Anda di halaman 1dari 19

Sudah bukan rahasia lagi kalau interview atau wawancara pekerjaan merupakan hal paling kritikal

untuk mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan. Karena itu, tentu Anda tahu bahwa Anda harus
mempersiapkan diri Anda seprima mungkin, baik fisik dan mental. Ketok kali ini akan memberi Anda tips
untuk menghadapi delapan belas pertanyaan yang paling umum dan tersulit dalam sebuah wawancara
pekerjaan.

1. Beritahukan kami tentang diri Anda?


Biasanya ini merupakan pertanyaan pembuka, karena itu jangan menghabiskan terlalu banyak waktu
untuk menjawabnya. Berikan jawaban yang menjawab empat subjek: tahun-tahun terakhir, pendidikan,
sejarah kerja, dan pengalaman karir terakhir.

2. Apa yang Anda ketahui tentang kami?


Ketika pertanyaan ini dikeluarkan, anda diharapkan mampu mendiskusikan produk atau pelayanan,
pendapatan, reputasi, pandangan masyarakat, trget, permasalahan, gaya managemen, orang-orang di
dalamnya, sejarah, dan filosofi perusahaan. Berikan jawaban yang memberitahu pewawancara bahwa
Anda meluangkan waktu mencari tahu tentang perusahaan tersebut, namun jangan beraksi seperti
Anda tahu segalanya tentang perusahaan tersebut, tunjukan keinginan mempelajari lebih banyak
tentang perusahaan tersebut, dan jangan memberikan jawaban negatif seperti “Saya tahu perusahaan
anda mengalami problema-problema, itu alasan saya disini”. Tekankan keunggulan perusahaan dan
minat Anda terhadap hal tersebut.

3. Apa yang dapat Anda berikan pada kami (yang orang lain tidak bisa beri)?
Sebutkan prestasi-prestasi dan jenjang karir yang Anda telah capai. Sebutkan kemampuan dan hal-hal
yang menarik perhatian Anda, gabungkan dengan sejarah Anda mencapai hal-hal itu. Sebutkan
kemampuan Anda menentukan prioritas, mengidentifikasi masalah, dan

4. Apa yang paling menarik menurut Anda dari pekerjaan ini? Dan apa yang paling tidak menarik?
Sebutkan tiga sampai empat faktor menarik dari pekerjaan yang anda hendak ambil dan satu hal kecil
sebagai faktor yang kurang menarik.

5. Mengapa kami harus merekrut Anda?


Pertanyaan ini saam seperti pertanyaan nomor empat, sebutkan saja kemampuan-kemampuan Anda
yang mampu mendukung perusahaan tersebut.

6. Apa yang Anda cari di dalam sebuah pekerjaan?


Berikan jawaban yang berkisar pada oportunitas di dalam organisasi. Beritahukan pewawancara kalau
Anda ingin memberikan kontribusi dan dikenali. Hindari jawaban yang mempersoalkan kestabilan
keuangan pribadi.

7. Menurut Anda, apa definisi dari posisi yang Anda inginkan?


Berikan jawaban yang singkat dan berkisar tentang tugas dan kewajiban. Pastikan Anda mengerti posisi
tersebut sebelum Anda hendak menjawab.
8. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memberikan kontribusi berarti bagi kami?
Beri jawaban yang realistik. Beritahukan pewawancara bahwa walaupun Anda akan berusaha mengatasi
segala harapan dan tantangan dari hari pertama, Anda membutuhkan sekitar enam bulan untuk benar-
benar mengerti organisasi perusahaan dan kebutuhannya.

9. Berapa lama Anda akan bersama kami?


Beritahukan pewawancara bahwa Anda tertarik berkarir bersama perusahaan tersebut namun Anda
ingin tetap tertantang untuk mencapai target bersama.

10. Dari resume Anda, kami rasa Anda terlalu berpengalaman untuk posisi ini. Bagaimana pendapat
Anda?
Ini pertanyaan jebakan. Anda diharapkan untuk tetap rendah hati namun percaya diri dengan
kemampuan Anda. Cara terbaik menanganinya adalah menjawab bahwa Anda butuh mengenal
perusahaan lebih jauh sebelum dapat dengan efisien bekerja di tingkat yang lebih tinggi.

11. Kenapa Anda meninggalkan pekerjaan Anda yang sebelumnya?


Anda sebaiknya menjawab pertanyaan ini dengan jujur namun singkat dan jelas termasuk jika hal
tersebut karena Anda dipecat. Namun yang perlu diperhatikan, Anda sebaiknya jangan menyebutkan
konflik pribadi. Perlu Anda perhitungkan bahwa pewawancara mungkin akan bertanya banyak soal
masalah ini, jangan sampai Anda terbawa emosi.

12. Apa yang Anda rasakan ketika harus meninggalkan pekerjaan Anda?
Beritahu pewawancara bahwa Anda merasa khawatir namun jangan terkesan panik. Katakan bahwa
Anda siap menerima segala resiko demi mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Anda. Jangan
menunjukan bahwa Anda lebih mementingkan kestabilan keuangan.

13. Pada pekerjaan Anda sebelumnya, apa yang berkenan dengan Anda? Dan apa yang tidak berkenan?
Berhati-hatilah dalam menjawab pertanyaan ini dan kemukakan hal-hal positif. Deskripsikan lebih
banyak hal yang Anda sukai daripada yang Anda tidak sukai. Jangan menyebutkan masalah pribadi. Jika
Anda membuat pekerjaan sebelumnya terkesan buruk, pewawancara akan bertanya-tanya mengapa
Anda berada disana. Hal ini jelas mengurangi profesionalisme Anda.

14. Apa pendapat Anda tentang bos Anda sebelumnya?


Ini juga pertanyaan yang harus Anda jawab dengan hati-hati. Sebisa mungkin jawablah pertanyaan ini
dengan positif karena calon bos Anda akan merasa Anda akan membicarakan hal-hal buruk tentang dia
seperti apa yang telah Anda lakukan terhadap bos yang terdahulu.

