Anda di halaman 1dari 11

Tugas Mid Semester NAMA : EKA PUJI ASRI NURBAITY

Tanggal 25 April 2020 NIM : 4218058

KELAS :B

1. Jelaskan definisi, landasan dan rukun Pembiayaan Murabahah,


Ijaroh, Salam, Qordh, Mudharobah dan Musyarokah yang
Saudara ketahui ?
JAWAB :

a. Pengertian Akad Murabahah

Murabahah berasal dari kata bahasa Arab, ribh (ar-ribhu) yang berarti keuntungan,


kelebihan, atau tambahan. Di dunia perbankan syariah, perjanjian ini terjadi antara bank
dengan nasabah yang memerlukan barang dari bank tersebut. Pada
dasarnya, murabahah adalah transaksi penjualan.Yang membedakan akad ini dengan praktik
penjualan konvensional adalah informasi yang diberikan kepada pembeli. Menurut
pendapat Utsmani, murabahah adalah bentuk jual-beli yang menuntut penjual untuk memberi
informasi kepada calon pembeli tentang harga dan biaya di baliknya. Selain harga jual, calon
pembeli juga berhak tahu tentang nilai pokok barang serta jumlah keuntungan yang diambil
penjual.

* Landasan Hukum Murabahah

Landasan utama adanya transaksi murabahah adalah berasal dari Q.S. Al-Baqarah[2] : 275,


yang artinya “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Juga pada Q.S.
An-Nisa[4] : 29 yang artinya, “hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta
sesamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah maha penyayang kepadamu“

* Syarat dan Rukun Terjadinya Akad Murabahah


Sebelum akad murabahah bisa terjadi, ada beberapa syarat dan rukun yang harus dipenuhi,
antara lain:-Adanya pembeli dan penjual yang telah balig dan berakal sehat.-Keinginan
bertransaksi dilakukan dengan kemauan sendiri tanpa adanya paksaan.-Adanya objek akad.-
Adanya barang atau objek yang akan dijual.-Kejelasan harga dan kondisi barang, dengan
harga yang disepakati bersama. Penjual juga harus memberitahukan harga pokok beserta
besaran keuntungan yang diinginkan kepada pembeli-Ijab dan kabul.

b. Pengertian Akad Ijarah

Akad Ijarah secara bahasa bermakna jual-beli manfaat. Ulama Hanafiyah mendefinisikan
akad ijarah  sebagai sebuah akad kemanfaatan dengan adanya kompensasi.
Ketentuan ijarah sama dalam ketentuan dalam jual beli.Kemudian Ulama
Syafi’iyah  mendefinisikan akad ijarah sebagai akad atas kemanfaatan yang tertuju pada
sesuatu yang mubah dan dapat dipertukarkan dengan kompensasi yang umum
diterapkan.Lalu Ulama Malikiyah menjelaskan lebih lanjut bahwa akad ijarah adalah
pemindahan kepemilikan atas manfaat sesuatu yang mubah dengan durasi waktu diketahui
dan kompensasi yang sesuai. Definisi ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Ulama
Hanabilah.

*Landasan Hukum Akad Ijarah

Akad Ijarah dilandasi pada dalil Al-Qur’an yang terdapat pada QS. Ath-Thalaq ayat 6yang
artinya, “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

Hadist Nabi SAW dari Aisyah Radhiyallahu anha, ia berkata “Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam beserta Abu Bakar menyewa (mengupah) seorang penunjuk jalan yang mahir dari
Bani ad-Dail kemudian dari Bani ‘Abdu bin ‘Adi”Lalu hadist yang sudah umum diketahui
yaitu dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Berilah upah kepada para pekerja sebelum mengering keringatnya”

Bila melihat sejarah, ternyata sejak zaman sahabat ijma muslimin telah membolehkan
praktik Ijarah. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan manfaat sama pentingnya dengan
kebutuhan akan suatu barang.Adapun di Indonesia, akad ijarah diakomodir dengan
dikeluarkannya fatwa Dewan Syariah Nasional MUI yaitu fatwa no: 09/DSN-
MUI/VI/2000 tentang pembiayaan ijarah.

*Rukun Akad Ijarah

Terkait dengan akad ijarah ini Jumhur Ulama sepakat bahwa akad ijarah memiliki 4 rukun:-


Muta’aqidain,-Shighah (Ijab-Qabul),-Upah (bayaran terhadap barang),-Manfaat.

c. Pengertian Akad Salam

Akad Salam/Jual Beli Salam adalah jual beli yang penerimaan barangnya ditangguhkan
dengan pembayaran harga tunai. Penjualan yang karakteristik tanggungannya (barang) telah
terdiskripsikan diawal dengan harga atau modal kerja dibayarkan didepan. Dengan kata lain,
untuk membayarkan harga didepan dan pengiriman barang terspesifikasi untuk masa yang
akan datang yang telah ditentukan.

*Landasan Hukum Akad Salam

Bila merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah, akad salam merujuk pada salah satu surat dalam
qur’an yang merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur’an, yaitu Q.S. Al-Baqarah[2] : 282,
yang artinya:“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya”

*Rukun Akad Salam

Rukun inti yang terdapat dalam jual beli salam adalah sighat (ijab qabul). Hanafi, Maliki dan
Hanbali menyatakan bahwa bentuk ijab menggunakan terms “salaf atau salam”: Pembeli
berkata, “saya membayar harga ini untuk membeli barang X dari kamu dengan akad
salam”dan Penjual menjawab “saya terima”. Dengan ijab qabul seperti itu maka rukun salam
sudah terpenuhi.

d. Pengertian akad qardh

Berikut beberapa pengertian Akad Qard:Qardh secara etimologi adalah Al-Qat’u yang


memiliki pengertian potongan, yang dalam konteks akad Qardh berarti potongan yang
berasal dari harta orang yang memberikan uang.Secara istilah Qardh diartikan meminjamkan
harta kepada orang lain tanda mengharapkan imbalan.Sedangkan secara terminologis, akad
ini memiliki arti menyerahkan harta kepada orang yang akan menggunakannya untuk
dikembalikan gantinya suatu saat.
*Ketentuan hukum akad qardh

Pada dasarnya pelaksanaan akad Qardh telah dijelaskan oleh pihak MUI dalam Fatwa DSN
Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. Agar lebih jelas, berikut ketentuan umum Al- Qardh dalam
bank syariah:-Al-qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang
memerlukan.-Nasabah al-qardh wajib mengemalikan jumlah pokok yang diterima pada
waktu yang telah disepakati bersama.-Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.-LKS
dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.-Nasabah al-qardh dapat
memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS delama tidak diperjanjikan
dalam akad.-Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya
pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat
memperpanjang jangka waktu pengembalian atau menghapus (write off) sebagian atau
seluruh kewajibannya.

*Rukun akad qardh

-Peminjam (Muqtaridh)-Pemberi Pinjaman (Muqridh). Sebagai catatan, baik pemberi


ataupun peminjam haruslah berakal sehat, dewasa (cukup umur dalam melakukan tindakan
hukum), baligh, dan berkehendak tanpa paksaan.-Dana (Qardh)-Ijab qabul (Sighat)

e. Pengertian mudharabah
Mudharabah berasal dari katadharb, berarti memukul atauberjalan. Pengertian memukul
atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha. Secara teknis, al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak di mana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan 100% modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung pemilik
modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung
jawab atas kerugian itu.

*Landasan pembiayaan mudharabah


Al-Quran “… dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia
Allah SWT…………” (al-Muzzammil:20) - “Apabila telah ditunaikan sholat maka
bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT……….”(al-Jumu’ah: 10)

Al-Hadits Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas Bin Abdul Muthalib jika
memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak
dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika
menyalahi aturan tersebut, yang bersangkutan akan bertanggung jawab atas dana tersebut.
Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW, dan Rasul pun
membolehkannya. “HR Thabrani”

*Rukun pembiayaan mudharabah

-Orang yang berakad-Pemilik modal/ Shahibul maal-Pelaksana atau usahawan/Mudharib-


Modal/ maal -Kerja atau usaha/ dharabah-Keuntungan bagi hasil-Shighat/ ijab Qabul

f. Pengertian Akad Musyarakah

kesepakatan.Sehingga dalam hal ini akad musyarakahmenekankan pada keterlibatan dua


Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kata musyarakah berasal dari
kata syaraka-yusyriku-syarkan-syarikatan-syirkatan yang memiliki makna kerjasama atau
pada definisi dari DSN MUI, musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan pihak yang saling memberikan kontribusi berupa dana.
Lain halnya dengan akad mudharabahyang mana satu pihak memberikan dana sedangkan
pihak lain berkontribusi dalam bentuk tenaga.

