Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN BUKU CERITA TEMATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PENGENALAN MEMBACA
PADA ANAK PRASEKOLAH

Rita Eka Izzaty, Nur Cholimah, Rina Wulandari


rita_eka@uny.ac.id, nurcholimah@uny.ac.id, rina_wulandari@uny.ac.id
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil observasi dan wawancara dengan pendidik tentang
adanya fenomena pengenalan membaca dengan metode yang tidak sesuai dengan perkembangan
anak di Taman Kanak-kanak sehingga diasumsikan menjadi hambatan dalam motivasi anak
membaca pada tahap selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan buku cerita yang sesuai dengan kondisi psikologis anak sebagai media
pembelajaran pengenalan membaca di Taman Kanak-kanak.
Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan. Tahapan yang
digunakan dalam pengembangan produk adalah melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji
literatur tentang berbagai tema yang ada dalam program kegiatan belajar di TK serta
mengobservasi pembelajaran pengenalan membaca yang sudah dilakukan, merumuskan berbagai
aspek penting dalam buku bacaan tematik yang disesuaikan dengan perkembangan anak, dan
menyusun serta menvalidasi buku dengan uji ahli, uji keterbacaan dari pengguna yaitu pendidik
anak prasekolah. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dari hasil
observasi terhadap respon anak ketika draft buku bacaan digunakan oleh para pendidik. Adapun
langkah-langkahnya adalah:mengumpulkan seluruh hasil pengamatan, melakukan analisis untuk
menentukan tema yang menajdi dasar pembuatan buku bacaan serta untuk menentukan isi dan
format yang disesuaikan dengan perkembangan anak usia 5-6 tahun, melakukan sintesis, yaitu
mengolah keseluruhan data, pembuatan simpulan terakhir yang menjadi dasar pembuatan buku
bacaan.
Pada penelitian ini produk yang dikeluarkan berupa buku bacaan tematik yang dapat
digunakan pendidik TK dalam mengenalkan membaca pada anak Taman Kanak-kanak.Buku
tersebut minimal dilihat dari dua indikator, yaitu; Pertama, kriteria pembelajaran (instructional
criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria), berupa gambar dan format buku.yang
disesuaikan dengan perkembangan anak usia 5-6 tahun. Kriteria ini dilihat melalui uji ahli media.
Kedua, buku dilihat dari hasil uji keterbacaan para pengguna, dalam hal ini akan dilakukan oleh
10 orang pendidik Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.Adapun saran terhadap produk
yang dihasilkan adalah disarankan untuk diujicobakan secara empirik pada anak-anak, apakah
produk ini dapat meningkatkan kemampuan pengenalan huruf dan meningkatkan motivasi
membaca pada anak.

Kata kunci: Buku cerita tematik, media pembelajaran, minat membaca, anak prasekolah

Abstract
The research has the background of observation and interview result to some educators
about the phenomena upon reading initiation using a method which is irrelevant to kindergarten
students’ development therefore assumed to be an obstacle in motivating students in the next
reading stage. Therefore, the research is aimed to develop story book which is relevant to
students’ psychological state as the learning media to initiate reading in kindergarten.

489
The research used research and development model. Procedures in the research were
conducting initial research through literature study about various themes in kindergarten
learning program and observing the learning process of initiating reading carried out so far,
formulating several important aspects in thematic story book adjusted to the students’
developmental stage, then developing and validating book through expert judgment as well as
readability test from users, in this case are educators of pre-school children. The data analysis
technique used is the descriptive qualitative from the result of observation to the students’
response when the draft of the book is used by their teachers. The steps were collecting whole
observation result, performing analysis to decide themes for the fundamental of story book
making along with content and format adjusted to the developmental stage of children aged 5-6
years old, performing synthesis or processing the whole data, and deciding final conclusion as
the fundamental basis of the book.
Product in the research is in the form of thematic story book which can be used by
educators to initiate reading to kindergarten students. The book is relevant for at least two
indicators. Firstly, the instructional criteria and presentation criteria in the form of pictures and
book format which are adjusted for the development of students aged 5-6 years old. The criteria
can be seen from media expert judgment. The second is from the result of users’ readability test
done by 10 educators of play group and kindergarten. Recommendation to the product is to test
the product empirically to the students to prove whether it is able to increase their skill in
recognizing alphabets and increase their motivation in reading.

Keywords: thematic story book, learning media, reading interest, pre-school student

Pendahuluan Wigfield dan Gutrie pada tahun 1997


Aktivitas membaca membutuhkan menjadi 3 hal besar, yaitu kompetensi dan
motivasi yang kuat. Motivasi yang kuat self-efficacy beliefs, tujuan membaca, dan
inilah yang membentuk keterikatan diri tujuan sosial dari membaca.
individu dengan aktivitas membaca di masa Kompetensi dan self-efficacy beliefs
selanjutnya (Pecjak & Kosir, 2008). Secara diartikan sebagai kepercayaan individu
konsep, motivasi untuk membaca diartikan untuk dapat membaca dengan baik ketika
sebagai gabungan dari aktivitas aspek yang ada bacaan yang menantang untuk diketahui
ada pada diri manusia yang mengarahkan ataupun bacaan yang dianggap sulit untuk
perilaku dalam membentuk satu kebiasaan dipahami. Studi Guthrie dan Knowles
membaca. Hal ini merupakan satu bentuk (2001) bahwa peserta didik atau individu
kontinyuitas dari hasil pengalaman belajar yang merasa dirinya dapat membaca dengan
yang diperoleh individu pada tahapan baik akan memiliki motivisi intrinsik yang
sebelumnya. kuat dan kecemasan yang rendah ketika
Salah satu kerangka teoretis yang menghadapi situasi t diminta untuk
digunakan untuk menjelaskan betapa membaca. Namun ketertarikan dan
pentingnya peran motivasi dalam melakukan kegunaan bahan bacaan bagi diri individu
aktivitas membaca adalah self-determination menjadi dua hal yang dipentingkan.
Theory yang dikemukakan oleh Deci dan Hal yang kedua adalah tujuan dari
Ryan (dalam (Pecjak & Kosir, 2008). Di peserta didik untuk membaca sesuatu. Hal
dalam teori tersebut dijelaskan ada 4 ini terkait dengan dua hal, motivasi intrinsik
dimensi yang berkorelasi dengan munculnya dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik meliputi
motivasi untuk membaca pada diri individu, keingintahuan, keterlibatan, dan
yaitu : kompetensi, keterkaitan, otonomi, kepentingan, sedangkan motivasi ekstrinsik
dan ketertarikan. Selanjutnya keempat lebih terarah pada pengakuan, kenaikan
dimensi ini dianalisis dengan rinci oleh tingkat, ataupun kompetisi. Bagi peserta
didik yang cenderung memiliki motivasi kajiannya, salah satu faktor yang
intrinsik, dia akan menikmati ketika mempengaruhi meningkatnya minat
membaca dan selanjutnya dapat menjadi membaca pada diri anak-anak adalah
kebiasaan yang akan dibawa sepanjang karakteristik dari buku. Pada anak-anak
kehidupannya. Sementara yang didorong prasekolah, anak sangat menikmati cerita-
motivasi ekstrinsik ketika membaca, peserta cerita yang lucu atau menakutkan dengan
didik sangat berkaitan dengan performance ilustrasi yang bagus. Dari cerita lucu,
dalam membaca. Kedua motivasi ini membuat mereka senang dan tertawa bebas,
dianggap memiliki arti penting dalam sementara cerita-cerita yang menakutkan
menumbuhkan perilaku gemar membaca, akan membuatnya penasaran dengan apa
walau sebagai ahli juga tetap yang akan terjadi selanjutnya.Hasil
mengungkapkan bahwa faktor intrinsik penelitian Edmuns dan Bauserman (2006)
diyakini memiliki daya dorong yang kuat tersebut merekomendasikan beberapa hal
dibanding motivasi ekstrinsik. yang perlu diperhatikan pendidik dalam
Hal yang ketiga, adalah tujuan sosial membelajarkan membaca agar dapat
atau alasan sosial untuk membaca. Dalam meningkatkan keinginan untuk selalu
hal ini membaca dikatakan sebagai aktivitas membaca, yaitu:
sosial yang dilakukan di dalam kelas. Pertama, memilih buku sendiri, salah
Pemahaman bacaan bersama dapat menjadi satu cara untuk meningkatkan membaca
efek penting bagi kehidupan peserta didik, pada anak-anak adalah dengan membiarkan
yang selanjutnya dapat disosialisasikan anak-anak untuk emmilih sendiri buku yang
pemahaman tersebut ke lingkungan dikehendakinya. Oleh karena itu, sekolah
sosialnya. diharapkan dapat menyediakan berbagai
Selain hal yang telah dijelaskan, di macam sumber buku yang terkait dengan
dalam dunia pendidikan ditemukan hasil tema-tema pembelajaran dalam berbagai
penelitian yang menunjukkan bahwa guru bentuk penyajian. Selanjutnya anak dapat
atau pendidik seringkali menggunakan cara diminta untuk menceritakan kembali isi
atau metode yang merendahkan daya untuk buku bacaannya.Kedua, memilah jenis-jenis
membaca bagi peserta didik. Cara yang buku. Hal ini dapat membantu anak untuk
salah, ketidakmampuan untuk menjaga mendapatkan buku yang diinginkannya.
motivasi intrinsik dan tidak mendorong Dalam hal ini pemberian nama atau label
keingintahuan lebih lanjut pada peserta didik pada tempat buku menjadi hal yang
menjadi permasalahan yang serius pada sebaiknya dilakukan.Ketiga, memperhatikan
dunia pendidikan (Pecjak & Kosir, 2008). ketertarikan untuk tema-tema buku. Selain
Beranjak dari sini pula, maka muncullah berdasarkan program kegiatan belajar, anak
pertanyaan, “Bagaimana cara untuk dapat ditanya tentang tema yang
menumbuhkan dan mempertahankan dinginkannya. Keempat, kemudahan akses
membaca para peserta didik dalam kegiatan dalam mendapatkan buku. Hal yang perlu
belajar di sekolah?” Salah satu cara yang diperhatikan adalah letak perpustakaan
ditekankan oleh beberapa peneliti ataupun bila diletakkan di dalam kelas
(Covington, 2000; Sweet & Guthrie, 1998) adalah kemudahan anak untuk
adalah meningkatkan kesenangan membaca menjangkaunya.Kelima, keaktifan dengan
dengan cara pendidik memberikan metode orang lain terkait dengan buku bacaannya.
yang bervariasi, menyediakan berbagai Dalam hal ini, menjadikan anak untuk
macam buku bacaan sebagai media berbagi dengan orang lain dan menimbulkan
pembelajaran yang ketika akan dipakai semangat untuk menceritakan buku yang
peserta didik diminta untuk memilih sendiri. disukainya.
