Anda di halaman 1dari 6

PENJELASAN KONSEP DARI 3 PERCOBAAN YANG DIPILIH

1. PERCOBAAN UJI KARBOHIDRAT PADA BEBERAPA BAHAN MAKANAN


Karbohidrat (hidrat dari karbon ; hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani
sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang
mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur
hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Secara biokimia,
karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karena itu, karbohidrat
merupakan suatu polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa), atau
turunan senyawa-senyawa tersebut.
Sumber karbohidrat yang sangat umum kita ketahui adalah dari nasi, kentang,
jagung, terigu, ubi kayu dan lain-lain. Karbohidrat memegang peranan penting dalam
alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Untuk
melakukan aktivitas sehari-hari kita memerlukan energi, energi yang diperlukan ini
diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu
mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat.
Untuk mengetahui adanya kandungan karohidrat dalam suatu sampel misalnya sampel
bahan makanan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu uji kualitatif dan uji
kuantitatif.
1) Uji kualitatif
Beberapa uji kualitatif karbohidrta diantaranya :
 Uji Molish
Uji molish digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat
secara umum. Uji ini pada dasarnya merupakan reaksi antara furfural
dan turunannya dengan α-naftol menghasilkan senyawa komplek
berwarna ungu. Furfural dan turunannya tersebut merupakan hasil
dehidrasi monosakarida oleh asam sulfat pekat.
 Uji Iodin
Uji iodin bertujuan untuk mengetahui adanya plisakarida. Polisakarida
yang ada didalam sampel akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna spesifik dengan penambahan iodium. Polisakarida jenis
amilum akan memberikan warna biru. Dekstrin akan memberikan
watna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati mengalami
hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat.
 Uji Benedict
Uji ini membuktikan adanya gula reduksi. Pengujian ini berdasarkan
gula yang mempunyai gugs aldehida atau keton bebas mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana lakalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O berwarna merah bata.
2) Uji kuantitatif
Beberapa uji kuantitaif karbohidrat sebagai berikut :
 Metode fisika
Ada 2 macam yaitu :
 Berdasarkan indeks bias, cara ini mengunakan alat
refraktometer.
 Berdasrkan rotasi optis, cara ini menggunakan alat polarimeter
digital.
 Metode kimia
Ada 2 cara yakni :
 Titrasi
 Spektrofotometri
Cara ini menggunakan prinsip reaksi reduksi CuSO4 oleh gugus
karbonil yang akan membentuk kompleks berwarna biru yang
dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
630 nm.
2. PERCOBAAN PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI
Laju reaksi merupakan laju berkurangnya preaksi atau lajuterbentuknya produk.
Lajureaksi dapat dtentukan melalui percobaan ,yaitu dengan mengukur banyaknya
pereaksi yang dihabiskan atau banyaknya produk yang dihasilkan pada selang waktu
tertentu. Sebagai contoh, laju reaksi antara magnesium dengan larutan HCL dapat
ditentukan dengan mengukurjumlah salh satu produknya yaitu gashidrogen.
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, kita dapat mengetahui bahwa laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya serpihan kayu lebih mudah terbakat dari
pada balok kayu, gula lebih cepat larut dalam air hangat daripada dalam air dingin,
apel yang sudah diiris akan cepat membusuk jika dibiarkan di udarah terbuka daripada
disimpan di dalam kulkas dan masih banyak contoh lainnya.
Adapun Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi laju reaksi adalah sebagai
berikut :
1) Luas permukaan
Luas permukaan memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi,
sebab semakin besrarluas permukaan bidang sentuh antar parikel maka
tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi
semakin cepat.
2) Konsentrasi pereaksi
Konsentrasi reaktan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin anyak jumlah partikel
reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya
tumbukan dan laju reaksi akan meningkat. Begitu juga, apabila semakin kecil
konsentrasi pereaksi maka semakin keil tumbukan yang terjadi antar partikel
sehinggalaju reaksi pun semakin kecil.
3) Suhu
Suhu juga turutberperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel akan
semakin aktif bergerak sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan
maka partikel semakin tidak aktif menyebabkan laju reaksi semakin kecil.
4) Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari
pereaksi seperti itu juga dipengaruhi oleh tekanan.penambahan tekanan
dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi dengan demikian
dapat memperbesar laju reaksi begitu juga sebaliknya.
5) Keberadaan katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Suatu katalis berperan dalam reaksitetapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih epat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubhan yang dipicu
terhadap pereaksi. Katalis ini dapat berfungsi mengurangi energi aktivasi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

3. PERCOBAAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI


Secara umum asam adalah zat yang berasa masam dan jika dilarutkan dalam airakan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7, sedangkan basa adalah zat yang
berasa pahitdan akan menghasilkan larutan dengan pH lebih besar dari 7
jikadilarutkan dalam air. Ada beberapa teori asam basa yang dikemukakan oleh para
ahli diantaranya :
 Teoti Arrhenius : asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion hidronium (H+), sedangkan basa adalah zat yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-).
 Teori Lewis : asam adalah zat yang menerima pasangan elektron, basa adalah
zat yang memberi pasangan elektron.
 Teori Brownsted-Lowry : asam adalah zat yang melepaskan atau mendonor
proton dan membentuk basa konjugasi, sedangkan basa adalah zat yang
menerima atau akseptor proton dan membentyk asam konjugasi.
Untuk menentukan suatu bahan apakah bersifat asam atau basa maka digunakan suatu
substansi. Adapun substansi yang digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau
kebasaan dari suatu bahan disebut sebagai indikator. Terdapat dua jenis indikator yang
sering digunakan yakni indikator alami dan indikator buatan,kedua jenis indikator ini
akan menunjukan perbedaan warna yang cukup signifikan dalam larutan asam
maupun basa.
a. Indikator buatan
Indikator buatan atau indikator tunggal adalah indikator yang hanya dapat
membedakan larutan bersifat asam atau asa, tetapi tidak dapat mengetahui
harga pH da pOH.

Indikator Trayek Perubahan Warna Perubahan warna


Metil kuning 2,9-4,0 Merah-kuning
Metil merah 4,2-6,3 Merah-kuning
Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biru
Kertas lakmus 5,5-8,0 Merah-biru
Metil jingga 3,1-4,4 Merah-jingga
Kresol ungu 7,6-9,2 Kuning-ungu

b. Indikator alami
Indikator alami merupakan baha-bahan alam yang dapat berubah warnanya
dalam larutan asam dan basa. Di alam banyak ditemukan indikator asam basa
yang berasal dari tumbuh-tumbuhanyang berwarna mencolok. Bagian
tumbuhan yang dapat digunakan antara lain mahkota bunga, daun, dan akar.
Berikut bahan-bahan alami yang digunakan sebagai indikator asam dan basa :
bunga sepatu, kubis merah, bunga mawar, bayam merah, geranium, kunyit,
bunga pacar air hydrangea, kunyit, bunga terompet, wortel, kol merah, kulit
manggis, kubis ungu, dan lain-lain.
Bahan-bahan alami diatas tidak dapat langsung digunakan sebagai indikator.
Untuk dapat digunakan sebagai indikator, bahan-bahan ini harus dibuat dalam
bentuklarutan dengan cara mengekstraknya. Kemudian kedalam larutan
indikator alami tersebut ditetesi larutan sampel asam dan basa. Dimana larutan
ndikator ini akan menunjukan perubahan warna masing-masing yang berbeda
dalam larutan asam maupun basa.

 Perubahan warna dari ekstrak tanaman dalam larutan asam dan


basa :

Ekstrak Warna asli Perubahan warna Perubahan warna


tanaman dalam larutan dalam larutan
asam basa
Kubis merah Merah Merah muda Hijau
Lembayung
Bunga sepatu Merah tua Merah Kuning
Bunga mawar Merah muda Merah muda Hijau
Bayam merah Merah Merah muda Kuning
Geranium Merah Jingga tua Kuning
Kunyit Jingga tua Kuning Merah
Bunga pacar air Jingga tua merah Kuning

 Beberapa cara pembuatana indikator alami


1. cara pembatan indikator alami dari bunga sepatu
 Pilihlah beberapa helai mahkota bunga sepatu
 Gerus dalam lumpang dengan sedikit air
 Saring ekstrak mahkota bunga tersebut

2. cara pembuatan indikator alami dari kol merah

 Haluskan sejumlah kol merah yang masih segar


 Rebus selama 10 menit
 Biarkan air kol merah menjadi dingin
 Saring ekstraknya

3. cara pembuatan indikator alami dari kunyit

 Parut kunyit yang telah dibersihkan


 Saring ekstra kunyit dengan alkohol menggunakan kain ke
dalam mangkok kecil

4.cara pembuatan indikator alami dari bayam merah

 Bayam merah diiris kecil-kecil, rendam dalam air suling yang


sudah dipanaskan
 Ditunggu sampai air berwarna ungu
 Saring dan diamkan dalam suhu ruang sampai dingin
ALASAN PEMILIHAN TOPIK PRIORITAS

Anda mungkin juga menyukai