Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Sistem logika dan digital menggunakan sinyal yang mempunyai nilai


yangberbeda dan menggunakan unsur rangkaian yang mempunyai dua keadaan
stabil,nol dan satu. Apakah suatu tindakan itu baik atau buruk?, apakah
suatu keputusan benar atau salah?, apakah jawabannya ya atau tidak?. Seringkali
jalan pikiran dan logika kita berurusan dengan upaya untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang mempunyai dua nilai seperti diatas. Logika dua nilaiitu sangat
mempengaruhi pemikiran Aristoteles serta para matematikawan yang merasakan
adanya hubungan antara logika itu dengan suatu proses aljabar.De Morgan membuka jalan
yang menghubungkan logika dengan matematika,tetapi Boole(1854) yang
berhasil menyatukannya. Boole menciptakan suatualjabar baru yang
menggantikan metode Aristoteles. Metode aljabar Booledigunakan untuk
menguraikan, memanipulasi, menyederhanakan pernyataanlogika dengan cara yang
sistematik. Keunggulan metode Boole ini terletak pada kesederhanaan dan
ketepatannya. A l j a b a r B o o l e t i d a k m e m p u n y a i d a m p a k t e r h a d a p d u n i a
t e k n i k s a m p a i Shannon (1938) menerapkan aljabar baru tersebut untuk rangkaian
pengalihantelepon (Telephone Switching Circuit). Karena suatu saklar pengalih
adalahsuatu peralatan biner (terhubung atau terputus), Shannon dapat menganalisis
dan merancang rangkaian pengalih itu dengan menggunakan aljabar Boole.Pada saat ini,
khususnya dalam bidang elektronika, penggunaan teknikdigital telah banyak
menggantikan kerja yang sebelumnya menggunakan teknikanalog. Alasan utama
terjadinya pergeseran menuju teknologi digital ituadalah sebagai berikut:1. Sistem
digital lebih mudah dirancang.2. Penyimpanan informasi mudah dilakukan.3. Ketepatan dan
ketelitian lebih tinggi.4. Operasinya dapat dengan mudah diprogramkan.5. Sistem digital lebih
kebal terhadap derau (noise).6 . L e b i h b a n y a k r a n g k a i a n d i g i t a l y a n g d a p a t
d i b u a t d a l a m b e n t u k c h i p rangkaian terpadu (IC – Integrated circuit).Satu-satunya

1
kekurangan sistem digital adalah karena dunia nyata sesungguhnya adalah sistem
analog. Hampir semua besaran fisik di alam inibersifat analog, dan besaran
itulah yang merupakan masukan dan keluaranyang dapat dipantau, yang diolah
dan dikendalikan oleh sistem.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari diselenggarakannya praktikum ini tidak lain agar praktikan lebih
memahami tentang subtractor, dan praktikan juga bisa menggambar rangkaian
logika subtractor dan juga bisa menerangkan system kerja subtractor.

2
BAB II
ISI
Subtraktor atau pengurang (Bahasa Inggris: substractor) adalah rangkaian
elektronika digital yang dipakai untuk melakukan operasi pengurangan dari dua buah
bilangan biner. Proses operasi pengurangan ini menggunakan prinsip dasar yang
sama dengan rangkaian Penjumlah biner. Jika dua buah angka: Xi dan Yi,
dikurangkan satu sama lain membentuk Xi − Yi, maka akan kita perolah dua buah
hasil di bagian outputnya: bit Beda ('Difference) Di dan bit Pinjaman (Borrow) Bi + 1.
Jika kita juga mengikutkan bit pinjaman, Bi dari bagian MSB (Most Significant Bit),
operasi pengurangan yang lengkap adalah BiXi − Yi. Operasi untuk mendapatkan
dua bit output akan mengikuti proses seperti di bawah ini:

Bi + 1 = K-map Bi(1,2,3,7).

Rangkaian Subtractor secara umum dibagi menjadi 2 yaitu half subtractor ( setengah
pengurang) dan full subtractor ( pengurangan penuh ).Aturan- aturan untuk
pengurangan biner dari dua bit dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Minuend Subtrahend Selisih Pinjam keluar

Aturan 1 0 - 0 = 0

Aturan2 0 - 1 = 1 pinjam 1

Aturan3 1 - 0 = 1

Aturan4 1 - 1 = 0

3
Angka sebelah atas dalam suatu persoalan pengurangan disebut minuend (yang
dikurangi).Angka sebelah bawah disebut subtrahend ( pengurang ) , dan jawabannya
disebut difference ( selisih ).Aturan 1 sudah jelas.Aturan 2 membicarakan angka 1
yang dikurangkan dari angka 0 yang lebih kecil.Aturan 3 sudah sangat jelas , yaitu 1
dikurangi 0 adalah tetap 1.Aturan 4 juga sudah jelas, yaitu 1 dikurangi dengan 1
adalah 0.

Aturan-aturan pengurangan tersebut mirip dengan tabel kebenaran pada half


subtractor. Bila aturan-aturan tersebut dituliskan dalam tabel kebenaran :

Bila kita perhatikan pada Output SUM , keluaran ini menyatakan funsi XOR.Funsi
logika untuk keluaran perbedaan dalam suatu pengurang, adalah sama seperti
fungsi logika untuk keluaran jumlah dalam suatu rangkaian half adder.Bila kita
perhatikan kolom Output Borrow , funsi logika untuk kolom ini dapat dinyatakan
dengan aljabar Boolean A’.B=Y.
Pernyataan ini dapat dilakukan dengan menggunakan satu pembalik dan satu
gerbang AND 2 masukan.

4
HALF SUBTRACTOR

Half Subtractor adalah suatu rangkaian yang dapat digunakan untuk melakukan
operasi pengurangan data-data bilangan biner hingga 1 bit saja. Half subtractor
memiliki 2 terminal input untuk 2 variabel bilangan biner dan 2 terminal output, yaitu
SUMMARY OUTPUT (SUM) dan BORROW OUTPUT (BORROW). Persamaan
logika dari Half Subtractor adalah :

SUM = A.B' + A'.B

BORROW = A'.B

Contoh:

Pada prinsip nya rangkaian half subtractor dapat di gambarkan sebagai berikut :

5
rangkaian half subtractor

Skema Pengkabelan

6
Tabel kebenaran Rangakaian Half Subtractor

KESIMPULAN :
Half Subtractor adalah suatu rangkaian yang dapat digunakan untuk
melakukan operasi pengurangan data-data bilangan biner hingga 1 bit saja.

7
FULL SUBTRACTOR

Sebuah Full Subtractor mengurangkan dua bilangan yang telah dikonversikan


menjadi bilangan-bilangan biner. Masing-masing bit pada posisi yang sama saling
dikurangkan. Full Subtractor mengurangkan dua bit input dan nilai Borrow-Out dari
pengurangan bit sebelumnya Output dari Full Subtractor adalah hasil pengurangan
(Remain) dan bit pinjamannya (borrow-out).

Contoh :

Tabel kebenaran Rangakaian Full Subtractor

Ket :
8
1 = Benar
0 = Salah
Jika setiap elemen yang dihubungkan salah satu ada yang Benar/(1) maka
pernyataan pada percobaan Rangakaian Full Subtractor r ini menunjukan
pernyataan Benar/(1).

Skema Diagram Rangakaian Full Subtractor

9
Skema pengkabelan Rangakaian Full Subtractor

KESIMPULAN :

Full Subtractor digunakan untuk melakukan operasi pengurangan bilangan-


bilangan biner yang lebih dari 1 bit.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Global

Pengetahuan tentang rangkaian dan sistem digital


t e r s e b u t sangatlah penting karena tujuan dari materi ini adalah agar mahasiswa
dapat memperoleh pengetahuan tentang dasar-dasar teknik digital pada
umumnya dan mengenai bab subtractor pada khususnya.Secara umum
terdapat dua jenis rangkaian yaitu ,half subtractor dan full subtractor. Half
Subtractor adalah suatu rangkaian yang dapat digunakan untuk melakukan operasi
pengurangan data-data bilangan biner hingga 1 bit saja. Half Subtractor
mengurangkan dua buah bit input, dan menghasilkan nilai hasil pengurangan
(Remain) dan nilai yang dipinjam (Borrow-out). Half Subtractor diletakkan sebagai
pengurang dari bit-bit terendah (Least Significant Bit).
Full Subtractor digunakan untuk melakukan operasi pengurangan bilangan-bilangan
biner yang lebih dari 1 bit, dengan 3 terminal input yang dimilikinya,yaitu terminal
Borrow input, maka dengan demikian operasi pengurangan dapat dilakukan dengan
8 variasi keadaan dari inputnya. Sebuah Full Subtractor mengurangkan dua bilangan
yang telah dikonversikan menjadi bilangan-bilangan biner. Masing-masing bit pada
posisi yang sama saling dikurangkan. Full Subtractor mengurangkan dua bit input
dan nilai Borrow-Out dari pengurangan bit sebelumnya Output dari Full Subtractor
adalah hasil pengurangan (Remain) dan bit pinjamannya (borrow-out).

11
B. Saran

Bagi pembaca yang budiman memahami rangkain-rangkaian yang ada


pada materi yang telah di jelaskan di atas setidaknya dapat memberi sedikit
wawasan bagi kita sehingga kita tidak akan bingung lagi dengan a d a n y a
p e r k e m b a n g a n t e k n o l o g i y a n g s e m k i n p e s a t . D a n semoga bermanfaat
tentunya dengan ridho Allah.

12

Anda mungkin juga menyukai