Terkait dengan buku bacaan, Usia anak-anak awal (0-6 tahun )
Edmunds dan Bauserman (2006) merupakan usia emas. Pada masa ini anak
menyatakan bahwa berdasarkan hasil tumbuh dan berkembang secara cepat. Di

491
Indonesia saat ini, lembaga-lembaga kata, namun ada pula yang melalui angka-
pendidikan pra-sekolah menawarkan angka dan logika, gambar dan warna, musik
alternatif kegiatan untuk menarik perhatian dan ritmik, ekspresi fisik dan gerak, dan
dan minat orang tua dan anak. Sebagai suatu interaksi sosial. Bahkan ada anak yang
lembaga, harusnya institusi tersebut, dalam belajar menjadi pandai melalui pengalaman
hal ini adalah play-group dan TK, selalu belajar dalam alam dan ada pula yang
berusaha meningkatkan mutu menjadi pandai berdasarkan pemahaman
pembelajarannya. Peningkatan mutu mereka terhadap diri sendiri.
institusi pendidikan pra-sekolah dapat Secara umum faktor –faktor yang
dicapai dengan berbagai cara. Dua hal dapat menunjang pemenuhan kebutuhan
penunjang program kegiatan belajar adalah dasar anak untuk tumbuh kembang adalah
kualitas tenaga kependidikan sebagai adanya:
perangkat utama yang memutar jalannya a. Stimulasi. Hal ini merupakan faktor
roda institusi sertasistem atau program yang penting dalam menunjang
kegiatan pembelajaran yang berpihak pada perkembangan individu. Individu yang
anak. Kedua hal ini akan berimbas pada mendapat stimulasi atau rangsangan
peningkatan kualitas hasil pembelajaran yang terarah dan teratur akan lebih
melalui ketepatan dalam penyusunan dan cepat mempelajari sesuatu karena lebih
metode penyampaian materi yang tertuang cepat berkembang dibandingkan
dalam satuan program kegiatan. individu yang tidak mendapatkan
Institusi pendidikan anak usia dini banyak stimulasi Individu akan
saat ini cukup banyak dan memiliki beragam berkembang pola-pola berfikir,
metode pendekatan. Ada institusi yang merasakan sesuatu, dan bertingkah laku,
mampu menjalankan visi dan misinya, yakni bila banyak diberi rangsangan yang
menyatukan penghargaan dunia anak dan berupa dorongan dan kesempatan dari
konsep-konsep pembelajaran sehingga orang lingkungan disekitarnya. Walaupun
tua merasa puas. Institusi yang demikian, mungkin ada individu yang berbakat,
mampu mengakomodasi dan mewadai namun bila lingkungannya tidak
potensi anak secara proporsional. Meskipun mendukung, potensinya untuk
demikian, sebagian besar institusi berkembangpun dapat terhambat.
pendidikan untuk anak usia pra-sekolah Sebaliknya, bila ada individu yang
belum mampu mewujudkan produk program belum terlihat potensi pada dirinya,
pembelajaran yang baik. namun rangsangan dan kesempatan
Fenomena yang terjadi sekarang bereksplorasi diberikan secara maksimal
adalah banyak tenaga pendidik yang dan sesuai dengan kebutuhan usianya,
mengharapkan homogenitas pada anak maka individu tersebut dapat
didiknya dalam banyak hal. Mereka nyaris berkembang jauh lebih baik. Sebagai
tidak berbesar hati untuk melihat perbedaan contoh, individu yang sejak dini
cara belajar anak didiknya dan diajarkan bagaimana memecahkan
memperlakukan mereka seakan-akan anak permasalahannya akan lebih mudah
adalah makhluk kecil yang memiliki pola menyelesaikan masalah lain karena
yang sama. Dari tinjauan psikologi, adanya pengalaman belajar. Misalnya,
pengharapan-pengharapan dan perlakuan individu yang sedang bermain bola
orang dewasa dalam proses pembelajaran kemudian bolanya masuk ke bawah
dalam rangka mendidik dan mengasuh yang meja. Hal yang dapat kita lakukan
tidak sesuai dengan potensi anak justru akan adalah tidak mengambilkan bola
memperburuk prestasi berikutnya. tersebut tetapi mengajarkan bagaimana
Setiap anak sebenarnya memiliki mengambil bola dengan menggunakan
cara yang berbeda untuk menjadi pandai. alat bantu seperti tongkat. Dengan
Ada anak yang menjadi pandai melalui kata- begitu, individu akan memahami salah
satu strategi pemecahan masalah dengan luar itu individu dilarang
memahami bagaimana caranya melakukannya.
mengambil bola yang ada di bawah Terkait dengan penjelasan
meja. Proses belajar dari pengalaman ini sebelumnya tentang perlunya memahami
akan memberikan pemahaman kepada berbagai hal pada anak prasekolah, Miller
individu bagaimana memecahkan (2003) mengatakan bahwa ada sejumlah
masalah yang serupa nantinya. faktor perkembangan sebagai ciri khas anak
b. Motivasi dalam mempelajari sesuatu. prasekolah yang dapat mempengaruhi
Dalam hal ini, dua pihak yang berperan perilaku atau respon yang diberikannya
penting adalah orangtua dan pendidik. terhadap sesuatu. Salah satu faktor yang
Motivasi yang ditimbulkan dari sejak menonjol adalah sifat egosentris. Istilah
usia awal akan memberikan hasil yang egosentrisme ini bukanlah mempunyai
berbeda pada individu dalam menguasai makna yang sama konotasinya dengan
sesuatu. Dorongan yang bersifat orang dewasa yang berarti ingin selalu
membangun daya fikir dan daya cipta berpusat pada dirinya dan tidak
individu, akan membuat individu mempertimbangkan sesuatu di luar dirinya.
termotivasi untuk melakukan yang lebih Pada anak-anak, egosentris merupakan
baik lagi. Pemberian kesempatan pada proses perkembangan yang normal dan
anakpun dalam mengeksplorasi sesuatu dapat dimengerti. Pada kenyataannya,
merupakan salah satu cara dalam mereka hanya berpikir bahwa orang lain
memotivasi individu belajar. Hal ini melakukan sesuatu seperti apa yang
dapat dilakukan oleh pihak institusi dipersepsikannya. Sebagai akibatnya, pada
pendidikan prasekolah maupun dari anak prasekolah sering terlihat sifat kurang
pihak keluarga. Anak dimotivasi untuk sabar dan menginginkan apa yang
menjelajah, meneliti, berkarya atau diinginkannya segera diraih, dengan
memegang sesuatu utnuk memuaskan berbagai cara yang menarik perhatian
rasa ingin tahunya merupakan hal yang lingkungan sekitarnya (Saifer, 2003).
dibutuhkan anak pada usia ini. Bila Lebih lanjut, Saifer (2003)
terlihat hal yang dilakukannya mengatakan bahwa pada umumnya faktor-
mengandung unsur bahaya, hal yang faktor perkembangan yang mempengaruhi
dapat dilakukan adalah memberi perkembangan anak usia prasekolah adalah :
pengertian namun bukan untuk a. Anak-anak masih sulit untuk dapat
melarang atau menghapuskan rasa ingin berpikir bahwa seseorang
tahunya dengan kemarahan. Penerapan mempunyai kejelekan dan kebaikan,
yang ada di institusi prasekolah atau dengan kata lain bahwa
contohnya, dengan adanya berbagai seseorang itu hanya baik semua atau
macam area bermain dan belajar akan tidak baik semua. Mereka hanya
memberi kesempatan kepada individu berpikir, “semua atau tidak sama
untuk mencoba berbagai macam hal. sekali”.
Dalam pemberian kesempatan kepada b. Fokus dari berpikir dan perhatian
individu, metode yang digunakan anak-anak adalah kejadian masa ini.
pendidik hendaknya jangan memaksa Seringkali ada kata-kata yang
mengingat keinginan individu yang menunjukkan tentang cita-cita,
berbeda-beda walaupun stimulasi yang misalnya “ aku besok ingin jadi
ada adalah sama. Misalnya pada area dokter”, namun makna atau konsep
bermain olah fisik, individu diminta sebenarnya mereka belum mengerti.
untuk bermain dengan bola. Semua Begitu juga berpikir tentang suatu
individu diharuskan melakukan hal kejadian saat ini dapat mengikuti
yang sama yaitu menendang bola dan di suatu kejadian di masa datang masih
sulit.

493
c. Fokus pada respon yang terlihat dan 6. Mengetahui bahwa kalimat tersusun
harus segera. Anak merespon sesuatu dari kata-kata yang terpisah
berdasarkan pengertian dirinya 7. Memahami bahwa cetakan dan
sendiri. Mereka menganggap bahwa tulisan membawa pesan tertentu
orang akan berpikir sama seperti dengan mengenali label, dan bentuk
yang dipikirkan olehnya. Anak-anak tertulis lainnya
belum terfokus pada sesuatu yang Selain itu, manfaat yang diperoleh
nyata atau tampak. Anak usia ini anak ketika mendapatkan situasi yang
pula bila menginginkan sesuatu, menyenangkan untuk belajar membaca,
maka harus segera terpenuhi, bila maka anak dapat mendengarkan untuk
tidak seringkali ia menunjukkan mendapatkan informasi, mengungkapkan
perilaku yang negatif, seperti gagasan, berbagi cerita, dan pendapat, anak
tindakan agresif. dapat menunjukkan kemampuan untuk
d. Berpikir imajinatif. Salah satu ciri mengaplikasikan suara pada simbol abjad,
masa ini adalah masa yang penuh termasuk mengenal huruf alfabet, mengenali
fantasi. Sulit bagi anak-anak untuk nama dan tulisan, serta bunyinya, serta anak
membedakan mana fantasi dan mana dapat mengembangkan kemampuan untuk
yang realita. mendengar, mengenal, dan mengubah satuan
e. Perbedaan temperamen. bunyi terkecil (fonem) dalam ucapan, suku
Temperamen merupakan gaya kata, rima kata, dan bunyi awal.
perilaku seseorang dalam merespon Dari berbagai kajian literatur,
sesuatu. Temperamen atau watak aktivitas membaca membutuhkan motivasi
dasar anak inilah yang yang kuat pada diri individu, baik yang
mempengaruhi bagaimana mereka bersifat intrinsik meupun ekstrinsik. Namun,
menyesuaikan diri di berbagai untuk menjadikan aktivitas membaca
situasi. menjadi suatu kebiasaan yang melekat pada
f. Bergantung.Pada usia ini anak masih diri seseorang, tentu saja memerlukan
cenderung memiliki sifat pembiasaan dari masa sebelumnya.
