Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN

“SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN DALAM MENGANTISIPASI ERA

PERUBAHAN”

DOSEN PENGAMPU
Dr. Ir SYAFRIL HADI, M.S.

OLEH
IRVAN GUNAWAN
E1E018069
PSP A

PRODI PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SubhanahuWata’Ala karena atas rahmat dankarunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini
lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah mencurahkan
semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jambi, 14 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................


BAB 3 PEMBAHASAN......................................................................................................................................
3.1 Definisi Penyuluhan........................................................................................................................................
3.2 Peran Penyuluh di Bidang Perikanan.............................................................................................................
3.3 Tantangan dan Peluang Penyuluhan di Bidang Perikanan.............................................................................
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................................................................
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.506 pulau, dengan garis pantai

sepanjang 81.000 km, dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2 yakni l0,3 juta dan 2 perairan teritorlal dan 2,8 juta dan 2 perairan

nusantara atau 62 % dari luas teritorialnya. Hal Ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk

dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk nelayan dan keluarganya.

Sejak diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengartikan penyuluhan sebagai berikut: “proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,

teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.” Pada

hakekatnya, berbicara tentang penyuluhan setidaknya menyangkut lima unsur yaitu: proses pembelajaran, ada subyek yang

belajar, pengembangan kesadaran dan kapasitas diri dan kelompok, pengelolaan sumberdaya dan diterapkannya prinsip

berkelanjutan dari sisi sosial, ekonomi, dan menerapkan fungsi kelestarian lingkungan.

Penyuluhan di berbagai negara pun tak bisa dianggap remeh. Menurut Amanah (2007), Konotasi istilah

“penyuluhan” sebagai “penerangan” dipengaruhi oleh istilah Bahasa Belanda yaitu voorlichting; voor berarti depan; dan

lichting berarti lampu atau suluh. Dari sini lahir istilah penyuluhan, dan pada jaman penjajahan Belanda penyuluhan

pertanian disebut landbouw voorlichting. Di berbagai negara, terdapat beragam pengertian penyuluhan, yaitu aufklarung

(pencerahan) di Jerman, forderung (bimbingan pedesaan) di Austria, capacitation (keinginan untuk meningkatkan

kemampuan atau pelatihan) di Spanyol, dan vulgarisation (Bahasa Perancis) berarti menyederhanakan pesan bagi orang

awam.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas ialah antara lain :

1. Definisi Penyuluhan

2. Peran Penyuluh Perikanan

3. Tantangan dan Peluang Penyuluhan di Bidang Perikanan

1
4. Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era Perubahan.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Penyuluhan di berbagai negara pun tak bisa dianggap remeh. Menurut Amanah (2007), Konotasi istilah

“penyuluhan” sebagai “penerangan” dipengaruhi oleh istilah Bahasa Belanda yaitu voorlichting; voor berarti depan; dan

lichting berarti lampu atau suluh. Dari sini lahir istilah penyuluhan, dan pada jaman penjajahan Belanda penyuluhan

pertanian disebut landbouw voorlichting. Di berbagai negara, terdapat beragam pengertian penyuluhan, yaitu aufklarung

(pencerahan) di Jerman, forderung (bimbingan pedesaan) di Austria, capacitation (keinginan untuk meningkatkan

kemampuan atau pelatihan) di Spanyol, dan vulgarisation (Bahasa Perancis) berarti menyederhanakan pesan bagi orang

awam.

Menurut Safrida, et. al. (2015), penyuluhan merupakan suatu proses aktif yang memerlukan interaksi antara

penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak terhenti

pada penyebarluasan informasi, dan memberikan penerangan. Akan tetapi, merupakan proses yang dilakukan secara terus

menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang

ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan yang menjadi client penyuluhan.

Menurut Amanah (2003), penyuluhan merupakan slstem pendidikan non-formal untuk mengubah perllaku

(pengetahuan, slkap, dan keterampilan) sasaran agar mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk

mengatasi masalah yang dihadapinya. Diharapkan melalui perubahan perllaku, masyarakat sasaran dapat mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Masalah dislni adalah keadaan yang tidak memuaskan yang menyebabkan keadaan baru yang

diinginkan tidak dapat tercapai. Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan yang diinglnkan (potensial) disebut

kebutuhan. Penyuluhan umumnya ditujukan kepada orang dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu

orang dewasa menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan demiklan akan menumbuhkan kesadaran

seseorang akan sesuatu tersebut.

3
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Definisi Penyuluhan

Menurut Safrida, et. al. (2015), penyuluhan merupakan suatu proses aktif yang memerlukan interaksi antara

penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak terhenti

pada penyebarluasan informasi, dan memberikan penerangan. Akan tetapi, merupakan proses yang dilakukan secara terus

menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang

ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan yang menjadi client penyuluhan.

Menurut Amanah (2003), penyuluhan merupakan slstem pendidikan non-formal untuk mengubah perllaku

(pengetahuan, slkap, dan keterampilan) sasaran agar mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk

mengatasi masalah yang dihadapinya. Diharapkan melalui perubahan perllaku, masyarakat sasaran dapat mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Masalah dislni adalah keadaan yang tidak memuaskan yang menyebabkan keadaan baru yang

diinginkan tidak dapat tercapai. Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan yang diinglnkan (potensial) disebut

kebutuhan. Penyuluhan umumnya ditujukan kepada orang dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu

orang dewasa menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan demiklan akan menumbuhkan kesadaran

seseorang akan sesuatu tersebut.

Tujuan penyuluhan adalah berubahnya perilaku seseorang yang mencakup perubahan dalam hal pengetahuan atau

hal yang diketahui, perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu dan perubahan dihadapi oleh

komunitas di pulau-pulau terpencil dan pedesaan pesisir terpencil adalah akses yang terbatas terhadap informasi, pendidikan,

layanan kesehatan, dan permodalan. Meski sudah ada LEPM3 dan lembaga keuangan lokal yang berupaya memenuhi

kebutuhan modal pelaku utama dan usaha, layanan tersebut belum dapat dinikmati oleh segenap pelaku utama dan usaha.

Mengantisipasi hal ini, jika penyuluhan perikanan diselenggarakan sesuai kaidah yang benar, maka potensi positif komunitas

perikanan akan dapat dikembangkan melalui pendidikan non formal dengan dukungan komunikasi inovasi yang

berkelanjutan, guna mewujudkan mutu kehidupan yang lebih baik. Penyuluhan sering disebut sebagai ujung tombak dalam

pelayanan kepada masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang melandasi kegiatannya.

4
Dalam beragam tipe layanan penyuluhan, terlebih di sektor kelautan dan perikanan yang dihadapkan pada

Perubahan lingkungan baik fisik, sosial, ekonomi, budaya dan perubahan kebijakan politik berdampak pada semakin

kompleksnya persoalan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha.

Atas dasar itu, peran penyuluh perikanan yang kompeten sangat diperlukan bagi pengembangan mutu pelaku utama

dan usaha. Persoalannya adalah upaya kapasitasi penyuluh seringkali tersendat dan tidak berkelanjutan, sehingga hal ini

berpengaruh terhadap performance penyuluh di lapangan. Pelaku utama dan usaha memerlukan figur penyuluh yang mampu

memainkan peran secara dinamik, artinya penyuluh diharapkan mampu berperan sebagai motivator, partner, konsultan,

fasilitator perubahan, dan penasehat. Hal lain yang diharapkan oleh pelaku utama adalah penyuluh memiliki sifat jujur,

terbuka, berani mengambil resiko, inovatif, terampil, dan memiliki jaringan yang luas dan kuat, khususnya dalam membantu

distribusi atau pemasaran produksi pelaku utama.

Kendala merupakan suatu halangan maupun rintangan yang dapat mencegah dan menghalangi suatu pencapaian

tujuan. Kendala bisa dikatakan sebagai segala hal atau sesuatu yang dapat menggagalkan suatu kesuksesan. Kendala bisa

dapat membatasi suatu aktivitas dari pencapaian kinerja yang lebih baik dalam melakukan penyuluhan perikanan. Kendala

saat melakukan penyuluhan perikanan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan memberikan dampak terhadap keberhasilan

penyuluhan yang sebelumnya sudah direncanakan. Dampak tersebut dapat menghalangi berbagai informasi atau wawasan

yang disampaikan oleh komunikator (penyuluh) kepada komunikan (petani udang).

Pada pembahasan ini akan di uraikan tentang kendala dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang

dilaksanakan oleh penyuluh perikanan PNS dan penyuluh perikanan swadaya.

