Anda di halaman 1dari 3

Maulida Zakiyya Rahma

195160100111012

TUGAS PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 6 (Desinfektan)

Ulasan artikel: Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam dalam larutan
desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin

Dalam artikel ini dijelaskan tentang penelitian eksperimental laboratorik mengenai


perubahan warna pada basis gigi tiruan berbahan resin yang disebabkan oleh perendaman
sodium hipoklorit dan klohexidine. Sodium hipoklorit dipakai sebagai bahan desinfeksi
oleh sebagian pemakai gigi tiruan. Sodium hipoklorit sebagai desinfektan dapat
mengurangi mikroorganisme yang melekat pada gigi tiruan, Desinfektan ini merupakan
desinfektan derajat tinggi (high level disinfectants) karena sangat aktif pada semua bakteri,
virus, jamur, parasit, dan beberapa spora sehingga sangat efektif melawan Hepatitis B virus
(HBV) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pemakaian sodium hipoklorit sebagai
desinfektan dengan konsentrasi 0,5% untuk merendam gigi tiruan dianjurkan 10 menit tiap
hari. Selain sodium hipoklorit, klorhexidin glukonat juga dapat digunakan sebgaai bahan
pembersih gigi tiruan. Klorhexidin merupakan derivat bis-biquanite yang efektif dan
mempunyai spektrum luas, bekerja cepat dan toksisitasnya rendah Pemakaian klorhexidin
sebagai desinfektan untuk merendam gigi tiruan dianjurkan 15 menit tiap hari.
Pada penelitian ini dilakukan perendaman lempeng akrilik dengan bahan sodium
hipoklorit selama 10 menit, 70 menit, 140 menit karena diasumsikan identik dengan awal
perendaman gigi tiruan selama 1 hari, 7 hari, dan 14 hari. Untuk perendaman dalam bahan
klorhexidin dilakukan selama 15 menit, 105 menit, 210 menit karena diasumsikan identik
dengan awal perendaman gigi tiruan selama 1 hari, 7 hari, dan 14 hari. Setelah dilakukan
penelitian ternyata terdapat perubahan warna (menjadi lebih pudar) pada lempeng resin
akrilik yang direndam dalam kedua larutan tersebut. Dimana lebih spesifiknya, sodium
hipoklorit 0,5% dapat menyebabkan perubahan warna resin akrilik setelah perendaman
selama 70 menit. Semakin lama direndam dalam larutan sodium hipoklorit maka pigmen
warna lempeng akrilik semakin memudar sehingga perubahan warna yang terjadi semakin
besar. Untuk klorhexidin 0,2%, perubahan warna akrilik didapat setelah perendaman
selama 105 menit.
Bahan resin akrilik mempunyai salah satu sifat yaitu menyerap air secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu tertentu, dengan mekanisme penyerapan melalui difusi molekul
air sesuai hukum difusi. Terjadinya penyerapan zat warna cairan dalam resin akrilik
merupakan salah satu faktor penyebab perubahan warna pada resin akrilik. Bahan kimia
seperti alkohol, kloroform, zat warna buatan atau asli, dan karbonat dapat menyebabkan
perubahan warna pada resin akrilik.

Link: https://e-journal.unair.ac.id/MKG/article/download/1158/941
TUGAS PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 6 (Antiseptik)

Ulasan artikel: EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (OCIMUM


BASILICUM) SEBAGAI ANTISEPTIK UNTUK HIGIENE TANGAN

Terdapat bukti yang substansial bahwa kebersihan tangan dapat mengurangi


kejadian infeksi, oleh karena itu kebersihan tangan tidak hanya menjaga tubuh kita tetap
sehat tetapi juga dapat memutus rantai penyebaran penyakit. Dalamartikel ini dibahas
mengenai efektivitas antiseptik dari dari daun kemangi yang mengandung senyawa aktif
berupa minyak atsiri. Minyak atsiri saun kemangi mengandung senyawa kimia linalool
(56,7% - 60,0%) yang berpotensi sebagai antibakteri. Antiseptik yang mengandung alkohol
yang seringkali menimbulkan rasa terbakar, iritasi, kulit kering, dan tidak dapat digunakan
pada kulit luka. Minyak atsiri daun kemangi dengan efek antibakteri, aromanya yang
wangi, dan kemudahannya untuk didapat bisa menjadi alternatif antiseptik alami yang aman
untuk digunakan.
Penelitian eksperimental ini menggunakan 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok
perlakuan. Kelompok kontrol negatif adalah mencuci tangannya hanya dengan air mengalir
dan dikeringkan, sedangkan kontrol positif menggunakan alcohol handrub. Tiga kelompok
perlakuan menggunakan minyak atsiri dengan konsentrasi 0,5% v/v, 0,25% v/v, 0,125%
v/v. Setelah dilakukan penelitian ternyata efektivitas minyak atsiri daun kemangi sampai
dengan konsentrasi 0,5% v/v sebagai antiseptik untuk higiene tangan tidak memiliki
aktivitas antibakteri sebaik alcohol handrub dalam mengurangi jumlah bakteri di tangan
dan peningkatan konsentrasi minyak atsiri yang lebih tinggi sampai dengan 0,5% v/v tidak
memberikan efek yang lebih baik dalam mengurangi jumlah bakteri di tangan.
Berdasarkan penelitian ini minyak atsiri yang digunakan sampai dengan konsentrasi
0,5% v/v belum dapat digunakan sebagai antiseptik menggantikan alcohol handrub. Oleh
karena itu, perlu penelitian lebih lanjut dengan melakukan penyulingan minyak atsiri
sendiri serta menambah konsentrasi yang lebih tinggi atau dengan bentuk sediaan lain
seperti gel antiseptik untuk melihat efektivitasnya dalam membunuh bakteri yang ada pada
tangan

Link: https://media.neliti.com/media/publications/138810-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai