Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN MUKA

LINGKUNGAN SEHAT FAKULTAS TEKNIK UI


SEBAGAI PENUNJANG AKADEMIS

Oleh Home Group 1:


Amalia Marisa Putri (1706986095)

Universitas Indonesia
Depok
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas manajerial personal diri dalam rangka
menunjang lingkungan sehat di fakultas teknik UI agar warga teknik dapat merasa
nyaman dalam melakukan aktifitasnya.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk mendalami serta memberikan


pemahaman kepada warga teknik mengenai pentingnya menjaga dan mengelola
lingkungan sekitar agar tercipta lingkungan yang nyaman. oleh manusia dan
sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah MPKT-B. Dalam proses
pendalaman materi manajemen alam ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami
sampaikan kepada ….. serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para


pembaca dan dapat dijadikan salah satu acuan dalam pembahasan mengenai
manajemen alam. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Untuk itu, kami berharap kritik dan saran dari dosen pembimbing dan
pembaca demi perbaikan.

Depok, 13 Oktober 2017

Tim Penulis
ABSTRAK

Pembelajaran yang terjadi di Fakultas Teknik UI tidak lepas dari Lingkungan


Sehatnya yang menjadi penunjang pendidikan mahasiswa FTUI. Lingkungan fisik
dan sosial sekitar menjadi salah satu faktor yang memengaruhi konsentrasi dan
kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Hal ini dapat menentukan tingkat kesuksesan
mahasiswanya dalam mengemban ilmu maka dari itu sebagai manusia yang
mempunyai akal sehat kita harus turut serta dalam membangun kenyamanan dan
menciptakan Lingkungan Sehat di Fakultas Teknik UI. Beberapa cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan merawat lingkungan dimulai
dari hal-hal kecil. Dari tulisan kami ini kami mengharapkan output yang keluar yaitu
tingkat kesadaran mahasiswa fakultas teknik ui yang meningkat setelahnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA....................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................1
1.2 PERUMUSAN MASALAH.........................................................................1
1.3 TUJUAN......................................................................................................2
BAB II ISI...................................................................................................................3
2.1 Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri.....................................................3
2.1.1 Pengertian Hidup Sehat........................................................................3
2.1.2 Upaya Hidup Sehat...............................................................................3
2.2 Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan...............................................4
2.2.1 Pengertian Lingkungan Sehat...............................................................4
2.2.2 Pengertian Usia Harapan Hidup...........................................................4
2.2.3 Pengertian Rumah dan Bangunan Sehat……………………………...4

2.3 Kita sebagai Manajer Alam Sekitar...............................................................4


2.3.1 Pengertian dan Fungsi Air....................................................................4
2.3.2 Pengolahan Sampah.............................................................................5
2.4 Kita sebagai Manajer Alam Global...............................................................5
2.4.1 Kesehatan Lingkungan, Polusi, Dan Toksikologi................................5
2.4.2 Pertambahan Penduduk Bumi..............................................................6
2.5 Kita sebagai Manajer Pembangunan.............................................................6
2.5.1 Lingkungan Hemat Energi...................................................................6
2.5.2 Klasifikasi Material..............................................................................6
2.6 Kita sebagai Manajer Bencana Alam............................................................7
2.6.1 Bencana Alam......................................................................................7
2.6.2 Mitigasi Bencana……………………………………………………..7
2.6.3 Kejadian Luar Biasa…………………………………………………..7

BAB III KETERKAITAN MATERI LSPB DENGAN WACANA CL-2…………8


3.1 Wacana CL-2…………………...……………………………………....8
3.2 Keterkaitan dengan Wacana…………………………………………...10
3.2.1 Keterkaitan LSPB 1 : Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri...10
3.2.2 Keterkaitan Materi LSPB 2 : Kita sebagai Manajer Kesehatan
Lingkjungan.....................................................................................10
3.2.3 Keterkaitan LSPB 3 : Kita sebagai Manajer Alam Sekitar .............10
3.2.4 Keterkaitan LSPB 4 : Kita sebagai Manajer Alam Global.................11
3.2.5 Keterkaitan LSPB 5 : Kita sebagai Manajer Pembangunan.............11
3.2.6 Keterkaitan LSPB 6 : Kita sebagai Manajer Bencana Alam………11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................12
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................12
4.2 SARAN.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia sebagai makhluk yang mulia diberikan akal dan pikiran oleh tuhan,
untuk itu harus dapat merawat lingkungannya dengan baik. Lingkungan fisik
merupakan hal yang menunjang kenyamanan manusia tersendiri. Tetapi masih
sangat banyak warga FTUI yang suka membuang sampah sembarangan sehabis
makan yang menyebabkan lingkungan tidak indah untuk dilihat, lingkungan yang
tidak indah untuk dilihat dapat memengaruhi mental dan berujung pada
menurunnya peforma mahasiswa teknik UI dalam mengembangkan dirinya. Kita
sebagai bagian dari warga FTUI harus bisa menjadi manager alam dan lingkungan
kita sendiri dalam rangka memperbaiki lingkugan sekitar yang dapat membuat
kita nyaman dalam beraktifitas dan berprestasi.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara kita mengurangi pencemaran sampah di lingkugan FTUI?


2. Apa saja dampak negatif dari lingkungan yang kotor?
3. Apa peran kita sebagai warga teknik?
4. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan?

1.3 TUJUAN
a. Memberikan pengertian kepada warga FTUI mengenai pentingnya menjaga
lingkungan
b. Memberikan informasi kepada warga FTUI tentang dampak negatif dari
lingkungan yang tidak sehat
c. Memberikan solusi mengenai perbaikan lingkungan FTUI
BAB II

ISI

2.1 Limbah Padat


2.1.1 Pengertian Limbah Padat
Limbah padat atau biasa disebut sampah merupakan limbah terbanyak
di lingkungan. Istilah sampah diberikan kepada barang-barang yang tidak
digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat. Limbah atau sampah
juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan
orang,mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan
pengolahan sampah secara benar maka bisamenjadikan sampah ini menjadi
benda ekonomis.

Sama seperti jenis limbah lainnya, limbah padat juga dapat


menimbulkan dampak serius bila tidak ditangani secara serius, misalnya
terjadinya kerusakan permukaan tanah, badan air, penurunan kualitas udara,
banjir, atau timbulnya bau busuk akibat dekomposisi limbah padat organik.

2.1.2 Jenis-jenis Limbah Padat


Klasifikasi limbah padat secara umum dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu:

1. Sampah Domestik
Yatu sampah yang berasal dari pemukiman masyarakat
2. Sampah Komersial
Sampah yang berasal dari aktivitas pedagangan atau komersial
3. Sampah Industri
Sampah yang berasal dari buangan hasil proses industri.
Komposisi, jenis dan jumlahnya tergantung dari jenis industri.
Jenis sampah terbanyak adalah sampah kertas dan jenis tunggal
terbesarnya adalah kertas koran. Selain kertas ada juga sampah sisa makanan,
sampah plastik, sampah kayu, dan sampah kaca.

2.1.3 Permasalahan Sampah

Limbah merupakan sesuatu yang sangat merugikan. Semua jenis


limbah apabila tidak ditangani dengan baik bisa saja mendatangkan sebuat
bencana maupun peristiwa- peristiwa yang sangat merugikan bagi makhluk
hidup. Demikian halnya dengan limbah padat. Terlebih keberadaan limbah
padat yang ada di mana- mana dan sangat mudah untuk ditemui ini. semua
jenis limbah apabila dibiarkan berlebihan akan berdampak buruk, termasuk
pula dengan limbah padat ini.

Limbah Padat atau Sampah. baik yang tidak berbahaya apa lagi yang
berbahaya, apabila dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik bisa
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. .

2.2 Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan


2.2.1 Pengertian Lingkungan Sehat
Lingkungan sehat mempunyai arti lingkungan yang jauh dari kondisi
yang menimbulkan penyakit. Lingkungan yang bersih akan menunjang
terwujudnya hidup sehat. Makna dari lingkungan bersih hidup sehat ialah
Lingkungan yang kita tempati memberikan kesan baik terhadap indra dan
memberikan makna kesehatan.
2.2.2 Pengertian Usia Harapan Hidup
usia harapan hidup adalah usia rata-rata dalam sebuah negara yang
menentukan kesejahteraan suatu negara. Usia harapan hidup perempuan
lebih tinggi dari pada laki-laki. Meningkatnya usia harapan hidup
membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia.
2.2.3 Pengertian Rumah dan Bangunan Sehat
Rumah dan bangunan yang sehat adalah rumah yang memiliki lantai
yang tidak berdebu saat musim kemarau dan tidak becek saat musim hujan,
kalua di perkotaan memiliki atap genteng atau kalau di pedesaan memiliki
atap rumbai atau daun kelapa sudah cukup kalau menggunakan seng atau
asbes tidak cocok karena membuat hawa rumah menjadi panas. Memiliki
ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara dan memiliki pencahayaan yang
bagus tidak panas dan tidak gelap juga. Memiliki luas bangunan yang cukup
untuk penghuni didalamnya tidak sumpek dan yang paling penting adalah
fasilitas isinya lengkap dan bersih.