*Landasan Hukum Akad Musyarakah

Sebagai implementasi dari sistem ekonomi islam, tentunya akad musyarakah tidak ujug-ujug


diadakan. Terdapat landasan hukum dari al-qur’an dan sunnah terkait akad ini yaitu pada
Q.S. Ash Shad ayat 28. Pada ayat tersebut Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan
sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat
zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
dan amat sedikitlah mereka ini.”Dalam sistem ekonomi syariah atau ekonomi Islam yang
kita ketahui, terdapat beberapa perjanjian yang bisa
dilakukan.Selain mudharabah dan murabahah, bentuk kerja sama dalam sistem ekonomi
Islam juga dapat terjadi melalui adalah akad musyarakah. Kata ini berasal dari bahasa
Arab, syrikah, yang juga bermakna mencampur, sekutu, atau serikat. Sama seperti akad
lainnya, jenis kerja sama yang satu ini juga dilandasi oleh hukum-hukum dalam Alquran dan
hadis.

*Rukun Musyarakah

beberapa rukun yang harus dipenuhi ketika hendak melakukan


akad musyarakah. Hilangnya salah satu dari semua rukun yang ada maka
akad musyarakah tersebut dapat dianggap rusak. Rukun tersebut diantaranya: Ijab Kabul
(Shighat), dua pihak yang berakad, objek akad, dan nisbah bagi hasil.

2. Tindakan apa yg harus dilakukan pihak Bank ketika Nasabah sudah


masuk ke golongan NPF (Non Performing Financing)? Dan langkah
apa sajakah yang harus dilakukan pihak Bank ketika Nasabah sudah
tidak memiliki kemampuan lagi untuk mengangsur kewajibannya !

JAWAB :

a. Secara umum proses penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan dengan


cara antara lain:

- Rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran pembiayaan serta


memperkecil jumlah angsuran pembiayaan. Reconditioning, yaitu perubahan sebagian
atau seluruh syarat-syarat pembiayaan meliputi perubahan jadwal pembayaran
angsuran, jangka waktu dan margin. - Restructuring, yaitu tindakan bank kepada
nasabah denga cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan bahwa nasabah
membutuhkan tambahan dana tau usaha yang dibiayai masih layak. -Kombinasi,
merupakan kombinasi dari tiga jenis metode yang digunakan diatas. Misalnya
kombinasi antara restrukturisasi dengan reconditioning atau rescheduling dengan
restructuring.-Penyitaan jaminan atau agunan yang merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidakk mampu lagi
dalam membayar utang-utangnya

b. Solusi Kredit Macet

Bank sendiri memiliki jalan keluar untuk mengatasi kredit macet ini. Secara umum,
terdapat dua jalur tindakan atau game plan, yaitu:-Tindakan Non-Litigasi Pertama ada
tindakan non-litigasi. Tindakan pada masalah kredit macet ini umumnya dilakukan
tanpa campur tangan pengadilan. Dengan tindakan non-litigasi, bank hanya akan
bermusyawarah demi  memberikan pengertian antara bank dan nasabah untuk
menyelamatkan aktivitas usaha nasabah yang hampir terhenti.-Tindakan Litigasi Jika
bank merasa penyelesaian masalah kredit harus ditempuh dengan jalur pengadilan,
maka tindakan litigasi akan menjadi jalan keluar satu-satunya. Tindakan dapat
dilakukan melalui beberapa jalur, diantaranya :

 Pengadilan Negeri, maka seluruh harta nasabah akan menjadi jaminan hutang untuk
bank dengan dasar hukum Pasal 1131 KUH Perdata .Pengadilan Niaga, dimana
nasabah mengajukan kepailitan .Melaporkan ke Kepolisian, hanya apabila bank
menemukan data fiktif saat mengumpulkan informasi dari nasabah.

3. Bapak Rozaq adalah pegawai PT Maju Mapan dengan posisi sebagai


Manager Keuangan dengan penghasilan bersih tiap bulannya sebesar
Rp. 4.500.000,-. Ybs mempunyai keinginan untuk merenovasi rumah
tinggalnya yang terletak di Jl.Permata No. 9 dengan rencana
anggaran biaya ( RAB ) sebesar Rp. 150.000.000,- dan Ybs
mengajukan permohonan ke Pihak Bank Syariah Haromain dengan
berkas yang sudah lengkap. Pihak Bank Syariah menentukan
persyaratan sbb :
-) Margin eq. 10 % setiap tahun

-) Jangka Waktu 5 Th.

-) Uang muka / Urbun 20 % dari RAB.

-) Ketentuan Maksimal Potongan Gaji 40 %.

Sebagai seorang Analis Pembiayaan, menurut Saudara permohonan tersebut


di setujui atau ditolak. Berapa angsuran tiap bulannya yang akan disetor ke
Bank Syariah Haromain setiap bulannya.?

