Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM : FITOKIMIA

PERTEMUAN KE : V

JUDUL PERCOBAAN : PENETAPAN KADAR FLAOVONOID TOTAL

NAMA : SHEILA SEPTIANI PUTRI

NPM : 1848201110138

KELAS :C

LABORATORIUM FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AJARAN (2019/2020)

PERCOBAAN IV

PERCOBAAN V
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan praktikum adalah mahasiswa mampu menganalisa kadar flavonoid
total pada sampel uji

II. DASAR TEORI


Pendahuluan Spektrofotometri digunakan dalam pengukuran
serapan ultraviolet dan cahaya tampak. Spektrofotometri serapan
merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan
moiekul suatu zat kímia. Daya dari suatu berkas radiasi akan berkurang
sehubungan dengan jarak yang ditempuhnya melalui medium penyerap.
Daya tersebut juga akan berkurang sehubungan dengan kadar molekul atau
ion yang terserap dalam medium. Faktor daya dan medium menentukan
proporsi dari kejadian total energi yang timbul. Penurunan daya radiasi
monokromatis yang melalui medium penyerap yang homogen dinyatakan
secara kuantitatif olch Hukum Lamber-Beer:
Log (1/7)= A= abc

A = abc, istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut:


A = serapan
T = % Transmitan
a = Serapan jenis
b = Tebal sel (cm)
c = Konsentras

Karena peningkatan penggunaan obat herbal di seluruh dunia dan


produk herbal membuat pasar global digunakan secara global,
keamanan dan kualitas tanaman obat dan produk herbal jadi
menjadi perhatian utama bagi otoritas kesehatan, farmasi dan
masyarakat (Pathik, et al., 2011).
Umumnya, semua obat-obatan, baik itu sintetik atau yang berasal
dari tumbuhan, harus memenuhi persyaratan dasar yang aman dan
efektif (Kunle, 2012).
Berbagai penelitian dan pengembangan yang memanfaatkan
kemajuan teknologi juga dilakukan sebagai upaya peningkatan
mutu dan keamanan produk yang diharapkan dapat lebih
meningkatkan kepercayaan terhadap manfaat obat
 bahan alam tersebut (Anam, 2013).

Perlu dikembangkan metode standardisasi sediaan obat tradisional,


salah satunya adalah dengan penetapan kadar salah satu kandungan
senyawa aktif dalam sediaan obat tradisional (Cahyanta, 2016).

Flavonoid merupakan salah satu senyawa antioksidan


golongan fenolik  perpanjangan rantai menggunakan 3
malonil-CoA. Enzim khalkon synthase mengabungkan
senyawa ini menjadi khalkon. Khalkon adalah prekursor
turunan flavonoid pada banyak tanaman (Dewick, 2002).
Uji parameter spesifik kadar total golongan kandungan
kimia bertujuan untuk memberikan informasi kadar
kandungan golongan kimia sebagai parameter mutu
ekstrak dalam kaitannya dengan efek farmakologis
(DepKes RI, 2000).
Spektofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif dalam

 penentuan jumlah flavonoid yang terdapat dalam


ekstrak metanol (Carbonaro, 2005).
Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi (Neldawati, 2013).
Penentuan flavonoid total dalam ekstrak dilakukan untuk
mengetahui