2.3 Kita sebagai Manajer Alam Sekitar


2.3.1 Pengertian dan Fungsi Air
Pengertian air merupakan elemen yang sangat signifikan bagi
kehidupan mahluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia. Semua
memerlukan air untuk membantu metabolism yang ada didalam tubuh karena
hapir tiga perempat dari tubuh kita adalah air. Jadi kita bisa membayangkan
betapa susahnya jika tidak ada air didunia ini. Air juga penting bagi
lingkungan dan kelestarian alam beserta isinya. Apabila keberadaan air tidak
seimbang dengan keberadaan alam maka tidak akan tercipta keselarasan yang
indah.

2.3.2 Pengolahan Sampah


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan
untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus
untuk masing masing jenis zat.
2.4 Kita sebagai Manajer Alam Global
2.4.1 Kesehatan Lingkungan, Polusi, Dan Toksikologi

Toksik adalah zat yang bila dapat memasuki tubuh dalam keadaan


cukup dan secara konsisten dapat menyebabkan fungsi tubuh menjadi tidak
normal. Toksisitas adalah kemampuan racun untuk menimbulkan
kerusakan bila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan
terhadapnya.

Polusi mempengaruhi kesehatan lingkungan karena semakin tinggi


nya polusi di suatu lingkungan maka kesehatan di daerah itu semakin
menurun polusi yang masuk tubuh manusia merupakan toksik yang
menyebabkan penyakit.

2.4.2 Pertambahan Penduduk Bumi


Bertambahnya penduduk bumi dapat menjadi suatu masalah bagi
lingkungan. Kemudian, setelah populasinya meningkat, populasi manusia
mengakibatkan menipisnya persediaan pangan dan sumber daya alam
seperti tanah, isi bumi, dan pohon. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran
dari manusia itu sendiri untuk mengolah lingkungannya dengan baik dan
melestarikannya.

2.5 Kita sebagai Manajer Pembangunan


2.5.1 Lingkungan Hemat Energi
Kita perlu menghemat energi pada lingkungan untuk mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan
penggunaan energi secara efisien di mana manfaat yang sama diperoleh
dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.
2.5.2 Klasifikasi Material
Secara garis besar material teknik di kelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu:
1.Logam
2.Non-logam
3.Komposit

Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat,
merupakan penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi.

Non logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat elastis, cair,
tidak dapat menghantar arus listrik, peka terhadap api dan mudah
pecah.

Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri
dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda
satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap
terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit).

2.6 Kita sebagai Manajer Bencana Alam


2.6.1 Bencana Alam
Bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau
menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh faktor alam
yang dapat mengakibatkan kerusakan.
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat
menimbulkan penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya.
Bahkan, bencana alam terterntu menimbulkan banyak korban cedera
maupun meninggal dunia.
2.6.2 Mitigasi Bencana
Mitigasi dapat diartikan sebagai serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.

Mengingat dampak yang luar biasa tersebut, maka


penanggulangan bencana alam harus dilakukan dengan menggunakan
prinsip dan cara yang tepat. Selain itu, penanggulangan bencana alam
juga haru menyeluruh tidak hanya pada saat terjadi bencana tetapi
pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitasi serta rekontruksi
setelah terjadi bencana.

2.6.3 Kejadian Luar Biasa


-Kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada satu /
sekelompok masyarakat tertentu. (Mac Mahon and Pugh, 1970; Last,
1983, Benenson, 1990),
- Peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi
tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama (Last, 1983).
-Tergolong kejadian luar biasa jika:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya
tidak ada.
2. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus dalam
kurun waktu yang lama.

