Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dimas Arjuna Nusantara

Student’s Number : 40040318083033

Operasi generator (pengaturan frekuensi)

Sistem tenaga listrik harus mampu menyediakan tenaga listrik bagi para pelanggan dengan frekuensi
yang praktis konstan. Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal harus selalu dalam batas toleransi yang
diperbolehkan. Daya aktif mempunyai hubungan erat dengan nilai frekuensi dalam sistem, sedangkan
beban sistem yang berupa daya aktif maupun daya reaktif selalu berubah sepanjang waktu.
Sehubungan dengan hal ini harus ada penyesuaian antara daya aktif yang dihasilkan dalam sistem
pembangkitan harus disesuaikan dengan beban daya aktif. Penyesuaian daya aktif ini dilakukan dengan
mengatur besarnya kopel penggerak generator.

Menurut hukum Newton ada hubungan antara kopel mekanis penggerak generator dengan perputaran
generator

TG – TB = H x dw/dt … (1)

Dimana :

TG = Kopel penggerak generator

TB = Kopel beban yang membebani generator

H = Momen inersia dari generator beserta mesin penggeraknya

w = kecepatan sudut perputaran generator ,

dimana f = w/2pi …(2)

secara mekanis dengan melihat persaman (1) dan (2) maka :

TG – TB = ∆T < 0 , maka w< 0 frekeunsi turun

TG – TB = ∆T> 0 , maka w> 0 frekeunsi naik

dari persamaan di atas terlihat bahwa besarnya frekeunsi tergantung dari besarnya selisih antara kopel
generator dengan kopel yg membebani generator, sehingga untuk mengatur frekeunsi dalam sistem
tenaga listrik dapat diatur dari dua sisi yaitu sisi generator maupun sisi beban

Cara pengaturan frekeunsi

1.Pengaturan daya aktif (sisi generator)


2.Load shedding (sisi beban)

3.Pengalihan daya pada saluran

1. Pengaturan daya aktif

Frekuensi pada sistem tenaga listrik dapat diatur dengan melakukan pengaturan daya aktif yang
dihasilkan generator. Pengaturan daya aktif ini erat kaitannya dengan kenaikan jumlah bahan bakar
yang digunakan untuk menaikkan daya aktif. Pada PLTU adalah berapa laju batu bara yang ditambah
untuk dibakar sedangkan pada PLTA adalah berapa besar debit air yang dinaikkan untuk menggerakkan
turbin sehingga menghasilkan kenaikan daya aktif. Pengaturan bahan bakar ini dilakukan dengan
menggunakan governor. Sehingga pada pengaturan daya aktif ini erat kaitannya dengan kerja governor
pada sistem pembangkit thermal maupun air.

2. Load shedding (pelepasan beban)

Jika terdapat gangguan dalam sistem yang menyebabkan daya tersedia tidak dapat melayani beban,
misalnya karena ada unit pembangkit yang besar jatuh (trip), maka untuk menghindarkan sistem
menjadi collapsed perlu dilakukan pelepasan beban. Keadaan yang kritis dalam sistem karena jatuhnya
unit pembangkit dapat dideteksi melalui frekuensi sistem yang menurun dengan cepat.

Pada sistem tenaga listrik yang mengalami gangguan karena lepasnya (trip) unit generator yang besar
dapat mengurangi aliran daya aktif yang mengalir ke beban, sehingga menyebabkan generator-
generator yang lain dipaksa bekerja. Jika hal ini berlangsung terus menerus dapat menyebabkan
kerusakan mekanis pada batang kopel generator karena dipaksa bekerja. Untuk itu diperlukan relay
under frequency yang berfungsi untuk mendeteksi penurunan frekeunsi sistem secara tiba-tiba akibat
adanya unit pembangkit besar yang lepas dari sistem. Salah satu cara untuk menaikkan frekeunsi
tersebut adalah dengan melepas beban.
Figure 1 Grafik perubahan frekuensi sebagai fungsi waktu dengan adanya pelepasan beban

Turunnya frekeunsi dapat menurut garis 1 , garis 2, atau garis 3. Makin besar unit pembangkit yang jatuh
(makin besar daya tersedia yang hilang) makin cepat frekeunsi menurun. Kecepatan menurunnya
frekuensi juga bergantung pada besar kecilnya inersia sistem. Semakin besar inersia sistem, makin kokoh
sistemnya, makin lambat turunnya frekuensi.

Dalam grafik 1 dimisalkan bahwa frekuensi menurun menurut garis 2. Setelah mencapai titik B dilakukan
pelepasan beban tingkat pertama oleh under frequency control relay (UFR) yang bekerja setelah
mendeteksi frekuensi sebesar Fb dengan adanya pelepasan beban tingkat pertama maka penurunan
frekuensi berkurang kecepatannya. Sampai di titik C UFR mendeteksi frekeunsi sebesar Fc dan akan
melakukan pelepasan beban tingkat kedua dst sampai frekeunsi sistem kembali normal ke frekeunsi Fo.

Figure 2 Grafik turunnya frekuensi sebagai akibat gangguan unit pembangkit


Figure 3 Grafik naiknya frekuensi setelah adanya pelepasan beban

3.Pengalihan daya pada saluran

Cara lain untuk mengatur frekuensi sistem yaitu dengan mengatur pengiriman daya aktif pada daerah
yang memiliki kerapatan beban yang tinggi.
Operasi generator (pengaturan tegangan)

Putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap tegangan yang
timbul oleh arus bolak-balik (alternating current). Frekuensi listrik yang dihasilkan oleh generator
sinkron harus sebanding dengan kecepatan putar generator tersebut. Dalam hal ini, rotor sebagai bagian
yang bergerak terdiri atas rangkaian-rangkaian elektromagnet dengan arus searah (DC) sebagai sumber
arusnya. Medan magnet rotor akan bergerak sesuai dengan arah putaran rotor. Untuk menjaga putaran
tetap konstan, maka pada penggerak mula (prime mover) dilengkapi governor. Governor itu sendiri
adalah suatu alat yang berfungsi mengatur putaran tetap konstan pada keadaan yang bervariasi.

Besar kecepatan putaran generator dapat dihitung melalui persamaan berikut:

Ns=120 f/p

dimana:

n = kecepatan putaran (rpm)

f = frekuensi (Hz)

p = jumlah kutub

Tegangan dan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh generator umumnya mempunyai frekuensi
diantara 50 Hz – 60 Hz. Untuk menentukan jumlah pasang kutub (p) atau kecepatan putar rpm (n),
besarnya frekuensi harus sebanding dengan jumlah kutub dan kecepatan putarannya.

Pengaturan Tegangan

Tegangan generator sinkron dalam keadaan berbeban akan lebih rendah nilainya daripada tegangan
generator sinkron dalam keadaan tanpa beban. Nilai relatif, yaitu nilai selisih antara tegangan dalam
keadaan berbeban penuh dengan keadaan tanpa beban biasanya disebut dengan regulasi tegangan atau
voltage regulation (VR).

VR= ((Vnl-Vfl)/Vfl))X100%

dimana:

VR = regulasi tegangan (voltage regulation)

VNL = tegangan tanpa beban (no load voltage)

VFL = tegangan beban penuh (full load voltage)


Generator-generator sekarang dirancang dan dibuat untuk tegangan yang bervariasi akibat dari adanya
variasi arus jangkar atau variasi beban yang menimbulkan turunnya tegangan (voltage drop) pada
kumparan jangkar yang bervariasi pula. Jatuhnya tegangan impedansi tersebut tergantung kepada besar
arus dan faktor daya beban. Dengan pengaturan arus eksitasi, tegangan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Untuk menaikkan tegangan, arus eksitasi dapat ditambah dan berlaku juga sebaliknya.

Yang dimaksud dengan eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan adalah suatu perangkat yang
memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan generator arus bolak-balik (alternating current)
yang dijalankan dengan cara membangkitkan medan magnetnya dengan bantuan arus searah.

Sistem penguatan dapat digolongkan berdasarakan cara penyediaan tenaganya, yaitu:

1. Sistem penguatan sendiri.

2. Sistem penguatan terpisah.

Untuk generator berkapasitas besar umumnya digunakan sistem penguatan sendiri. Sistem penguatan
ini digunakan pada generator tanpa sikat (brushless alternator). Generator tanpa sikat ini mempunyai
exiter yang kumparan jangkarnya pada rotor dan kumparan medannya pada stator. Arus penguatan
didapat dari induksi magnet sisa (remanensi) pada stator generator utama yang diberikan oleh stator
generator penguat. Arus tersebut diatur terlebih dahulu oleh AVR (automatic voltage regulator) yang
merupakan alat pengatur tegangan yang bekerja secara otomatis. AVR dalam hal ini melakukan
pengaturan tegangan. Arus yang dihasilkan oleh rotor generator penguat akan disearahkan dengan
menggunakan dioda putar (rotating diode) yang ikut berputar dengan kedua rotor generator yang
berputar. Sistem penguatan sendiri dipasang pada ujung poros generator utamanya.

Untuk pengaturan kecepatan dapat dilakukan pada prime mover, yang dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Engine

2. Turbin

3. Motor

Sedangkan untuk pengaturan medan pada generator, prinsipnya hampir sama dengan pengaturan
medan pada motor yaitu :

1. Mengatur arus

2. Mengatur kumparan
Pengaturan cos phi

Faktor daya dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya nyata (Watt) dan daya semu
(VA) yang digunakan dalam rangkaian arus bolak balik. daya nyata(P) adalah daya yang diserap beban
resistif, sedangkan daya reaktif(Q) adalah daya yang diserap beban induktif dan kapasitif. daya semu(S)
adalah penjumlahan vektor daya nyata dan daya reaktif.

Nilai faktor daya yang besar membawa pengaruh baik pada jaringan primer maupun sekunder. Makin
besar daya reaktif suatu beban, maka makin kecil pula faktor dayanya. Faktor daya yang terbelakang
(lagging) terjadi pada kondisi dimana arus terbelakang terhadap tegangan dan keadaan ini dijumpai
pada jaringan yang banyak terdapat beban induktif. Sebaliknya faktor daya yang terdahulu (leading)
terjadi pada kondisi arus mendahului tegangan dan keadaan ini dijumpai pada beban kapasitif.

Faktor daya diekspresikan dengan nilai berkisar antara 0 dan 1.0. Faktor daya 1.0 menunjukkan tanpa
daya reaktif faktor daya lebih kecil dari 0.9 dianggap jelek karena memiliki banyak beban reaktif. Faktor
daya rendah yang umumnya lebih kecil dari 0.9, berimplikasi terhadap konsumsi daya reaktif yang tinggi
pada gilirannya menyebabkan daya semu yang cukup besar sehingga menyebabkan kerugian bagi PLN.
Faktor daya bervariasi tergantung kepada gawai listrik yang disambungkan.

Hal-hal yang menyebabkan faktor daya bernilai rendah diantaranya penggunaan beban induktif berupa :
1. Transformator,
2. Motor induksi,
3. Generator Iiduksi, dan
4. Lampu TL.

Beberapa alasan mengapa besarnya faktor daya harus diperbaiki, diantaranya :


1. Mengurangi biaya pengoperasian peralatan listrik,
2. Meningkatkan kapasitas sistem dan mengurangi rugi-rugi pada sistem yang dioperasikan, dan
3. Mengurangi besarnya tegangan jatuh yang biasa disebabkan pada saat transmisi daya.

Cara mengatur factor daya :


a. mengatur reaktansi
b. mengatur induktansi
c. mengatur kapasitansi
d. mengatuir daya nyata
e. mengatur daya reaktif
f. merubah sudut daya (sudut antara tegangan dan arus)

Kapasitor Bank

Kapasitor merupakan komponen yang hanya dapat menyimpan dan memberikan energi yang terbatas
sesuai dengan kapsitasnya. Pada dasarnya kapasitor tersusun oleh dua keping sejajar yang disebut
electrodes yang dipisahkan oleh suatu ruangan yang disebut dielectric yang pada saat diberi tegangan
akan menyimpan energi.

Dalam sistem tenaga listrik kapasitor sering digunakan untuk memperbaiki tegangan jaringan dan untuk
menyuplai daya reaktif ke beban yang berfungsi untuk memperbaiki nilai faktor daya dari sistem. Dalam
perbaikan faktor daya kapasitor-kapasitor dirangkai dalam suatu panel yang disebut capacitor bank.
Selain itu kapasitor bank dapat juga digunakan untuk aplikasi lain yaitu filter harmonisa, proteksi
terhadap petir, untuk transformer testing, generator impuls, voltage divider kapasitor.
Contoh pengaturan tegangan, frekuensi, cos phi pada Pembangkit Listrik (PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU)

Turbine governor atau yang lebih dikenal dengan governor adalah istilah yang umum dipakai dalam
dunia electromechanical energy conversion. Istilah ini dipakai dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan lain
sebagainya. Definisi yang lazim dari governor adalah suatu peralatan yang berfungsi mengontrol
kecepatan (speed) dan daya keluaran (power) berdasarkan karakteristik power-frequency. Untuk
memahami istilah ini dengan lebih mendalam, kita harus masuk terlebih dahulu kepada sistem
pembangkitan tenaga listrik.

