Anda di halaman 1dari 3

Mochammad Ayyub Bil Ansori

X MIA 3

Jawaban :

1. Pusat wabah itu ada di kampung kecil bernama Amawas. Dalam


sejarah Islam, nama tempat wabah penyakit era Umar bin
Khattab dikenal dengan Thaun Amawas atau wabah Amawas.
Kampung itu terletak antara daerah Ramallah dengan Baitul
Maqdis. Wabah itu menewaskan puluhan ribu orang, termasuk
para sahabat Rasulullah SAW.

“Jadi jangan ada pula yang berkata bahwa iman kita kuat, apakah
iman Umar bin Khattab lemah? Lalu ada yang bilang kita tolak
dengan zikir, apakah zikir Abu Ubaidah tidak diterima?”

Gusrizal mengatakan banyak sahabat Rasulullah SAW yang turut


meninggal dalam wabah itu. Di antaranya, Muaz bin Jabal, Suhail
bin Amr, Syurahbil bin Hasanah, Abu Jandal bin Suhail dan
puluhab sahabat lainnya.

Termasuk dua gubernur Syam juga meninggal berturut-turut.


Pertama Abu Ubaidah bin Jarrah yang diminta keluar dari Syam
oleh Umar, namun dia tidak mau pergi menyelamatkan diri, lalu
meninggal. Kemudian digantikan oleh Muaz bin Jabal sebagai
gubernur dan ia juga meninggal terkena wabah.

“Mereka gugur, syahid kena wabah itu, yang ketiga diangkatlah


oleh Umar bin Khattab sebagai gubernur Syam Amr bin Ash,”
katanya.

Saat menjadi gubernur Syam, Amr bin Ash mencoba melakukan


diagnosa terhadap penyebab dan penyebaran wabah. Amr
mengatakan bahwa wabah seperti api yang berkobar dan selama
masih ada kayu bakar, dia akan terus menyala. Selama masih
ada orang yang sehat, ia akan terus menyebar.

Dia melihat solusi menghentikan wabah adalah dengan


menyuruh penduduk sehat pergi menyingkir ke bukit-bukit.
Kebijakan itu dinamakan isolasi atau lockdown saat ini.
“Akhirnya seluruh orang sehat pergi ke bukit-bukit dan tidak
bercampur lagi dengan mereka yang terkena penyakit,”
katanya.

Soal isolasi ini juga sudah diisyaratkan dalam hadis nabi, bahwa
dilarang mencampurkan antara onta yang sehat dengan orang
yang sakit. Orang-orang yang pergi ke bukit melakukan isolasi itu
tidak pernah mempertanyakan bagaimana salat mereka dan
jumat mereka bagaimana.

“Tidak ada yang menanyakan itu, mereka patuh saat disuruh


menyingkir, akhirnya berhentilah wabah itu dengan cara
demikian,” katanya

2. Plague of Aswam menghadirkan cerita kepemimpinan khalifah Umar


bin Khattab saat menghadapi serangan wabah. Sikap Umar
menginspirasi upaya pencegahan akibat infeksi wabah penyakit di
kehidupan sekarang. Umar sempat dianggap melarikan diri dari takdir
Allah SWT.

"Kita akan lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya,"
jawab Umar bin Khattab saat ditanya Abu Ubaidah terkait
kemungkinan melarikan diri dari takdir Tuhan.

Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah sempat berselisih karena khalifah
ingin membawa pulang pasukannya ke Madinah. Sedangkan Abu
Ubaidah ingin tetap berada di Syam yang terserang wabah. Dia
kemudian terkena wabah dan meninggal dunia. Muaz bin Jabal yang
menggantikan Abu Ubaidah sebagai Gubernur Syam juga meninggal
dunia terkena wabah.

Sikap Umar didasarkan hadist yang menjelaskan sikap Rasulullah SAW


saat mendengar ada wilayah terserang wabah.

‫ َو ِإذَا َوق ََع بِأ َ ْر ٍـ َو‬،‫ُوها‬


ْ َ‫ضأَنْتُ ْم ب َِها َفال َ ت‬
‫خ ُر ُجوا ِمن ْ َها‬ ‫ون بِأ َ ْر ٍ َف‬
َ ‫ضال َ تَ ْد ُخل‬ ِ ‫ع‬ َّ‫ِإذَا َس ِم ْعتُ ْم ب ّـ‬
ُ ‫ِالَطا‬
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka
janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu
berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Wabah mengajarkan muslim untuk mengkaji lebih dalam sikap dan


perkataan Rasulullah SAW saat menghadapi wabah. Tuntunan tersebut
berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga
masyarakat muslim mampu memperbaiki derajat kesehatan dan
kehidupannya. Penerapan ilmu pengetahuan dan prinsip agama yang
sejalan memungkinkan muslim menjadi kelompok yang sangat
kooperatif dalam mencegah penularan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai