Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH : MANAJEMEN OPERASI

Dosen : Dr. Hj. Anis Rachma Utary, M.Si., Ak., CA

DESAIN SISTEM KERJA

OLEH :

KELOMPOK 2

1. AGUS HARIYANTO (1901028039)


2. CITRA MULYATININGRUM (1901028058)
3. SUHAEMI MADIL (1901028059)

KELAS D ANGKATAN 40

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERISTAS MULAWARMAN
TAHUN 2020
BAB I
LANDASAN TEORI

A. Desain Sistem Kerja

Dalam suatu sistem terdapat beberapa subsistem – subsistem yang saling bekerja
sama satu dengan yang lainnya guna mendukung semua kegiatan yang ada dalam
perusahaan yang sifatnya rutin. Dengan menjalankan suatu sistem yang benar, dan
teratur sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka hal ini dapat membantu kelancaran
semua kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Menurut Raymond Mc Leod, Jr ( 2004 ) “ sistem adalah elemen – elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Suatu organisasi seperti
perusahaan atau satu area fungsional cocok dengan definisi ini ”. Sedangkan menurut
Jogiyanto. H. M ( 2005 ) “ sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu ”.
Desain sistem dapat didefinisikan sebagai: “Tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem; pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan
persiapan untuk rancang bangun implementasi; menggambarkan bagaimana suatu
sistem dibentuk.”
Dalam penerapannya, Desain Sistem Kerja akan berinteraksi dengan berbagai ilmu
lain didalam disiplin teknik industri untuk secara bersamaan mencapai keadaan optimal
dari suatu sistem produksi dalam arti kata yang luas, yaitu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen manusia, bahan, mesin, peralatan, dan uang.
Berdasarkan penelitian dari F.W. Taylor dan F.B. Gilbreth, walaupun penelitian
tersebut tidak dilakukan secara bersama-sama, yang dikemudian hari dikenal sebagai
suatu kesatuan dan dikenal sebagai Perancangan Kerja atau Methods Engineering.
Perancangan ini dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek teknologi, psikologis,
dan sosiologis kerja sehingga diperoleh sistem kerja yang lebih sesuai dengan
kemampuan serta keterbatasan manusia.
Pengembangan teknik tata cara kerja berdasarkan teori F.W. Taylor dan F.B.
Gilbreth.
1. F.W. Taylor (1981)
 Memperhatikan para pekerja dan menilai mereka tidak berprestasi maksimal.
 Taylor menggunakan jam henti (stopwatch) untuk melakukan pengukuran
waktunya.
 Pengukuran waktu ini dikembangkan terus sampai dikenal istilah waktu
baku/standar untuk suatu pekerjaan.
 Penentuan waktu bagi suatu pekerjaan sangat penting bagi sistem produksi: upah
perangsang, penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik.

2. Frank B. Gilbreth
 Melakukan penelitian terhadap gerakan-gerakan kerja dan membaginya menjadi
sejumlah elemen-elemen gerakan.
 Misalnya gerakan tangan mengambil sebuah gelas diurai menjadi elemen-elemen
menjangkau, memegang, dan mengangkat.
 Bersama istrinya, Lilian yang juga seorang psikolog, keduanya mengembangkan
serangkaian prinsip Perancangan Sistem Kerja yang dikenal dengan Ekonomi
Gerakan.
 Tujuannya untuk menghasilkan suatu sistem kerja yang terancang baik, sehingga
memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk menghindari atau
melambatkan datangnya kelelahan (fatique).

Pada proses produksi, perancangan sistem kerja dan metode kerja bukan hal mudah.
Kesalahan dalam perancangan maupun metode kerja akan berdampak buruk pada
proses secara keseluruhan. Evaluasi perancangan harus dilakukan secara terus menerus
untuk mendapatkan metode terbaik.
Oleh karena itu, perancangan sistem kerja merupakan bagian yang sangat penting
dan harus diperhatikan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan.

