Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA

1. PENGKAJIAN
A. Identitas.
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “S”

Umur Pasien : 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jetisharjo, Cokrodiningratan, Jetis, DIY

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Swasta

Tanggal Masuk : 15 November 2019

Diagnosa medis : Plasenta previa

2. Penanggung jawab

Nama : Tn. “S"

Alamat : Jetisharjo, Cokrodiningratan, Jetis, DIY

Hubungan dengan pasien : Suami

B. Riwayat Kesehatan

1. Alasan masuk RS

Pasien adalah rujukan dari RS Sakina Idaman dengan diagnosa medis plasenta previa
totalis. Pasien pernah rawat inap di RS Sakina Idaman dari tanggal 7-11 November 2019
dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah diberikan terapi
dexamethasone 2x8mg dalam 2 hari. Pasien kemudian dirujuk ke RSS. Pasien merasa
hamil 8 bulan, mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir ±100 cc. Perdarahan sudah sejak
1 bulan sebelum masuk RS. Pasien pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis obsgyn
dengan diagnosa plasenta previa totalis.

2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri bertambah saat bayi
dalam kandungan bergerak aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10,
nyeri terasa hilang timbul.
3. Riwayat kesehatan sekarang

Selain nyeri, pasien mengeluh mual, demam hingga menggigil, sempat muntah 1x pada
tanggal 16 November 2014 dan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar.

4. Riwayat kehamilan
a. Primigravida G1P0A0
1) HPMT : 30 Maret 2019
2) HPL : 7 Januari 2020
3) Usia Kehamilan : 32 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan
merasakan nyeri perut, mual, muntah, pusing, lemas dan terjadi perdarahan
pada jalan lahir.
3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa
demam hingga menggigil, mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar 1
tahun yang lalu

C. Riwayat Kesehatan Dahulu

1. Riwayat penyakit
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung maupun alergi. Pada usia
kehamilan 6 bulan pasien memeriksakan diri ke RS Sakinah sebanyak 3 kali
karena perdarahan pada jalan lahir.

2. Riwayat reproduksi
a. Menstruasi

Menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari, lamanya 3-6 hari, tidak


dismenhore, sifat darah khas darah menstruasi, tidak ada keputihan.

b. Menikah

Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun
yang lalu.

c. Kehamilan yang dulu

Pasien menyatakan ini adalah anak pertama, belum pernah keguguran.

d. Keluarga Berencana

Pasien mengatakan belum menggunakan program keluarga berencana,


namun pasien ingin menggunakan KB suntik.

D. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit

Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali
makan, pasien mengatakan lebih banyak makan cemilan. Sedangkan
pola minum pasien yaitu pasien minum air putih sebanyak 3000 cc tiap
hari. Pasien menyatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
tertentu.

b. Selama sakit

Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali


makan. Pola minum pasien, pasien lebih banyak minum air putih yaitu
3100 cc, dan susu ibu hamil sebanyak 2 gelas setiap hari. Pasien
menyatakan nafsu makan menurun karena setiap kali makan pasien
merasakan mual. Pasien mengatakan merasakan mual apabila mencium
bau makanan yang menyengat.

2. Eliminasi
a. Buang air kecil
1) Sebelum sakit

Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah yang


banyak setiap berkemih ±250 cc. Tidak ada keluhan saat berkemih.

2) Selama sakit

Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna kuning


jemih.

b. Buang air besar


1) Sebelum sakit

Pasien menyatakan BAB rutin 1x sehari dengan konsistensi lunak.

2) Selama sakit

Pasien menyatakan belum BAB selama 3 hari semenjak dirawat di


RSS.

3. Aktivitas dan Latihan


a. Sebelum sakit

Pasien menyatakan sebelum sakit dalam melakukan kegiatan sehari-hari


meliputi mandi, makan, BAB/BAK, dan berpakaian pasien melakukannya
secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu.

b. Selama sakit

Pasien menyatakan kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja,


pasien tidak dianjurkan untuk turun dari tempat tidur.