ketergantungan terhadap orang lain, Sebagai masa emas, usia dini
sehingga harapan akan mendapat merupakan masa yang tepat untuk
perlindungan dan kasih sayang dikenalkan untuk membaca. Dalam hal ini
sangatlah besar. Namun, bila hal ini bukan berarti anak usia dini sudah
mereka rasa tidak mendapatkannya, diharapkan untuk membaca dengan lancar,
maka reaksi-reaksi yang muncul namun lebih ditekankan pada proses
seperti mengamuk, menangis, atau pendidikan di lembaga prasekolah yang
munculnya tindakan yang melanggar dapat membuatnya terkesan dan menyenangi
aturan-aturan disekitarnya. buku bacaan. Pada proses perkembangan
Mueller (2005) menyatakan bahwa manusia, apa yang didapat dari pengalaman
melalui buku, anak mempelajari aturan belajar sebelumnya akan membentuk kesan
bahasa tulis yang meliputi : yang akan dibawa ke masa selanjutnya. Oleh
1. Mengenal bagian depan dan bagian karena itu, lembaga pendidikan prasekolah
belakang dari sebuah buku sebagai gerbang awal untuk mempelajari
2. Mengikuti tulisan dari kiri ke kanan, banyak hal diharapkan memberikan
dan atas ke bawah pada sebuah pengalaman belajar yang sesuai dengan
halaman perkembangan diri anak sehingga dapat
3. Membedakan makna tulisan gambar ditangkap dan diapresiasi dengan baik.
yang terkait dengan lingkungannya Selain memperhatikan berbagai aspek
4. Mengikuti tulisan saat dibacakan yang dapat menumbuhkan motivasi anak
5. Membedakan atara huruf dan kata dalam membaca, seperti kompetensi dan self
efficacy beliefs, penanaman motivasi
intrinsik, serta mempertimbangkan tujuan
sosialnya, penelitian ini menekankan untuk
mengembangkan buku bacaan tematik
sebagai media yang dapat digunakan
pendidik ketika mengenalkan aktivitas
memabca pada anak prasekolah. Seperti
yang telah diuraikan pada kajian pustaka,
karakteristik buku bacaan yang tepat dengan
perkembangan anak haruslah diperhatikan,
baik isi, ilustrasi yang digunakan, juga
format buku.
Sejalan dengan aspek perkembangan
kognitif anak prasekolah yang masih
sederhana, bahasa yang digunakan pada
buku bacaan bersifat sederhana dan dapat
dimengerti oleh anak dengan jalan cerita
yang membuat anak senang ataupun
membuatnya penasaran dengan apa yang
akan terjadi kemudian. Buku bacaan yang
bersifat tematik ini diharapkan dapat
menjadi buku contoh sebagai media
pembelajaran yang dapat digunakan
pendidik dalam menjalankan program
kegiatan belajar sehari-hari. Di sisi anak
prasekolah, dengan adanya buku bacaan
tesebut menjadi dukungan pemberian
pengalaman belajar positif, khususnya
membentuk kegemaran membaca.
Bagan 1. Prosedur Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa data
kualitatif. Oleh karena itu, instrumen utama
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini adalah tim peneliti
Penelitian ini menggunakan model
sendiri (Putra, 2012). Data terutama
penelitian dan pengembangan. Hal ini
didapatkan dari hasil observasi. Untuk
dikarenakan penelitian ini akan
menjaga keobjektifan dilakukan pengamatan
menghasilkan produk baru untuk
oleh dua orang dengan beberapa kali
dikembangkan.Lokasi penelitian ini di TK
observasi.
Rumahku Tumbuh di Sleman, Yogyakarta.
Analisis data yang digunakan adalah
Pada observasi awal, ada 2 guru
analisis deskriptif kualitatif dari hasil
yang diobervasi ketika melakukan
observasi terhadap respon anak ketika draft
pembelajaran dan 4 anak diwawancara
buku bacaan digunakan oleh para pendidik.
mengenai karakteristik buku cerita yang
Adapun langkah-langkahnya adalah :
disukainya.
1. Mengumpulkan seluruh hasil
Prosedur penelitian dan
pengamatan.
pengembangan ini menggunakan tiga dari
2. Melakukan analisis untuk
empat tahap yang dikemukan Thiagarajan
menentukan tema yang menajdi
(dalam Arifin, 2011) yang akan dijelaskan
dasar pembuatan buku bacaan serta
pada bagan 2. berikut ini.
untuk menentukan isi dan format
yang disesuaikan dengan
perkembangan anak usia 5-6 tahun.

495
3. Melakukan sintesis, yaitu mengolah hewan, kartun, dan tokoh-tokoh animasi dan
keseluruhan data superhero. Anak-anak juga menyatakan
4. Pembuatan simpulan terakhir yang bahwa mereka suka dengan buku-buku
menjadi dasar pembuatan buku yang besar, berwarna warni dengan bentuk
bacaan. buku yang bermacam-macam, seperti
Pada penelitian ini produk yang persegi, kotak dengan gambar yang banyak.
dikeluarkan berupa draft buku bacaan
tematik yang dapat digunakan pendidik TK 2. Tahap 2 (workshop pembuatan buku
dalam mengenalkan aktivtas membaca pada cerita)
anak Taman Kanak-kanak.Draft buku Pembuatan buku cerita disesuaikan
tersebut minimal dilihat dari dua indikator, dengan tema-tema pada program kegiatan.
yaitu; Pertama, kriteria pembelajaran Adapun peserta workshop adalah guru-guru
(instructional criteria) dan kriteria dan peneliti berjumlah 7 orang. Workshop
penampilan (presentation criteria), berupa ini menghasilkan draft produk awal, berupa
gambar dan format buku.yang disesuaikan buku cerita bergambar yang isinya
dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun. disesuaikan dengan tema yang ada di Taman
Kriteria ini dilihat melalui uji ahli media. Kanak-kanak. Dari 11 tema yang ada, yang
Kedua, draft buku akan dilihat dari hasil uji dijadikan tema buku cerita adalah : diri
keterbacaan para pengguna, dalam hal ini sendiri, alam semesta, alat komunikasi,
akan dilakukan oleh 10 orang pendidik macam-macam pekerjaan, lingkunganku,
Kelompok Bermain dan Taman Kanak- dan binatang.
kanak.