15. Mengapa Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di usia Anda?
Lagi-lagi ini bisa menjadi pertanyaan jebakan. Beritahukan pewawancara bahwa inilah alasan Anda
mencari lowongan pekerjaan di perusahaan tersebut. Jangan bersikap defensif.
16. Berapa gaji yang Anda minta?
Ini pertanyaan yang mengiurkan, namun pastikan Anda menyebutkan angka kisaran yang Anda yakin
merupakan gaji yang pantas atau bertanya pada pewawancara berapa kisaran pada pekerjaan sejenis.
Jika Anda diberi pertanyaan ini dari awal wawancara, sebaiknya Anda mengelaknya dengan mengatakan
Anda ingin tahu seberapa banyak tanggung jawab yang akan Anda pegang di perusahaan tersebut.
Tekankan bahwa Anda lebih mementingkan pekerjaannya namun jangan menjual standar Anda.

17. Apa target jangka panjang Anda?


Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda lagi-lagi diharuskan meneliti perusahaan tersebut dan
mengetahui rencana dan/atau target mereka lalu memberikan jawaban yang singkron dengan milik
perusahaan.

18. Seberapa sukses yang Anda rasa telah capai?


Berikan jawaban yang positif dan percaya diri, namun jangan memberikan jawaban yang berlebih.
Jangan membuat pewawancara merasa Anda seorang yang suka membesar-besarkan sesuatu.
Pertanyaan tentang karakter dan sifat bisa jadi merupakan yang paling subyektif dari
semua jenis pertanyaan yg ada. Gawatnya, hal ini kadang bisa terpengaruh banget oleh mood
(dan siklus hormonal juga). Dan menariknya, mood dan kondisi produktif kita juga bisa
dipengaruhi oleh waktu. Maksudnya, Anda ngerasa ngga klo Anda merasa paling produktif pada
waktu2 tertentu dalam satu hari, atau waktu2 tertentu dalam satu minggunya. Bagi banyak orang,
hari senin adalah hari yg kurang mbikin semangat. Entah karena kecapekan akibat lelah
beristirahat pada sabtu minggunya atau benar2 karena males.

Apapun deh, menghadapi pertanyaan tentang karakter dan sifat tidaklah menjadi begitu
mudahnya mentang2 kita sudah tau banyak tentang teori kepribadian plus.

Baik, mari kita mulai:

1. Menurut Anda sendiri… apakah Anda ini pintar?

(ingat, ada beda antara rendah hati dan rendah diri. Dan ini bukanlah waktu untuk menjadi
sempurna pada keduanya.)

Iya. Dalam artian bahwa kepintaran di sini bukan sekedar diukur dari hasil tes IQ. Saya pikir
kepintaran seseorang akan benar2 tampak ketika seseorang menghadapi beragam situasi dan
berinteraksi dengan banyak orang. Dan dari aspek itulah saya merasa miliki keunggulan. Saya
memiliki rasa percaya diri yg besar pada kemampuan saya untuk bekerja dengan orang lain,
menyelesaikan permasalahan bisnis, dan juga membuat keputusan yg terkait urusan kerja. Tentu
saja masih ada banyak hal yang saya belum tahu, tapi saya optimis bahwa saya bisa
mempelajarinya. Sehingga saya lalu juga mengartikan kepintaran sebagai kemampuan yg baik
untuk mengajukan pertanyaan pintar, mendengarkan dengan seksama, dan menyadari tak ada
orang yg tahu tentang segalanya.

2. Apakah Anda merasa bosan bila harus melakukan pekerjaan yg sama berulang-ulang?

Tidak juga. Bila pekerjaan itu memang sudah menjadi tugas saya, maka saya tidak akan merasa
bosan karena itu memang tanggung jawab saya untuk merampungkannya dengan kemampuan
terbaik. Menurut saya, pekerjaan itu tidaklah harus punya sifat menghibur, yang penting saya
telah meyakini bahwa itu adalah harga yg harus dibayar untuk meraih kesuksesan yg lebih tinggi.

Saya berpendapat bahwa bila ada seseorang yang mudah bosan dengan repetisi, maka dia bisa
jadi akan mengalami masalah yg cukup serius nantinya. Karena terkadang kita harus
mengesampingkan kesukaan kita dan berfokus pada melakukan apa2 yang memang harus
dilakukan – meskipun itu bukanlah suatu hal yg baru.

Saya pikir sampai saat ini saya sudah terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas saya sehingga
sampai2 tidak sempat untuk merasa bosan

3. Anda lebih menyukai kerja dalam tim atau sendirian?


Bekerja dalam tim adalah salah satu elemen terpenting dalam sukses karir dan juga hidup.
Sepengetahuan saya, bila seseorang tidak bisa bekerja dengan baik dalam tim, maka dia pun
biasanya juga akan susah untuk bekerja dan berkomunikasi secara produktif dalam hubungan
orang per orang.

Meskipun kerja tim amatlah penting, namun saya tetap mampu produktif dalam bekerja
sendirian. Terkadang tekanannya memang terasa lebih berat, tapi saya sudah terbiasa untuk
menganggapnya sebagai tantangan. Terkait manakah yg saya pilih; apakah bekerja dalam tim
atau sendiri, maka itu tergantung pada manakah cara yg terbaik untuk merampungkan pekerjaan.
Atas pilihan mana pun, saya masih bisa bekerja sama kerasnya dan dengan inisiatif penuh.

4. Apakah Anda suka bekerja dengan “benda”; apapun bentuknya?

(bila memang iya, apalagi pekerjaannya memang membutuhkan kompetensi teknis)

Ya, sedari dulu saya memang punya bakat dan kecepatan dalam mempelajari kemampuan teknis.
Saya suka sekali bekerja dengan mesin dan gadget. Ketertarikan saya itu membuat saya bisa
mengoperasikan banyak perangkat. Meskipun begitu saya juga punya kemampuan untuk
mengkonseptualisasi sebuah penugasan dan lalu menerjemahkan konsep itu ke dalam bentuk
konkrit implementasi di lapangan (baca: artinya klo Bapak ngasih saya perintah, bapak ndak
perlu tahu tentang cara pengoperasian perangkat/mesin/gadget untuk memfasilitasi perintah itu.
Cukup katakan saja perintahnya, ntar saya bisa kok mendayagunakan semua perangkat/mesin itu
untuk memfasilitasi keinginan bapak.)

5. Apakah Anda suka bekerja dengan angka?

(bila memang iya, atau bila pekerjaannya memang membutuhkan kemampuan analitis dan
matematis)

Tentu saja. Itu memang yang menjadi dasar untuk pekerjaan ini. Saya punya bakat yang kuat
dalam mengurusi angka saya mampu menangani sisi hitung-hitungan dari bisnis. Pencatatan dan
pembukuan yang akurat memang bagian manajemen yang penting dan bisa membantu dalam
menunjukkan wilayah2 yang bisa dikembangkan. Dan di bagian situlah saya memiliki bakat dan
kemampuan.