4. Istirahat dan Tidur


a. Sebelum sakit

Pasien menyatakan sedikit sulit tidur, dalam sehari pasien tidur selama
±4-5 jam. Pasien tidak pernah tidur siang.
b. Selama sakit

Pasien menyatakan makin sulit untuk tidur, sering terbangun, tidur


mulai pukul 19.00 WIB, 1 jam tidur kemudian bangun, begitu
seterusnya. Pasien menyatakan sulit tidur karena nyeri dan demam yang
dirasakan tidak nyaman bagi pasien.

5. Persepsi dan Kognitif


a. Status mental : baik
b. Sensasi : tidak ada gangguan pengecapan
c. Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran.
d. Berbicara : tidak ada gangguan berbicara.
e. Penciuman : pasien dapat membedakan bau-bauan.
f. Perabaan : pasien dapat membedakan dingin, panas, kasar
g. Kejang : pasien menyatakan tidak ada riwayat kejang
h. Nyeri : pasien menyatakan nyeri pada perut bagian bawah,
nyeri bertambah saat bayi dalam kandungan bergerak
aktif, nyeri seperti tertekan, skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri
terasa hilang timbul.
i. Kognitif : Pasien menyatakan mengerti mengenai plasenta
previa, yaitu plasenta yang turun hingga menutupi jalan
lahir.
E. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit
c. Temperatur : 38,5oC
d. Respirasi : 22 x/menit
e. DJJ : 153 x/menit
2. Status Gizi
a. Berat badan sebelum hamil : 45 kg
b. Berat badan terakhir : 55 kg
c. Tinggi badan : 161 cm
d. IMT : 55/(1,61)2= 21,21 kg/m2 (Normal)
3. Kulit, rambut, dan kuku
a. Kulit : kulit lembab tidak kering.
b. Kuku dan rambut : kuku pendek dan bersih, rambut hitam.
4. Kepala dan leher
a. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, pasien terlihat
meringis kesakitan, pasien terlihat melindungi area nyeri
b. Mata : sklera putih, konjungtiva tidak anemis,
terdapatlingkaran hitam di sekitar mata, terlihat sayu.
c. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar dari
telinga.
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada peningkatan JVP.
5. Mulut, dan hidung
a. Mulut : Membran mukosa lembab, bibir tidak kering.
b. Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada cairan keluar dari hidung.
6. Thoraks
a. Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi
b. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
c. Perkusi : suara sonor.
d. Auskultasi : terdengar suara vesikuler, tidak ada suara tambahan.
7. Payudara

Payudara simetris. Areola terlihat hiperpigmentasi. Puting menonjol.

8. Jantung
a. Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.
b. Palpasi : iktus cordis teraba.
c. Perkusi : suara redup.
d. Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler.
9. Abdomen
a. Inspeksi : Perut tampak membuncit, tidak terdapat striae
gravidarum terlihat linea alba.
b. Palpasi : Teraba gerakan janin aktif. Janin tunggal,
memanjang,presentasi kepala 5/5 bagian, TFU 22cm, teraba HIS 1x
selama 15 detik dalam 10 menit dengan kekuatan sedang
c. Auskultasi : Terdengar bising usus 6 kali/menit, terdengar DJJ
153x/menit
10. Ekstremitas
Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral teraba hangat.
CRT <2 detik.

11. Genetalia

Terpasang kateter sejak tanggal 15 November 2014. Pasien menggunakan


pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di pembalut.

