Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH


YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Stase Jiwa

Oleh :

Agus Indriani (1808001)


Ahmad Ginanjar Setiawan (1808004)
Ani Susanti (1808012)
Ardi Nur Setiyono (1808014)
Dani Ekowati (1808025)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2018
SISTEMATIKA REVIEW JURNAL

A. LATAR BELAKANG

1. Latar Belakang

2. Langkah Penelusuran Jurnal

a. Open search engine Google Chrome dan click :

http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/46/13

b. Insert the keyword :

- Karakteristik penderita, harga diri rendah

Saya memilih artikel jurnal yang berjudul Gambaran Karakteristik Penderita Harga

Diri Rendah Yang Rawat Inap Di Rskd Provinsi Sulawesi Selatan

3. Merumuskan Keyword

Questions Part Questions Term Keyword/Synonim


Population/Pasient Laki-laki dengan wound Premenstrual wound

dehiscence dehiscence
Intervention Terapi relaksaksi Relaxation
Comparison Ganti balut
Outcome Menurunkan Kecemasan Anxiety

B. ANALISA JURNAL

N Resum Jurnal Analisa


O
1 Nama Peneliti Rosliana Daud1, Faisal Asdar2, Rusly3
2 Judul Penelitian GAMBARAN KARAKTERISTIK
PENDERITA HARGA DIRI
RENDAH YANG RAWAT INAP DI
RSKD PROVINSI SULAWESI
SELATAN
3 Tempat dan Waktu Penelitian RSKD Provinsi Sulawesi Selatan.
Februari 2013
4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui karakteristik penderita
harga diri rendah di RSKD Provinsi
Sulawesi Selatan bulan Februari
2013.
5 Daftar Pustaka Jumlah daftar pustaka yang
digunakan sebanyak 18.
Dipublikasikan kedalam jurnal
Gambaran Karakteristik Penderita
Harga Diri Rendah Yang Rawat Inap
Di Rskd Provinsi Sulawesi Selatan
6 Metode penelitian
a. Desain Penelitian a. Metode penelitian menggunakan
b. Populasi dan sampel observasional dengan teknik
c. Kriteria inklusi dan eksklusi pengambilan sampel proportionate
d. Teknik pengumpulan data random sampling.
e. Analisa Data b. Populasi pada penelitian in adalah
f. Pembahasan semua klien harga diri rendah
yang menjalani rawat inap di
RSKD Provinsi Sulawesi selatan
tahun 2012 sebanyak 124 orang
dengan sampel 55 orang.
c. –
d. Data yang diperoleh adalah data
sekunder yang diperoleh dari
medical record. Hasil yang
diperoleh diolah dan dianalisis
dengan menggunakan program
SPSS.
e. Hasil analisis bivariat
menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara infeksi luka
(p=0,0001), operasi emergensi (p
= 0,020), hipoalbumin (p=0,037),
anemia (p = 0,028), status nutrisi
(0,010), dan adanya penyakit
penyerta (p = 0,008) dengan
kejadian wound dehiscence, serta
tidak ada hubungan yang
signifikan antara faktor usia (p =
0,581) dan jenis kelamin (p=
0,604) dengan kejadian wound
dehiscence.
f. Hasil analisis univariat
menunjukkan bahwa pasien-
pasien post laparatomi di
RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung, jumlah terbanyak
berada pada rentang usia > 40
tahun, berjenis kelamin laki-
laki, menderita anemia serta
hipoalbumin, menjalani
operasi emergensi, memiliki
penyakit penyerta berupa
keganasan, diabetes mellitus,
COPD, serta mengalami luka
infeksi dan mengalami wound
dehiscence ketika perawatan
di rumah.Banyaknya kejadian
wound dehiscence di rumah
kemungkinan disebabkan
karena kurangnya
pengetahuan pasien atau
keluarga mengenai perawatan
luka ketika di rumah serta
pentingnya asupan nutrisi
terutama protein untuk proses
penyembuhan luka, seperti
yang disampaikan beberapa
responden bahwa mereka
tidak mengetahui cara
merawat luka, tidak memiliki
peralatan seperti yang dimiliki
rumah sakit dan tidak
mengetahui bahwa protein
diperlukan untuk proses
penyembuhan luka.
7 Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
klien harga diri rendah yang rawat
inap di RSKD Provinsi Sulawesi
Selatan februari 2013 paling banyak
kelompok umur 11-17 tahun sebesar
36,4% , paling banyak adalah
penderita laki-laki sebesar 58,2% ,
paling banyak berpendidikan SMP
32,7%, paling banyak yang berstatus
belum menikah 43,6%.

C. PEMBAHASAN

Dari data- data yang diperoleh akan dibahas berdasarkan urutan variabel yang diteliti.