3. Tahap 3 (Uji Ahli Media)
Dalam hal ini ahli yang akan
HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan validasi adalah 1 orang ahli dari
1. Tahap 1 (asesmen awal) media pembelajaran anak usia dini. Adapun
Penelitian dimulai sejak bulan Juni komponenm untuk uji ahli media adalah :
2014. Setelah berkoordinasi, tim peneliti Desain cover, tata letak (teks dan gambar),
yang dibantu mahasiswa melakukan kemenarikan pilihan warna untuk anak
observasi awal di dalam kelas ketika prasekolah, kesesuaian pilihan huruf, ukuran
pembelajaran pengenalan membaca huruf, ketebalan kertas, pilihan tokoh cerita,
dilakukan. Seiring observasi terhadap guru kesesuaian media dengan tujuan
dilakukan, wawancara terhadap anak sebagai pembelajaran, kemudahan penggunaan
asesmen awal pendapat anak mengenai media, dan ketepatan penggunaan bahasa.
karakteristik buku yang disukainya. Berikut dipaparkan hasil prosentase uji
Secara garis besar hasil observasi validasi ahli media pada masing-masing
awal didapatkan hasil bahwa pengenalan tema.
membaca pada lokasi penelitian salah satu
caranya dilakukan dengan metode bercerita. Tabel 1. Hasil Uji Ahli
Dalam bercerita, guru menggunakan metode Tema/ Saran
Prosentase
buku. Buku-buku yang digunakan sebagian penilaian
besar tidak sesuai dengan tema yang ada produk
dalam program kegiatan belajar saat itu. ALAM 1. Background warnanya agak gelap, kurang
SEMESTA menceriakan, kurang membawa aura ceria,
Karakteristik buku yang digunakan masih 93% walaupun tema/ materi berhubungan
terlalu banyak kata dan berukuran kecil, dengan siang-malam perlu dipilih warna
namun untuk warna sudah digunakan yang agak ceria. Mungkin warna-warna
dark blue lebih pas.
dengan tekstur kertas yang baik atau tidak 2. Lubang untuk kaitan antar kertas terlalu
mudah robek. minggir sehingga rawan untuk sobek atau
Berdasarkan wawancara dengan anak kertas jadi tercerai/ lepas dari kaitan.
3. tapi akan lebih baik pasa untuk ukuran
diketahui bahwa anak menyukai gambar tangan anak bila ukuran kertas diperkecil
sedikit. Setidaknya seperlunya anak besar/ a. Warna latar/ background perlu dipilih
lebarnya.
4. warna latar/ background perlu dipilih yang
yang agak cerah. Kaitan buku perlu
agak cerah. Kaitan buku perlu dibuat yang dibuat yang kuat.
kuat. b. Gambar-gambar pakaian bisa diganti
PEKERJAAN 1. Gambar yang diilustrasikan pada cover
100% sebetulnya tidak sesuai dengan tema,
dengan gambar-gambar pekerjaan
mungkin akan rnacu dengan tema lain yaitu (dokter, petani, guru, pilot) atau alat-alat
kebutuhanku. Temanya: pekerjaan, miskin pekerjaan itu, agar tidak rancu dengan
gambar-gambar petani, dokter atau
peralatan-peralatan pekerjaan lebih pas.
tema lain.
2. ada beberapa tanda baca yang kurang . c. background kalau bisa diganti yang tidak
Contoh: …menanam padi, jagung dan lurik-lurik yang dapat melelahkan mata
sayuran…Seharusnya…menanam padi,
jagung, dan sayuran.
anak. Kaitan buku perlu dibuat yang kuat.
3. apa tidak terbalik? Panah itu tidak jelas d. Warna-warna huruf di halaman 2
arahnya. Saran: panah arahkan ke sebaiknya diganti warna yang lebih cerah.
pertanyaan atau tambahkan tanda tanya (?)
di ujung panah.
Halaman 5 "pendengar" ganti dengan
4. jika mungkin, maka gambar-gambar "pemirsa".
pakaian bisa diganti dengan gambar-gambar e. Kertas perlu dipilih yang lebih kecil,
pekerjaan (dokter, petani, guru, pilot) atau
alat-alat pekerjaan itu, agar tidak rnacu
tebal untuk ukuran buku cerita sebesar ini
dengan tema lain. dan gambar-gambar yang cukup besar
DIRI 1. Pada materi tentang KEPALA, tentang untuk anak TK. Tata tulis, tanda baca
SENDIRI "rambut" dan "alis" perlu juga diberikan
100% materi tentang manfaatnya, seperti anggota
perlu dibetulkan sesuai pengucapannya.
tubuh yang ada.
2. Perlu dibuat yang kuat. 4. Tahap 4 (Uji keterbacaan dari
3. background kalau bisa diganti yang tidak
lurik-lurik yang dapat melelahkan mata
pengguna)
anak. Kaitan buku perlu dibuat yang kuat. Uji coba di lapangan terkait
KOMUNIKA 1. Warna-warna cover cerah. Jika mungkin, penelitian ini telah ditempuh dengan
SI cover disertai gambar-gambar yang
97% mengambil 10 guru untuk mencermati/
merepresentasikan alat-alat komunikasi
yang dipelajari/ diajarkan. memvalidasi keterbacaan dengan indikator
2. Halaman-halaman huruf terlalu padat/ sebagai berikut:
banyak. a. Paragraph
3. Terlalu banyak pesan dan terlalu/ agak
tinggi untuk anak usia 4-6 tahun. 1) Jumlah paragraph
4. Warna-warna huruf di halaman 2 sebaiknya Keterangan:
diganti warna yang lebih cerah. Halaman 5 Paragraph adalah bagian bab dalam
"pendengar" ganti dengan "pemirsa".
