Anda di halaman 1dari 2

Semangat Soegijapranata ditunjukan ketika perang lima hari di Semarang,

Soegija mengecam orang-orang yang meninggalkan kota Semarang. Mereka ini


dikatakan pengkhianat karena membiarkan tanah airnya menjadi jarahan
bangsa lain. Soegija tetap berada di Semarang. Dan ketika sekutu datang, ia
membuat perundingan dengan pimpinan tentara Jepang dan Sekutu untuk
menghentikan perang ini. Semarang yang terancam bumi hangus dan sudah
banyak korban berjatuhan ini diselamatkan oleh perundingan itu. Alasan
yang diajukan oleh Soegija adalah alasan kemanusiaan, sudah banyak korban
dari rakyat yang mati dan yang masih hiduppun sekarang harus kelaparan,
anak-anak kecil tidak punya susu lagi, karena sudah tidak ada makanan dan
minuman lagi. Ketika pemerintah Indonesia menghadapi serbuan Agresi
Belanda dan memindahkan ibukota negara ke Yogyakarta,Mgr. Soegijapranata
menunjukkan solidaritasnya dengan memindahkan pusat pemerintahan
keuskupannya dari Semarang ke Bintaran Yogyakarta.

Menurutnya suatu negara dapat berkembang asal kita semua hidup rukun dan
bekerja sama, saling mencintai dalam keluarga, dalam perkumpulan dan segala
sesuatu yang berhubungan tanpa memandang pangkat dan kedudukan serta
perbedaan golongan. Semangat pengabdian kepada Gereja, negara dan bangsa
ini diteruskan oleh Universitas Katolik Soegijapranata dengan memberikan
perhatian kusus kepada golongan masyarakat lemah. Selain itu untuk menggali
dan menyerap semangat Mgr. Soegijapranata adalah seminar yang
dilaksanakan oleh Unika Soegijapranata bekerja sama dengan Ikatan Sarjana
Katolik (ISKA) dan Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Semarang dalam
rangka peringatan 100 tahun lahirnya Mgr. A. Soegijapranata pada tahun 1996.
Cara lain dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Mata Kuliah Umurn (LPMKU)
dengan mengintegrasikan gagasan, pemikiran, dan semangat Soegijapranata ke
dalam perkuliahan Matakuliah.

Menurut Mgr. A. Soegijapranata sebagai orang katolik yang memiliki jiwa


nasionalisme sejati, harus dapat menjadi garam dan terang dunia yang
dikehendaki Yesus. Salah satu yang harus diperjuangkan adalah menegakkan
Negara kesatuan republik Indonesia berdasar pancasila dan UUD 1945. Dalam
menerapkan iman katolik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan
bersahabat dan membina hubungan baik dengan siapa saja tanpa membedakan
agama.

Pandangan soegijapranata
Menurut Mgr. A. Soegijapranata untuk membendung pengaruh komunis adalah
dengan komunalisme, yaitu kebiasaan dari penduduk dalam hidup bersama,
tolong menolong satu
sama lain, mendiskusikan masalah secara bersama-sama. Mgr. A.
Soegijapranata adalah
orang yang rendah hati, beliau bersedia untuk membantu kaum miskin, karena
orang katolik adalah pembawa damai.

Anda mungkin juga menyukai