Perancangan Sistem Kerja


Untuk mencari sistem kerja terbaik,kita harus menganalisa masalah-masalah yang
mungkin muncul. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Mendefinisikan masalah
b) Menganalisa masalah
c) Mencari alternatif solusi
d) Mengevaluasi alternatif solusi
e) Mengimplementasikan solusi

B. Penganalisaan Sistem Kerja


Komponen pembentuk sistem kerja antara lain :
1. Manusia
2. Bahan
3. Mesin
4. Lingkungan Kerja
5. Ergonomi
Desain Sistem Kerja ini untuk mewujudkan Sistem kerja yang EASN-P :
1. Efektif : Output dari sistem kerja dapat memenuhi kebutuhan/menjawab tujuan. (Are
we doing the right things?)
2. Efisiensi : Sistem kerja dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan,
dengan sumber daya yang paling minimum (Are we doing things right?). Rasio
antara output/input yang tinggi. Lebih cepat, lebih murah.
3. Aman : tidak menyebabkan kecelakaan kerja.
4. Sehat : tidak menyebabkan penyakit kronis.
5. Nyaman : membuat pekerja menjadi betah (psikologis), hubungan sosial, semangat
kerja, tidak monoton, tidak membosankan.
6. Produktif : maksimal output berkualitas.
BAB II
REVIEW JURNAL

A. Review Jurnal I

Source of https://www.researchgate.net/publication/6655634_Work_System_Desig
Journal #I n_for_Patient_Safety

Page 50-58
Year 2005
Author and
P Carayon, A Schoofs Hundt, B-T Karsh, A P Gurses, C J
Original
Alvarado, M Smith, P Flatley Brennan
Institution
Article Title Work system design for patient safety: the SEIPS model

Model dan metode desain sistem kerja perlu dikembangkan dan diimplementasikan
untuk memajukan penelitian dan desain untuk keselamatan pasien. Dalam makalah ini
kami menjelaskan bagaimana model Systems Engineering Initiative for Patient Safety
(SEIPS) dan keselamatan pasien, yang menyediakan kerangka kerja untuk memahami
struktur, proses dan hasil dalam perawatan kesehatan dan hubungan mereka, dapat
digunakan untuk tujuan ini.
Untuk meningkatkan desain sistem ini, Institut Kedokteran AS (IOM) telah
mengusulkan penerapan konsep rekayasa dan metode-dalam particu-Lar, faktor
manusia dan sistem rekayasa. Penekanan pada desain sistem dipromosikan dalam
sebuah laporan baru-baru ini oleh National Academy of Engineering dan IOM. Ini
adalah waktu untuk membangun kemitraan baru yang kuat antara insinyur dan
perawatan kesehatan dan mempercepat transisi ke sistem perawatan kesehatan abad ke-
21 yang berpusat pada pasien.
Program penelitian kami, inisiatif rekayasa sistem untuk keselamatan pasien (SEIPS,
http://www2.fpm.wisc.edu/seips/), awalnya didanai oleh badan penelitian kesehatan
dan kualitas, memenuhi tantangan ini melalui integrasi novel faktor manusia dan
kesehatan kualitas model ini mendefinisikan 4 (empat) kategori, yaitu :
1. Lingkungan sebagai kontributor potensial untuk keselamatan pasien.
2. Fisik (misalnya kebisingan).
3. Sosial (misalnya komunikasi yang buruk).
4. Biologis (misalnya faktor pasien).
Disiplin faktor manusia menekankan keterkaitan antara masyarakat dan lingkungan
yang berkontribusi terhadap Kinerja, Keselamatan dan Kesehatan, dan Kualitas hidup
kerja, dan Barang atau Jasa yang dihasilkan. Untuk mencapai tujuan ini, kami
menggunakan model sistem kerja yang dikembangkan oleh Carayon dan Smith.
Menurut model sistem kerja, seseorang (orang dapat menjadi penyedia perawatan,
karyawan lain dari lembaga perawatan kesehatan seperti seorang insinyur biomedis ,
juru tulis unit, atau pasien) melakukan berbagai tugas dengan menggunakan berbagai
alat dan teknologi. Pelaksanaan tugas ini terjadi dalam lingkungan fisik tertentu dan di
bawah kondisi organizational tertentu.
Lima komponen sistem kerja :
1. Manusia.
2. Organisasi.
3. Mesin/Teknologi
4. Tugas
5. Lingkungan Kerja.
B. REVIEW JURNAL II
" Journal of Cybersecurity
Source of
Education, Research and Practice: Vol. 2017 : No. 2 , Article 4.
Journal #I
Available at: https://digitalcommons.kennesaw.edu/jcerp/vol2017/iss2/4
Year 2017
Author and
Original Harrell, Martha Nanette
Institution
Synergistic Security: A Work System Case Study of the Target
Article Title
Breach