F. Terapi (Senin, 17 November 2019)


1. Nifedipin 10 mg/8 jam per oral
2. Sulfas ferosus 600 mg/24 jam per oral
3. Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV
4. Paracetamol tablet 500 mg per oral jika perlu
5. VIP Albumin 500 mg/24 jam per oral
6. Injeksi cefotaxim 500 mg/12 jam per IV
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil pemeriksaan urin dan darah tanggal 16 November 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Leukosit 23,67 103/μL 4,5-11


Eritrosit 3,55 106/μL 4,5-5,2

Hemoglobin 10,6 g/dL M : 14-18 F : 12-16


Hematokrit 31,3 % Lk: 40 – 50 Pr: 37 - 43

2. Hasil pemeriksaan USG tanggal 16 November 2019

Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus


depan menutupi jalan lahir, gr II, Ak cukup, EFN 1105 gr.

II. ANALISIS DATA

No DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS : Pasien menyatakan Agen cedera Nyeri akut


biologis
Nyeri

P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif

Q : Seperti tertekan

R : Perut bagian bawah

S : 3 dari 0-10

T : Hilang timbul

Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien
DO :

Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri

Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar mata

Pasien terlihat melindungi area nyeri

Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

2. DS : Pasien mengatakan Ketidakadekua Risiko


tan penyebaran
Demam hingga menggigil
pertahanan infeksi
Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar sekunder

DO :

Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dL

Temperatur : 38,5oC

Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2014

Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan


menutupi jalan lahir grade II
3. DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna Ketidakadekua Risiko tinggi
merah segar tan perfusi cedera (janin)
plasenta
DO :

Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dL

APTT 27,3 detik

Hematokrit 31,3%

Eritrosit 3,55 106/μL

Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan


menutupi jalan lahir grade II

Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah


segar di pembalut

Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

DJJ 153 x/menit

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS


A. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan:

DS : Pasien menyatakan

- Nyeri

P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif

Q : Seperti tertekan

R : Perut bagian bawah

S : 3 dari 0-10

T : Hilang timbul

- Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi pasien

DO :

- Pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri


- Pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran hitam di sekitar mata
- Pasien terlihat melindungi area nyeri
- Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

B. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan:

DS : Pasien menyatakan

- Nafsu makan menurun


- Makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan karena mual
- Muntah 1x pada tanggal 16 November 2014
- Merasakan mual apabila mencium bau makanan yang menyengat
DO :

- Pasien terlihat lemas


C. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
sekunder ditandai dengan:

DS : Pasien mengatakan

- Demam hingga menggigil


- Perdarahan pada jalan lahir berwarna merah segar

DO :

- Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dL

- Temperatur : 38,5oC
- Terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2019
- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan
lahir grade II
D. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi
plasenta ditandai dengan:

DS : Pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar

DO :

- Hasil pemeriksaan darah :

Leukosit 23,67 103/μL

Hemoglobin 10,6 g/dL

APTT 27,3 detik

Hematokrit 31,3%

Eritrosit 3,55 106/μL

- Hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan


lahir grade II
- Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di
pembalut
- Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg

N : 90 x/menit

R : 22 x/menit

- DJJ 153 x/menit


E. Resiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan
DS : Pasien mengatakan
- BAB biasanya rutin 1xsehari, namun selama dirawat di RSS pasien belum
BAB selama 3 hari
- Kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien tidak dianjurkan
untuk turun dari tempat tidur
- Mual

DO:

- Peristalkik usus : 6x/menit


- Pasien bedrest
- Abdomen bagian bawah terasa ksar
IV. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO. RENCANA KEPERAWATAN


DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. 17 November 2019 17 November 2019 17 November 2019

12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB

Setelah dilakukan asuhan Kaji ulang lokasi, karakteristik, Mengidentifikasi kondisi dan
keperawatan selama 3x24 jam durasi, frekuensi dan skala dasar intervensi selanjutnya
diharapkan pasien tidak nyeri.
Mengidentifikasi kondisi dan
merasakan nyeri dengan
Monitor tanda-tanda vital (TD, dasar intervensi selanjutnya
kriteria hasil :
N, RR)
Posisi yang nyaman dapat
Skala nyeri berkurang dari 3
Atur posisi senyaman mungkin menurunkan rasa nyeri.
menjadi 1 dalam skala 0-10
Ajarkan teknik manajemen nyeri Nafas dalam meningkatkan
Pasien mengatakan nyeri
nonfarmakologi : nafas dalam suplai oksigen dan merilekskan
berkurang.
ketegangan otot
Jelaskan penyebab nyeri yang
Ekpresi wajah tampak rileks.
dialami pasien Memberikan informasi kepada
Pasien dapat melakukan nafas pasien tentang nyeri yang
Kelola pemberian parasetamol
dalam secara mandiri dialaminya, mengurangi
500 mg per oral jika perlu
ansietas

