Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ASISTENSI OPERASI

Nama : Rr. Ninda Mediana P


NIM : 21101900019
Dosen Pembimbing : drg. Yayun Siti Rochmah, Sp. Bm
PENDAHULUAN
Instalasi Bedah Sentral merupakan salah satu unit instalasi di rumah sakit yang di
dalamnya terdapat kamar operasi. Kamar operasi yaitu suatu unit khusus berupa ruangan
yang digunakan untuk melakukan produser bedah bukan untuk invetervensi pengobatan.
Kamar operasi membutuhkan keadaan yang steril agar mencegah terjadinya infeksi pasca
operasi oleh karena itu kamar operasi terbagi menjadi beberapa zona. Zona 1 (tingkat resiko
rendah), Zona 2 (tingkat resiko sedang), Zona 3 (tingkat resiko tinggi), Zona 4 (tingka resiko
sangat tinggi), dan Zona 5 (Nuklei steril).

MATERI
Pembagian ruang OK:

1. Ruang pendaftaran/administrasi
Ruang yang terletak paling depan agar mempermudah keluarga pasien untuk
melakukan prosedur administrasi

2. Ruang Farmasi
Ruang untuk persediaan obat dan alat kesehatan untuk suplai selama prosedur
operasi. Dilakukan penyerahan obat melalui depo farmasi ke perawat di ruanv
OK
3. Ruang Tunggu
-Ruang tunggu keluarga: biasanya terletak pada area terluar ruang OK
-Ruang tunggu pasien: sebelum perawat melakukan persiapan prosedur bedah
(bolding room)

4. Ruang Ganti
Ruang untuk asisten operasi untuk persiapan sebelum mengikuti tindakan OK,
saat menggunakan baju operasi dan APD (alat perlindungan diri) seperti masker, topi
operasi bagi laki-laki dan kerudung bagi perempuan serta alas kaki steril. Untuk
pasien disebut juga ruang persiapan.

5. Ruang Transit
Ruang yang digunakan untuk pengecekan kondisi pasien yang diterima oleh
perawat ruang OK dari rawat inap

6. Ruang Premedikasi
Ruang yang digunakan untuk tindakan profikasis dan pemberian obat-obatan
premidakasi dan apakah pasien memiliki riwayat alaergi atau tidak

7. Ruang Ganti Dokter dan Perawat


Ruang untuk persiapan sebelum mengikuti tindakan OK, saat menggunakan
baju operasi dan APD (alat perlindungan diri) seperti masker, topi operasi bagi laki-
laki dan kerudung bagi perempuan serta alas kaki steril

8. Operathing Theatre (OK)


· Pada ruang OK, Ruang asisten operasi dibagi menjadi 2 yaitu :
- Asop 1: berada pada zona resiko sangat tinggi, mendampingi ketua tim bedah seperti
melakukan suction sehingga melakukan cuci tangan bedah dan mengenakan APD
berupa gaun operasi serta handscoon bedah.
- Asop 2: berada pada zona resiko tinggi , bertugas untuk melakukan penerimaan alat,
dokumentasi dan pencatatan.

· Terdapat 2 ruang OK yaitu untuk operasi mayor dan operasi minor:


- Ruang bedah minor: +/- 36m2 (6 x 6 x 3). Ruang transit dan ruang persiapan alat
pada bedah minor dilakukan di runag operasi. Prosedur bedah minor contohnya insisi
abses, tumor jinak lunak pada kulit dan ekstraksi benda asing atau kuku.

- Ruang bedah mayor: dibutuhkan ukuran minimal 50m2 (7,2 x 7 x 3).


Prosedur bedah yang dilakukan contohnya pembiusan lokal, regional atau total.
Pembedahan neuro, orthopedi, jantung.
- Ruang operasi umum: ukuran minimal 42 m2 (7 x 6 x 3)

Prosedur bedah yang dilalukan menggunakan anastesi lokal, regional atau total yamg
tidak memerlukan peralatan yang mengambil banyak tempat, seperti bedah plastik,
opthalmologi dan urologi

Setelah selesai tindakan operasi, operator membuat laporan pada rekam medis pasien.
Pasien di cek respiratory rate apabila sudah normal lepaskan ET dan dipidahan ke RR.