Sistem Informasi karyawan membuat keputusan dan mengatur kegiatan mereka


setiap hari. Tindakan mereka memiliki potensi untuk mempengaruhi seluruh organisasi,
secara positif atau negatif. Satu model ergonomi makro seminal yang dapat membantu
analisis ini adalah Leavitt Diamond Model (Leavitt, 1965).
Model Berlian Leavitt berisi empat konstruksi yaitu:
1. Manusia.
2. Tugas.
3. Struktur.
4. Teknologi.
Setiap komponen diatas tidak dapat diubah tanpa berdampak pada tiga lainnya.
Misalnya, jika teknologi baru diperkenalkan organisasi, tiga konstruksi lainnya akan
menyesuaikan dengan perubahan. Dalam beberapa kasus,penyesuaian bisa berdampak
negatif pada organisasi dan waktu lainnya perubahannya bisa positif. Ketika
memperkenalkan perubahan, organisasi membutuhkan untuk memastikan konstruksi
sistem kerja selaras untuk memastikan pekerjaan sistem efisien dan efektif.
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam penerapannya, Desain Sistem Kerja akan berinteraksi dengan berbagai ilmu
lain didalam disiplin teknik industri untuk secara bersamaan mencapai keadaan optimal
dari suatu sistem produksi dalam arti kata yang luas, yaitu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen manusia, bahan, mesin, peralatan, dan uang. Selain itu dalam
suatu desain sistem kerja terdapat komponen penganalisaan kerja. Sistem kerja yang
dikembangkan oleh Carayon dan Smith ada 5 yaitu :
1. Manusia : Pendidikan, Keterampilan dan Pengetahuan motivasi dan Kebutuhan
karakteristik fisik karakteristik psikologis.
2. Organisasi : Kolaborasi dan komunikasi budaya organisasi dan keselamatan pasien
budaya kerja jadwal hubungan sosial pengawasan dan manajemen gaya evaluasi
kinerja, imbalan dan insentif.
3. Mesin/Teknologi : Berbagai teknologi informasi: catatan kesehatan elektronik,
komputerisasi pesanan operator masuk dan bar coding teknologi perangkat medis
untuk administrasi obat dan peralatan lainnya faktor manusia karakteristik teknologi
dan alat (misalnya kegunaan).
4. Tugas : Berbagai tugas pekerjaan konten, tantangan dan pemanfaatan keterampilan
otonomi, kontrol pekerjaan dan partisipasi tuntutan pekerjaan (misalnya beban kerja,
tekanan waktu, beban kognitif, perlu untuk perhatian).
5. Lingkungan : Tata letak kebisingan pencahayaan suhu, kelembaban dan kualitas
udara desain Stasiun kerja.

Sedangkan menurut Model Berlian Leavitt berisi empat konstruksi, yaitu:


1. Manusia.
2. Tugas.
3. Struktur.
4. Teknologi.
Model ini dipakai untuk keamanan sistem pada perusahaan informasi atau
telematika. Dan setiap komponen diatas sangat berkaitan satu dengan yang lainnya.
Apabila komponen satu terjadi perubahan maka pada komponen lain juga akan ada
perubahan.
Dari kedua model diatas terdapat empat komponen inti yang selalu dipakai dalam
sistem kerja suatu perusahaan. Keempat komponen tersebut memiliki peran yang saling
berkesinambungan satu dengan lainnya. Dalam suatu perusahaan, Orang/Manusia
menjadi hal utama yang harus diperhatikan, sumber daya manusia sangatlah berperan
demi kemajuan suatu perusahaan. Kemudian Organisasi atau Struktur, yang berupa
teamwork dalam suatu perusahaan harus memiliki komunikasi yang baik antara team
satu dengan lainnya. Setelah komunikasi berjalan dengan baik selanjutnya adalah
Pembagian Tugas dalam suatu perusahaan agar lebih mudah dalam mengontrol suatu
pekerjaan dan dapat meringankan beban kerja, beban waktu dan beban kognitif. Dan
yang terakhir adalah Teknologi/Mesin dalam suatu perusahaan sebagai alat informasi
antar team. Seperti berbagi informasi tentang mesin terbaru untuk memudahkan
produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Zadry Raimona Hilma, Susanti Lusi, Yuliandra, Jumeno. (2015). Analisis Dan Perancangan
Sistem Kerja. Andalas University Press, Padang.

Sutalaksana,I.Z., Anggawisastra,R.,Tjakraatmadja,J.H.(1979). Teknik Tata Cara Kerja,


Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.

Bennett, C.A. (1971). Toward empirical, practicable,Comprehensive Task taxonomy. Human


Factors: The Journal of The Human Factors and Ergonomics Society, 13(3),2299-235.

Sanders,M.S., dan McCormick, E.J. (1987). Human Factors in Engineering and Design.
McGRAW-HILL book Company.

http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-dan-langkah-langkah-desain-
sistem.html#sthash.VNxRYAtG.dpuf

Anda mungkin juga menyukai