1. PENGKAJIAN
A. Identitas.
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “S”
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
2. Penanggung jawab
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk RS
Pasien adalah rujukan dari RS Sakina Idaman dengan diagnosa medis plasenta previa
totalis. Pasien pernah rawat inap di RS Sakina Idaman dari tanggal 7-11 November 2019
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan terapi
dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RSS. Pasien merasa
hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan sudah sejak
1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis obsgyn
dengan diagnosa plasenta previa totalis.
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi
dalam kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10,
nyeri terasa hilang timbul.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil, sempat muntah 1x pada
tanggal 16 November 2014 dan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar.
4. Riwayat kehamilan
a. Primigravida G1P0A0
1) HPMT : 30 Maret 2019
2) HPL : 7 Januari 2020
3) Usia Kehamilan : 32 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan
merasakan nyeri perut, mual, muntah, pusing, lemas dan terjadi perdarahan
pada jalan lahir.
3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa
demam hingga menggigil, mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar 1
tahun yang lalu
1. Riwayat penyakit
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi. Pada usia
kehamilan 6 bulan pasien memeriksakan diri ke RS Sakinah sebanyak 3 kali
karena perdarahan pada jalan lahir.
2. Riwayat reproduksi
a. Menstruasi
b. Menikah
Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun
yang lalu.
d. Keluarga Berencana
D. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali
makan, pasien mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan
pola minum pasien yaitu pasien minum air putih sebanyak 3000 cc tiap
hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
tertentu.
b. Selama sakit
2. Eliminasi
a. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
2) Selama sakit
2) Selama sakit
b. Selama sakit
Pasien menyatakan sedikit sulit tidur, dalam sehari pasien tidur selama
±4-5 jam. Pasien tidak pernah tidur siang.
b. Selama sakit
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit
c. Temperatur : 38,5oC
d. Respirasi : 22 x/menit
e. DJJ : 153 x/menit
2. Status Gizi
a. Berat badan sebelum hamil : 45 kg
b. Berat badan terakhir : 55 kg
c. Tinggi badan : 161 cm
d. IMT : 55/(1,61)2= 21,21 kg/m2 (Normal)
3. Kulit, rambut, dan kuku
a. Kulit : kulit lembab tidak kering.
b. Kuku dan rambut : kuku pendek dan bersih, rambut hitam.
4. Kepala dan leher
a. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, pasien terlihat
meringis kesakitan, pasien terlihat melindungi area nyeri
b. Mata : sklera putih, konjungtiva tidak anemis,
terdapatlingkaran hitam di sekitar mata, terlihat sayu.
c. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar dari
telinga.
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada peningkatan JVP.
5. Mulut, dan hidung
a. Mulut : Membran mukosa lembab, bibir tidak kering.
b. Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada cairan keluar dari hidung.
6. Thoraks
a. Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi
b. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
c. Perkusi : suara sonor.
d. Auskultasi : terdengar suara vesikuler, tidak ada suara tambahan.
7. Payudara
8. Jantung
a. Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.
b. Palpasi : iktus cordis teraba.
c. Perkusi : suara redup.
d. Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler.
9. Abdomen
a. Inspeksi : Perut tampak membuncit, tidak terdapat striae
gravidarum terlihat linea alba.
b. Palpasi : Teraba gerakan janin aktif. Janin tunggal,
memanjang,presentasi kepala 5/5 bagian, TFU 22cm, teraba HIS 1x
selama 15 detik dalam 10 menit dengan kekuatan sedang
c. Auskultasi : Terdengar bising usus 6 kali/menit, terdengar DJJ
153x/menit
10. Ekstremitas
Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral teraba hangat.
CRT <2 detik.
11. Genetalia
Q : Seperti tertekan
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien
DO :
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
DO :
Temperatur : 38,5oC
Hematokrit 31,3%
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
DS : Pasien menyatakan
- Nyeri
Q : Seperti tertekan
S : 3 dari 0-10
T : Hilang timbul
- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien
DO :
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
DS : Pasien menyatakan
DS : Pasien mengatakan
DO :
- Temperatur : 38,5oC
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2019
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan
lahir grade II
D. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi
plasenta ditandai dengan:
DO :
Hematokrit 31,3%
TD : 100/60 mmHg
N : 90 x/menit
R : 22 x/menit
DO:
Setelah dilakukan asuhan Kaji ulang lokasi, karakteristik, Mengidentifikasi kondisi dan
keperawatan selama 3x24 jam durasi, frekuensi dan skala dasar intervensi selanjutnya
diharapkan pasien tidak nyeri.