1. Kendala Penyuluh Perikanan PNS :

a. Jarak Tempuh

Penyuluh perikanan PNS terkena beberapa kendala saat melakukan penyuluhan perikanan salah satunya yaitu

kendala jarak tempuh. Jarak tempuh dari kediaman penyuluh perikanan PNS cukup jauh dikarenakan berbeda kecamatan

antara rumah penyuluh dengan tempat penyuluhan yang berjarak sangat jauh.

b. Waktu

Waktu merupakan kendala penyuluh perikanan PNS dalam melakukan ke-giatan penyuluhan, jam kerja yang

dimiliki penyuluh yaitu sampai sore hari. Petani udang mayoritas bisa berkumpul pada waktu sore dan malam hari, dari

5
terkenda-lanya waktu tersebut memberikan dampak terhadap kegiatan penyuluhan, sehingga tidak semua petani mengikuti

kegiatan penyuluhan.

Penyuluh perikanan PNS ketika ingin melakukan penyuluhan merasa waktu dinilai salah satu kendalanya. Setiap

melakukan penyuluhan, petani yang datang tidaklah semua hadir, dikarenakan ada suatu kepentingan, ada beberapa petani

yang bisa datang dan ada petani yang tidak bisa datang, bukannya petani tersebut tidak mau datang apabila ada penyuluhan,

akan tetapi pada waktu siang hari terhalang oleh pekerjaan lainnya.

c. Fasilitas

Fasilitas merupakan salah satu kendala penyuluh perikanan PNS. Fasilitas dalam melakukan kegiatan penyuluhan

perikanan dapat mendorong keberhasilan dan kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Penyuluh perikanan PNS

hanya memiliki jam kerja hingga sore hari dan mayoritas petani udang dapat ditemui pada waktu sore dan malam hari.

Penyuluh perikanan PNS dalam menyiasati terkendalanya waktu tersebut berkeinginan untuk melakukan kegiatan

penyuluhan di malam hari dengan kendaraan operasional roda empat yang dapat menjamin keamanan untuk menuju ke

lokasi sasaran, akan tetapi fasilitas seperti mobil belum di dapat oleh penyuluh. Penyuluh peikanan PNS menilai lebih aman

membawa mobil dikarenakan mobil dapat membawa orang banyak dan dapat menampung alat alat penyuluhan seperti

laptop, proyektor, microphone dan lain sebagainya yang digunakan saat melakukan penyuluhan perikanan. Mobil juga dinilai

lebih aman untuk mencapai ke tempat sasaran, dikarenakan tempat sasaran apabila berada di malam hari tidak terlalu aman

untuk kendaraan roda dua.

d. Jumlah Penyuluh

Jumlah penyuluh perikanan PNS di Kecamatan Kwanyar dalam melakukan penyuluhan hanya dilakukan oleh satu

orang penyuluh perikanan PNS dan dibantu oleh Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) serta penyuluh lainnya. Penyuluh

perikanan bantu tidak permanen memegang daerah Kecamatan Kwanyar, akan tetapi lebih kepada wilayah atau keseluruhan

kecamatan yang berada di Kabupaten Bangkalan.

e. Keilmuan

Satu penyuluh dirasa kurang efektif karena satu orang belum tentu dapat menguasai segala bidang keilmuan

kelautan dan perikanan. Bidang ilmu yang diterapkan bukan hanya satu bidang perikanan saja, akan tetapi banyak bi dang,

seperti perikanan air tawar, perikanan air payau, perikanan air asin. Ilmu terapan-nya masih terbagi lagi, seperti pada bagian

6
penangkapan, budidaya dan pengolahan. Spesifikasi ilmu tersebut hanya diatasi oleh satu orang penyuluh perikanan PNS

sedangkan ilmu yang diterapkan cukup banyak.

Latihan yang didapat oleh penyuluh perikanan PNS tidak rutin, sehingga berdampak pada keilmuan yang didapat

oleh penyuluh perikanan PNS. Keilmuan tidak hanya satu ilmu penerapan akan tetapi banyak ilmu terapan yang harus

penyuluh perikanan PNS kuasai atau paling tidak diketahui, sehingga penyuluh dapat mengetahui pemecahan masalah

apabila ada masalah di lapangan saat melakukan penyuluhan perikanan khusunya pada udang vaname. Pelatihan dalam satu

tahun bisa satu kali pelatihan, bahkan tidak ada pelatihan sama sekali. Keilmuan dirasa kurang oleh penyuluh perikanan PNS

terlebih dalam menangani komoditas udang vaname.

2. Kendala Penyuluh Perikanan Swadaya

Penyuluh perikanan swadaya saat dilapangan terkena beberapa kendala dalam melakukan penyuluhan. Kendala

merupakan salah satu hal yang dapat menggagalkan tujuan yang sebelumnya sudah direncanakan oleh penyuluh perikanan

swadaya, kendala tersebut memberikan dampak terhadap penerapan dan keberlanjutan dalam kegiatan agribisnis perikanan.

a. Kendala Internal

Kendala penyuluh perikanan swadaya dalam melakukan penyuluhan mengarah kepada pelaku utama kegiatan agribisnis

perikanan rumah tangga yaitu petani atau bisa dikatakan human error. Anggapan human error dikarenakan Sebagai tenaga

fungsional, maka lingkup kerja penyuluh didasarkan pada fungsinya sebagai tenaga pendamping bagi komunitas

nelayan/pembudidaya/ pengolah hasil perikanan dan pemasar. Secara mendasar, seluruh penyuluh perikanan harus

menguasai prinsip-prinsup penyuluhan terutama terkait dengan kemampuan pengorganisasian masyarakat, komunikasi

informasi-inovasi, dan advokasi. Secara spesifik, penyuluh perikanan dapat mengembangkan kekhususan sesuai bakat,

minat, dan konsistensi bidang yang dimilikinya, bisa di bidang budidaya perairan, teknologi penangkapan ikan, pengolahan,

pemasaran dan pengembangan kelembagaan sosial-ekonomi perikanan. Pada level kepakaran, penyuluh perikanan memilih

spesialisasi yang ditekuninya, misalnya ahli pengembangbiakan kerapu tikus, ahli vaksin untuk pemberantasan virus pada

ikan mas, ahli budidaya ikan air deras, bahkan bukan tidak mungkin ada penyuluh yang menguasai bidang pemuliaa.

7
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Tujuan penyuluhan adalah berubahnya perilaku seseorang yang mencakup perubahan dalam hal pengetahuan atau

hal yang diketahui, perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu dan perubahan dihadapi oleh

komunitas di pulau-pulau terpencil dan pedesaan pesisir terpencil adalah akses yang terbatas terhadap informasi, pendidikan,

layanan kesehatan, dan permodalan. Meski sudah ada LEPM3 dan lembaga keuangan lokal yang berupaya memenuhi

kebutuhan modal pelaku utama dan usaha, layanan tersebut belum dapat dinikmati oleh segenap pelaku utama dan usaha.

Mengantisipasi hal ini, jika penyuluhan perikanan diselenggarakan sesuai kaidah yang benar, maka potensi positif komunitas

perikanan akan dapat dikembangkan melalui pendidikan non formal dengan dukungan komunikasi inovasi yang

berkelanjutan, guna mewujudkan mutu kehidupan yang lebih baik. Penyuluhan sering disebut sebagai ujung tombak dalam

pelayanan kepada masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang melandasi kegiatannya. dalam penyelenggaraan

penyuluhan perikanan yang dilaksanakan oleh penyuluh perikanan PNS dan penyuluh perikanan swadaya. Pertama, Kendala

Penyuluh Perikanan PNS meliputi antara lain: jarak tempuh, waktu, fasilitas, jumlah penyuluh, keilmuan. Sedangakan

Kedua, Kendala Penyuluh Perikanan Swadaya meliputi atara lain kendala internal.

4.2 Saran

Hendaknya sebelum melakukan penyuluhan dilakukan persiapan yang matang mengenai masalah yang dihadapi

masyarakat, tujuan dari penyuluhan, dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sehingga penyuluhan yang nantinya akan

dilakukan benar-benar menjawab permasalah yang dihadapi oleh masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan. Hendaknya

masyarakat sasaran juga dilibatkan dalam tahap perencanaan penyuluhan untuk memahami dengan jelas permasalahan yang

masyarakat tersebut hadapi

8
DAFTAR PUSTAKA

Amanah, S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan Di Desa Anturan, Buleleng, Bali. Buletin Ekonomi
Perikanan. 5 (1) : 1-20.

Amanah, S. 2007. Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia.


Jurnal Penyuluhan. 3 (1) : 65-67.

Amanah, S. 2008. Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era Perubahan. Jurnal Penyuluhan. 4 (2) :
140-151.

Safrida, T, Makmur dan Hafid. 2015. Peran Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Sektor Perikanan Di
Kabupaten Aceh Utara. Agrisep. Vol. 16(2).

Anda mungkin juga menyukai