6. Apakah Anda suka bekerja dengan orang?

(bila memang iya, atau situasi yang diharapkan memang adalah kerja tim)

Iya, sangat. Bila kita bermaksud untuk memenuhi target dan menindaklanjuti rencana
pertumbuhan yang telah dicanangkan, maka kita memang harus mengatur dan mengkoordinasi
kerja dari banyak orang. Saya percaya dengan kekuatan sinergi dalam kerja tim, di mana daya
kreativitas yang muncul di sana akan lebih besar ketimbang yang bisa dimunculkan oleh orang
per orang secara sendiri-sendiri.

(tapi bila tidak, atau bila pekerjaannya menuntut Anda untuk bisa kerja sendirian)
Saya selalu bisa bekerja dengan orang lain, tapi saya tak punya kesulitan untuk bekerja sendirian.
Saya punya kemampuan inisiatif yang besar. Saya juga bisa membuat target-target secara
mandiri, atau menjalani target yang ditugaskan dan merampungkannya.

7. Apakah Anda betah menangani hal-hal detail?

Iya, saya kira begitu. Saya bersedia melakukan apa-apa yang ditugaskan kepada saya. Bila
ketelitian ekstra pada detail adalah salah satu prasyarat di dalamnya, maka saya pun akan
melakukannya. Saya percaya bahwa sukses dan percepatan karir adalah hasil langsung dari
terlaksanya tugas dengan baik, termasuk di dalamnya adalah ketelitian pada hal-hal yang detail.

8. Apakah Anda punya jiwa kompetitif?

Iya, saya punya itu. Menurut saya, sifat kompetitif itu diperlukan agar bisa sukses di lingkungan
korporat. Namun dengan sifat kompetitif ini bukan berarti berkompetisi secara ganas dengan
rekan kerja untuk mendapatkan pengakuan, kenaikan gaji, atau promosi. Bila saya bekerja
dengan baik dan selalu memberikan upaya terbaik, saya yakin imbalannya pasti akan datang.

Yang penting, kompetisi terbesar adalah dengan diri saya sendiri. Maksudnya, saya selalu
berusah memecahkan rekor pribadi saya sendiri – untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik
atau lebih cepat dari yang sudah pernah saya lakukan.

9. Apa yang Anda lakukan bila Anda punya cara pandang yang berbeda dengan atasan?

Yang jelas saya bukan seorang yes-man. Tapi meskipun begitu, saya cukup berhati-hati dengan
bagaimana saya mengekspresikan pendapat. Saya tidak akan seenaknya menyatakan
ketidaksepakatan saya atas pimpinan di depan banyak orang. Karena saya tahu rata-rata orang
tidak suka dicela di depan umum. Selama rapat berlangsung, saya biasanya membuat mencatat
dengan baik, lalu memberikannya kepada orang lain secara rahasia. Saya percaya kita bisa
menunjukkan ketidaksepakatan dengan tanpa menunjukkan sikap pertentangan. Yang penting
kan bukan ketidaksepakatan kita itu, namun adalah agar pendapat kita didengar dan dihargai.
Dan saya tahu betul bahwa cara kita menyampaikan sesuatu akan menentukan apakah pendapat
kita akan didengarkan atau tidak.

Berikut kiat sebelum Anda diwawancarai:

1. Kenali perusahaan.
Pengetahuan Anda tentang perusahaan itu akan memberi imej positif yang akan membantu.
Selidiki dulu perusahaan. Kalau bisa berbincang dululah dengan beberapa karyawannya..
Pakailah Internet juga.

2. Ketahuilah tugas Anda nanti.


Galilah semua informasi tentang tugas Anda nantinya. Keterampilan serta pengalaman Anda
mendukungnya dengan cara bagaimana.
3. Kenalilah diri sendiri.
Baca kembali resume yang sudah dikirim. Mungkin Anda bisa bentangkan di depan Anda selama
wawancara.

4. Siapkan pertanyaan sendiri.


Pewawancara akan senang bila Anda bertanya tentang posisi perusahaan di industri, dsb.
Masalah apa yang menghadapi karyawan saat ini?

5. Ambil gambaran besarnya.


Bayangkan wawancara, dari mulai sampai akhir. Lihatlah diri Anda yang penuh pede.
Bagaimanakah wawancara berakhir? Ada wawancara kedua? Apakah manfaatnya? Hal seperti
ini akan membuat Anda siap menghadapi segala kemungkinan. (KTA)

PERNAHKAH Anda mempunyai teman, kerabat atau entah apa saja yang punya pengalaman
seperti ini? Berkali-kali melamar kerja, tetapi gagal saat wawancara.

Seperti pengalaman Asti-sebut saja begitu-yang bolak-balik mengadu nasib untuk mencari
pekerjaan baru, tetapi sekian kali gagal mendapatkannya. Sialnya, dia tidak berhasil lolos setelah
mengikuti tahapan wawancara. Asti sempat putus asa dan malas untuk melayangkan lamaran
lagi. Tetapi seorang
teman menghiburnya, “Kamu masih beruntung karena untuk dipanggil, dites kemudian
diwawancara itu merupakan separuh bahkan tiga perempat keberhasilan. Banyak orang yang
dipanggil saja tidak, apalagi sampai diwawancara.”

Rupanya kata-kata itu betul-betul memberikan semangat baru buat Asti. Sambil terus bekerja
dengan status kontrak di tempatnya sekarang, Asti tetap mencoba mencari peluang kerja yang
lebih baik. Meski begitu, setiap kali melamar, wawancara beberapa kali yang gagal itu tetap
membayang.
“Biasanya orang tambah banyak pengalaman, makin percaya diri. Tetapi saya, makin sering
diwawancara, makin pesimis, karena di sini saya selalu gagal,” ujar Asti.

Pengalaman seperti itu sebenarnya jamak dialami orang. Tak cuma di Indonesia, tetapi universal
dialami oleh para pelamar kerja di mana-mana di dunia, yang menggunakan sistem seleksi
obyektif, bukan sistem koneksi.

