Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Alpiansyah


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
GEOLOGI NIM : F 121 18 045
Acara 3: Identifikasi Fosil Bentonik

Keterangan :
1.Tes
2. Chamber
3. Aperture

SAMPING

No Peraga : STA 2 L2
Susunan Kamar : Monothalamus
Bentuk Kamar : Tabular
Bentuk Test : Flaskshaped
Komposisi Test : Gamping Hyalin
Jumlah Kamar
 Samping :1
Komposisi kimia : CaCO3
Aperture : Simple Aperture
Hiasan Pada
 Permukaan Test : -
 Aperture : Slitlike
 Suture :-
 Umbilicus :-
 Peri-Peri :-
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : LAGENANIDAE
Genus : Lagena
Spesies : Lagena formosa, (Schwager,1866)
Ling. Pengendapan : Neritik Luar (Boltovskoy and Wright, 1976)
Keterangan :Pada sampel STA 2 L2 di jumpai Spesies Lagena formosa,
(Schwager,1866) genus Lagena, family LAGENANIDAE, ordo FORAMINIFERA , dan
kelas SARCODINA. Dengan bentuk test Flaskshaped yaitu terlihat seperti botol, susunan
kamar monothalamus karena hanya terdiri dar satu kamar dan bentuk kamar tabular
berbentuk seperti tabung. Dengan jumlah kamar samping 1, Memiliki hiasan pada
umbilicus ialah ventral umbo. Memiliki aperture simple aperture silitlike dan komposisi
kimia CaCO3.
Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan (Boltovskoy and Wright, 1976) fosil
ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik luar yaitu 100 – 130 meter dibawah
permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup
secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk
merayap pada benthonik yang vagile adalah pseudopodia, terdapat yang semula sessile dan
berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah
permukaan laut.
Foraminifera bentonik di pakai sebagai penentu lingkungan pengendapan karena
golongan ini hidupnya sangat peka terhadap lingkungan, sehingga hanya hidup pada
lingkungan dan kedalaman tertentu. Selain itu karena bentonik hidup di dasar laut baik
menambat ataupun merayap. Foraminifera bentonik di kelompokkan berdasarkan dengan
lingkungan hidupnya dan factor kedalaman / zona bathymetri. Dalam munyusun klasifikasi
zona bathymetri untuk lingkungan pengendapan terdapat 8 zona lingkungan pengendapan.
Foraminifera dapat juga memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting
dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas untuk
transgresi atau regresi serta tebal/tipisnya batuan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Alpiansyah
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
GEOLOGI NIM : F 121 18 045
Acara 3: Identifikasi Fosil Bentonik

Keterangan :
1.Tes
2. Chamber
3. Aperture
4. Umbilicus

SAMPING

No Peraga : KLP.12 ST C2
Susunan Kamar : Polythalamus (Biserial)
Bentuk Kamar : Tabular
Bentuk Test : Flaring
Komposisi Test : Gamping Hyalin
Jumlah Kamar
 Samping : 12
Komposisi kimia : CaCO3
Aperture : Simple Aperture
Hiasan Pada
 Permukaan Test : -
 Aperture : Slitlike
 Suture :-
 Umbilicus :-
 Peri-Peri :-
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : TEXTULARIDAE
Genus : Texturalia
Spesies : Texturalia Flinti(Cushman, 1927)
Ling. Pengendapan : Zona Neritik Luar 100-200 meter(Tispword,dkk. 1966)
Keterangan :Pada sampel KLP 12 ST C2 di jumpai Spesies Texturalia Flinti
(Cushman, 1927) genus Texturalia, family TEXTULARIDAE, ordo FORAMINIFERA ,
dan kelas SARCODINA. Dengan bentuk test Flaring yaitu terlihat seperti obor,susunan
kamar Polythalamus (Biserial) karena tersusun dari dua baris kamar yang terletak
berselang seling dan bentuk kamar tabular berbentuk seperti tabung. jumlah kamar pada
sisi samping 12, Memiliki hiasan pada umbilicus ialah ventral umbo. Memiliki aperture
simple aperture silitlike dan komposisi kimia CaCO3.
Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan (Tispword,dkk. 1966), fosil ini masuk
dalam lingkungan pengendapan Neritik tepi yaitu 0-100 ft dibawah permukaan.
Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada
benthonik yang vagile adalah pseudopodia, terdapat yang semula sessile dan berkembang
menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut.
Foraminifera bentonik di pakai sebagai penentu lingkungan pengendapan karena
golongan ini hidupnya sangat peka terhadap lingkungan, sehingga hanya hidup pada
lingkungan dan kedalaman tertentu. Selain itu karena bentonik hidup di dasar laut baik
menambat ataupun merayap. Foraminifera bentonik di kelompokkan berdasarkan dengan
lingkungan hidupnya dan factor kedalaman / zona bathymetri. Dalam munyusun klasifikasi
zona bathymetri untuk lingkungan pengendapan terdapat 8 zona lingkungan pengendapan.
Foraminifera dapat juga memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting
dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas untuk
transgresi atau regresi serta tebal/tipisnya batuan.
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muh. Alpiansyah
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
GEOLOGI NIM : F 121 18 045
Acara 3: Identifikasi Fosil Bentonik

Keterangan :
1.Tes
2. Chamber
3. Aperture
4. Umbilicus

SAMPING

No Peraga : N.AK (ST 01)


Susunan Kamar : Polythalamus (Triserial)
Bentuk Kamar : Tabular
Bentuk Test : Flaring
Komposisi Test : Gamping Hyalin
Jumlah Kamar
 Samping : 13
Komposisi kimia : CaCO3
Aperture : Simple Aperture
Hiasan Pada
 Permukaan Test : Smooth
 Aperture : Cribate
 Suture :-
 Umbilicus :-
 Peri-Peri :-
Kelas : SARCODINA
Ordo : FORAMINIFERA
Family : BULIMINIDAE
Genus : Bulimina
Spesies : Bullmina Elongata (D’orbigny, 1826)
Ling. Pengendapan : Neritik Luar 100 – 200 meter (Tipsword,1966)
Keterangan :Pada sampel N.AK (ST 01) di jumpai Spesies Bulimina Elongata
,genus Bulimina, family BULIMINIDAE , ordo FORAMINIFERA, dan kelas
SARCODINA. Dengan bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus (Triserial) dan
bentuk kamar Angular truncate. Jumlah kamar pada sisi samping 13. Memiliki hiasan pada
aperture Cribate dan hiasan pada umbilicus ialah ventral umbo. Memiliki aperture simple
aperture dan komposisi kimia CaCO3.
Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam
lingkungan pengendapan Neritik Luar yaitu 100-200 m dibawah permukaan. Foraminifera
benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile
(merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada
benthonik yang vagile adalah pseudopodia, terdapat yang semula sessile dan berkembang
menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut.
Foraminifera bentonik di pakai sebagai penentu lingkungan pengendapan karena
golongan ini hidupnya sangat peka terhadap lingkungan, sehingga hanya hidup pada
lingkungan dan kedalaman tertentu. Selain itu karena bentonik hidup di dasar laut baik
menambat ataupun merayap. Foraminifera bentonik di kelompokkan berdasarkan dengan
lingkungan hidupnya dan factor kedalaman / zona bathymetri. Dalam munyusun klasifikasi
zona bathymetri untuk lingkungan pengendapan terdapat 8 zona lingkungan pengendapan.
Foraminifera dapat juga memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting
dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas untuk
transgresi atau regresi serta tebal/tipisnya batuan.

Anda mungkin juga menyukai