Analgetik memblok pusat rasa


nyeri

3. Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November 2019

12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB

Setelah dilakukan asuhan Observasi suhu aksila dan tanda Mengetahui kondisi pasien dan
keperawatan selama 3x24 jam gejala infeksi dasar intervensi selanjutnya
diharapkan pasien tidak
Lakukan vulva hygiene Mengurangi risiko infeksi dan
mengalami infeksi dengan
meningkatkan rasa nyaman
kriteria hasil :
Mencegah kontaminasi silang
Suhu rentang 36,5-37,5oC Cuci tangan sebelum dan
dan risiko infeksi nosokomial
sesudah kontak, batasi
Tidak terlihat tanda gejala
pengunjung Mengurangi iritasi pada mukosa
infeksi (tumor, rubor, kalor
kandung kemih
dolor, fungsio laesa) Anjurkan pasien banyak
minum : 2 liter per hari Keikutsertaan keluarga dalam
memonitor infeksi dan
Ajarkan keluarga dan pasien
mencegahnya
mengenai tanda dan gejala
infeksi dan cara mencegahnya

Kelola pemberian antibiotik Antibiotik membunuh


injeksi cefotaxim 500 mg/12 mikroorganisme penyebab
jam per IV infeksi

4. Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November 2019 Senin, 17 November 2019

12.00 WIB 12.00 WIB 12.00 WIB

Setelah dilakukan asuhan Monitor perdarahan Mengetahui kondisi pasien dan


keperawatan selama 3x24 jam pervaginam dasar intervensi selanjutnya
diharapkan janin tidak
Hemoragi berlebihan dan
mengalami cedera dengan
menetap dapat mengancam
kriteria hasil : Kaji jumlah darah yang hilang.
hidup pasien atau
Pantau tanda dan gejala syok
Perdarahan minimal mengakibatkan infeksi
hipovolemi
pascapartum, anemia
DJJ rentang 120-160 x/menit
Monitor bunyi jantung janin pascapartum, KID, gagal ginjal,
atau nekrosis hipofisis yang
Istirahatkan pasien, anjurkan disebabkan oleh hipoksia
bedrest jaringan.
Anjurkan pasien agar miring ke Denyut jantung lebih >160 serta
kiri <100 dapat menunjukkan gawat
Anjurkan pasien untuk janin kemungkinan terjadi
membatasi pergerakan gangguan perfusi pada plasenta

Kelola pemberian tokolitik Melalui istirahat kemungkinan


Nifedipin 10 mg/8 jam per oral terjadinya pelepasan plasenta
dapat dicegah
Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian oksigen Posisi miring kiri menurunkan
oklusi vena cava inferior oleh
uterus dan meningkatkan aliran
balik vena ke jantung

Pergerakan yang banyak dapat


mempermudah pelepasan
plasenta sehingga dapat terjadi
perdarahan

Tokolitik menekan kontraksi


uterus mengurangi perdarahan

Dengan pemberian O2 dapat


meningkatkan konsumsi O2
sehingga konsumsi pada janin
meningkat

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DX. 1

TANGGAL, JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


17 November Mengkaji ulang lokasi, karakteristik, S : Pasien megatakan nyeri masih terasa,
2019, 10.00 WIB durasi, frekuensi dan skala nyeri.. pasien mengatakan merasa lebih nyaman
ketika posisi berbaring, pasien mengatakan
Mengatur posisi senyaman mungkin.
sudah menerapkan nafas dalam ketika
Mengajarkan teknik manajemen nyeri nyeri, pasien mengatakan penyebab nyeri
nonfarmakologi : nafas dalam adalah gerakan janin

Menjelaskan penyebab nyeri yang O: Wajah pasien terlihat tegang karena


dialami pasien menahan nyeri, pasien terlihat sudah bisa
nafas dalam dengan benar, posisi pasien
supinasi, teraba janin aktif di abdomen

A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian

P : Monitor TTV
19 November Mengkaji ulang lokasi, karakteristik, S : Pasien mengatakan nyeri perut
2019, 18.00 WIB durasi, frekuensi dan skala nyeri. berkurang, skala 1 (1-10)

Memonitor tanda-tanda vital (TD, N, O : TD : 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit,


RR) respirasi 20 x/menit, terlihat nafas dalam
secara mandiri, pasien terlihat rileks,
Mengatur posisi senyaman mungkin
pasien posisi supinasi

A : Masalah nyeri aku teratasi

P : Monitor TTV
DX. 3

TANGGAL, JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


17 November Mengobservasi suhu aksila dan tanda S : Keluarga pasien mengatakan suhu tubuh
2019, 11.00 WIB gejala infeksi pasien panas

Mencuci tangan sebelum dan sesudah O : Suhu 38,5oC


kontak, batasi pengunjung
A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian parasetamol tablet
500mg per oral
18 November Mengobservasi suhu aksila dan tanda S : Pasien mengatakan sudah tidak demam
2019, 08.00 WIB gejala infeksi lagi

Mencuci tangan sebelum dan sesudah O : Suhu 36,6oC, pasien terpasang infus RL
kontak, batasi pengunjung di tangan kanan sejak tanggal 17 November
2014 kondisi bersih tidak terlihat tanda
Memberikan injeksi cefotaxim 1 gram
flebitis dan infeksi, cefotaxim 1 gram
per IV
masuk per IV

A : Masalah risiko infeksi teratasi


P : Kelola pemberian cefotaxim 1 gram/12
jam per IV
19 November Mengobservasi suhu aksila dan tanda S : Pasien mengatakan masih flek-flek,
2019 , 09.00 WIB gejala infeksi pasien mengatakan sudah banyak minum
sehari kurang lebih 2 botol aqua, keluarga
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
dan pasien mengatakan sudah paham
kontak, batasi pengunjung
mengenai tanda dan gejala infeksi.
Menganjurkan pasien banyak minum :
O : S : 37oC, TD : 110/70 mmHg, N : 78
2 liter per hari
x/menit, RR : 22 x/menit, injeksi cefotaxim
Memberiahu keluarga dan pasien sudah masuk melalui IV
mengenai tanda dan gejala infeksi dan
A : Risiko infeksi teratasi
cara mencegahnya
P : Kelola pemberian cefotaxim
Mengelola pemberian antibiotik inj
1gram/12jam per IV
cefotaxim 1gr/12 jam

19 November Mengobservasi suhu aksila dan tanda S:-


2019, 20.00 WIB gejala infeksi
O : Suhu 36,2oC, pasien terpasang infus RL
Mencuci tangan sebelum dan sesudah di tangan kanan sejak tanggal 17 November
kontak, batasi pengunjung 2014 kondisi bersih tidak terlihat tanda
flebitis dan infeksi, cefotaxim 1 gram
Memberikan injeksi cefotaxim 1 gram
masuk per IV
per IV
A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Kelola pemberian cefotaxim 1 gram/12
jam per IV
DX. 4

TANGGAL, JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


17 November Memonitor perdarahan pervaginam S : Pasien mengatakan masih keluar darah
2019, 14.30 WIB dari jalan lahir, darah berwarna merah
Mengkaji jumlah darah yang hilang.
segar, pasien mengatakan akan sering
Memantau tanda dan gejala syok
miring ke kiri dan membatasi pergerakan
hipovolemi
O : DJJ : 152 x/menit, pasien bedrest
Memonitor bunyi jantung janin A : Masalah risiko tinggi cedera (janin)
teratasi
Menganjurkan pasien istirahat dan
bedrest P : Monitor perdarahan pervaginam

Menganjurkan pasien agar miring ke


kiri

Menganjurkan pasien untuk


membatasi pergerakan

19 November Memonitor perdarahan pervaginam S : Pasien mengatakan perdarahan


2019, 20.15 WIB berkurang, tinggal flek, pasien mengatakan
Mengkaji jumlah darah yang hilang.
akan sering miring ke kiri dan membatasi
Memantau tanda dan gejala syok
pergerakan
hipovolemi
O : DJJ : 149 x/menit, pasien bedrest
Memonitor bunyi jantung janin
A : Masalah risiko tinggi cedera (janin)
Menganjurkan pasien istirahat dan
teratasi
bedrest
P : Monitor perdarahan pervaginam
Menganjurkan pasien agar miring ke
kiri

Menganjurkan pasien untuk


membatasi pergerakan

KESIMPULAN

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium
uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul
(PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak
di korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri.

Dari proses keperawatan yang dilakukan pada pasien Ny. S dengan diagnosa medis Plasenta
previa primigravida 32 minggu dengan ISK lima diagnosa keperawatan yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan pasien menyatakan
nyeri,P : Saat bayi dalam kandungan bergerak aktif, Q : Seperti tertekan, R : Perut bagian bawah,
S : 3 dari 0-10, T : Hilang timbul, Sulit tidur karena nyeri yang dirasakan tidak nyaman bagi
pasien, pasien terlihat meringis kesakitan saat nyeri, pasien terlihat sayu, terlihat lingkaran
hitam di sekitar mata, pasien terlihat melindungi area nyeri, tanda-tanda vital : TD : 100/60
mmHg, N : 90 x/menit, R : 22 x/menit.
2. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan pasien menyatakan nafsu makan
menurun, makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan karena mual, muntah 1x
pada tanggal 16 November 2019, merasakan mual apabila mencium bau makanan yang
menyengat, pasien terlihat lemas.
3. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder ditandai
dengan pasien mengatakan demam hingga menggigil, perdarahan pada jalan lahir berwarna
merah segar, hasil pemeriksaan darah : Leukosit 23,67 103/μL, Hemoglobin 10,6 g/dL,
temperatur : 38,5oC, terpasang kateter tinggal sejak tanggal 10 November 2019, hasil
pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir grade II.
4. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta ditandai
dengan pasien mengatakan perdarahan pada jalan lahir, berwarna merah segar, hasil
pemeriksaan darah : Leukosit 23,67 103/μL, hemoglobin 10,6 g/dL, APTT 27,3 detik, hematokrit
31,3%, eritrosit 3,55 106/μL, hasil pemeriksaan USG : plasenta berada di corpus depan menutupi
jalan lahir grade II, pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di
pembalut, tanda-tanda vital : TD : 100/60 mmHg, N : 90 x/menit, R : 22 x/menit
5. Risiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi fisik ditandai dengan pasien mengatakan BAB
biasanya rutin 1x sehari, namun selama dirawat di RSS pasien belum BAB selama 3 hari,
kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien tidak dianjurkan untuk turun dari
tempat tidur, mual, peristaltik usus : 6 x/menit, pasien bedrest, abdomen bagian bawah teraba
keras.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam terdapat diagnosa yang teratasi dan
belum teratasi yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( teratasi )


2. Mual berhubungan dengan kehamilan ( teratasi )
3. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder
(teratasi)
4. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta (teratasi)
5. Risiko konstipasi berhubungan dengan imobilisasi fisik (belum teratasi)

Risiko konstipasi belum teratasi karena tujuan belum tercapai yaitu pola defekasi pasien belum
teratur (1x sehari dengan konsistensi lunak).

Anda mungkin juga menyukai