BAB III

KETERKAITAN MATERI LSPB DENGAN WACANA CL-2

3.1 Wacana Cl-2


Bagaimana Menata Indonesia?
Wilayah Indonesia, terbentang dari Pulau Weh sampai Papua, dengan sejumlah
pulau besar maupun pulau-pulau kecil. Kekayaan sumber daya alam, baik hayati maupun
nonhayati, yang melimpah belum mampu menyejahterakan rakyat secara menyeluruh.
Dilihat dari sisi sumber daya manusia, ada banyak masalah yang harus dihadapi bangsa
Indonesia. Salah satunya problem kesehatan. Akhir-akhir ini, muncul berbagai penyakit,
yang dipicu oleh asupan makanan yang tidak sehat seperti aneka sayuran dan buah yang
mengandung residu pestisida, aneka makanan yang mengandung pengawet berbahaya,
aneka makanan yang mengandung pewarna toksik (pewarna cat, pewarna tekstil yang
digunakan untuk pewarna makanan). Contoh, baru-baru ini diketahui ada pabrik saus
yang menggunakan pewarna cat, atau industri rumah tangga yang mengolah kulit atau
kikil menjadi kerupuk kulit, menggunakan formalin. Penyakit juga dapat muncul akibat
penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Persoalan kesehatan pun juga
dijumpai di lingkungan. Artinya lingkungan yang tidak sehat baik tanah, air, maupun
udara yang tercemar. Lingkungan yang tidak sehat akan berdampak pada manusia atau
organisme yang lain dan ujung-ujungnya akan berdampak pada ketidak seimbangan
ekosistem.
Krisis lingkungan juga telah terjadi di beberapa wilayah seperti di Pulau jawa.
Pulau Jawa berada di ambang krisis, daya dukung lingkungannya sudah
mengkhawatirkan. Namun, ijin penambangan masih diberikan dengan mengonversi
daerah tangkapan air, hutan, dan kawasan pertanian. Dari 2003 – 2013, ijin usaha
pertambangan di jawa mencapai 1000an dengan total wilayah yang akan dikonversi
471.378 ha. Jumlah itu belum termasuk lahan yang dikuasai blok minyak, serbuan baru
pabrik semen, ekstraksi perusahaan air, konversi untuk properti dan kawasan industri
baru, serta infrastruktur industri internasional seperti pelabuhan Cilamaya. Konversi
lahan besar-besaran itu, membuat situasi Jawa ke depan dapat dipastikan makin
mengerikan dan sangat rentan konflik. Data Kompas 2014, menunjukkan sejumlah
perusahaan semen dari dalam dan luar negeri telah dan siap masuk di Jawa, di antaranya
Siam Cement (Thailand) di Jawa barat, Semen Merah Putih (Wilmar) di banten,
Ultratech di Wonogiri, dan Jui Shin Indonesia di Jawa Barat. Adapun semen Puger akan
beroperasi di Jember, dan semen Panasia di Jawa tengah. Belum, yang akan masuk ke
Luar Jawa. Padahal, RPJMN (Rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-
2019 mengatakan pembangunan harus didorong untuk meningkatkan kedaulatan pangan,
tidak boleh merusak daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan
ekosistem. Jawa, tidak hanya dibebani industri ekstraktif, tetapi juga kepadatan penduduk
yang mencapai 1.057 jiwa per km dengan bangunan serta gedung yang semakin tidak
teratur dan tidak sehat. Lebih dari 50% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.
Problem batu akik pun, harus dicermati, sebab dapat berdampak pada overeksploitasi
bahan tambang.
Sumber: Kompas, Rabu 11 Maret 2015

3.2 Keterkaitan Materi dengan Wacana


3.2.1 Keterkaitan LSPB 1 : Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri
Pada wacana membahas tentang munculnya berbagai macam
penyakit yang di timbulkan dari makanan yang tidak sehat.
Keterkaitannya adalah Untuk memperoleh tubuh yang sehat, kita
memerlukan makanan yang sehat dimana makanan sehat itu memiliki
pengertian makanan yang memiliki manfaat kesehatan, dalam artian
mengonsumsi makanan tesebut dapat mencegah penyakit. Dan dalam
mengatur makanan sehat kita dapat melakukannya dengan diet
seimbang.