1. Karakteristik penderita harga diri rendah berdasarkan umur

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa penderita harga diri rendah yang rawat

inap di ruang Kenanga RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan November 2012

paling banyak pada kelompok umur 11- 17 tahun, yaitu 20 orang (36,4 %), dimana

kelompok umur tersebut tergolong usia muda. Hal ini disebabkan karena usia remaja

merupakan usia dimana seseorang dalam pencarian jati diri, dan juga di usia remaja

koping individu terhadap stres belum terbentuk dengan maksimal sehingga seseorang

anak remaja sangat membutuhkan pendampingan dari orang dewasa yakni orang tua.
Kegagalan dalam pencarian jati diri dan juga pengalaman yang buruk seperti

penolakan dari orangorang disekitarnya, kurang mendapat penghargaan dari orang

tua, ditambah dengan tidak adanya pendampingan orang tua pada saat remaja

mengalami masalah, sehingga remaja tersebut menghadapi masalah dengan

menggunakan koping yang maladaptif, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan

timbulnya masalah harga diri rendah pada remaja.

2. Karakteristik penderita harga diri rendah berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa penderita harga diri rendah yang rawat

inap di ruang kenanga RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan november 2012 paling

banyak pada lakilaki, yaitu 32 orang (58,2 %g). Sebagian besar penelitian-penelitian

menunjukkan bahwa perempuan lebih mampu mengatasi suatu masalah dengan

menggunakan koping yang efektif dibanding laki-laki. Hal ini dapat disebabkan

karena perempuan didalam menghadapi suatu masalah lebih tenang dan lebih muda

mengungkapkan apa yang dialami atau dirasakannya dibandingkan dengan laki-laki.

3. Karakteristik penderita harga diri rendah berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa penderita harga diri rendah yang rawat

inap di ruang kenanga RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan november 2012 paling

banyak pada tingkat pendidikan SMP, yaitu 18 orang (32,7%). Seperti pada bahasan

sebelumnya pendidikan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari hasil penelitian

sebagian besar penderita harga diri rendah tingkat pendidikannya hanya sampai SMP.

Hal ini dapat disebabkan karena penderita dengan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi akan lebih mampu mengatasi atau menyelesaikan masalah dengan

menggunakan koping yang efektif dan konstruktif daripada seseorang dengan


pendidikan rendah. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi, pola pikir,

kepribadian dan perilaku seseorang. Semakin tinggi pendidikan formal, maka

perilaku individu diharapkan lebih mudah dalam mengadopsi pengetahuan baru dan

mempunyai kepribadian serta perilaku yang baik.

4. Karakteristik penderita harga diri rendah berdasarkan status perkawinan

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa penderita harga diri rendah yang rawat

inap di ruang kenanga RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan november 2012 paling

banyak pada orang yang belum menikah, yaitu 24 orang (43,6 %). Hal ini

kemungkinan disebabkan karena seseorang yang telah menikah lebih mampu

mengatasi suatu masalah dikarenakan telah memiliki tanggu jawab baru sebagai

seorang istri dan ibu sehingga pemikirannya lebih dewasa dan melihat masalah itu

secara lebih luas. Disamping itu seseorang yang telah menikah memiliki pasang

hidup yakni suami yang dapat membantu dalam pemecahan suatu masalah.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang karakteristik penderita harga diri rendah yang

rawat inap di RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan Februari 2013, maka dapat

ditarik kesimpulan sebgai berikut:

a. Berdasarkan umur, klien harga diri rendah yang rawat inap di RSKD Provinsi

Sulawesi Selatan paling banyak usia muda yaitu kelompok umur 11-17 tahun

dibandingkan kelompok umur lain.

b. Berdasarkan jenis kelamin, klien harga diri rendah yang rawat inap di RSKD

Provinsi Sulawesi Selatan bulan februari 2013 paling banyak adalah laki-laki

dibanding perempuan.
c. Berdasarkan tingkat pendidikan, klien harga diri rendah yang rawat inap di

RSKD Provinsi Sulawesi Selatan bulan februari 2013 paling banyak duduk

dibangku sekolah SMP.

d. Berdasarkan status perkawinan, klien harga diri rendah yang rawat inap di

RSKD Provinsi Sulawesi Selatan blan Februari 2013 sebagian besar yang

belum menikah.

2. Saran

a. Teman sejawat

Sebaiknya melakukan pengkajian secara menyeluruh sesuai gambaran

karakteristik pasien dengan Harga Diri Rendah sehingga diperoleh penyebab

pasien tersebut mengalami HDR sehingga dapat diberikan intervensi sesuai

dengan kebutuhan pasien.

b. Peneliti lain

Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian dengan menambahkan

atau mencari karakteriksik lainnya pada penderita harga diri rendah.

c. Orang tua Sebagian besar penelitian menemukan bahwa penderita harga diri

rendah dari golongan usia remaja, untuk itu diharapkan agar orang tua dapat

mendampingi anak pada usia remaja agar tidak sampai mengalami frustasi

hingga gangguan kejiwaan harga diri rendah.

Anda mungkin juga menyukai