Anda di halaman 1dari 22

OLEH :

Nur Azizah

16 3145 105 059

Program Studi Sarjana Keperawatan


Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Universitas Mega Rezky Makassar
2020
A. Pengertian Tumor Mammae

Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,


stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
menggangu pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae
( Sylvia,1995 )
Tumor mammae adalah adanya ketidak seimbangan yang dapat terjadi
pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan
tidak bisa dikontol ( Dr.Iskandar,2007 )

B. Etiologi

Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor


payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah
teridentifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan
dengan pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh
tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor
payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia
d. Riwayat Reproduksi
- Melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
- Menikah tapi tidak melahirkan anak
- Tidak menyusui
e. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor
payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
f. Riwayat Meastrual
- Early menarche (sebelum 12 tahun)
- Late menopouse (setelah 50 tahun)

C. Manifestasi Klinik

Pada masa-masa awal pertumbuhan tumor, gejala sulit dideteksi, sehingga


kasus ini biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudah menjolok
dan bisa diraba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
- Terbentuknya massa utuh atau jaringan yang tidak biasa, sifatnya kenyal,
muncul di payudara atau sekitarnya (misalnya, di bawah lengan)
- Penderita merasakan nyeri di tempat massa tersebut
- Lekukan pada permukaan payudara dan kulit yang berada di atas tumor
menjadi seperti kulit jeruk
- lepasnya papilla mammae
- puting susu mengeluarkan cairan yang tidak normal, bahkan bisa
mengeluarkan darah

D. Patofisiologi

Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri


proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh
jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sel ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah
terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal. Proses jangka
panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn
akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa.
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.

E. Pemeriksaan diagnostic

1. Laboratorium :
a) Morfologi sel darah
b) Laju endap darah
c) Tes faal hati
d) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e) Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian cairan yang keluar
spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
2. Tes Diagnostik
a) Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-
kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
b) Mammografi
Mammografi memperlihatkan struktur internal payudara,dapat
mendeteksi tumor yang terjadi pada tahap awal
c) Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan
pemeriksaan sitologik.
d) Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa.

F. Penatalaksanaan

1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh
payudara yang terserang kanker payudara. Tindakan pembedahan kanker
payudara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara
b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh
sel kanker yang masih terisisa di payudara..tindakan ini mempunyai efek
kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung
menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan
muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone
dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut
juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau
menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.

G. Komplikasi

Komplikasi utama dari tumor mammae adalah metastase jaringan


sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah keorgan-organ
lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang
dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis,
nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan
persepsi sensori

H. Pathway
I. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan,


pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian

b. Riwayat keluhan utama meliputi

Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit


berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya


benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada


mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada


kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat


dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.

b. Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak.

c. Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d. Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda


infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

e. Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

f. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g. Leher : Biasanya terjadi pembesaran KGB.

h. Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi


atau tanda-tanda radang.

i. Hepar : Biasanya tidak ada pembesaran hepar.

j. Ekstremitas : Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

3. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a. Persepsi dan Manajemen : Biasanya klien tidak langsung memeriksakan


benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena
menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan
mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien
juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

c. Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan


mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.

d. Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat pola


aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

e. Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami pusing pasca


bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik
maupun motorik.

f. Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur


karena nyeri.

g. Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi wanita.
Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak
percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.

h. Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien akan


mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi
social.

i. Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien


dan perubahan pada tingkat kepuasan.

j. Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya klien
menerima kondisinya dengan lapang dada.
4. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b/d agen cidera fisik


2. Kerusakan integritas kulit b/d penurunan sirkulasi
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
4. Ansietas b/d status kesehatan
5. Resiko infeksi
5. Rencana Keperawatan

N0 Masalah keperawatan Rencana tindakan


Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Nyeri NOC : NIC :
- Pain Level, Pain Management
Batasan karakteristik: - Pain control, - kajian nyeri secara
- Perubahan selera makan - Comfort level komprehensif (lokasi,
- Perubahan tekanan Setelah dilakukan tindakan keperawatan karakteristik, durasi, frekuensi,
darah, frekuensi diharapkan nyeri dapat berkurang kualitas dan faktor presipitasi)
pernafasan dan jantung dengan kriteria hasil: - Kaji tipe dan
- Mengekpresikan prilaku No kriteria hasil Sblm ssd sumber nyeri untuk menentukan
(gelisah, merengek, 1. Mampu 1 4 intervensi
menangis, mendesah mengontrol nyeri - Ajarkan teknik non
dan waspada) (penyebab nyeri, farmakologi tarik nafas dalam
- Masker wajah mampu - Observasi reaksi
(meringis, mata kurang menggunakan nonverbal dari ketidaknyamanan
bercahaya/tetap pada tehnik - Berikan analgetik
satu fokus) nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Prilaku terjaga untuk - Tingkatkan
melindungi lokasi nyeri mengurangi istirahat
- Indikasi nyeri yang nyeri) Analgesic Administration
dapat diatasi 2. Melaporkan 1 4 - Tentukan lokasi,
- Perubahan posisi yang nyeri berkurang, karakteristik, kualitas, dan
dapat diamati mampu derajat nyeri sebelum pemberian
- Melaporkan nyeri mengenali nyeri obat
secara verbal (skala, intensitas, - Cek instruksi
- Gangguan pola tidur frekuensi dan dokter tentang jenis obat, dosis,
tanda nyeri), dan frekuensi
Faktor yang Menyatakan rasa - Cek riwayat alergi
berhubungan : nyaman setelah - Monitor vital sign
Agen cidera (mis, nyeri berkurang sebelum dan sesudah pemberian
3. Tanda vital 1 4
biologis, zat kimia, fisik, analgesik pertama kali
dalam rentang
psikologis)
normal
TD:100/60-
120/80
mmHg
RR: 16-20
x/menit
N: 60-100
x/menit
T: 36-37,5° C

Indikator :
1. Tidak menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
2. Kerusakan integritas kulit NOC: NIC :
Batasan karakteristik : Tissue Integrity: Skin and Mucous - Anjurkan pasien untuk
- Kerusakan lapisan kulit Membranes menggunakan pakaian yang
- Gangguan permukaan Setelah dilakukan tindakan keperawatan longgar
kulit diharapkan kulit klien dapat normal - Jaga kebersihan kulit agar
- Invasi struktur tubuh dengan kriteria hasil: tetap bersih dan kering
No kriteria hasil Sblm ssd - Mobilisasi pasien (ubah
Faktor yang brhubungan : 1. Integritas kulit 1 4 posisi pasien) setiap dua jam
Eksternal : yang baik bisa sekali
- Zat kimia dipertahankan - Monitor kulit akan adanya
- Usia yang ekstrem (sensasi, kemerahan
elastisitas,
- Kelembapan temperatur, - Monitor aktivitas dan
- Hipertermia hidrasi, mobilisasi pasien
- Hipotermia pigmentasi)
- Faktor mekanik 2. Tidak ada 1 4

(mis.gaya gunting, luka/lesi pada

tekanan, pengekangan) kulit, Perfusi

- Medikasi jaringan baik


3. Menunjukkan 1 4
- Imobilisasi fisik
pemahaman
- Radiasi
dalam proses
Internal:
perbaikan kulit
- Perubahan status cairan
dan mencegah
- Perubahan pigmentasi
terjadinya sedera
- Perubahan turgor
berulang
- Kondisi
Mampu
ketidakseimbangan Indikator :
nutrisi 1. Tidak menunjukkan
- Penurunan imunologis 2. Jarang menunjukkan
- Penurunan sirkulasi 3. Kadang menunjukkan
- Gangguan sensasi 4. Sering menunjukkan
- Tonjolan kulit 5. Selalu menunjukan
3. Intoleransi aktivitas NOC :
NIC
‐ Energy conservation
Batasan karakteristik : ‐ Self Care : ADLs Energy Management
‐ Respon tekanan darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan ‐ Observasi adanya
dan jantung abnormal diharapkan klien dapat beraktifitas pembatasan klien dalam
terhadap aktifitas secara mandiri dengan kriteria hasil: melakukan aktivitas
‐ Ketidaknyamanan N kriteria hasil Sblm ssd ‐ Kaji adanya factor yang
setelah beraktifitas o menyebabkan kelelahan
‐ Dipsnea setelah 1. Berpartisipasi 1 4 ‐ Monitor nutrisi dan
dalam sumber energi yang adekuat
beraktifitas
aktivitas fisik Monitor pola tidur dan
‐ Menyatakan merasa ‐
tanpa disertai
letih dan merasa lemas lamanya tidur/istirahat pasien
peningkatan
tekanan darah,
Faktor yang Activity Therapy
nadi dan RR
berhubungan: ‐ Bantu klien untuk
2. Mampu 1 4
Psikologis: Ansietas, gaya mengidentifikasi aktivitas yang
melakukan
hidup membosankan, mampu dilakukan
aktivitas sehari
depresi, stress ‐ Bantu untuk mendpatkan alat
hari (ADLs)
- Fisiologis: anemia, bantuan aktivitas seperti kursi
secara mandiri
status penyakit, Indikator : roda, krek
peningkatan kelelahan 1. Tidak menunjukkan - Bantu pasien/keluarga untuk
fisik, malnutrisi 2. Jarang menunjukkan mengidentifikasi kekurangan
3. Kadang menunjukkan dalam beraktivitas
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukan
4. Ancietas NOC : NIC :
Batasan karakteristik : ‐ Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
‐ Mengekpresikan Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan)
kekhawatiran karena diharapkan kecemasan dapat diatasi ‐ Gunakan pendekatan yang
perubahan dalam dengan kriteria hasil: menenangkan
peristiwa hidup N kriteria hasil Sblm ssd ‐ Identifikasi tingkat
‐ Gelisah o kecemasan
1. Klien mampu 1 4
‐ Insomnia ‐ Temani pasien untuk
mengidentifikasi
‐ Kontak mata buruk memberikan keamanan dan
dan
‐ Mengintai, tampak mengurangi takut
mengungkapkan
waspada, ketakutan, ‐ Berikan informasi faktual
gejala cemas dan
wajah tegang mengenai diagnosis, tindakan
mampu
‐ Tremor, suara bergetar, prognosis
mengontrol
anoreksia ‐ Dorong keluarga untuk
‐ Peningkatan nadi, cemas menemani klien
2. Vital sign dalam 1 4
peningkatan nafas, pupil ‐ Kolaborasi pemberian obat
batas normal :
melebar untuk mengurangi kecemasan
TD:100/60-
‐ Anoreksia, mual, diare,
120/80
‐ Gangguan tidursi,
mmHg
RR: 16-20
Faktor yang
x/menit
berhubungan: status
N: 60-100
kesehatan, status fungsi,
x/menit
peran, penyalah gunaan
T: 36-37,5° C
zat, penularan penyakit, 3. Postur tubuh, 1 4
ancaman kematian, status ekspresi wajah,
ekonomi, lingkungan bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
Indikator :
1. Tidak menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
5. Resiko infeksi NOC NIC
- Immune Status Infection Control (Kontrol
Batasan karakteristik: - Knowledge : Infection control infeksi)
- Penyakit kronis - Risk control - Bersihkan lingkungan
- Pertahanan tubuh Setelah dilakukan tindakn keperawatan setelah dipakai pasien lain
primer yang tidak diharapkan tidak ada resiko infeksi - Cuci tangan setiap
adekuat (mis. Integritas dengan kriteria hasil : sebelum dan sesudah tindakan
kulit tidak utuh, kperawtan
jaringan yang No kriteria hasil Sblm ssd - Gunakan sabun
mengalami trauma, 1. Klien bebas dari 1 4 antimikrobia untuk cuci tangan
status cairan tubuh) tanda dan gejala - Gunakan baju, sarung
- Pertahanan tubuh infeksi tangan sebagai alat pelindung
2. Mendeskripsikan 1 4
sekunder yang tidak - Pertahankan lingkungan
proses penularan
adekuat (mis. aseptik selama pemasangan alat
penyakit, factor
Penurunan hemoglobin, - Tingktkan intake nutrisi
yang mempengaruhi
leokopeni, penurunan - Berikan terapi antibiotik
penularan serta
respon inflamasi) bila perlu
penatalaksanaannya
- Peningkatan pemajanan ,
lingkungan oleh 3. Menunjukkan 1 4 Infection Protection (proteksi
pathogen kemampuan untuk terhadap infeksi)
- Prosedur invasive mencegah - Monitor tanda dan gejala
- Pengetahuan yang tidak timbulnya infeksi infeksi sistemik dan lokal
cukup untuk dan - Monitor kerentanan
menghindari pemajanan Jumlah leukosit terhadap infeksi
pathogen dalam batas normal - Batasi pengunjung
Indikator :
- Malnutrisi - Berikan perawatan kulit
1. Tidak menunjukkan
- Ketuban pecah dini atau pada area epidema
2. Jarang menunjukkan
memanjang - Inspeksi kulit dan
3. Kadang menunjukkan
Trauma dan kerusakan membran mukosa terhadap
4. Sering menunjukkan
kerusakan jaringan kemerahan, panas, drainase
5. Selalu menunjukkan
- Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
- Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan
infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Https://www.academia.edu/27970102/Askep_Tumor_Mammae

http://www.academia.edu/38022627/PRINT_LP_TUMOR_MAMMAE.docx

http://www.academia.edu/36162452/LAPORAN_PENDAHULUAN_TUMOR_MA
MMAE

Anda mungkin juga menyukai