Untuk memahami istilah governor, maka kita akan fokus ke dalam pembangkit tipe konvensional, yang
diagramnya disajikan dalam Gambar 1. Energi listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron
(synchronous generator) berasal dari energi yang dihasilkan oleh putaran poros turbin. Energi untuk
memutar turbin tersebut berasal dari fluida yang digunakan. Misalkan, PLTU menggunakan fluida uap
air, PLTA menggunakan fluida air, dan PLTG menggunakan fluida gas. Untuk mengontrol jumlah energi
yang dihasilkan generator, maka jumlah fluida yang memasuki turbin haruslah dikontrol. Banyak
sedikitnya fluida yang masuk, tergantung pada bukaan katup (valve), dimana valve ini dikontrol
oleh governor. Untuk menentukan besarnya bukaan valve, maka governor akan mendapat sinyal
masukan berupa daya setting (Preff), daya aktual keluaran generator (P), frekuensi (f), atau putaran turbin
(w). Dari sini, pengertian governor akan lebih mudah dipahami.
Gambar 1. Diagram Sederhana Sistem Pembangkitan

Isochronous Governor

Isochronous governor dapat diartikan sebagai governor kecepatan tetap. Governor tipe ini akan
mengatur bukaan valve agar frekuensi keluaran generator kembali pada nilai awal atau nilai
settingnya. Jika terjadi kenaikan beban listrik, maka frekuensi keluaran generator akan turun.
Besarnya penurunan ini akan direspon oleh governor dengan cara memerintahkan valve untuk
membuka lebih lebar agar jumlah uap yang masuk ke turbin bertambah. Berikut adalah contoh
respon dari isochronous governor:
Governor tipe ini bekerja baik pada:

 Sistem terisolasi generator tunggal / (islanded/isolated-single generator)


 Sistem multigenerator dengan 1 generator sebagai pengontrol frekuensi
 Governor dengan karakteristic Speed-droop (Speed-droop characteristic governor)

Isochronous governor tidak dapat digunakan pada sistem interkoneksi karena setiap generator
akan berusaha untuk mengontrol frekuensi sistem (fight each other). Maka, governor dengan
karakteristik speed-droop harus digunakan.

Jika terjadi kenaikan/penurunan frekuensi pada sistem, maka generator yang memiliki governor
tipe Speed-droop akan mengurangi/menambah bukaan valve sesuai dengan daya maksimum generator
dan setting governornya. Setting governor untuk keperluan ini disebut dengan speed-
droop atau regulation characteristic. Lebih umum lagi, istilah tersebut disebut dengan Droop saja (bukan
drop).
Pada PLTGU, prinsip pengaturan sama seperti PLTU maupun PLTG, governor dapat dipasang pada tiap
turbin sebagai control frekuensi-daya. Dan pengaturan tegangan dapat melalui AVC (Automatic Voltage
Controller).

Contoh pengaturan pada PLTD

Prinsip kerja governor merupakan seperangkat komponen pada mesin diesel yang berfungsi sebagai
pengendali putaran mesin agar tetap seimbang dan pada saat yang bersamaan mengendalikan output
daya.

Prinsip kerjanya berdasarkan azas sentrifugal

1. Pada saat menghidupkan / start


Ketika speed control lever digerakkan ke arah A, governor lever dengan perantara governor spring akan
tertarik ke arah C. Pada saat itu kedua governor weight belum ada gaya sentrifugal yang bekerja, selama
mesin belum dinyalakan. Demikian control rack bergerak ke arah posisi bahan bakar maksimum bagi
penyalaan awal dari mesin

2. Pada saat putaran minimum ke maksimum

Ketika putaran mesin berada antara rpm minimum ke maksimum, akan dicapai suatu kecepatan
tertentu dimana terjadi keseimbangan antara tegangan governor spring dengan gaya sentrifugal dari
kedua governor weight, yang disalurkan melalui governor shaft. Apabila beban dinaikkan, putaran mesin
akan cenderung menurun dan gaya sentrifugal akan menurun pula, oleh karena itu control rack bergerak
ke arah C sehingga kedudukan bahan bakar akan bertambah, dari posisi putaran seimbang yang
terdahulu menuju ke putaran seimbang yang semestinya. Dengan cara ini, putaran mesin akan
dikendalikan secara otomatis pada putaran yang konstan.

3. Pada saat putaran maksimum

Ketika speed control lever bergerak ke arah A, governor weight berada pada kedudukan gaya sentrifugal
maksimum, juga governor lever menyentuh fuel limiter.

Begitu beban dinaikkan, putaran akan menurun, mengurangi gaya sentrifugal dari governor weight.
Kemudian governor lever mendorong fuel limiter (yang terdiri dari pin dan pegas) dan bergerak ke arah
C.

Demikian, control rack terletak pada posisi penyemprotan bahan bakar maksimum akan menghasilkan
out put daya yang maksimum pula.

4. Pada saat mesin dimatikan

Ketika speed control lever bergerak ke arah B sepenuhnya (posisi STOP), maka governor spring
menggerakkan governor lever ke arah D sehingga control rack ditempatkan pada posisi ‘STOP’ (tidak ada
bahan bakar yang disemprotkan) oleh karena itu mesin akan mati.

Anda mungkin juga menyukai