Mengidentifikasi kondisi dan
merasakan nyeri dengan
Monitor tanda-tanda vital (TD, dasar intervensi selanjutnya
kriteria hasil :
N, RR)
Posisi yang nyaman dapat
Skala nyeri berkurang dari 3
Atur posisi senyaman mungkin menurunkan rasa nyeri.
menjadi 1 dalam skala 0-10
Ajarkan teknik manajemen nyeri Nafas dalam meningkatkan
Pasien mengatakan nyeri
nonfarmakologi : nafas dalam suplai oksigen dan merilekskan
berkurang.
ketegangan otot
Jelaskan penyebab nyeri yang
Ekpresi wajah tampak rileks.
dialami pasien Memberikan informasi kepada
Pasien dapat melakukan nafas pasien tentang nyeri yang
Kelola pemberian parasetamol
dalam secara mandiri dialaminya, mengurangi
500 mg per oral jika perlu
ansietas
Setelah dilakukan asuhan Observasi suhu aksila dan tanda Mengetahui kondisi pasien dan
keperawatan selama 3x24 jam gejala infeksi dasar intervensi selanjutnya
diharapkan pasien tidak
Lakukan vulva hygiene Mengurangi risiko infeksi dan
mengalami infeksi dengan
meningkatkan rasa nyaman
kriteria hasil :
Mencegah kontaminasi silang
Suhu rentang 36,5-37,5oC Cuci tangan sebelum dan
dan risiko infeksi nosokomial
sesudah kontak, batasi
Tidak terlihat tanda gejala
pengunjung Mengurangi iritasi pada mukosa
infeksi (tumor, rubor, kalor
kandung kemih
dolor, fungsio laesa) Anjurkan pasien banyak
minum : 2 liter per hari Keikutsertaan keluarga dalam
memonitor infeksi dan
Ajarkan keluarga dan pasien
mencegahnya
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan cara mencegahnya
DX. 1
P : Monitor TTV
19 November Mengkaji ulang lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri perut
2019, 18.00 WIB durasi, frekuensi dan skala nyeri. berkurang, skala 1 (1-10)
P : Monitor TTV
DX. 3
Mencuci tangan sebelum dan sesudah O : Suhu 36,6oC, pasien terpasang infus RL
kontak, batasi pengunjung di tangan kanan sejak tanggal 17 November
2014 kondisi bersih tidak terlihat tanda
Memberikan injeksi cefotaxim 1 gram
flebitis dan infeksi, cefotaxim 1 gram
per IV
masuk per IV
KESIMPULAN
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium
uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul
(PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak
di korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.
Dari proses keperawatan yang dilakukan pada pasien Ny. S dengan diagnosa medis Plasenta
previa primigravida 32 minggu dengan ISK lima diagnosa keperawatan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan pasien menyatakan
nyeri,P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif, Q : Seperti tertekan, R : Perut bagian bawah,
S : 3 dari 0-10, T : Hilang timbul, Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi
pasien, pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri, pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran
hitam di sekitar mata, pasien terlihat melindungi area nyeri, tanda-tanda vital : TD : 100/60
mmHg, N : 90 x/menit, R : 22 x/menit.
2. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan pasien menyatakan nafsu makan
menurun, makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan karena mual, muntah 1x
pada tanggal 16 November 2019, merasakan mual apabila mencium bau makanan yang
menyengat, pasien terlihat lemas.
3. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder ditandai
dengan pasien mengatakan demam hingga menggigil, perdarahan pada jalan lahir berwarna
merah segar, hasil pemeriksaan darah : Leukosit 23,67 103/μL, Hemoglobin 10,6 g/dL,
temperatur : 38,5oC, terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2019, hasil
pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir grade II.
4. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta ditandai
dengan pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar, hasil
pemeriksaan darah : Leukosit 23,67 103/μL, hemoglobin 10,6 g/dL, APTT 27,3 detik, hematokrit
31,3%, eritrosit 3,55 106/μL, hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi
jalan lahir grade II, pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di
pembalut, tanda-tanda vital : TD : 100/60 mmHg, N : 90 x/menit, R : 22 x/menit
5. Risiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan pasien mengatakan BAB
biasanya rutin 1x sehari, namun selama dirawat di RSS pasien belum BAB selama 3 hari,
kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien tidak dianjurkan untuk turun dari
tempat tidur, mual, peristaltik usus : 6 x/menit, pasien bedrest, abdomen bagian bawah teraba
keras.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam terdapat diagnosa yang teratasi dan
belum teratasi yaitu :
Risiko konstipasi belum teratasi karena tujuan belum tercapai yaitu pola defekasi pasien belum
teratur (1x sehari dengan konsistensi lunak).