 prosentase kandungan flavonoid total dalam ekstrak


menggunakan metode kolorimetri aluminium klorida
dengan pengukuran absorbansi secara spektrofotometri
(Cahyanta, 2016).
Spektrum flavonoid biasanya ditentukan dalam larutan
dengan pelarut metanol atau etanol. Spektrum khas
flavonoid terdiri atas dua maksimal pada rentang 230-295
nm (pita II) dan 300-560 nm (pita I) (Neldawati, 2013).
Sebagai pembanding dapat digunakan kuersetin yang
merupakan flavonoid golongan flavonol yang mempunyai
gugus keto pada C-4 dan memiliki gugus hidroksi pada
atom C-3 atau C-5 yang bertetangga dari flavon dan
flavonol (Cahyanta, 2016).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat : digunakan timbangan analitik, knus silika, kompor
pengarang, perangkat alat gelas, mortir dan stamper, rotary
evaporator, penangas air, oven, desikator, mikropipet, rak tabung
reaksi kecil, sentrifagator spektrofotometn Uv-Vis inkubator, dan
stopwatch. Perlengkapan perlindungan diri (sarung tangan stenil,
masker, jas lab).
2. Bahan : akuades, alumunium klorida, natrium asetat 1 M dan sampel
uji
IV. CARA KERJA
1. Penentuan Flavonoid Total
a. Metode kolorimetri aluminium ktorida 1)
1) Pembustan Kurva Standar Quersetin
Quersetin ditimbang sebanyk 25 mg dimasukkan kedalam labu
akur 25 ml, kemudhan ditambahkan etanol 80% sampal 25 ml
(larutan induk 1000 μg/ml). Kemudian dibuat serangkaian larutam
standar 20μg/ml, 40μg/ml, 60μg/ml, 80μg/ml, 100μg/ml sejumlah
0,5 ml dan lantan standar ditambah dengan 15 ml etanol 95% 0,1
ml aluminium klorida (AICI) 10%, 0,1 ml natrium asetat 1 M dan
ditam babkan akuades 2,8 ml. Setelah ite dinkubasi selama 30
menit pada subu 25˚C. Serapannya di ukur pada λ 434,2 nm
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Kemudian dibuat kurva
kalibrasi dengan menghubungkan nilai serapan scbagai koordinat
(Y) dan konsentrasi larutan standar sebagai absis (X).
2) Pembutan Larutan Uji Eksrak
Timbang dengan seksama 5,0 g ekstrak kemudian ditambah 25 ml
etanol 80% Kemadian daduk selama 24 jam menggunakan alat
pengaduk pada kecepatan 200 rpm, kemudian disaring dan filtrat
yang diperoleh dtambah etanol 80% ampai 25 ml

3) Penentuan Kadar Flavonoid


Larutan blanko dibuat dengan mengganti lanutan standar dengan
etanol 0,5ml. Ditambah dengan 1,5 ml etanol 95%, 0,1 ml
aluminium klorida (AlCl3) 10%, 0,1 ml natrium asetat I M dan
ditambahkan akuades 2,8ml. \Setelah itu diinkubasi\ selana 30 mnit
pade sub 25˚C. Setiap pengukuran serapan dibandingkan terhadap
blanko. Diambil 0,5 ml Janutan uji kemudian ditambah dengan 1,5
ml etanol 95%, 0,1 ml aluminium klorida (AIC13) 10%, 0,1 ml
natrium asetat I M dan ditambahkan akuades 2,8 ml. Setelah itu
diinkubasi selama 30 menit pada suhu 25°C. Serapannya diukur
pada a 434,2 nm menggunakan spektrofotometer Uv-Vis.

b. Metode Metode kolorimetri 2,4-dinitrofenilhidrazin

1) Pembuatan reagen 2,4-dinitrofenilhidrazin: Ditimbang seksama


1,0 gram 2,4-dinitrofenilhidrazin dilarutkan dalam 2 mL asam
sulfat 96% dan diencerkan sampai 100 mL dalam labu ukur dengan
metanol.

2) Pembuatan kurva kalibrasi dengan naringenin sebagai


pembanding. Dibuat serangkaian larutan naringenin dalam metanol
dengan konsentrasi 400, 800, 1000 dan 1200 µg/mL. Sejumlah 1,0
mL dari masing-masing larutan yang telah dilarutkan, ditambahkan
2 mL reagen 2,4 dinitrofenilhidrazin 1%. Diinkubasikan pada suhu
50 °C selama 50 menit. Setelah dingin pada suhu kamar,
ditambahkan KOH 10% dalam metanol sampai 10 ml dalam labu
ukur. Dipipet 1,0 mL dari campuran tersebut diatas, ditambah
metanol sampai 10,0 mL. Diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum yaitu 494 nm. Blanko 1,0 mL larutan
pembanding diganti dengan methanol 1,0 mL dan prosedur
seterusnya diperlakukan sama seperti diatas. Kemudian dibuat
kurva kalibrasi.
3) Penentuan jumlah flavonoid dari ekstrak etanol daun buah
merah. Diambil 1,0 mL ekstrak etanol kemudian diperlakukan
sama seperti pada pembuatan kurva kalibrasi. Kemudian dihitung
kadar flavonoidnya.
V. HASIL PERCOBAATN DAN PERHITUNGAN

