PERUBAHAN”
DOSEN PENGAMPU
Dr. Ir SYAFRIL HADI, M.S.
OLEH
IRVAN GUNAWAN
E1E018069
PSP A
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SubhanahuWata’Ala karena atas rahmat dankarunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan kerja praktek ini
lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah mencurahkan
semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................................... 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.506 pulau, dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km, dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2 yakni l0,3 juta dan 2 perairan teritorlal dan 2,8 juta dan 2 perairan
nusantara atau 62 % dari luas teritorialnya. Hal Ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk
dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
Sejak diimplementasikannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengartikan penyuluhan sebagai berikut: “proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.” Pada
hakekatnya, berbicara tentang penyuluhan setidaknya menyangkut lima unsur yaitu: proses pembelajaran, ada subyek yang
belajar, pengembangan kesadaran dan kapasitas diri dan kelompok, pengelolaan sumberdaya dan diterapkannya prinsip
berkelanjutan dari sisi sosial, ekonomi, dan menerapkan fungsi kelestarian lingkungan.
Penyuluhan di berbagai negara pun tak bisa dianggap remeh. Menurut Amanah (2007), Konotasi istilah
“penyuluhan” sebagai “penerangan” dipengaruhi oleh istilah Bahasa Belanda yaitu voorlichting; voor berarti depan; dan
lichting berarti lampu atau suluh. Dari sini lahir istilah penyuluhan, dan pada jaman penjajahan Belanda penyuluhan
pertanian disebut landbouw voorlichting. Di berbagai negara, terdapat beragam pengertian penyuluhan, yaitu aufklarung
(pencerahan) di Jerman, forderung (bimbingan pedesaan) di Austria, capacitation (keinginan untuk meningkatkan
kemampuan atau pelatihan) di Spanyol, dan vulgarisation (Bahasa Perancis) berarti menyederhanakan pesan bagi orang
awam.
1. Definisi Penyuluhan
1
4. Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era Perubahan.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan di berbagai negara pun tak bisa dianggap remeh. Menurut Amanah (2007), Konotasi istilah
“penyuluhan” sebagai “penerangan” dipengaruhi oleh istilah Bahasa Belanda yaitu voorlichting; voor berarti depan; dan
lichting berarti lampu atau suluh. Dari sini lahir istilah penyuluhan, dan pada jaman penjajahan Belanda penyuluhan
pertanian disebut landbouw voorlichting. Di berbagai negara, terdapat beragam pengertian penyuluhan, yaitu aufklarung
(pencerahan) di Jerman, forderung (bimbingan pedesaan) di Austria, capacitation (keinginan untuk meningkatkan
kemampuan atau pelatihan) di Spanyol, dan vulgarisation (Bahasa Perancis) berarti menyederhanakan pesan bagi orang
awam.
Menurut Safrida, et. al. (2015), penyuluhan merupakan suatu proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak terhenti
pada penyebarluasan informasi, dan memberikan penerangan. Akan tetapi, merupakan proses yang dilakukan secara terus
menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang
Menurut Amanah (2003), penyuluhan merupakan slstem pendidikan non-formal untuk mengubah perllaku
(pengetahuan, slkap, dan keterampilan) sasaran agar mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya. Diharapkan melalui perubahan perllaku, masyarakat sasaran dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Masalah dislni adalah keadaan yang tidak memuaskan yang menyebabkan keadaan baru yang
diinginkan tidak dapat tercapai. Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan yang diinglnkan (potensial) disebut
kebutuhan. Penyuluhan umumnya ditujukan kepada orang dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu
orang dewasa menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan demiklan akan menumbuhkan kesadaran
3
BAB 3
PEMBAHASAN
Menurut Safrida, et. al. (2015), penyuluhan merupakan suatu proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku. Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak terhenti
pada penyebarluasan informasi, dan memberikan penerangan. Akan tetapi, merupakan proses yang dilakukan secara terus
menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang
Menurut Amanah (2003), penyuluhan merupakan slstem pendidikan non-formal untuk mengubah perllaku
(pengetahuan, slkap, dan keterampilan) sasaran agar mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya. Diharapkan melalui perubahan perllaku, masyarakat sasaran dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Masalah dislni adalah keadaan yang tidak memuaskan yang menyebabkan keadaan baru yang
diinginkan tidak dapat tercapai. Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan yang diinglnkan (potensial) disebut
kebutuhan. Penyuluhan umumnya ditujukan kepada orang dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu
orang dewasa menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan demiklan akan menumbuhkan kesadaran
Tujuan penyuluhan adalah berubahnya perilaku seseorang yang mencakup perubahan dalam hal pengetahuan atau
hal yang diketahui, perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu dan perubahan dihadapi oleh
komunitas di pulau-pulau terpencil dan pedesaan pesisir terpencil adalah akses yang terbatas terhadap informasi, pendidikan,
layanan kesehatan, dan permodalan. Meski sudah ada LEPM3 dan lembaga keuangan lokal yang berupaya memenuhi
kebutuhan modal pelaku utama dan usaha, layanan tersebut belum dapat dinikmati oleh segenap pelaku utama dan usaha.
Mengantisipasi hal ini, jika penyuluhan perikanan diselenggarakan sesuai kaidah yang benar, maka potensi positif komunitas
perikanan akan dapat dikembangkan melalui pendidikan non formal dengan dukungan komunikasi inovasi yang
berkelanjutan, guna mewujudkan mutu kehidupan yang lebih baik. Penyuluhan sering disebut sebagai ujung tombak dalam
pelayanan kepada masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang melandasi kegiatannya.
4
Dalam beragam tipe layanan penyuluhan, terlebih di sektor kelautan dan perikanan yang dihadapkan pada
Perubahan lingkungan baik fisik, sosial, ekonomi, budaya dan perubahan kebijakan politik berdampak pada semakin
Atas dasar itu, peran penyuluh perikanan yang kompeten sangat diperlukan bagi pengembangan mutu pelaku utama
dan usaha. Persoalannya adalah upaya kapasitasi penyuluh seringkali tersendat dan tidak berkelanjutan, sehingga hal ini
berpengaruh terhadap performance penyuluh di lapangan. Pelaku utama dan usaha memerlukan figur penyuluh yang mampu
memainkan peran secara dinamik, artinya penyuluh diharapkan mampu berperan sebagai motivator, partner, konsultan,
fasilitator perubahan, dan penasehat. Hal lain yang diharapkan oleh pelaku utama adalah penyuluh memiliki sifat jujur,
terbuka, berani mengambil resiko, inovatif, terampil, dan memiliki jaringan yang luas dan kuat, khususnya dalam membantu
Kendala merupakan suatu halangan maupun rintangan yang dapat mencegah dan menghalangi suatu pencapaian
tujuan. Kendala bisa dikatakan sebagai segala hal atau sesuatu yang dapat menggagalkan suatu kesuksesan. Kendala bisa
dapat membatasi suatu aktivitas dari pencapaian kinerja yang lebih baik dalam melakukan penyuluhan perikanan. Kendala
saat melakukan penyuluhan perikanan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan memberikan dampak terhadap keberhasilan
penyuluhan yang sebelumnya sudah direncanakan. Dampak tersebut dapat menghalangi berbagai informasi atau wawasan
Pada pembahasan ini akan di uraikan tentang kendala dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang
a. Jarak Tempuh
Penyuluh perikanan PNS terkena beberapa kendala saat melakukan penyuluhan perikanan salah satunya yaitu
kendala jarak tempuh. Jarak tempuh dari kediaman penyuluh perikanan PNS cukup jauh dikarenakan berbeda kecamatan
antara rumah penyuluh dengan tempat penyuluhan yang berjarak sangat jauh.
b. Waktu
Waktu merupakan kendala penyuluh perikanan PNS dalam melakukan ke-giatan penyuluhan, jam kerja yang
dimiliki penyuluh yaitu sampai sore hari. Petani udang mayoritas bisa berkumpul pada waktu sore dan malam hari, dari
5
terkenda-lanya waktu tersebut memberikan dampak terhadap kegiatan penyuluhan, sehingga tidak semua petani mengikuti
kegiatan penyuluhan.
