Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KULIAH

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN

Dosen Pengampu : Dr.Ir. Suhartini , MP

Oleh:

Nama : Muhammad Danial Machbubi


NIM :185040100111067
Kelas : F

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Indikator Mikro dan Makro Ekonomi dalam Pembangunan
a. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan ekonomi merupakan salah satu aspek pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang dapat diwujudkan dengan bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Menurut Todaro (2005), pertumbuhan ekonomi
sebagai proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indicator
penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu negar. Suatu
negara dapat mengalami pertumbuhan bila terjadi peningkatan GNP Riil
negara. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Menurut Adam Smith, pemerintah memiliki tiga fungsi utama dalam
mendukung perekonomian yaitu
1) Memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan
2) Menyelenggarakan peradilan
3) Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh swasta,
seperti infrastruktur dan fasiltas umum
Terdapat tiga komponen penentu utama dalam pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa (Todaro, 2005), diantaranya adalah:
1) Akumulasi modal yaitu meliputi semua bentuk atau jenis investasi
baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan sumberdaya
manusia.
2) Pertumbuhan penduduk yang meningkatkan jumlah angkatan kerja
di tahun-tahun mendatang
3) Kemajuan teknologi.
Banyak faktor yang bisa dijadikan indicator pertumbuhan ekonomi,
diantaranya adalah PDB (Produk Domestik Bruto), pendapatan riil per
kapita, kesejahteraan penduduk, dan tingkat penyerapan tenaga kerja dan
pengangguran. Dari keempat indikator diatas, pada praktiknya, yang menjadi
tolak ukur untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah nilai PDB. PDB
diukur dalam satuan rupiah berdasarkan harga konstan. Untuk menghitung
pertumbuhan ekonmi suatu dengan indikator PDB, dapat dihitung dengan
rumus:
R(t-1, t) = (PDBt – PDBt-1)/PDBt-1 x 100%

b. Pemerataan Pendapatan (indeks Gini)


Menurut Budiono (1992), pendapatan merupakan hasil dari penjualan
faktor-faktor produksi yang dimikinya kepada sektor produksi. Sedangkan
menurut Winardi (1992), pendapatan merupakan hasil berupa uang atau
materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor
produksi. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu badan usaha dalam suatu periode.
Pemerataan pendapatan (redistribusi pendapatan/ distribution of
income) merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah agar pendapatan
masyarakat terbagi semerata mungkin diantara warga masyarakat.
Pengertian merata di sini tidak berarti bahwa semua warga masyarakat
pendapatannya dibuat sama, tetapi kesempatan yang sama bagi setiap warga
untuk memperoleh pendapatan. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
ketimpangan pendapatan dalam masyarakat sehingga dapat menimbulkan
keresahan dan kecemburuan sosial yang pada akhirnya dapat mengganggu
stabilitas nasional.
Pemerataan pendapatan masyarakat merupakan salah satu indicator
keberhasilan pembangunan ekonomi. Pemerataan pendapatan dapat dilihat
dengan menggunakan rasion gini. Rasio gini merupakan suatu pengukuran
ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat. Berikut
merupakan rumus gini ratio:

Ket : fi = jumlah persen (%) penerima pendapatan kelas ke i.


Yi = jumlah kumulatif (%) pendapatan pada kelas ke i.
Rasio gini mempunyai skala 0-1, semakin tinggi nilai rasio, maka makin
tinggi ketimpangan di masyarakat.
c. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam proses pembangunan
di Indonesia. Kemiskinan merupakan suatu ketidakmampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan dasar standar atas setiap aspek kehidupan.
Menurut Bappenas, kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
bahwa untuk menentukan penduduk miskin paling tidak memenuhi 6
kriteria sebagai berikut:
1. Rumah layak huni (milik sendiri, bukan milik sendiri)
2. Akses air bersih dan sanitasi
3. Pendapatan
4. Kepemilikan aset
5. Frekuensi makan dan kualitas gizi makanan
6. Dalam setahun dapat membeli minimal 1 stel pakaian baru
Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan
yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang
tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar
masyarakatmaupun kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region
income gap) (Harahap, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Adam Smith, Teori Pertumbuhan Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan.
PT. Raja Grafindo Pustaka. Jakarta.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta, BPFE UGM.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Todaro, Michael P. and Smith, Stephen C (2003). Economic Development. UK:
Pear‐son Education Limited.
Winardi, J., 2007. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai