Anda di halaman 1dari 2

4.

Wahai Anaku Belajarlah Adab dari mereka

4. Al Imam Habib bin Syahid –rahimahullah- berkata kepada anaknya:


"Wahai anakku, bersahabatlah dengan para fuqoha dan ulama, dan belajarlah ilmu dari mereka dan
ambillah/pelajarilah adab-adabnya. Sesungguhnya hal itu lebih aku sukai daripada engkau menghafal
banyak hadits."

Al Imam Malik –rahimahullah bercerita bahwa dulu ibu beliau berkata kepadanya:
"Pergilah engkau ke Rabi'ah Ar Ro'yi, lalu pelajarilah adabnya sebelum engkau mempelajari ilmu al
qur'an, hadits dan fiqihnya secara teori.” (Tartibul Madarik; 1/119).

Nasehat ini benar-benar menancap di hati Imam Malik –rahimahullah- sehingga beliau menjadi orang
yang beradab dan hal ini beliau ajarkan juga kepada murid-muridnya.

5. Dan berkata sebagian ulama salaf kepada anaknya:


"Wahai anakku, engkau mempelajari satu bab tentang adab lebih aku sukai dibandingkan engkau
mempelajari 70 bab teori tentang ilmu."
6. Berkata Al Imam Makhlad bin Al Husain –rahimahullah kepada Al Imam Ibnul Mubaarok
-rahimahullah:
"Kebutuhan kami terhadap adab lebih besar daripada kebutuhan kami terhadap hadits (secara teori)."

Syeikh Shalih Al 'Ushoimi –rahimahullah :


"Kalau itu yang dikatakan Makhlad kepada Ibnul Mubaarok, lalu bagaimana dengan kita?"

Apakah yang diinginkan oleh ulama kita saat mereka mengatakan adab lebih penting dari hadits? Atau
adab lebih penting dari ilmu?

Untuk menjawab pertamyaan di atas, kita perlu mendudukkan dulu: “apa itu adab?”

Imam Abdullah bin Al Mubarak –rahimahullah- menyatakan:


”Adab adalah mengenal nafsu, kepentingan-kepentingannya dan upaya menjauhi kepentingan-
kepentingan nasfu tersebut (kec yang selaras dengan agama).” (Madarijus Salikin: 2/357). 

Dan ulama membagi adab menjadi 3 (Madarijus Salikin; 2/356). 


1. Adab kepada ALLAH Ta’ala;
2. Adab kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam;
3. Adab kepada makhluk. 

Dari keterangan di atas kita dapat memahami bahwa tidak ada maksud untuk merendahkan ilmu dan
hadits. Karena maksud mereka dengan adab adalah ilmu yang diamalkan secara nyata sehingga tercipta
kepribadian seorang muslim yang utuh dengan ALLAH Ta’ala lalu dengn Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam lalu dengan sesama.

Anda mungkin juga menyukai