Anda di halaman 1dari 7

Diagnosa : Nyeri akut

Definisi :

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab :

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)


2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur oprasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan tanda mayor :

Subjektif :

1. Mengeluh nyeri

Objektif :

1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

Gejala dan tanda minor :

Subjektif :

(tidak tersedia)

Objektif :

1. Tekanan darah meningkat


2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforosis

Kondisi klinis yang terkait :

1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma

Intervensi

1. Manajemen Nyeri
a. Definisi :
Mengindentifikasi dan mengelola sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
b. Tindakan :
Observasi
 Indentifikasinlokasi, karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
 Indentifikasi respons nyeri non verbal
 Indentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Indentifikasi pengetahuan dan kenyakinan tentang nyeri
 Indentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Indentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapiutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.


TENS, hipnosis, akupresur, terapi music.
 biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
berbimbing,kompres hangat/dingin, terapi bermain )
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
penvahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Pemberian analgesik
a. Definisi :
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit.
b. Tindakan :
Observasi
 Indentifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda , kualitas,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Indentifikasi riwayat alergi obat
 Indentifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. narkotika, non-narkotik,
atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri)
 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
 Monitor efektifitas analgesik
Terapitik

 Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesik


optimal,jika perlu
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau oploid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
 Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respons
pasien
 Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang
diinginkan

Edukasi

 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, yang sesuai.

Diagnosa : Inkontinensia Urin Strees

Definisi :

Kebocoran urine mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena aktivitas yang meningkatkan
tekanan intraabdominal

Penyebab :

1. Kelemahan intrisik spiniker uretra


2. Perubahan degenerasi/non degenerasi otot pelvis
3. Kekurangan estrogen
4. Peningkatan tekanan intraabdomen
5. Kelemahan otot pelvis
Gejala dan tanda mayor :

Subjektif

1. Mengeluh keluar urine <50 ml saat tekanan abdominal meningkat (mis. Berdiri,
bersin, tertawa, berlari atau mengangkat benda berat)

Objektif :

(Tidak tersedia)

Gejala dan tanda minor :

Subjektif :

1. Pengeluaran urine tidak tuntas


2. Urgensi miksi
3. Frekuensi berkemih meningkat

Objektif :

1. Overdistensi abdomen

Kondisi klinis yang terkait :

1. Obesitas
2. Kehamilan / melahirkan
3. Menopose
4. Infeksi saluran kemih
5. Operasi abdomen
6. Operasi prostat
7. Penyakit alzheimer
8. Cedera medula spinalis
Intervensi

1. Latihan otot panggul


a. Definisi :
Mengajarkan kemampuan menguatkan otot-otot elevator ani dan urogenital
melalui kontraksi berulang untuk menurunkan inkontinensia urin dan ejakulasi
dini.
b. Tindakan :
Observasi
 Monitor pengeluaran urine
Terapiutik
 Berikan reinforcement positif selama melakukan latihan dengan benar

Edukasi

 Anjurkan berbaring
 Anjurkan tidak mengkontraksikan perut, kaki, dan bokong saat
melakukan latihan otot panggul
 Anjurkan menambah durasi kontraksi-relaksasi 10 detik dengan siklus
10-20 kali, dilakukan 3-4 kali sehari
 Ajarkan mengkontraksikan disekitar otot uretra dan anus seperti
menahan BAB/BAK selama 5 detik kemudian kendurkan dan
direlaksasikan dengan siklus 10 kali
 Ajarkan mengevaluasi latihan yang dilakukan dengan cara
menghentikan urine sesaat saat BAK, seminggu sekali
 Anjurkan latiha selama 6-12 minggu

Kolaborasi

 Kolaborasi rehabilitasi medik untuk mengukur kekuatan kontrasi otot


dasar pinggul, jika perlu
2. Perawatan inkontinensia urine
a. Definisi :
Mengidentifikasi dan merawat pasien yang mengalami pengeluaran urine
secara involunter (tidak disadari)
b. Tindakan:
Observasi
 Identifikasi penyebab inkontinensia urine (mis. Disfungsi neurologis,
gangguan medula spinalis, gangguan refleks destrusor, obat-obatan,
usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
 Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine
yang dialaminya
 Monitor keaktifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih
 Monitor kebebasan BAK

Terapiutik

 Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin


 Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia
 Buat jadwal komsumsi obat-obat diuretik
 Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur

Edukasi

 Jelakan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine


 Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
 Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung saat proses
berkemih
 Anjurkan membatasi komsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
 Ajarkan memantau cairan keluar masuk serta pola eliminasi urine
 Ajurkan minum 1500 cc/hari, jika tidak kontraindikasi
 Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan coklat
 Anjurkan mengkomsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi

Kolaborasi

 Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai