Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman karet berasal dari bahasa latin bernama Havea brasiliensis yang
berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan
tanaman karet alam dunia. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
karet alam terbesar di dunia.Indonesia mempunyai total areal perkebunan
karet sebesar 3.606.245 ha (2014) dengan proporsi tanaman karet yang
menghasilkan adalah 3.153.186 ha atau sekitar 87% (Anonim, 2006).

Hasil utama perkebunan karet adalah getah karet (lateks). Selain itu, pohon
karet juga menghasilkan biji karet dimana sebagian biji digunakan untuk
pembibitan (± 1/5 biji hasil perkebunan) dan sisanya sampai saat ini hanya
dibuang saja. Kenyataannya biji karet mengandung minyak nabati yang dapat
dimanfaatkan sebagai input yang berharga pada berbagai industri. Biji karet
ternyata memiliki kandungan protein yang cukup besar jika dibandingkan
dengan biji kacang-kacang lain. Selain menghasilkan lateks, perkebunan karet
juga menghasilkan biji karet sebanyak 1.500 kg/ha/tahun yang belum
termanfaatkan secara optimum ( Anonim, 2006)

Pengutipan minyak biji karet di lakukan dengan proses ektraksi yaitu proses
pemisahan dari satu atau beberapa zat yang dapat larut dari suatu kumpulan
atau kesatuannya yang tidak bisa larut dengan bantuan bahan pelarut. Proses
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan prinsip sokletasi yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi yang berkelanjutan
dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.

Dalam penelitian (Wildan, dkk, 2014) proses ekstraksi minyak biji karet
dengan menggunakan bahan pelarut n-heksana menghasilkan minyak sebesar
26,71%, dengan menggunakan bahan pelarut etanol menghasilkan minyak
sebesar 17,15%.Dapat terlihat jelas bahwa biji karet memiliki kandungan
minyak yang tinggi dan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi semua

1
masyarakat. Maka peneneliti memiliki keinginan dalam pengutipan minyak
biji karet dengan cara proses ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia
campuran n-heksana dan 2-propanol. Pengambilan minyak biji karet
dilakukan dengan cara ekstraksi, karena Proses ekstraksi merupakan metode
yang paling efektif untuk memperoleh minyakdari biji karet. Metode ini
dilakukan dengan cara memasukkan biji karet ke dalam suatu larutan zat
kimia. Sehingga minyak yang terkandung dalam biji karet akan terpisahkan
dari ampasnya. Pemisahan minyak ini berdasarkan perbedaan antara
kelarutan minyak dan bahan-bahan lainnya yang terkandung di dalam biji
karet terhadap pelarutnya. Kemudian dengan cara menguapkan pelarutnya
maka didapat minyak murni. Minyak yang diperoleh memiliki kemurnian
yang tinggi dibandingkan dengan metode pengambilan minyak lainnya.

Wildan, (2014) mengatakan bahwa ada tiga macam bahan pelarut yang
dipakai dalam proses ekstraksi yaitu: n-heksana, etanol, dan dietil. Dari tiga
bahan pelarut rendemen minyak biji karet terbesar yaitu dengan
menggunakan n-heksana. Hal ini disebabkan sifat minyak biji karet
cenderung bersifat non polar sehingga akan mudah diekstraksi dengan pelarut
yang bersifat non polar seperti n-heksana. Rendemen yang diperoleh pada
metode ekstraksi berbantu gelombang mikro menunjukkan hasil yang tinggi,
hal ini disebabkan karena dengan pemanasan terjadi kerusakan pada dinding
sel, sehingga dinding sel akan mudah dipecahkan. Dengan demikian, dinding
sel tersebut mudah ditembus oleh minyak atau lemak sehingga minyak akan
mudah dikeluarkan.

2
Dengan melihat hasil para penelitian terdahulu bahwa biji karet bersifat polar
dan non polar. Sehingga dalam proses penelitian ini, peneliti akan
menggunakan bahan pelarut campuran N-heksana dan 2-propanol dalam
proses ekstraksi minyak biji karet. Dalam proses ekstraksi peneliti akan
memvariasikan lama waktu ekstraksi yaitu 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, jam,
menggunakan Suhu temperatur 80ºC, hal ini bertujuan untuk
menyempurnakan proses kinerja pelarut terhadap larutan sehingga
menghasilkan minyak yang optimal.

1.2 Urgensi Penelitian


Pengaruh variasi lama waktu ekstraksi cacahan biji karet, untuk mengetahui
berapa lama waktu extraksi yang paling optimal dengan pelarut n-Heksana
dan 2-Propanol

1.3 Tujuan Khusus


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu
ekstraksi terhadap yield minyak biji karet dengan pelarut n-heksan dan 2-
propanol

1.4 Target Temuan


Adapun yang menjadi target temuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh variasi lama waktu ekstraksi, terhadap waktu yang
optimum untuk mendapatkan rendemen minyak biji karet yang tinggi.

1.5 Kontribusi Penelitian


1) Sebagai informasi tentang rendemen minyak biji karet
2) Sebagai informasi tentang lama ekstaksi yang tepat untuk mendapatkan
rendemen yang tinggi pada minyak biji karet.

Anda mungkin juga menyukai