Penyuluh perikanan PNS ketika ingin melakukan penyuluhan merasa waktu dinilai salah satu kendalanya. Setiap
melakukan penyuluhan, petani yang datang tidaklah semua hadir, dikarenakan ada suatu kepentingan, ada beberapa petani
yang bisa datang dan ada petani yang tidak bisa datang, bukannya petani tersebut tidak mau datang apabila ada penyuluhan,
akan tetapi pada waktu siang hari terhalang oleh pekerjaan lainnya.
c. Fasilitas
Fasilitas merupakan salah satu kendala penyuluh perikanan PNS. Fasilitas dalam melakukan kegiatan penyuluhan
perikanan dapat mendorong keberhasilan dan kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Penyuluh perikanan PNS
hanya memiliki jam kerja hingga sore hari dan mayoritas petani udang dapat ditemui pada waktu sore dan malam hari.
Penyuluh perikanan PNS dalam menyiasati terkendalanya waktu tersebut berkeinginan untuk melakukan kegiatan
penyuluhan di malam hari dengan kendaraan operasional roda empat yang dapat menjamin keamanan untuk menuju ke
lokasi sasaran, akan tetapi fasilitas seperti mobil belum di dapat oleh penyuluh. Penyuluh peikanan PNS menilai lebih aman
membawa mobil dikarenakan mobil dapat membawa orang banyak dan dapat menampung alat alat penyuluhan seperti
laptop, proyektor, microphone dan lain sebagainya yang digunakan saat melakukan penyuluhan perikanan. Mobil juga dinilai
lebih aman untuk mencapai ke tempat sasaran, dikarenakan tempat sasaran apabila berada di malam hari tidak terlalu aman
d. Jumlah Penyuluh
Jumlah penyuluh perikanan PNS di Kecamatan Kwanyar dalam melakukan penyuluhan hanya dilakukan oleh satu
orang penyuluh perikanan PNS dan dibantu oleh Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) serta penyuluh lainnya. Penyuluh
perikanan bantu tidak permanen memegang daerah Kecamatan Kwanyar, akan tetapi lebih kepada wilayah atau keseluruhan
e. Keilmuan
Satu penyuluh dirasa kurang efektif karena satu orang belum tentu dapat menguasai segala bidang keilmuan
kelautan dan perikanan. Bidang ilmu yang diterapkan bukan hanya satu bidang perikanan saja, akan tetapi banyak bi dang,
seperti perikanan air tawar, perikanan air payau, perikanan air asin. Ilmu terapan-nya masih terbagi lagi, seperti pada bagian
6
penangkapan, budidaya dan pengolahan. Spesifikasi ilmu tersebut hanya diatasi oleh satu orang penyuluh perikanan PNS
Latihan yang didapat oleh penyuluh perikanan PNS tidak rutin, sehingga berdampak pada keilmuan yang didapat
oleh penyuluh perikanan PNS. Keilmuan tidak hanya satu ilmu penerapan akan tetapi banyak ilmu terapan yang harus
penyuluh perikanan PNS kuasai atau paling tidak diketahui, sehingga penyuluh dapat mengetahui pemecahan masalah
apabila ada masalah di lapangan saat melakukan penyuluhan perikanan khusunya pada udang vaname. Pelatihan dalam satu
tahun bisa satu kali pelatihan, bahkan tidak ada pelatihan sama sekali. Keilmuan dirasa kurang oleh penyuluh perikanan PNS
Penyuluh perikanan swadaya saat dilapangan terkena beberapa kendala dalam melakukan penyuluhan. Kendala
merupakan salah satu hal yang dapat menggagalkan tujuan yang sebelumnya sudah direncanakan oleh penyuluh perikanan
swadaya, kendala tersebut memberikan dampak terhadap penerapan dan keberlanjutan dalam kegiatan agribisnis perikanan.
