Oleh :
NIM: 1711101042
SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan zaman yang terjadi saat ini, yang semula dipandang akan
memudahkan pekerjaan manusia, kenyataannya juga menimbulkan keresahan
dan ketakutan baru bagi manusia, yaitu kesepian dan keterasingan baru, yang
ditandai dengan lunturnya solidaritas, kebersamaan, dan silaturahim.
1
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Kareakter, Cet ke 3, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2016),
hlm. 18
Diakui dan disadari atau tidak, perilaku masyarakat kita sekarang ini,
terutama pada remaja menjadi sangat mengkhawatirkan karena mengarah
pada apa yang disebut oleh Lickona diatas. Berbagai macam tanda-tanda
diatas semakin membuka mata kita bahwa diperlukan obat yang mujarab dan
ampuh untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut. Kata kunci dalam
memecahkan persoalan tersebut salah satunya adalah adanya upaya
penanaman dan pembinaan kepribadian dan karakter sejak dini yang
dilakukan secara terpadu mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat yang barangkali bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
semua persoalan demikian.
Sebenarnya, karakter seorang anak dalam hal ini adalah seorang remaja
tidak terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi remaja, sehingga kedudukan keluarga
dalam pembentukan karakter remaja sangat dominan.Keluarga merupakan
training centre bagi nilai-nilai yang baik. Dalam hal ini peran orangtua antara
lain menjadi figur yang patut diteladani dengan mengajarkan agama dan
akhlak mulia.
3
Lihat UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.
4
Iskandar, Psikologi Pendidikan, Cet ke 1, (Ciputat : Gaung Persada Press, 2009), hlm. 8.
pemberian motivasi personal.5 Termasuk guru juga dapat memberikan
pembiasaan yang harus diamalkan atau dilakukan oleh siswa.
Metode pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara
berulang-ulang agar sesuatu itu menjadi kebiasaan. Karakter seseorang
terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam
menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain.
Metode ini perlu diterapkan oleh guru dalam proses pembentukan karakter,
untuk membiasakan siswa dengan sifat-sifat baik dan terpuji. Inti pembiasaan
adalah pengulangan. Contohnya, jika guru setiap masuk kelas mengucapkan
salam, itu telah dapat diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila murid
masuk kelas tidak mengucapkan salam, maka guru mengingatkan agar bila
masuk ruangan hendaklah mengucapkan salam, itu juga satu cara
membiasakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Metode Pembiasaan
Istilah metode berasal dar bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos.
Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi,
5
Thomas Lickona, “Educating For Character.” Terj.,Juma Abdu Wamaungo, Mendidik
untuk Membentuk Karakter, Cet ke 1, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), hlm. 112.
metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu. 6
Dalam bahasa Arab, metode disebut thariqah, yang berarti jalan,
langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan.7
Pembiasaan sebenarnya berartikan pengalaman. Apa yang dibiasakan
adalah sesuatu yang diamalkan. Oleh karena itu uraian tentang pembiasaan
selalu menjadi satu dengan uraian tentang perlunya mengamalkan kebaikan
yang telah diketahui.8
Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal
dengan istilah operan conditioning, mengajarkan peserta didik untuk
membiasakan perilaku terpuji, disiplin, giat belajar, bekerja keras, ikhlas,
jujur, dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan.9
Metode pembiasaan biasa di sebut juga dengan metode latihan (drill)
dalam suatu pembelajaran, yang pada umumnya digunakan untuk
memperolah suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah
dipelajari. Sebagai sebuah metode, drill adalah cara membelajarkan siswa
untuk mengembangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat pula
mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan
proses belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu.10
Pada intinya, metode pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja
dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu (perilaku terpuji) itu
menjadi kebiasaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang
analisisnya menekankan pada data angka yang didapatkan dari metode
statistik, dalam rangka menguji hipotesis sehingga didapatkan makna
hubungan antar variabel. Penelitian ini lebih menitik beratkan kepada aspek
pengukuran fenomena sosial secara objektif. Agar dapat mengukur fenomena
14
Syamsul Kurniawan, Pendidikan..., hlm. 41.
tersebut, fenomena dijabarkan ke dalam beberapa indikator, komponen, dan
variabel.