Wawancara sebenarnya hanya merupakan bagian dari sekian proses yang harus dilalui. Seleksi
pertama biasanya sudah berlangsung saat lamaran diterima perusahaan. Kualifikasi, termasuk
pendidikan, pengalaman, dan lainnya menjadi pertimbangan sebuah perusahaan untuk
melanjutkan atau tidak
melanjutkan proses lamaran.

Betapa pentingnya wawancara, terbukti dari contoh kasus Asti di atas. Sepandai apa pun Anda,
dengan pengalaman yang Anda miliki, tetap saja tak menjamin Anda bisa diterima di tempat
kerja baru yang Anda inginkan. Tak ada rumus yang bisa digunakan dalam wawancara, selain
berusaha meyakinkan
orang yang mewawancarai bahwa Anda memang mampu, cocok, dan merupakan orang yang
tepat untuk mengisi lowongan yang sedang dicari.

Berbagai tipe

Ada beberapa bentuk wawancara yang umumnya dipraktikkan oleh pencari kerja. Yang cukup
banyak dikenal adalah bentuk wawancara tanya jawab antara pelamar dengan calon tempatnya
bekerja. Ini bisa dilakukan oleh satu orang saja atau oleh sebuah panel pewawancara.

Dalam tipe demikian, wawancara bisa cuma berbentuk skrining, sekadar mencocokkan antara
yang dikemukakan pelamar dalam surat lamarannya ditambah dengan rincian lisan. Wawancara
demikian adakalanya bisa dilakukan melalui telepon. Namun yang lebih banyak, wawancara
dilakukan dengan tatap muka.

Sesuatu yang kini banyak dipraktikkan di banyak tempat adalah wawancara kelompok. Di sini
sejumlah kandidat yang sudah lolos seleksi sebelumnya dikumpulkan untuk mengikuti diskusi
informal. Subyek yang dibicarakan dipilih oleh pewawancara, para kandidat diminta
melontarkan pendapatnya, bertanya, atau membuat kesimpulan.

Wawancara seperti ini biasanya dilakukan untuk mencari tahu potensi kepemimpinan seseorang
dalam bidang manajerial. “Tujuan dari wawancara kelompok ini adalah untuk mengetahui
bagaimana interaksi kandidat dengan orang-orang lainnya. Juga untuk mengetahui bagaimana
dia menggunakan pengetahuan dan kemampuan berpikirnya untuk mengalahkan orang-orang
lainnya,” demikian alasannya, sebagaimana ditulis dalam CareerBuilder’s “How to” Guide: Job
Interview Types.

Jangan terpancing sewot kalau si pewawancara menyudutkan Anda dengan kata-kata sarkastik.
Bukan tidak mungkin ini bagian dari bentuk wawancara yang disebut wawancara stres. Bentuk
yang seperti ini dimaksudkan untuk menguji bagaimana seorang pelamar mengatasi hal situasi
demikian. Tak cuma
lontaran kata-kata sarkatis atau argumentatif, tetapi yang namanya wawancara stres atau stress
interview adakalanya menguji kesabaran pelamar. Salah satunya dengan membiarkan pelamar
menunggu beberapa lama.

Terhadap situasi seperti ini, jangan sakit hati. Tahan emosi Anda ketika menghadapi pertanyaan
dari pewawancara. Bersikaplah kalem, seolah tidak terjadi apa-apa. Klarifikasi pertanyaan yang
kurang jelas bila diperlukan. Ingat,
jangan terkesan terburu-buru saat menjawab.

Wawancara adakalanya juga dilakukan sambil makan siang (lunch interview). Suasananya
mungkin lebih santai dibanding dengan wawancara yang dilakukan di kantor. Namun jangan
lupa, makan siang ini adalah makan siang bisnis dan Anda sedang diperhatikan. Gunakan
kesempatan wawancara ini untuk mengembangkan dasar hubungan dengan pewawancara.

Pertanyaan umum
Apa saja yang ditanyakan dalam sebuah wawancara?

Jawabannya bisa bermacam-macam. Bahkan posisi yang sama untuk kesempatan wawancara
yang hampir bersamaan, antara satu orang dengan orang lainnya bisa mendapatkan pertanyaan
yang berbeda.

Namun ada sejumlah pertanyaan umum yang sering kali dilontarkan saat wawancara. Siap-siap
saja kalau ditanya, “Kenapa Anda ingin bekerja di sini? Bagaimana perusahaan ini sampai
membuat Anda tertarik?” Atau bisa jadi cuma pertanyaan sangat ringan, seperti: “Coba ceritakan
tentang diri Anda.”

Masih banyak pertanyaan penting selain pertanyaan di atas. Alasan mengapa seseorang ingin
pindah, termasuk pertanyaan umum yang sering ditanyakan. Penanya tentu ingin mengetahui
apakah Anda mempunyai masalah dengan tempat kerja Anda atau tidak. Jika Anda memang
benar-benar tidak mempunyai
problem, katakan saja alasannya. Anda bisa mengatakan, soal tidak adanya kemungkinan
pengembangan atau Anda memerlukan pekerjaan yang cocok dengan keterampilan Anda, atau
kantor Anda pindah ke lokasi yang terlalu jauh, dan sebagainya dan sebagainya.

Sebaliknya pun begitu. Kalau memang ada masalah, jujur saja. Tunjukkan bahwa Anda bisa
menerima tanggung jawab dan belajar dari kesalahan sebelumnya. Anda perlu menjelaskan
masalahnya, tetapi jangan menguraikan posisi bekas atasan Anda dalam terminologi yang serba
negatif. Tunjukkan bahwa semua itu merupakan bagian dari proses belajar yang tidak akan
mempengaruhi pekerjaan nantinya.

Di samping kekuatan, pertanyaan juga sering menyangkut sesuatu yang negatif. Simak
umpamanya kalimat, “Apa kelemahan utama Anda?”

Untuk hal seperti ini, bersikaplah positif. Alihkan kelemahan menjadi kekuatan. Misalnya Anda
mungkin bisa mengatakan, “Sering saya khawatir terhadap pekerjaan saya. Kadang- kadang saya
bekerja sampai larut untuk memastikan
pekerjaan telah berjalan semestinya.”

Pertanyaan-pertanyaan ringan sampai soal hobi serta olahraga kegemaran bukan tidak mungkin
masuk dalam wawancara. Dari hobi dan aktivitas kegemaran mungkin penanya ingin
mencocokkan apakah Anda orang yang kreatif, punya daya analisis baik, staminanya bisa
diandalkan, atau apakah
Anda termasuk orang yang mudah bekerja sama.

Bahkan banyak pewawancara yang ingin tahu apakah pelamar yang sedang dihadapinya
mempunyai kehidupan di luar pekerjaannya. Ini bukan sekadar pertanyaan mengada-ada, karena
dari sini bisa ditemukan suatu nilai tambah
seseorang yang bermanfaat untuk perusahaan. Sebagai contoh, orang yang kreatif atau
menjadikan atletik sebagai jalan keluar dari stres umumnya lebih sehat, lebih gembira, dan lebih
produktif.
Percaya diri

Kepercayaan diri memang perlu ditampilkan. Usahakan untuk melakukan kontak mata dengan
penanya dan jawabpertanyaan- pertanyaan dengan jawaban yang jelas.

Jangan lupa untuk cermat mendengarkan pertanyaan. Komunikasi harus berjalan dua arah. Jika
Anda terlalu mendominasi konversasi, bisa jadi Anda kehilangan soal-soal yang dirasakan
penting oleh penanya.

Jika ada kesempatan bertanya, jangan menanyakan sesuatu yang bisa menimbulkan kesimpulan
negatif. Contoh yang paling umum misalnya pertanyaan mengenai hari libur. Jika pertanyaan
seputar ini terlalu rinci, jangan-jangan pihak pewawancara menganggap pelamar tertarik
bergabung
lebih karena banyaknya kesempatan libur. Kalaupun soal ini ingin diperjelas, pastikan bahwa
pewawancara mengerti kenapa Anda perlu menanyakan hal itu.

Sikap tubuh yang baik hendaknya diperhatikan selama berlangsungnya wawancara. Hindari
bahasa-bahasa tubuh yang negatif, seperti menggerak-gerakkan kaki, menggigit bibir, melipat
tangan, tidak melihat lawan bicara atau berdehem sebelum menjawab setiap pertanyaan.
(mnsbc/ret)

Rileks dan Terbuka

TERLAMBAT datang mengikuti wawancara merupakan satu hal yang hendaknya tidak boleh
terjadi. Tepat waktu (atau datang awal) biasanya diartikan oleh pengundang sebagai bentuk
komitmen, bahkan lebih dari itu bisa dianggap sebagai tanda bisa dipercaya serta sikap
profesional.

Bersikaplah positif dan usahakan agar pihak lain merasa nyaman. Perlihatkan keterbukaan
dengan cara memberi senyum hangat serta jabat tangan keras.

Jangan memberi komentar negatif tentang perusahaan Anda sebelumnya atau perusahaan tempat
bekerja sekarang.

Rileks. Anggap saja wawancara adalah sebuah percakapan biasa. Ingat, penanya sebenarnya
sama groginya dengan yang diwawancara.

Bila wawancara sudah selesai, jangan lupa memberi salam dan mengucapkan terima kasih.
Kesankan bahwa Anda berminat dengan posisi yang ditawarkan. Kalau perlu tanyakan
kemungkinan bisa menelepon untuk mencek status lamaran. Kalau mereka menyatakan akan
mengontak, dengan sopan tanyakan kapan hal itu bisa diharapkan.

Kirimkan pesan, “Terima kasih untuk wawancaranya”. Usahakan supaya pesan itu tiba sebelum
keputusan diambil. Kalau kontak selama ini dilakukan melalui e-mail, kirim e-mail terima kasih
segera setelah wawancara.
10 Kesalahan dalam Test wawancara Kerja
Berikut ini saya coba menuliskan  kesalahan yang paling umum yang dibuat kandidat pekerja –
dan bagaimana memperbaikinya.

Mungkin kita pernah mendengar beberapa keluhan rekan-rekan kita :

“Saya menerima empat promosi selama beberapa waktu, tapi itu cukup lama sampai akhirnya
saya benar-benar diwawancarai untuk sebuah pekerjaan baru.”

”Aku sudah melakukan  wawancara kerja di beberapa minggu terakhir, aku tahu aku beruntung
untuk mendapatkan wawancara itu , tetapi semua tanpa hasil. Seorang teman menyarankan agar
saya menyewa seorang pelatih untuk membantu saya memperbaiki keterampilan wawancara saya
dan mencari tahu kesalahan apa yang saya lakukan. “
Kita tidak perlu melakukan sesuatu yang salah. Dengan jumlah angka pengangguran yang
semakin tinggi, dan jika kita telah mendapatkan beberapa wawancara maka itu adalah pertanda
baik. Dan memang benar bahwa pelatih yang kompeten bisa membantu kita meningkatkan
teknik wawancara.

Tetapi sebelum kita mengeluarkan biaya pelatihan itu , ada baiknya jika kita mau ber introspeksi
terlebih dulu.

Kompetisi mendapatkan pekerjaan yang baik ini memang cukup sulit , karena tentunya  para
majikan igin mendapatakan pekerja yang potensial untuk meningkatkan performa perusahaan
mereka.

Berikut adalah kesalahan yang paling umum yang terjadi di ruang wawancara – dan bagaimana
cara memperbaikinya:

10. Berlebihan dalam Menjelaskan Mengapa Kita Keluar dari pekerjaan lama anda
Tidak apa-apa untuk menyebutkan bahwa posisi terakhir kita telah digantikan , tetapi kemudian
segera beralih lah ke apa yang bisa kita lakukan untuk perusahaan ini.

9. Marah atas pemecatan yang menimpa kita.


Selama wawancara, beberapa orang bertindak seperti orang yang terluka, marah atau sedih. Ini
adalah emosi yang normal setelah terjadi  pemecatan, tetapi ketahuilah bahwa orang2 seperti ini
tidak termasuk dalam hitungan yang pantas mengikuti wawancara kerja – atau mungkin
sepertinya orang2 ini belum  stabil dan tidak memahami alasan kenapa PHK terjadi.

8. Kurang Humor, Kehangatan, atau Kepribadian


Banyak kandidat yang terjebak dalam suasana  yang kaku selama wawancara, dan terlalu
terfokus untuk mendapatkan poin di pembicaraan mereka,.Harusnya Jangan lah lupa untuk
menunjukkan kualitas yang dapat menjadi daya tambah  dalam proses pengambilan keputusan,
termasuk selera humor yang baik, kehangatan, dan pengertian.” Satu hal yang pewawancara
ingin tahu, tentu saja, adalah bagaimana kita bisa menjadi orang yang menyenangkan di tempat
kerja.

7. Kurang Antusias
Bagaimanapun, “perusahaan sedang mencari orang-orang yang tertarik untuk bekerja dengan
mereka,” Jika kita kurang antusias.. apalah gunanya ikut wawancara ?.

6. Kurang informasi tentang perusahaan

Penting untuk mengetahui  berita terbaru tentang perusahaan , jadi pastikan untuk mencari
beberapa informasi tentang   perusahaan sebelum wawancara. Persiapkan dengan baik-informasi
yang di butuhkan , persiapkan jawaban untuk  pertanyaan tentang produk atau layanan dan
rencana masa depan untuk calon tempat kita bekerja. Banyak calon pekerja yang tidak
memperdulikan hal ini , dan itu menjadi satu point kemenangan buat kita.

5. Fokus pada apa yang kita inginkan , bukan yang perusahaan inginkan
Fokus pada apa yang pewawancara katakan. Mendengarkan dengan hati-hati sangat penting agar
kita mampu menjawab dan mengutarakan ide atau gagasan yang diperlukan.

4. Tidak  Tahu dengan bidang yang di geluti


Kerahkan  segala daya  upaya kita untuk berbicara tentang apa yang kita tahu . Lakukan dengan
baik, dan jangan menurunkan kualifikasi kita yang sebenarnya,”. Sebuah aturan yang baik:
Jangan melamar pekerjaan kecuali kita memiliki setidaknya 75% dari kualifikasi yang
dibutuhkan.

3. Gugup dalam Menjawab Pertanyaan


Banyak kandidat manajer yang sering tidak siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit.
Jadi berlatih lah dan Siapkan diri kita serta usahakan untuk mem praktek kan setidaknya
beberapa menit, dan siapkan juga beberapa kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan,
sehingga kita bisa tampil dengan lugas ,simple dan ringkas dalam menjawab.

2. Gagal menjadi yang lebih baik  Dari Kandidat Lain


Kita harus memberi bukti yang kuat mengapa kita adalah orang terbaik untuk pekerjaan itu,”
.Mungkin kita bisa memberikan bukti misalnya bagaimana prestasi kita  di penjualan, laba,
biaya, atau produktivitas dalam tiga sampai enam bulan terakhir. Gunakan prestasi yang diukur
di pekerjaan lama kita , agar perusahaan baru bisa menilai dan bisa mempercayai kita.

Dan Nomor 1 kesalahan yang dibuat oleh calon pekerja adalah :

1. Gagal meminta untuk bisa bekerja


Kita memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan jika kita meminta nya.
Untuk itu maka tutup lah wawancara dengan menyimpulkan apa yang dapat kita berikan untuk
pekerjaan kita, dan sedapat mungkin  minta lah  kesempatan untuk menyampaikan hal tersebut.”
KIAT

Banyak orang merasa cemas ketika akan menjalani wawancara kerja. Memang, sebelum
dan saat menjalaninya lazim ada tingkat kecemasan yang menganggu. Tentu saja,
tingkatan itu berbeda pada setiap orang. Ada orang yang bisa mengendalikan
kecemasannya, ada yang terjebak bahkan gugup tak bisa apa-apa. Anda bagaimana?
Jika Anda merasakan kecemasan luar biasa sehingga tak bisa menunjukkan kemampuan
terbaik saal wawancara, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar bisa
tenang atau setidaknya tak terlampau tegang. Berkurangnya ketegangan bisa
membantu mendapatkan percaya diri yang lebih tinggi.

Banyak Berlatih. Suasana asing saat menjalani wawancara atau interview kerja bisa Anda
kurangi jika Anda berlatih wawancara sesering mungkin. Latihan demi latihan yang Anda jalani
membuat Anda lebih siap dan semakin tahu apa yang harus dilakukan dan dikatakan dalam
sebuah interviu. Dengan cara ini, Anda juga jadi lebih tahu kekurangan diri yang lain kali bisa
dihindari atau malah kelebihan yang bisa ditingkatkan.

Melakukan Banyak Persiapan. Persiapkan diri Anda sebaik mungkin sebelum menjalani
interviuw kerja. Persiapan yang dilakukan meliputi pengetahuan, kemampuan, serta
penampilan Anda. Semakin baik Anda mempersiapkan diri semakin besar pula kemungkinan
Anda bisa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan pewawancara dengan keyakinan
penuh.

Bagian awal dari wawancara merupakan saat yang penting. Jika Anda pada bagian tersebut
sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan keyakinan tinggi, rasa percaya diri Anda
juga akan semakin meningkat. Sebaliknya. jika di bagian awal wawancara kerja Anda sudah
merasa serba salah dan cemas, semakin lama semakin sulit Anda menjawab pertanyaan
pertanyaan selanjutnya dengan baik.

Saat melakukan persiapkan, yakinkan diri tentang tiga hal:

1. Anda bisa melakukan pekerjaan tersebut;


2. Anda bisa menyesuaikan diri dengan tugas-tugas
yang akan diberikan, dan;
3. Anda bisa melakukan semuanya dengan baik.

Jangan berpikir pekerjaan itu merupakan yang terbaik. Ketika Anda berpikir bahwa pekerjaan
yang sedang berusaha Anda dapatkan ini merupakan yang terbaik dan kesempatan hanya
datang sekali, tingkat kecemasan yang dirasakan justru akan meningkat. Tak perlu memberikan
penilaian yang berlebihan sebelum Anda benar-benar tahu dan memulai pekerjaan tersebut.

Anda belum tentu akan menyukai pekerjaan yang bahkan belum Anda lakukan. Selain itu,
kesempatan yang lebih baik bisa saja datang kepada Anda di lain waktu. Jadi, lebih baik
bersikap tenang dan santai.
Tak perlu menjawab dengan jawaban sempurna. Memikirkan suatu jawaban yang sempuma
saja tentu sudah membuat seseorang “pusing”, belum lagi jika Anda berusaha mendapatkan
jawaban tersebut secara spontan saat pertanyaannya dilontarkan. Hal ini justru akan
meningkatkan kecemasan Anda. Padahal, apa yang menurut Anda sempurna belum tentu
dianggap seperti itu oleh si pewawancara. Cukup siapkan jawaban yang berisi poin-poin
penting yang ingin Anda sampaikan.

Jangan rendah diri. Kecemasan justru bisa semakin meningkat saat pikiran-pikiran rendah diri
memenuhi benak Anda. Hindari pikiran-pikiran negatif seperti “saya tak cukup pintar” atau
“saya
kalah hebat dibandingkan kandidat yang lain”. Akan lebih baik apabila Anda memusatkan
perhatian pada kelebihan-kelebihan yang Anda miliki. Jangan memenuhi pikiran Anda dengan
persainganpersaingan yang tak mungkin bisa diubah.
Nah, kini Anda telah siap, kan?
CARA NJAWAB

wawancara pekerjaan yang tidak terlalu menyenangkan bagi kebanyakan orang. Tekanan untuk
terlihat dan terdengar percaya diri dan berpengetahuan sangat stres. Menjadi pertanyaan
wawancara pekerjaan bertanya, sering bersifat cukup pribadi, oleh orang-orang yang tidak tahu,
sangat sulit. Dan sayangnya, melakukan wawancara lebih banyak tidak selalu membuat Anda
lebih baik pada mereka karena pengaruh negatif pada kepercayaan diri Anda dan harga diri.

Wawancara Kerja Keterampilan


Ada banyak saran yang baik tersedia pada bagaimana mempersiapkan untuk wawancara kerja.
Anda mungkin sudah mengetahui pentingnya keterampilan wawancara pekerjaan dasar seperti;

1. Sebuah penampilan pribadi yang bersih dan rapi. Kesan pertama pasti masalah! Kita semua
secara otomatis dan tanpa sadar membuat penilaian tentang karakter orang dalam beberapa detik
pertama melihat mereka. Yakin, bahwa penghakiman mungkin salah dan tidak adil, tetapi masih
akan menghitung. Hal ini mungkin untuk membalikkan kesan pertama negatif dengan jawaban
wawancara pekerjaan yang besar, tetapi sangat sulit. Jadi berhati-hati untuk berpakaian sesuai
(dan ini biasanya berarti agak konservatif) ketika presentasi untuk pekerjaan apa pun. Pikirkan
tentang hal seperti ini – ini adalah sebuah perlombaan penting bahwa Anda ingin menang,
sehingga Anda ingin mendapatkan awal yang sah dan bukan sebuah cacat.

2. Memiliki riwayat hidup sangat siap (CV), tetapi yang lebih penting, tahu segala sesuatu yang
di dalamnya sehingga Anda yakin dapat menjawab pertanyaan tentang hal itu. Ini bukan tampak
bagus jika Anda tidak dapat mengingat aspek penting dari riwayat kerja Anda atau keahlian
Anda dan pendidikan.

3. Pelajari pertanyaan wawancara pekerjaan yang paling umum dan mempersiapkan jawaban
Anda di muka. Dan praktek mereka. Jawaban Anda mungkin terlihat bagus di atas kertas, tetapi
Anda perlu bicara mereka untuk memeriksa apakah suara yang tepat untuk seseorang mendengar
mereka. Tentu saja, berlatih mereka juga berarti bahwa Anda akan lebih percaya diri memberi
mereka selama wawancara. Tapi kata hati-hati – jangan terlalu baik. Sempurna jawaban yang
disampaikan tanpa berpikir atau pertimbangan jelas menonjol sebagai berlatih, dan karena itu
mungkin tidak asli. Ketika dibawa ke ekstrem, ini bisa menimbulkan keraguan mengenai
kejujuran dari jawaban-jawaban dan karenanya integritas pemohon pekerjaan. Hati-hati juga
untuk pertanyaan-pertanyaan Anda tidak mempersiapkan diri untuk – benar-benar menonjol jika
beberapa pertanyaan yang tak terduga serius mengganggu kinerja Anda dinyatakan sempurna.
Jangan salah ini, ini persiapan dan latihan sangat penting, tapi hati-hati untuk mempertahankan
fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan mudah jika diperlukan.

Ketika mempersiapkan jawaban wawancara kerja pertanyaan wawancara kerja biasa, cobalah
menempatkan diri Anda di posisi majikan. Sebagian besar pengusaha tidak menikmati proses
wawancara kerja lebih dari para pelamar kerja. Apakah Anda tahu bahwa mereka juga berada di
bawah tekanan, meskipun agak berbeda bagi Anda? Mencari seorang karyawan baru memakan
waktu dan uang biaya, dan selalu ada resiko membuat pilihan yang buruk.
Jadi untuk mencoba mengurangi risiko membuat pilihan yang buruk, mereka mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk membantu mereka memahami Anda sebaik
mungkin dalam waktu singkat yang tersedia bagi mereka. pertanyaan wawancara pekerjaan yang
baik biasanya pertanyaan wawancara kerja keras. Mereka meminta Anda untuk menjelaskan hal-
hal yang akan memberikan wawasan ke dalam karakter Anda. Jika Anda ingat apa yang majikan
sedang mencoba untuk belajar melalui pertanyaan-pertanyaan, maka Anda akan dapat
mempersiapkan jawaban yang bisa membantu untuk membuat mereka merasa bahwa Anda
adalah pilihan yang baik karena menimbulkan resiko sedikit atau tidak ada.

Pikirkan tentang apa yang penting bagi majikan. Dalam hampir semua organisasi, Anda akan
diminta untuk bekerja sebagai bagian dari suatu tim. Jadi pikirkan contoh yang menunjukkan
bagaimana Anda pemain tim yang baik. Jika Anda mencoba untuk supervisor atau posisi
manajemen, kerja sama tim masih penting, tetapi juga memikirkan contoh di mana Anda
menunjukkan kepemimpinan yang baik? Apakah kualifikasi Anda tidak cukup baik? Kemudian
memikirkan contoh yang menunjukkan Anda “bisa melakukan” sikap dan seberapa cepat Anda
dapat belajar. Di masa ekonomi sulit Anda mungkin lebih memenuhi syarat untuk pekerjaan
yang Anda minati, jadi berpikir tentang keraguan bahwa majikan mungkin seperti, akan Anda
menjadi bosan atau masih mencari pekerjaan lain atau seberapa baik akan Anda muat ke dalam
organisasi? Pikirkan cara untuk mengatasi keraguan dalam beberapa jawaban yang lain Anda
sebagai jenis kekhawatiran mungkin tidak akan dibangkitkan secara langsung.

