Anda di halaman 1dari 5

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkanproduk

tanaman yang diinginkanpada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman

tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah,eksudat, akar, trubus,

batang, biomassa, naungan atau penampilan. Tanahmemiliki kesuburan yang

berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah(bahaninduk, relief, organisme dan

waktu)yang mendominasi di lokasi tersebut.tanahmerupakan fokus utama dalam

pembahasan kesuburan tanah,sedangkan tanamanmerupakan indikator utama mutu

kesuburan tanah (Alviana, 2006).

Tingkat kesuburan tanah yang tinggi menunjukkan kualitas tanah yang tinggi

pula. Kualitas tanah menunjukkan kemampuan tanah untuk menampilkan fungsi-

fungsinya dalam penggunaan lahan atau ekosistem, untuk menopang produktivitas

biologi, mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesehatan tanaman,

binatang, dan manusia (Winarso, 2005).

2.2 Nitrogen

Nitogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah (bahan organik halus,

N tinggi, L/N rendah, dan bahan organik kasar, N rendah rasio c/n tinggi. Lalu faktor

lainnya yaitu  peningkatan mikroorganisme dan N udara. Simbiosis dengan senyawa

legum yaitu bakteri  bintil akar atau rhizobium. Faktor lainnya yaitu pupuk dan air

hujan. Fungsi nitrogen adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan

pembentukan protein. Jika tanaman kekurangan nitrogen maka tanaman akan kerdil,
pertumbuhan akar terbatas dan daun kuning. Jika tanaman kelebihan nitrogen maka

akan menyebabkan tanaman lambat dalam proses pematangan.  Nitrogen dalam tanah

dalam berbagai bentuk yaitu protein, senyawa-senyawa amino, amonium, dan nitrat

(Patti, dkk. 2013).  

Nitrogen memiliki peran penting bagi tanaman, unsur nitrogen ini mampu

medorong  pertumbuhan tanaman menjadi cepat dan memperbaiki tingkat hasil

panen pada tanaman. Tanaman yang kekurangan nitrogen fase vegetatifnya akan

terhambat, warna daun pada tanamn akan kekuning-kuningan dan lama kelamaan

akan mati. Sedangkan jika nitrogen diberikan berlebih tanaman tidak akan mampu

menghasilkan bunga dan buah, tanaman tidak akan mengalami fase generatif.

Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terutama dari meningkatnya

jumlah nitrogen secara biologis atau dengan penambahan pupuk  baik sintesis

maupun non sitesis (Kemas, 2005).

2.3 Kapasitas Tukar Kation

Kapasitas tukar kation merupakan jumlah total kation yang dapat

dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Suatu hasil

pengukuran KTK adalah milliekuivalen kation dalam 100 g tanah atau mekation pada

100 g tanah (Banjarnahor,2010).

Koloid tanah berperan dalam penyediaan unsur hara bagi kebutuhan tanaman.

Koloid tanah bermuatan negatif, sehingga dapat menarik dan menjerap ion-ion

bermuatan positif(kation), seperti Ca+2, H“, Mg+2, K“, Na+, A1°+, dan NH4“ Daya

tarik-menarik ini terlihat seperti kutub negatif dan kutub positif magnet yang saling

tarik-menarik. Kation yang telah melekat pada koloid tanah tidakakan mudah tercuci
oleh aliran air.Namun, kation atau anion yang berada pada larutan tanah sangat

mudah hanyut terbawa air (Fadhilah, 2010).

Kapasitas tukar kation dari berbagai jenis tanah sangat beragam. Besarnya

KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah atau pH, tekstur tanah atau jumlah liat,

jenis mineral liat, bahan organik, serta pengapuran dan pemupukan (Banjarnahor,

2010).

2.4 C-organik dan Bahan Organik Tanah

C-Organik menyatakan banyaknya senyawa organik sebagai sumber unsur

karbon yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan,

biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik

yang stabil atau humus. Kadar C-Organik cenderung menurun seiring pertambahan

kedalaman tanah karena bahan organik yang hanya diaplikasikan atau jatuh diatas

tanah. Sehingga bahan organik tersebut terakumulasi pada lapisan top soil dan

sebagian tercuci ke lapisan yang lebih dalam (sub soil) (Sipahutar dkk, 2014).

Kandungan C-organik pada setiap tanah bervariasi, mulai dari kurang dari

1% pada tanah berpasir sampai lebih dari 20 % pada tanah berlumpur. Warna

tanahmenunjukkan kandungan C-organik tanah tersebut. T anah yang

berwarna hitamkelam mengandung C-organik yang tinggi. Makin cerah warna

tanah kandungan C-Organiknya makin rendah. Contohnya tanah yang berwarna

merah mengandung kadar besi yang tinggi, tetapi rendah kandungan C-organiknya.

(McVay dan Rice, 2002).

Kandungan bahan organik erat kaitannya dengan kandungan C-Organik

karena dalam penetapannya berdasarkan kandungan bahan organiknya, sehingga


tinggi rendahnya kandungan bahan organik tergantung pada C-Organiknya.

Kandungan bahan organik dan C-Organik dipengaruhi oleh faktor pengolahan dan

kemiringan lahan. Pada lahan pertanian tanah yang tidak diolah memiliki kandungan

C-Organik yang lebih tinggi dibandingkan tanah yang diolah secara intensif, hal ini

disebabkan oleh aerasi yang pada tanah yang diolah menjadi baik sehingga

mikroorganisme akan tumbuh baik dan cepat sehingga proses dekomposisi akan

berjalan lebih cepat pada tanah yang diolah dibanding dengan tanah yang tidak

diolah (Arsyad, 2001)


DAFTAR PUSTAKA

Alviana, 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana


Bandung.

Arsyad, A. R. 2001. Pengaruh Olah Tanah Konservasi Dan Pola Tanam Terhadap
Sifat Fisika Tanah Ultisol dan Hasil Jagung. Jurnal Agronomi. Vol. 8. No. 2.

Banjarnahor, R. 2010. Evaluasi Basa-Basa Tukar dan Kapasitas Tukar Kation Tanah
Yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT. SMART Kebun
Padang Halaban Kabupaten Labuhan Batu Bara. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan. 47 hlm.
Fadhilah, N. 2010. Analisa Kadar Karbon di Dalam Tanah Perkebunan Kelapa Sawit
PT. Minanga Ogan Secara Trimetri.Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Medan. 32 hlm.

Kemas, Ali Hanafiah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

McVay, K.A. dan C. W. Rice. 2002. Soil Organic carbon and Global Carbon Cycle.
Kansas: Kansas State University.

Patti, P. S., Kaya, E., dan Silohooy. 2013. Jurnal Agrologia. Analisis Status Nitrogen
dalam Kaitanya dengan Serapan N oleh Tanaman. 2 (1): 51-58.

Sipahutar, dkk. 2014. Kajian C-Organik, N Dan P Humitropepts pada Ketinggian


Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta. Jurnal Online
Agroteknologi. Vol. 2. No. 4.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai