MHD Fahrun Nafis - 190803056 - Word
MHD Fahrun Nafis - 190803056 - Word
PRODI S1 MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Barisan dan Deret ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Dr. Suyanto, M.Kom. pada bidang studi S1 Matematika mata kuliah
Kalkulus II. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Barisan dan Deret bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Dr. Suyanto, M.Kom.
selaku dosen pengampu S1 matematika Kalkulus II yang tealah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya, sehinggga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii
PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………..
PEMBAHASAN/ISI…………………………………………………………..
2.1 Barisan dan Deret……………………………………………………..
2.1.1 Barisan………………………………………………………..
2.1.2 Deret………………………………………………………….
2.2 Barisan dan Deret Aritmatika……………………………………..
2.2.1 Barisan Aritmatika……………………………………………
2.2.2 Deret Geometri……………………………………………..
2.3 Barisan dan Deret Geometri……………………………………….
2.3.1 Barisan Geometri……………………………………………..
2.3.2 Deret Geometri……………………………………………...
2.4 Barisan dan Deret tak terhingga………………………………………..
2.4.1 Barisan tak terhingga…………………………………………
2.4.2 Deret tak terhingga…………………………………………….
PENUTUP……………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
PENDAHULUAN
2.1.1 Barisan
Perhatikan susunan bilangan berikut :
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu
antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan pertama u1,
bilangan kedua u2, bilangan ketiga u3, …, dan bilangan ke-n adalah un, maka
barisan bilangan itu dituliskan sebagai
Contoh :
Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n dirumuskan
sebagai un = 3n + 1
Penyelesaian
Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10
2.1.2 Deret
Perhatikan kembali barisan Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam
bentuk u1, u2, u3, ..., un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret.
Jumlah suku-suku pada barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan Sn.
Contoh :
Penyelesaian
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 – u2 =
u4 – u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Bentuk umum :
Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, . . .
Penyelesaian
1
U k = (U 1 +U 2 k−1 ) (2)
2
Contoh :
Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada barisan itu
adalah ganjil, carilah suku tengahnya
Penyelesaian
( y−x )
b= ; (3)
( k +1 )
dengan x dan y bilangan real ( x ≠ y ) dan k bilangan asli
Contoh :
Penyelesaian
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1) = (28-4)/(5+1)=4
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u1, u2, u3, ... , un, merupakan suku –
suku barisan aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + un dinamakan sebagai deret
aritmatika.
Substitusikan u1 = a, u2 = a+b, u3 = a+2b , un-2 = un – 2b, un-1 =un – b; diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
n
Sn= (a+ U n ) (5)
2
dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un = suku ke-n.
Contoh :
Un
r= , r sebagai rasio barisan geometri (6)
U n−1
Contoh :
1) 1, 3, 9, 27, … rasio 3 : 1 9 : 3 27 : 9 3
2) 16, 8, 4, 2, … rasio 8 : 16 4 : 8 2 : 4 1/2
U2 U1.r ar ar1
U3 U2.r (ar)r ar2
U4 U3.r (ar2)r ar3
U5 U4.r (ar3)r ar4
…….
Sehingga =
Barisan dengan sifat ini disebut barisan geometri karena untuk setiap U k
dengan k ≥ 2 merupakan rata-rata geometrik dari suku sebelum dan sesudahnya.
Dengan kata lain untuk k ≥ 2 berlaku U k =√ U k−1 U k+1 (8)
Jika Sn adalah jumlah n suku pertama, r adalah rasio dan a adalah suku pertama
suatu deret geometri, maka :
Sn a + ar + ar2 + … + arn2 + arn1
rSn ar + ar2 + … + arn2 + arn1 + arn (semua ruas dikali r)
Sn rSn a + 0 + 0 + … + 0 + 0 ar n
(1 r)Sn a arn
n
a(1−r )
S n=
1−r
maka dapat disimpulkan rumus
a (1−r n )
Sn = , r <1 dan r ≠ 1 (9)
1−r
a (r n−1)
Sn = , r >1 dan r ≠ 1 (10)
r −1
Lambang :
{an }∞n=1={an } (12)
Suatu barisan dikatakan sama jika an = bn untuk setiap n.
Contoh:
1 1 2 3 4
1) a n=1− ,n ≥ 1→ 0 , , , , , …
n 2 3 4 5
2 ¿ d ¿ n=0.999 , n ≥1 → 0.999,0.999,0 .999 , …
Definisi
∞
Deret tak hingga, ∑ ak , konvergen dan mempunyai jumlah S, apabila barisan
k =1
a( 1−r n )
Sn= lim , -1 < r < 1
n→ ∞ 1−r
a
Sn= , S untuk deret geometri tak hingga (11)
(1−r ) n
Contoh :
Pada paradoks Zeno, tentang Achilles dan kura-kura yang dibicarakan di depan,
tentukan jawaban yang benar setelah menempuh jarak berapa Achilles
melampaui kura-kura ?
Penyelesaian
1 1 1
1+ + + +.. .
Jarak yang ditempuh Achilles 12 122 123 stadion.
a=1
1 1 1 1 1 1
: 1= 2 : = 3 : 2 =
r = 12 12 12 12 12 12
a 1 1 12
S n= = = 11 =
1−r 1− 1 11
12 12 stadion.
∑ a r k−1=a+ ar +a r 2 +a r 3 +…
k =1
Contoh:
4 4 4 4
+ + + +…
3 9 27 81
Jawab:
4 4
a 3 3
Sn = = = =2
1−r 1 2
1−
3 3
∑ 1n =1+ 12 + 13 +…+ 1n +…
n =1
lim an =lim
n→∞ n →∞
( 1n )=0
Padahal
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 8 1 1 1
2 3 4 5 6 7 8 9 n ( )(
Sn=1+ + +…+ =1+ + + + + + + + +…+ >1+ + + + +…+ =1+ + +
2 3 n 2 4 8 16 n 2 2 )
Dengan membuat n cukup besar, kita dapat mengambil 2 sebanyak kita kehendaki
pada persamaan yang terakhir. Jika {Sn} divergen sehingga deret harmonik
adalah divergen.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan
tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya
2) Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam bentuk u1, u2, u3, ..., un, maka
penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret.
3) Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua
suku yang berurutan selalu tetap.
U n =a+ ( n−1 ) b (1)
4) Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat ditentukan melalui
1
U k = (U 1 +U 2 k−1 ) (2)
2
5) Bilangan – bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan itu
membentuk suatu barisan aritmatika. Nilai beda barisan aritmatika yang
terbentuk dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan
( y−x )
b= ; (3)
( k +1 )
dengan x dan y bilangan real ( x ≠ y ) dan k bilangan asli
n
Sn= (a+ U n ) (5)
2
8) Un : Un1 yang selalu tetap ini dinamakan rasio dan dilambangkan dengan r
Un
r= , r sebagai rasio barisan geometri (6)
U n−1
9) Barisan dengan sifat ini disebut barisan geometri karena untuk setiap Uk
dengan k ≥ 2 merupakan rata-rata geometrik
U k =√ U k−1 U k+1 (8)
10) Jika Sn adalah jumlah n suku pertama, r adalah rasio dan a adalah suku
pertama suatu deret geometri
a (1−r n )
Sn= , r <1 dan r ≠ 1 (9)
1−r
a (r n−1)
Sn = , r >1 dan r ≠ 1 (10)
r −1
11) Untuk nilai -1 < r < 1, jika n mendekati tak hingga (n ) maka rn
mendekati nol
a( 1−r n )
Sn= lim , -1 < r < 1
n→ ∞ 1−r
a
Sn= , S untuk deret geometri tak hingga (11)
(1−r ) n
12) Barisan adalah suatu fungsi yang daerah asalnya terdiri dari bilangan bulat
positif
{an }∞n=1={an } (12)
∞
13) Deret tak hingga, ∑ ak
k =1
∞
Sn=a1 +a2 +a 3+ …+an =∑ a k(13)
k=1
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Cecep dan Pesta. 2008. “Matematika Aplikasi Untuk SMA dan
MA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam”.Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.