Jadi ujung wawancara pekerjaan utama artikel ini adalah bahwa hal itu benar-benar dapat
membantu untuk menjadi calon pekerjaan yang terbaik menghilangkan risiko atau keraguan
bahwa hampir semua perusahaan memiliki sekitar mempekerjakan seorang karyawan baru.
Masih memberikan jawaban jujur dan tulus, namun perlu diingat semua nuansa penting dari
pertanyaan wawancara pekerjaan sehingga Anda dapat memaksimalkan kesempatan Anda untuk
sukses.
Tips Wawancara Kerja
Berikut Ini adalah Tips Bagaimana Anda Bisa Melakukan Wawancara
Kerja Dengan Baik

Sejumlah pelamar sering menghadapi banyak kegagalan pada saat wawancara


kerja. Tak jarang dari mereka frustasi dan patah semangat untuk mencoba lagi.
Wawancara yang memang sebuah tahapan yang paling krusial di antara sekian
banyak tahapan menjadi sebuah momok tersendiri bagi sebagian besar pelamar.
Untuk itu pelamar perlu mengetahui cara-cara wawancara kerja yang baik

Berikut ini adalah sejumlah cara-cara efektif yang bisa Anda lakukan ketika
mendapatkan panggilan wawancara kerja di sebuah perusahaan, yaitu:

Tips Wawancara Kerja Pertama, untuk menjadikan wawancara kerja yang baik
pelamar harus mempersiapkan diri dahulu terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang mungkin muncul pada saat wawancara nanti. Tentu saja pelamar akan
belajar sesuai dengan bidang yang pelamar inginkan. Misalnya bila pelamar
adalah seseorang yang berasal dari jurusan akuntansi, maka pelamar tentu saja
wajib belajar seputar akuntansi, secara garis besarnya saja tentu saja.

Untuk mewujudkan wawancara kerja yang baik pelamar selain belajar


pertanyaan-pertanyaan umum yang sering muncul pada saat wawancara juga
harus bersiap bila penanya menanyai materi-materi yang berhubungan dengan
jurusan yang pelamar pilih. Meski tidak banyak pertanyaan yang berhubungan
dengan hal itu, namun tetap saja harus dipersiapkan dengan matang.

Tips Wawancara Kerja Kedua, untuk mewujudkan wawancara kerja yang baik,
pelamar pantang untuk menjawab sesuatu dengan bohong. Kenapa? Karena bisa
saja bila suatu saat pelamar diterima di perusahaan tersebut, kebohongan
pelamar tersebut akan ketahuan. Dan tentu saja akibat yang akan dirasakan akan
jauh lebih buruk.

Kalaupun pelamar ingin menutupi aibnya hendaknya pelamar mengemasnya


dalam bahasa yang lebih halus dan mudah dicerna, sehingga penawar kerja akan
mepertimbangakan keberadaan mereka.

Tips Wawancara Kerja Ketiga, untuk menghasilkan wawancara kerja yang


menarik pelamar perlu memperhatikan sikap pada saat wawancara kerja.
Wawancara kerja yang baik akan berhasil dilakukan bila pelamar memperhatikan
penampilannya. Hal ini bukan berarti pelamar bersolek, namun setidaknya
pelamar berpakaian rapi.

Hal yang dianggap sepele dan kecil in kadang berpengaruh besar pada keputusan
perusahaan untuk memakai jasa pelamar. Banyak pelamar yang gagal pada saat
proses wawancara karena alasan sepele yaitu mereka kurang rapi dalam
berpakaian.

Tips Wawancara Kerja Keempat, dalam wawancara kerja yang baik dan menarik,
perlu diperhatikan adalah tingkat konsentrasi pada saat diwawancarai. Dalam
wawancara kerja yang baik, pelamar harus memiliki tingkat konsentrasi yang
tinggi sehingga pelamar bisa menjawab pertanyaan penanya dengan baik.

Wawancara kerja yang baik pada masalah konsentrasi ini harus benar-benar
diperhatikan oleh pelamar. Jangan sampai pelamar melamun sehingga
pertanyaan penanya akan lewat begitu saja. Hal tersebut akan mempengaruhi
pelamar untuk diterima atau tidak.

Tips Wawancara Kerja Kelima, dalam wawancara kerja yang baik dan menarik ,
perlu diperhatikan masalah ketepatan waktu. Lebih baik pelamar datang
sebelum waktu wawancara daripada datang tepat pada saat wawancara atau
terlambat. Hal tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis pelamar.
Wawancara kerja yang baik akan memperhatikan masalah ketepatan waktu. Bila
pelamar datang sebelum waktu wawancara, pelamar akan memiliki waktu yang
banyak untuk mempersiapkan diri terhadap pertanyaan wawancara yang akan
diajukan. Sedangkan bila pelamar datang pada saat wawancara atau bahkan
terlambat, secara psikologis pelamar akan grogi dan tidak tenang. Pada kondisi
tersebut pelamar akan terburu-buru sehingga hasilnya pun kurang maksimal.

Tips Wawancara Kerja Keenam, dalam wawancara yang baik dan menarik, perlu
diperhatikan juga mengenai bahasa tubuh. Pelamar seharusnya menggunakan
bahasa tubuh yang tepat dalam wawancara yang baik. Misalnya pelamar
memperhatikan penanya dengan tersenyum, dan antara bibir kanan dan kiri
harus seimbang, kanan 2 cm kiri juga 2 cm. Jangan sampai tidak seimbang karena
hal tersebut akan memperngaruhi penanya dan bisa berarti lain, yaitu menghina.

Dalam wawancara yang baik juga harus diperhatikan masalah kaki. Pelamar
harus duduk dengan kaki yang menekuk rapi, tidak berbunyi, dan tidak bergerak
ke mana-mana.
Badan pelamar harus tegak dan tidak membungkuk pada saat wawancara kerja
yang baik. Bila membungkuk dan tidak tegak, penanya akan merasa pelamar
tidak siap dengan pertanyaan, dan itu bisa membuat pelamar gagal untuk
mendapatkan pekerjaan impian di perusahaan tersebut.

Walau terdengar sepele namun hal-hal seperti yang telah disampaikan di atas
harus benar-benar diperhatikan untuk wawancara kerja yang baik dan menarik.

Anda mungkin juga menyukai