsorbsi pada
permukaan suatu endapan sehingga mengubah struktur organiknya dan warna
tersebut masih memungkinkan untuk mengubah diri menjadi lebih tua lagi
sehingga sering digunakan sebagai pendeteksi titik akhir pada endapan perak
disebut sebagai indikator adsorbsi.
(Underwood, 1999)
a. Bahan Baku Primer
Bahan kimia yang dapat digunakan untuk membuat suatu larutan sekunder
primer, dipakai untuk menetapkan kenormalan larutan standar sekunder
(titran).(Sumarna, 2004)
Syarat-syarat yang diperlukan untuk bahan baku primer antara lain :
5
1. Sangat murni atau mudah dimurnikan dan mudah diperoleh serta relatif
murah.
2. Mudah diperiksa kemurniannya (diketahui macam dan jumlah
pengotornya).
3. Harus stabil dalam keadaan murni (padat atau larutan).
4. Harus dapat dikeringkan dan tidak higroskopis.
5. Harus dapat larut dalam pelarut yang cocok.
6. Dapat bereaksi secara stoikiometri dengan larutan yang akan
distandarisasikan dengan zat yang akan ditetapkan kadarnya, berat
ekivalennya besar sehingga kesalahan penimbangan sekecil-kecilnya.
Natrium Klorida adalah standar volumetrik dan material verensi
sekunder untuk argentometri.
(Merck staff, 2009)
6
yang mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratanyang tingga dan
dapat digunakan untung menetukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda
beda (Titis, U A. 2009).
Pembentukan dari sebuah endapan berwarna menggunakan metoda
Mohr. Persis seperti sistem asam-basa, pembentukan satu endapan lain dapat
dipergunakan untuk mengindikasikan selesainya sebuah titrasi pengendapan.
Contoh yang paling terkenal darikasus semacam ini adalah yang disebut titrasi
Mohr klorida dengan ion perak, dimana ionkromat dipergunakan sebagai
indikator. Kemunculan awal endapan perak kromat berwarna kemerah-
merahan diambil sebagai titik akhir dari titrasi.Tentu saja penting bahwa
pengendapan indicator terjadi pada titik eqivalen ataudidekat titik eqivalen
dari titrasi tersebut. Perak kromat lebih mudah larut (sekitar 8,4 x10-5mol
/liter) daripada perak klorida (sekitar 1x10-5 mol/ liter). Jika ion ion
perakditambah kedalam suatu larutan yang mengandung ion klorida dengan
konsetrasi besar dengan ion kromat dengan konsentrasi kecil, perak klorida
akan mengendap terlebih dahulu perak kromat tidak terbentuk sebelum
konsentrasi ion perak meningkat sampai kenilai yang cukup besar untuk
melebihi Ksp dari perak kromat. (R.A. DAY, JR. & A.L.UNDERWOOD.
2002).
Metode analisis pada sampel hasil olahan; Pemeriksaan sampel
meliputi pengukuran konsentrasi klorida dengan menggunakan Metode Mohr-
Volumetri. Prinsip pengukuran metode ini adalah melakukan titrasi terhadap
sampel dengan menggunakanlarutan perak nitrat (AgNO3) sehingga terbentuk
endapan AgCl berwarna putih.Pendeteksian endapan AgCl dilakukan dengan
penambahan indikator kalium kromat (K2CrO4) yang akan menghasilkan
endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata (Dewa GdeBagus dan James Nobelia
I. 2010).
Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak katalis
dititrasidengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator kromat.
7
Apabila ion klorida
atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan be
reaksimembentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat/merah bata
sebagai titik akhirtitrasi. Sebagai indikator digunakan larutan kromat K2CrO4
0,003M atau 0,005M yang dengan ion perak akan membentuk endapan coklat
merah dalam suasana netral atau agakalkalis. Kelebihan indikator yang
berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapatdiatasi dengan melarutkan
blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaankalsium
karbonat sebagai pengganti endapan AgCl (Arifin Oputu, 2013).
Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai dalam
praktikanalisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai suatu hasil reagensia
tertentu dapat dipakaisebagai uji terhadap suatu ion tetentu. Namun
pengendapan dapat juga digunakan untuk pemisahan.