JAWAB :

Diketahui :
Jenis akadnya Murabahah
Penghasilan tiap bulan = Rp 4.500.000
Rencana anggaran biaya = Rp 150.000.000
Margin = 10% tiap tahun (Rp 12.000.000/tahun)
Jangka aktu = 5 tahun (60 bulan)
Uang muka = 20% dari RAB (Rp 30.000.000)
Ketentuan max pot gaji = 40%

Ditanya : menurut saudara permohonan tersebut disetujui atau ditolak dan berapa
angsuran tiap bulannya yang akan disetorkan?
Jawab :
1) Hitung jumlah rill dana bank yang dikeluarkan Bank untuk pembiayaan
Pembiayaan = RAB – Uang muka = 150.000.000 – 30.000.000 = 120.000.000
2) Hitung keuntungan yang akan diperoleh bank berdasarkan dana pembiayaan yang rill
dikeluarkan bank sesuai jangka waktu pembiayaan (5tahun)
= 120.000.000 x 10% x 5 = 60.000.000
3) Mengingat bank bertindak sebagai penjual kepada nasabah maka,
 Harga jual adalah harga beli ditambah keuntungan
= 150.000.000 + 60.000.000 = 210.000.000
 Uang muka sebagai pengurangan harga jual bukan pengurang harga beli
= 210.000.000 – 30.000.000 = 180.000.000
Harga beli = 150.000.000
Margin bank = 60.000.000
Harga jual bank = 210.000.000
Uang muka = 30.000.000
Kewajiban nasabah = 180.000.000
Jangka waktu = 60 bulan
Angsuran perbulan = 3.000.000
Analisis = Sebagai seorang analis pembiayaan menurut saya pengajuan
pembiayaan tersebut ditolak karena angsuran perbulan sebesar Rp 3.000.000, terlalu
memberatkan nasabah dengan gaji Rp 4.500.000 perbulan takutnya nasabah tersebut tidak
bisa membagi untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

4. Sebuah Perusahaan kontraktor PT.Waskita Karya


mendapatkan sebuah proyek pembangunan jalan Tol
Pekalongan - Semarang dengan nilai kontrak sebesar Rp
6.000.000.000,-. Karena membutuhkan modal yang banyak,
PT.Waskita karya akhirnya mengajukan permohonan
pembiayaan ke Bank Syariah Amanah Bersama sebesar Rp.
3.500.000.000,- untuk jangka waktu 24 bulan. Estimasi
keuntungan dari proyek ini adalah sebesar Rp. 1.000.000.000,-.
Menurut Saudara jika Bank Syariah Mentari menghendaki
return sebesar minimal 10 % pertahun, berapa nisbah yang
seharusnya diminta oleh pihak Bank Syariah Amanah Bersama
tersebu

5. Bagaimana Cara Bank menyelamatkan pembiayaan yang bermasalah


akibat adanya pandemic Virus Cofid 19 sesuai dengan aturan ojk

JAWAB :
a. Kewenangan baru BI, LPS dan OJK

Pelaksanaan kebijakan stabilitas sistem keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal


14 Perpu ini, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), diberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan rapat melalui tatap muka atau melalui pemanfaatan teknologi
informasi. Selain itu, KSSK juga dapat menetapkan skema pemberian dukungan oleh
Pemerintah untuk penanganan permasalahan lembaga jasa keuangan dan stabilitas
sistem keuangan yang membahayakan perekonomian nasional.

Menurut Perpu ini, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) memiliki kewenangan yang diatur pada BAB III mengenai Kebijakan
Stabilitas Sistem Keuangan pada Pasal 16 sampai dengan Pasal 23.

Intinya, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas  OJK mengoptimalkan
bauran kebijakan moneter dan sektor keuangan untuk memberi daya dukung dan
menjaga stabilitas pada perekonomian nasional.

“Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan stimulus moneter melalui kebijakan


intensitas triple intervention, kemudian menurunkan rasio giro wajib minimum valuta
asing bank umum konvensional,” kata Jokowi.

Menurut Presiden, BI juga telah memperluas underlying transaksi bagi investor asing


dan penggunaan bank kustodi global dan domestik untuk kegiatan investasi. Mengenai
Peran OJK, Presiden menyampaikan bahwa Otoritas Jasa Keuangan telah menerbitkan
beberapa kebijakan, yaitu keringanan dan/atau penundaan pembayaran kredit
atau leasingsampai dengan Rp 10 miliar termasuk untuk UMKM dan pekerja informal
maksimal 1 tahun.“Serta memberikan keringanan dan/atau penundaan pembayaran
kredit atau leasing tanpa batasan plafon, sesuai dengan kemampuan bayar debitur dan
disepakati dengan bank atau lembaga leasing.”

Anda mungkin juga menyukai