a. Kendala Internal
Kendala penyuluh perikanan swadaya dalam melakukan penyuluhan mengarah kepada pelaku utama kegiatan agribisnis
perikanan rumah tangga yaitu petani atau bisa dikatakan human error. Anggapan human error dikarenakan Sebagai tenaga
fungsional, maka lingkup kerja penyuluh didasarkan pada fungsinya sebagai tenaga pendamping bagi komunitas
nelayan/pembudidaya/ pengolah hasil perikanan dan pemasar. Secara mendasar, seluruh penyuluh perikanan harus
menguasai prinsip-prinsup penyuluhan terutama terkait dengan kemampuan pengorganisasian masyarakat, komunikasi
informasi-inovasi, dan advokasi. Secara spesifik, penyuluh perikanan dapat mengembangkan kekhususan sesuai bakat,
minat, dan konsistensi bidang yang dimilikinya, bisa di bidang budidaya perairan, teknologi penangkapan ikan, pengolahan,
pemasaran dan pengembangan kelembagaan sosial-ekonomi perikanan. Pada level kepakaran, penyuluh perikanan memilih
spesialisasi yang ditekuninya, misalnya ahli pengembangbiakan kerapu tikus, ahli vaksin untuk pemberantasan virus pada
ikan mas, ahli budidaya ikan air deras, bahkan bukan tidak mungkin ada penyuluh yang menguasai bidang pemuliaa.
7
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tujuan penyuluhan adalah berubahnya perilaku seseorang yang mencakup perubahan dalam hal pengetahuan atau
hal yang diketahui, perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu dan perubahan dihadapi oleh
komunitas di pulau-pulau terpencil dan pedesaan pesisir terpencil adalah akses yang terbatas terhadap informasi, pendidikan,
layanan kesehatan, dan permodalan. Meski sudah ada LEPM3 dan lembaga keuangan lokal yang berupaya memenuhi
kebutuhan modal pelaku utama dan usaha, layanan tersebut belum dapat dinikmati oleh segenap pelaku utama dan usaha.
Mengantisipasi hal ini, jika penyuluhan perikanan diselenggarakan sesuai kaidah yang benar, maka potensi positif komunitas
perikanan akan dapat dikembangkan melalui pendidikan non formal dengan dukungan komunikasi inovasi yang
berkelanjutan, guna mewujudkan mutu kehidupan yang lebih baik. Penyuluhan sering disebut sebagai ujung tombak dalam
pelayanan kepada masyarakat sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang melandasi kegiatannya. dalam penyelenggaraan
penyuluhan perikanan yang dilaksanakan oleh penyuluh perikanan PNS dan penyuluh perikanan swadaya. Pertama, Kendala
Penyuluh Perikanan PNS meliputi antara lain: jarak tempuh, waktu, fasilitas, jumlah penyuluh, keilmuan. Sedangakan
Kedua, Kendala Penyuluh Perikanan Swadaya meliputi atara lain kendala internal.
4.2 Saran
Hendaknya sebelum melakukan penyuluhan dilakukan persiapan yang matang mengenai masalah yang dihadapi
masyarakat, tujuan dari penyuluhan, dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sehingga penyuluhan yang nantinya akan
dilakukan benar-benar menjawab permasalah yang dihadapi oleh masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan. Hendaknya
masyarakat sasaran juga dilibatkan dalam tahap perencanaan penyuluhan untuk memahami dengan jelas permasalahan yang
8
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan Di Desa Anturan, Buleleng, Bali. Buletin Ekonomi
Perikanan. 5 (1) : 1-20.
Amanah, S. 2008. Sistem Penyuluhan Perikanan Dalam Mengantisipasi Era Perubahan. Jurnal Penyuluhan. 4 (2) :
140-151.
Safrida, T, Makmur dan Hafid. 2015. Peran Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Sektor Perikanan Di
Kabupaten Aceh Utara. Agrisep. Vol. 16(2).