3.2.2 Keterkaitan Materi LSPB 2 : Kita sebagai Manajer Kesehatan


Lingkungan
Pada wacana menyatakan bahwa Dilihat dari sisi sumber daya
manusia, ada banyak masalah yang harus di hadapi bangsa Indonesia.
Keterkaitannya dengan wacana yaitu dalam teori ini menjelaskan
tentang angka harapan hidup dilihat dari wacananya semakin banyak
masalah yang dihadapi bangsa indonesia maka semakin rendah angka
harapan hidupnya. 

3.2.3 Keterkaitan LSPB 3 : Kita sebagai Manajer Alam Sekitar


Pada wacana membahas lingkungan yang tidak sehat akan
berdampak pada manusia atau organisme yang lain dan ujung-
ujungnya akan berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem.
Keterkaitannya adalah Karena dalam teori menjelaskan bahwa kita
harus mengolah sampah dengan baik seperti apa yang dikatakan dalam
wacana jika lingkungan tidak bersih akan berdampak
ketidakseimbangnya ekosistem
3.2.4 Keterkaitan LSPB 4 : Kita sebagai Manajer Alam Global
Pada wacana diketahui ada pabrik saus yang menggunakan
pewarna cat, atau industri rumah tangga yang mengolah kulit atau kikil
menjadi kerupuk kulit menggunakan formalin. Penyakit juga dapat
muncul akibat penggunaan kosmetik yang mengandung bahan
berbahaya. Keterkaitannya adalah senyawa organik yang digunakan
seperti pewarna, aditif makanan, dan juga formalin apabila disalah
gunakan dapat membahayakan tubuh manusia karena dapat menjadi
toksin dan menimbulkan penyakit. Sebaiknya menghindari
mengonsumsi makanan atau kosmetik yang terkontaminasi senyawa
organik sintetis.

3.2.5 Keterkaitan LSPB 5 : Kita sebagai Manajer Pembangunan


Dalam wacana hal yang dibutuhkan dalam pengembangan
yang baik adalah kondisi lingkungan yang baik pula, seperti lestarinya
sumber daya alam untuk mengembangkan infrastruktur.
Keterkaitannya adalah banyaknya sampah di perkotaan yang
menyebabkan banijr sehingga menghambat pengembangan
infrastruktur. Maka dari itu, tiga aspek pengembangan infrastruktur
tersebut harus dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan.

3.2.6 Keterkaitan LSPB 6 : Kita sebagai Manajer dalam


Penanggulangan Bencana
Pada wacana Konversi lahan besar-besaran yang
membuat situasi mengerikan dan rentan serta pembangunan
yang tidak boleh merusak lingkungan. Keterkaitannya yaitu
situasi tersebut dapat menimbulkan bencana yang dapat
menganggu ekosistem dan tindakan yang dapat dilakukan
setelahnya dengan memahami upaya penanggulangan bencana

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
 - Dalam menata Indonesia tidak hanya sekadar sumber daya alam tapi juga
sumber daya manusia.
 
 - Dalam memperbaiki sumber daya manusia banyak faktor yang dapat
ditinjau seperti kesehatan, pendidikan, dll.
 
 - Manusia sudah semestinya menjaga lingkungannya sendiri agar lingkungan
tersebut tetap sesuai fungsinya.
4.2 SARAN
Pemerintah harus mampu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui kualitas penunjang kesehatan serta pendidikan karena menjadi faktor
yang menentukan kesejahteraan manusia. Lalu masyarakat Indonesia perlu
diedukasi mengenai menjaga lingkungan agar tidak mengeksploitasi lahan secara
berlebihan karena lingkungan perlu dijaga sebaik mungkin agar fungsi lingkungan
tersebut tetap berjalan sesuai fungsi aslinya.

DAFTAR PUSTAKA

Sinha, P. K. Composites materials and structure. Composite Centre of Excellence,


AR & DB, Department of Aerospace Engineering,I.I.T. Kharagpur

Wultram I. Ervianto, 2012, Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau, Jogjakarta : Andi
Offset

Undang-undang dan Peraturan terkait, seperti UU No. 24/2007, Peraturan


Pemerintah, Peraturan Daerah dan Peraturan Menteri.

Charles A. Wentz, Safety, Health and Environmental Protection, McGraw Hill, 1998.
Keller EA, Botkin DB. Waste Management, in Essential Environmental Science.John
Wiley & Sons, Inc. USA. 2008; p 332-403

http://www.sehat.info/tips-sehat/19/pola-hidup-sehat/

Anda mungkin juga menyukai