No Sampel Kadar total % kadar total


.
1. 0,658 0,6000 mg 0,012%
2. 0,677 1,075 mg 0,0215%
3. 0,666 0,815 mg 0,016%
Rata-Rata 0,83 mg 0,0165%
Keterangan :

 Rata- Rata kadar total = 0,83 mg / 5000mg


 Rata- Rata % kadar total = 0,0165%

20 ppm

V1 x M1 =V2 x M2

V1 x 1000 = 10 ml x 20

= 200/1000

0,2 ml atau 200 l (mikromili)

40 ppm

V1 x M1 =V2 x M2

V1 x 1000 = 10 ml x 40

= 400/1000

0,4 ml atau 400 l (mikromili)

60 ppm

V1 x M1 =V2 x M2

V1 x 1000 = 10 ml x 60

= 600/1000

0,6 ml atau 600 l (mikromili)


80 ppm

V1 x M1 =V2 x M2

V1 x 1000 = 10 ml x 80

= 800/1000

0,8 ml atau 800 l (mikromili)

100 ppm

V1 x M1 =V2 x M2

V1 x 1000 = 10 ml x 100

= 1000/1000

1 ml atau 1000 l (mikromili)

kurva kalibrasi baku primer quercetin


0.74

0.72 f(x) = 0 x + 0.63


R² = 1
0.7

0.68

0.66

0.64

0.62

0.6
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Konsentrasi Abs

20 0,654
40 0,673
60 0,691
80 0,7114
100 0,732
y = Bx + A

y = 0,001x + 0,634

R2 = 0,9993

Data sampel yang didapatkan sebagai berikut :

1. 0,658

2. 0,677

3. 0,666

Perhitungan kadar

1. data 1 sampel ekstrak di dapatkan dari absrobansinya (ABS) sebesar 0,658 kadar
flavonoid total (X) =

0,6000 mg/5000 mg

% kadar flavonoid total dalam ekstrak =

2. data 2 sampel ekstrak di dapatkan dari absrobansinya (ABS) sebesar 0,677 kadar
flavonoid total (X) =

1,075 mg/5000 mg

3. data 3sampel ekstrak di dapatkan dari absrobansinya (ABS) sebesar 0,677 kadar
flavonoid total (X) =

0,8 mg/5000 mg
VI. PEMBAHASAN
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar
yang ditemukan dialam. Senyawa- senyawa ini merupakan zat warna
merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan (Markham, 1988). Golongan flavonoid memiliki
kerangka karbon yang terdiri atas dua cincin benzene térsubstitusi yang
disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Pengelompokan flavonoid
berdasarkan pada cincin hetcrosiklik- oksigen tambahan dan gugus
hidroksil yang tersebar (Robinson, 1995). Golongan terbesar flavonoid
memiliki cincin piran yang yang menghubungkan rantai tiga karbon
dengan salah satu cincin bcnzenc (Harborne, 1987). Percobaan ini
dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mampu menganalisa kadar
flavonoid total pada sampel uji. Adapun alat-alat yang digunakan beberapa
diantaranya adalah timbangan analitik yang berfungsi untuk menimbang
sampel, mikropipet yang berfungsi scbagai alat untuk mengambil larutan
dalam satuan ppm atau mg/L, inkubator yang berfungsi sebagai tempat
inkubasi sampel dan Spektrofotomcter UV-Vis untuk menentukan kadar
lavonoid dalam absorbansi. Sedangkan, bahan yang diperlukan beberapa
diantaranya adalah aquadest yang digunakan untuk mengencerkan larutan
untuk pembuatan seri kadar. aluminium klorida (AICL) 10% untuk
memberikan clck batokroraik dengan melakukan pergeseran kearah
panjang gelombang gelombang standar.

Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan menggunakan


spektrofotometri UV-Vis karena flavonoid mengandung sistem aromatik
yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah
spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak (Harborne, 1987).
Pada pembuatan kurva kalibrasi dengan metode alumunium klorida
digunakan kuersetin sebagai pembanding karena kuersetin merupakan
flavonoid golongan flavonol yang mempunyai gugus keto pada c-4 dan
memiliki gugus hidroksi pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga dari
flavon dan flavonol. Larutan standar kuersetini ini dibuat dengan berbagai
konsentrasi yang mana rangkaian konsentrasi ini dimaksudkan untuk
mengurangi ketidak pastian analisa sehingga ketelitian akan meningkat.
Penambahan 1,5 mL etanol 95% berfungsi sebagai peningkat kelarutan,
0,1 ml alumunium klorida P 10 % yang berfungsi untuk memberikan efek
batokromatik dengan melakukan pergeseran kearah panjang gelombang
yang lebih panjang, sehingga merubah panjang gelombang standar
kuersetin untuk masuk kedalam rentang panjang gelombang UV-Vis,
sehingga menghasilkan juga efek hiperkromik atau peningkatan intensitas
larutan standar kuersetin menghasilkan warna yang lebih kuning (Chang et
al, 2002). Kemudian penambahan 0,1 ml natrium asetat yang berfungsi
sebagai penstabil, kemudian dicukupkan dengan 2,8 ml air suling. Setelah
itu diinkubasi selama 30 menit pada suhu 250C. Hal tersebut dimaksudkan
agar reaksi antara larutan standar kuersetin dengan pereaksi-pereaksi yang
ditambahkan dapat berlangsung dengan sempurna. Sebelum melakukan
penetapan kadar flavonoid total sampel, maka terlebih dahulu melakukan
melakukan panjang gelombang serapan maksimum. Tahapan ini bertujuan
untuk mengurangi kasalahan pembacaan serapan seminimal mungkin,
karena pengukuran pada panjang gelombang serapan maksimum pula.
Pada penelitian ini dicari serapan À 434,2 nm. Setelah panjang gelombang
maksimum dilanjutkan dengan pembuatan kurva baku. Berdasarkan kurva
kalibrasi pada gambar diperoleh persamaan regresi y = 0,001x + 0,634.
Koefisien korelasi r = 0,993, angka ini mendekati 1 yang berarti terdapat
korelasi
[13:47, 5/4/2020] Sheila: senyawa serta menunjukkan hubungan antara
keduanya. Hasil pengukuran kandungan flavonoid dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya pada
sampel 0,658 adalah 0,012%, pada sampel 0,677 adalah 0,0215% dan pada
sampel 0,0666 adalah 0,0163%. Pada pembuatan kurva kalibrasi dengan
metode alumunium klorida digunakan kuersetin sebagai pembanding
karena kuersetin merupakan flavonoid golongan flavonol yang
mempunyai gugus keto pada c-4 dan memiliki gugus hidroksi pada atom
C-3 atau C-5 yang bertetangga dari flavon dan flavonol. Larutan standar
kuersetini ini dibuat dengan berbagai konsentrasi, Rangkaian konsentrasi
ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidak pastian analisa sehingga
ketelitian akan meningkat. Penambahan 1,5 ml etanol 95% berfungsi
sebagai peningkat kelarutan, 0,1 ml alumunium klorida P 10 % yang
berfungsi untuk memberikan efek batokromatik dengan melakukan
pergeseran kearah panjang gelombang yang lebih panjang, sehingga
merubah panjang gelombang standar kuersetin untuk masuk kedalam
rentang panjang gelombang UV-Vis, sehingga menghasilkan juga efek
hiperkromik atau peningkatan intensitas larutan standar kuersetin
menghasilkan wama yang lebih kuning (Chang et al, 2002). Kemudian
penambahan 0,1 ml natrium asetat yang berfungsi sebagai penstabil,
kemudian dicukupkan dengan 2,8 ml air suling. Setelah itu diinkubasi
selama 30 menit pada suhu 250C. Hal tersebut dimaksudkan agar reaksi
antara larutan standar kuersetin dengan pereaksi-pereaksi yang
ditambahkan dapat berlangsung dengan sempurna. Sebelum melakukan
penetapan kadar flavonoid total sampel, maka terlebih dahulu melakukan
melakukan panjang gelombang serapan maksimum. Tahapan ini bertujuan
untuk mengurangi kasalahan pembacaan serapan seminimal mungkin,
karena pengukuran pada panjang gelombang serapan maksimum.

Anda mungkin juga menyukai