9. Recovery Room (RR)


Ruang pemulihan setelah pasien selesai dilakukan operasi dari ruang OK,
pengecekan kembali kondisi pasien sekitar 15 menit sampai pasien dalam kondisi
sadar.

10. Ruang Sterilisasi Instrumen (CSSD)


CSSD ( Central Sterilization and Supply Departement), lokasinya terpisah
namun berdekatan dari Ruang OK. Ruangan tersebut berfungsi sebagai tempat
sterilisasi alat dan linen operasi.

ALUR DI OK:
1. Alur Pasien : Pintu Utama khusus pasien à ruang tunggu pasien (kalau ada) à ruang
transit à ruang OK à Recovery Room à Ruang Rawat Inap / ICU/ Rumah
2. Alur petugas medis: Pintu Utama Khusus Petugas à Ruang Ganti à Ruang transit
(Perawat menyiapkan pasien dan alat) à Ruang OK à Ruang Ganti

PEMBAGIAN ZONASI PADA RUANG OK:


1. Zona tingkat resiko rendah (normal) : ruang pendaftaran/administrasi, dan ruang
tunggu keluarga
2. Zona tingkat resiko sedang (normal dengan pre filter) : Ruang istirahat dokter dan
perawat, runag plester, pantri petugas ruang, tunggu pasien, ruang transfer dan runag
loker.
3. Zona tingkat resiko tinggi ( semi steril dengan medium filter) : Kompleks ruang
operasi, ruang persiapan, ruang peralatan.
4. Zona tingkat resiko sangat tinggi (Steril dengan pre filter, medium filter,
5. Area nuklei steril ; Area dibawah laminar air flow dimana bedah dilakukan atau zona
diatas meja operasi

Tujuan zonasi:
§ Mengatur arah kerja tim bedah, anastesi, dan pasien.
§ Meminimalisir resiko penyebaran infeksi ke kamar operasi
§ Aliran bahan yang keluar dan masuk lebih tertata
Gambar diatas merupakan denah posisi operator saat operasi. Dokter anastesi berada
di dekat monitor dibelakang kepala pasien biasanya didampingi oleh perawat anastesi untuk
mengawasi keadaan pasien selama operasi (tensi, nadi, oksigen). Meja operasi bisa diatur
ketinggiannya, lampu operasi juga harus bisa diatur dengan mudah oleh operator. Dokter
bedah dan dokter bedah mulut merupakan chief surgion (ketua tim operasi).

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:

· Pintu ruang OK seharusnya automatic door dengan sensor menggunakan kaki


yang terletak di bawah kiri dekat pintu. Hal tersebut agar pintu OK tetap steril.
· Teknik mencuci tangan sesuai WHO, baju OK ditekuk sampai atas siku (tidak
ditarik)
· Cara menggunakan handscoon steril bedah berbeda dengan handscoon non
steril. Berikut caranya:
1. Pastikan integritas kemasan. Buka kemasan luar non-steril tanpa
menyentuh kemasan steril di dalamnya
2. Letakkan kemasan dalam yang steril pada permukaan rata yang bersih dan
kering, tanpa menyentuh permukaan kemasan steril. Bukalah kemasan
dengan menyentuh ujung kemasan lalu lipat hingga menghadap ke bawah,
dan biarkan kemasan terbuka.
3. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk salah satu tangan, pegang
sarung tangan pada bagian ujung yang terlipat
4. Masukkan tangan lain ke dalam sarung tangan dengan satu gerakan
tunggal, biarkan lipatan sarung tangan pada daerah pergelangan tangan
5. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang
telah menggunakan sarung tangan ke dalam lipatan manset sarung tangan
kedua.
6. Dengan satu gerakan tunggal, masukkan tangan yang belum memakai
sarung tangan ke sarung tangan kedua dengan menghindari kontak /
sentuhan antara tangan yang telah memakai sarung tangan dengan area
selain sarung tangan yang akan dipakai (adanya kontak menyebabkan
kurangnya asepsis dan membutuhkan penggantian sarung tangan).
7. Jika dibutuhkan, setelah kedua sarung tangan terpasang, perbaiki letak
sarung tangan pada jarijari hingga sarung tangan terpasang dengan
nyaman

Anda mungkin juga menyukai