BAMBANG
BAMBANG
Disusun Oleh :
1. Elisa Ismaningsih
2. Heska Kusumaning Tyas
3. Kresna Juwara Putra
4. Puji Harti
5. Rodiah Nur Rahmawati
Sarjana Keperawatan
StiKes Kusuma Husada
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan
tubuh maka transplantasi dapat dibedakan menjadi :
a. Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau
organ tubuh seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya
sendiri tanpa mengancam kesehatan. Donor hidup ini dilakukan pada
jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah dan
sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.
b. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan
organ atau jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih
hidup. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak
memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal
dan pankreas.
C.Penyebab Transplantasi Organ
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:
1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hiudp atau
yang sudah meninggal.
2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada
bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan
transplantasi, yaitu :
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup
yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis,
untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ. (anonim,2006)
2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan
atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak
jaringan atau organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah
tidak dapat berfungsi lagi.
Jika ditinjau dari segi etika keperawatan, transplantasi organ akan menjadi
suatu hal yang salah jika dilakukan secara illegal. Hal ini menilik pada
kode etik keperawatan, Pokok etik 4 pasal 2 yang mengatur tentang
hubungan perawat dengan teman sejawat. Pokok etik tersebut berbunyi “
Perawat bertindak melindungi klien dan tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
illegal ”. Seorang perawat dalam meeeenjalankan profesinya juga
diwajibkan untuk tetap mengingat tentang prinsip-prinsip etik, antara lain :
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan
bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi. Jika dikaitkan
dengan kasus transplantasi organ maka hal yang menjadi pertimbangan
adalah seseorang melakukan transplantasi tersebut tanpa adanya paksaan
dari pihak manapun dan tentu saja pasien diyakinkan bahwa keputusan
yang diambilnya adalah keputusan yang telah dipertimbangkan secara
matang.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
4. Sumber hukum
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-
undangan, hukum peraturan, dan hukum umum.
a. Hukum Perundang-undangan
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. Menggambarkan dan
menjelaskan batasan legal praktek keperawatan. Undang-undang ini
melindungi hak-hak penyandang cacat di tempat kerja, institusi
pendidikan, dan dalam masyarakat.
b. Hukum peraturan atau hukum administratif
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administratif. Salah satu
contoh hukum peraturan adalah kewajiban untuk melaporkan tindakan
keperawatan yang tidak kompeten atau tidak etis.
c. Hukum umum
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang pengadilan saat
kasus hukum individu diputuskan. Contoh hukum umum adalah informed
consent dan hak klien untuk menolak pengobatan.
Tipe Hukum
1. Hukum Pidana (criminal laws) mencegah terjadinya kejahatan dalam
masyarakat dan memberikan hukuman bagi pelaku tindakan kriminal.
Contohnya antara lain pembunuhan, pembunuhan tidak direncana, dan
pencurian.
2. Hukum Perdata melindungi hak-hak pribadi individu dalam masyarakat
dan mendorong perlakuan yang adil dan pantas di antara individu.
A. Penyedia Layanan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten.
Tersirat dalam peran ini adalah beberapa konsep hukum, yakni tanggung
wajib, standar asuhan, dan kewajiban kontrak.
i. Tanggung jawab adalah keadaan atau kondisi untuk bertanggung
jawab sesuai hukum terhadap kewajiban dan tindakan seseorang dan
pemberian ganti rugi secara finansial atas tindak pelanggaran.
Perawat, contohnya memiliki kewajiban untuk berpraktik dan
mengarahkan praktik yang dilakukan orang lain di bawah
pengawasan perawat tersebut sehingga bahaya atau cedera pada
klien dapat dicegah dan standar asuhan dapat terjaga.
ii. Standar asuhan yang dilakukan atau tidak dilakukan perawat secara
hukum dibatasi oloeh undang-undang praktik perawat dan oleh
peraturan tindakan yang rasional dan bijaksana, yaitu tindakan yang
dilakukan oleh tenaga profesional yang rasional dan bijaksana,
dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sama pada
situasi yang sama.
iii. Kewajiban kontrak adalah tugas perawat yang harus dilakukan
perawat, yaitu tugas untuk memberikan asuhan, yang ditetapkan
berdasarkan kontrak tersurat dan tersirat.
C. Warga Negara
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap
individu yang berada di bawah sistem hukum. Hak-hak kewarganegaran
melindungi klien dari bahaya dan menjamin pemberian hak atas harta
pribadi mereka, hak atas privasi, kerahasian, dan hak-hak lain. Hak ini
juga berlaku bagi perawat.
a. Standar Pelayanan
Standar pelayanan ( standard of care ) merupakan pedoman legal bagi
praktik keperawatan dan memberikan batasan minimum pelayanan
keperawatan yang dapat diterima. Standar tersebut mencerminkan nilai-
nilai dan prioritas profesi.
Dalam sebuah tuntutan malpraktek, standar pelayanan keperawatan
mengukur tindakan keperawatan dan menentukan apakah perawat
melakukan tindakan yang layak dan bijaksana seperti yang dilakukan
perawat lainnya dalam situasi yang sama. Pelanggaran terhadap standar
pelayanan keperawatan merupakan salah satu elemen yang harus
dibuktikan dalam kasus kelalaian atau malpraktik keperawatan.
b. Persetujuan
Formulir persetujuan ( consent ) yang telah ditandatangani dibutuhkan untuk
semua pengobatan rutin, prosedur berbahaya seperti operasi, beberapa
program pengobatan seperti kemoterapi dan penelitian yang melibatkan
pasien.
c. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu
tindakan, seperti operasi atau prosedur diagnostik invasif, berdasarkan
pemberitahuan lengkap tentang risiko, manfaat, alternatif, dan akibat
penolakan.
Informed consent merupakan kewajiban hukum bagi penyelengara
pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi dalam istilah yang
dimengerti oleh klien sehingga klien dapat membuat pilihan. Persetujuan
ini harus diperoleh pada saat klien tidak berada dalam pengaruh obat
seperti narkotika.
DAFTAR PUSTAKA
http://rizkiaapriatma.blogspot.com/2013/12/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.html