DIDI 1. Teks di halaman 1 Desa seharusnya huruf suatu karangan yang biasanya
SAYANG kecil. Teks bunyi ayam berkokok (halaman mengandung satu ide pokok dan
BINATANG 1) kukuruyuk ganti dengan kukuruyuk.
(TEMA: penulisannya dimulai dengan garis
Begitu juga dengan halaman 2 meong,
BINATANG)
kwek, dan cuit meong…kwek-kwek…cuit- baru, alinea.
93%
cuit… Halaman 6 Kalimat kurang lengkap. 2) Jumlah kalimat per paragraph
Seharusnya Didi senang. Halaman 7, Keterangan:
sebelum berangkat ke sekolah Disi
memberi/ mengucapkan salam ayah dan ibu. Kalimat adalah kesatuan perkataan
Halaman 7 orangtua Disi= ayah dan ibu. lisan yang mengungkapkan suatu
2. Kurang tebal untuk ukuran buku sebesar itu. konsep pikiran.
3. Cek catatan untuk item 2.
4. Kertas perlu dipilih yang lebih kecil, tebal b. Kalimat
untuk ukuran buku cerita sebesar ini dan 1) Panjang kalimat (rerata jumlah kata
gambar-gambar yang cukup besar untuk per kalimat)
anak TK. Tata tulis, tanda baca perlu
Keterangan;
Kata adalah morfem atau kesatuan
Berdasarkan uji validasi ahli media,
morfem sebagai satuan terkecil,
secara garis besar akan dilakukan perbaikan
misal: batu, pejuang.
draft buku dengan memperhatikan;
2) Kalimat majemuk
Keterangan:

497
Kalimat majemuk adalah gabungan 2 Mengenal diri sendiri 84%
dua klausa atau lebih. 3 Alam semesta 86%
Klausa adalah kelompok kata yang 4 Binatang (Sayang 87%
minimal terdapat subjek dan binatang)
predikat. 5 Komunikasi 66%
3) Kalimat pasif
Keterangan: Perbaikan Berdasarkan hasil
Kalimat pasif adalah kalimat yang berdasarkan hasil uji keterbacaan maka
subjeknya merupakan tujuan dari berikut perbaikan hasil uji lapangan:
perbuatan predikat. a. masih ada huruf yang membingungkan
4) Kalimat berpolisemi anak untuk memahaminya antarhuruf j/i.
Keterangan: b. kurang kuat, mudah lepas per halaman,
Kalimat polisemi adalah bentuk ketebalannya kurang.
bahasa (kata, frasa) yang mempunyai c. huruf j menjadi I dan t menjadi t mirip
makna lebih dari satu. tanda plus.
c. Kata
1) Jumlah kata per kalimat Selain berdasarkan instrumen uji
Kata adalah morfem atau kesatuan keterbacaan, pengguna (pendidik)
morfem sebagai satuan terkecil, memberikan pendapat seperti berikut ini
misal: batu, pejuang. yang terkait dengan draft buku bacaan.
2) Kata tak lazim 1. Pendapat tentang buku cerita tematik
Keterangan: a. Membantu dalam menyampaikan
Tak lazim adalah tidak biasa atau pembelajaran tematik
tidak umum.nn b. Membantu dalam pemahaman
3) Kata istilah ciptaan Tuhan
Keterangan: c. Bagus, karena dapat mengenal
Kata atau gabungan kata yang informasi lewat buku dan bisa dibaca
bermakna dalam bidang tertentu. sendiri atau pendidik
4) Kata serapan d. Buku ini berguna untuk
Keterangan: pembelajaran tematik dan sesuai
Kata serapan adalah kata yang karakteristik anak TK
diambil dari bahasa asing. 2. Pendapat tentang buku cerita tematik
5) Kata penghubung mendukung keaksaraan
6) Kata majemuk Mendukung keaksaraan karena kata-
Keterangan: kata dan kalimatnya sederhana mudah
Kata majemuk adalah gabungan dipahami.
morfem dasar. 3. Pendapat tentang buku cerita tematik
Morfem adalah satuan bahasa manfaat pada guru
terkecil yang bermakna. a. Membantu guru dalam
d. Kesesuaian pilihan huruf menyampaikan materi sehingga
e. Tata letak teks/ gambar memudahkan guru mengenalkan
f. Ukuran huruf aksara kepada anak
b. Menjadi alat peraga
Berdasarkan indikator uji c. Efektif dan efisien
keterbacaan, maka diperoleh hasil seperti d. Melatih guru bercerita di depan
yang dijelaskan pada Tabel 2. e. Sangat membantu dalam proses
Tabel 2. Hasil Uji Keterbacaan tematik
No. Tema Hasil f. Memudahkan bagi guru
Prosentase mengenalkan tentang tema anak
1 Pekerjaanku 65%
4. Pendapat tentang buku cerita tematik berdasarkan pada hasil akhir produk yang
manfaat pada anak dilihat dari segi pemakaian warna, huruf
a. Anak bisa mengenal aksara melalui yang besar seperti keinginan anak, serta
cerita bergambar tema yang digunakan yang terkait dengan
b. Membuat anak-anak tertarik dengan program aktivitas belajar di institusi
buku prasekolah sehari-hari. Adanya kesesuaian
c. Anak bisa mengenal aksara melalui antara keinginan anak terhadap gambaran
media buku bacaan yang disukainya serta tentang
d. Anak dapat membaca tulisan perkata gambaran kehidupan sehari-hari yang
e. Melatih Keberanian tercermin dalam buku bacaan tersebut, maka
f. Sangat menyenangkan karena anak dapat diartikan pada diri anak dapat timbul
dapat berfantasi melalui buku motivasi instinsik yang kuat sehingga dapat
tematik ini mendorong keinginan untuk belajar dan
g. Stimiulasi keaksaraan mengetahui isi buku tersebut.
h. Lebih Fokus Terkait dengan pilihan tema, adanya
i. Mendapat banyak pengetahuan dan buku ini dirasa pendidik ketika melakukan
mendukung keaksaraan uji pengguna sangat berguna untuk
j. Menyerap materi dengan melihat membantu Membantu dalam menyampaikan
gambar dan penjelasan dari guru. pembelajaran tematik, Mendukung stimulasi
Saran untuk perbaikan keaksaraan karena kata-kata dan kalimatnya
a. Judul buku komunikasi terlalu besar sederhana mudah dipahami,anak dapat
jika untuk sendiri tapi kalau klasikal membaca tulisan perkata, dan melatih
cuku keberanian dan kemandirian dalam
b. Bahasa terlalu simpel membaca buku, serta anak dapat terletih
c. Buku didi sayang binatang terlalu konsentrasi ketika anak senang melihat atau
besar membaca buku tersebut dalam rentang
d. Gambar unuk buku berjudul tebak perhatian yang cukup lama.
pekerjaan lebih prporsional Produk ini dihasilkan baru melalui
e. Tampilan gambar lebih ditingkatkan uji ahli dan pengguna dan produk ini belum
agar lebih menarik diujicobakan secara empirik pada anak-anak,
f. Halaman diperbanyak apakah produk ini dapat meningkatkan
g. Kertas sudah bagus gambar dan kemampuan pengenalan huruf dan
warnanya sudah menarik meningkatkan motivasi membaca pada anak.
h. Judul Alam semesta lebih dipertajam KESIMPULAN
warnanya dan penjilitan yang kurang Pada penelitian ini produk yang
kuat. dikeluarkan berupa buku bacaan tematik
Tulisan di perbesar yang dapat digunakan pendidik TK dalam
Hasil penelitian ini berupa buku mengenalkan membaca pada anak Taman
cerita tematik yang digunakan sebagai Kanak-kanak.Buku tersebut minimal dilihat
media pembelajaran aktivitas pengenalan dari dua indikator, yaitu; Pertama, kriteria
membaca. Buku cerita tersebut pembelajaran (instructional criteria) dan
dikembangkan melalui serangkaian prosedur kriteria penampilan (presentation criteria),
ilmiah yang terstruktur yang dimulai dari berupa gambar dan format buku.yang
tahap asemen awal sampai proses validasi disesuaikan dengan perkembangan anak usia
ahli dan pengguna. Bila ditinjau dari salah 4-5 tahun. Kriteria ini dilihat melalui uji ahli
satu komponen self determination media. Kedua, buku dilihat dari hasil uji
theory(dalam Wigfield, Guthrie, Tonks, & keterbacaan para pengguna, dalam hal ini
Perencevich, 2004) produk ini diasumsikan akan dilakukan oleh 10 orang pendidik
dapat memotivasi anak untuk belajar Kelompok Bermain dan Taman Kanak-
membaca dengan senang. Hal ini kanak.

499
Buku cerita tematik yang dihasilkan Putra, Nusa. (2012). Research and
pada penelitian ini disarankan untuk development. Jakarta: Raja Grafindo
diujicobakan secara empirik pada anak-anak, Persada.
apakah produk ini dapat meningkatkan Seifer, S. (2003). Practical solutions to
kemampuan pengenalan huruf dan practically every problem: the early
meningkatkan motivasi membaca pada anak. childhood teacher’s manual (rev-ed).
United States : Readleaf Press.
Sweet, A. P., Guthrie, J.T. (1998). Teacher
DAFTAR PUSTAKA perception and student reading
motivation. Journal of Educational
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Psychology, 90, 2, 210-223.
pendidikan: metode dan paradigma Wigfield, A., Guthrie, J., Tonks, S., &
baru. Bandung: PT Remaja Perencevich, K.C. (2004). Children’s
Rosdakarya. motivation for Reading; Domain
Ashiabi, G.S. (2000). Promoting the Specificity and instructional
emotional development of influences. The Journal of
preschoolers. Early Childhood Educational Research No. 97,6
Education Journal, Vol. 28, No.2. http://poskotanews.com/2013/09/27/minat-
Bimba-aiueo. (2013).Kenapa minat baca-warga-indonesia-sangat-rendah/
membaca di Indnesia
rendah?http://www.bimba-
aiueo.com/kenapa-minat-baca-di-
indonesia-rendah/diunduh 3 April
2014.
Covington, M. V. (2000). Intrinsic versus
extrinsic motivation in schools.
Current Direction in Psychological
Science, 9, 1, 22-25.
Edmunds, K. M., Bauserman, K. L. (2006).
What teachers can learn about
reading motivation through
conversations with childrren. The
Reading Teacher, 59,5.
Kompas. (2013). Minat membaca yang
rendah. Kamis 19 Desember 2013
Miller, K. (2003). The crisis manual for
early childhood teachers. USA :
Gryphon House
Muller, S. (2005). Belajar membaca dengan
benda-benda di Sekitar Kita untuk
Anak Usia 3-8 Tahun (terjemahan).
Jakarta: Erlangga
Pecjak, S., & Kosir, K. (2008). Reading
motivation and reading efficiency in
third and seventh grade pupils in
relation to teachers activities in the
classroom. Studia Psychologia, 50,
2.

Anda mungkin juga menyukai