Untuk melakukan hal ini suatu reagensia yang sesuai ditambahkan, yangmem
bentuk endapan (endapan-endapan) dengan hanya satu atau beberapa ion yang
adadalam larutan. Setelah penambahan reagensia dalam jumlah yang sesuai
endapan disaringdan dicuci. Kemudahan suatu endapana disaring dan dicuci
tergantung sebagian besarstruktur morfologi endapan yaitu pada bentuk dan
ukuran kristal-kristalnya. (VOGEL,1985)
8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
1. Buret 25mL
2. Erlenmeyer 250mL
9. Corong gelas
13. Oven
14. Spatula
9
3.2 Bahan
1.Contoh air
9. Kanji
13.Asam Sulfamat
14.Akuades
10
3.3 Prosedur Kerja
A. Pembuatan Larutan Baku dan Pereaksi
1. Pembuatan larutan baku perak nitrat (AgNO3)
11
2. Pembuatan Indikator K2Cr2O4 5%
5 gram K2Cr2O4
12
3. Pembuatan Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 1N
14 mL H2SO4 pekat
Dihomogenkan
Larutan H2SO41N
4 gram NaOH
Larutan NaOH 1N
13
5. Pembuatan suspensi alumunium hidroksida (Al(OH)3)
12,5 g AlK(SO4)2.12H2O
Suspensi Al(OH)3
14
6. Pembuatan Larutan H2SO4 (1+1)
Dihomogenkan
15
7. Pembuatan Indikator Kanji
5 g kanji
Indikator kanji
16
8. Pembuatan Larutan EDTA, C10H16N2O8
Ditepatkan volumenya
Dihomogenkan
17
9. Larutan Kalium Iodida-Iodidat (0,0125 N)
0,4458 g iodida
Dihomogenkan
Ditepatkan volumenya
18
B. Penentuan Kandungan Klorida
1. Persiapan Contoh Uji
Diukur pH contoh uji kisaran 9-10 dengan larutan H2SO4 1N atau NaOH 1N
19
2. Pembakuan Larutan AgNO3
20,6 g NaCl
Dilakukan duplo
20
C. Penentuan Sulfit dalam Contoh Air
1. Persiapan Contoh Uji
25 mL contoh uji
Dilakukan duplo
N sulfit
21
BAB IV
Volume Titrasi I 12 mL
22
Penentuan Sulfit dalam Contoh Air
Volume Contoh Uji 25 mL
Volume Titrasi II 1 mL
Ditanya :
Jawab :
b. Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
⁄
⁄ ⁄
⁄
2. Penentuan kadar klorida
Percobaan 1
23
⁄
( ⁄ )
⁄
Percobaan 2
( ⁄ )
⁄
24
⁄ ⁄
( ⁄ )
⁄
⁄ ⁄
⁄ ⁄⁄
⁄ )
⁄
( ⁄ )
⁄
Percobaan 2
⁄ )
25
⁄
( ⁄ )
⁄
⁄ ⁄
⁄
⁄ ⁄
⁄ ⁄⁄
26
4.1 Pembahasan
Penentuan Kandungan Klorida
4.2.3 Persiapan contoh uji
0.4 mL air laut dilarutkan dalam 10mL aquades sabagai contoh
uji untuk menentukan sulfida,sulfit dan tiosulfat ditambahkan dengan
1mL H2SO4 untuk setiap 100 mL penambahan H2SO4 bertujuan untuk
mengatur Ph pada contoh uji kisaran 7-10 apabila masih terlalu asam
ditambahkan dengan H2SO4 0,1N atau NaOH 1N,jika Ph sudah
berkisaran antara 7-10 contoh uji sudah siap untuk digunakan.
4.2.4 Pembakuan Larutan AgNO3
Perubahan warna yang terjadi pada pembakuan AgNO3 adalah
berwarna kuning menjadi merah. Hal ini dikarenakan NaCl yg bersifat
sebagai indikator dan pengatur ph sehingga warna dapat berubah.
4.2.5 Penentuan kandungan Klorida dalam air
Contoh uji yang sudah di siapkan dipipet sebanyak 10mL dan
ditambah indikator K2CrO4 0,5mL. K2CrO4 untuk beroksidasi Larutan
yang sudah di tetesi oleh K2CrO4 di titrasi dengan larutan AgNO3.
Larutan contoh uji di titrasi dengan larutan AgNO3 Titrasi dilakukan
secara duplo atau 2 kali titrasi yg baik adalah titrasi yg volumenya
tidak lebih dari 0.00002mL. Setelah dilakukan titrasi didapat kadar
klorida dalam air sebesar 14677,03 mg/L
Penentuan Sulfat dalam contoh air
4.2.6 Persiapan contoh uji
25 mL contoh uji ditambah dengan larutan EDTA berfungsi untuk
menghasilkan perubahan ph tertentu.
4.2.7 Penentuan sulfit dalam contoh
larutan kanji sebagai indikator dititrasi dengan kalium iodida maka
perubahan warna yg terjadi adalah tidak berwarna menjadi biru
dilakukan secara duplo. Kadar sulfit yg didapat sebesar 15mg/L.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari percobaan pengujian air laut mahasiswa dapat
menerapkan titrasi argentometri pada pengujian klorida dalam air dan didapatkan
kadar klorida sebesar 14677,03 mg/L selain itu mahasiswa dapat menerapkan
titrasi iodometri pada pengujian sulfit dalam air dan didapatkan kadar sulfit di
dalam air laut sebesar ⁄
5.2 Saran
Dalam pengujian kualitas air laut, sebaiknya praktikan terlebih dahulu
mengetahui apa saja unsur yang terkandung dalam air laut dan berapa standar
baku mutu untuk setiap kandungan tersebut. Selain itu, dalam proses
penentuan kualitas maupun kuantitas air laut diperlukan ketelitian dan
sistematik dalam setiap prosedur yang dilakukan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Dewa Gede dan Nobelia I, James.2010.PENENTUAN WAKTU DETENSI
OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTON
KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION. Diakses dari
http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-
content/uploads/2010/11/pi-ws4-dewa-gde-bagus-15305071.pdf pada tanggal 24
Maret 2019.
Fatah, A.M. 1982. Kimia Farmasi dan Medisinal Organik Edisi ketujuh. Jogjakarta :
Gadjah Mada Press.
Peureulak, I., Sifat-Sifat Fisik Serta Kimia Air Laut, diakses pada tanggal 24
Maret 2019, http://jenieb-nautika.blogspot.com/2009/10/sifat-sifat-
fisik-serta-kimia-air-laut.html.
S.M Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
TitisUA.2009.Analisis Kadar Khlorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode Ar
gentometri. diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13905/1/09E02375 pada tanggal 24
Maret 2019.
Underwood A.L, JR. R.A. DAY. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam
Vogel.1985.Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima
.Jakarta:PT. Kalman Media Pustaka.
29
30