Anda di halaman 1dari 5

ANAK 2 TAHUN

Ada tiga kemampuan yang mencolok dalam perkembangan balita usia 2 tahun. Yakni kemampuan
berpikir, berkonsentrasi, dan berbahasa.

Kini, balita mampu mengenal benda dan tempat tanpa perlu melihatnya secara langsung. Bukan hanya
itu. la juga bisa menciptakan gambaran tentang suatu kejadian tanpa harus mengalaminya. Misalnya
saja, bila ditendang, bola akan rnenggelinding.

Hal ini terjadi karena anak sudah mampu menciptakan simbol-simbol dalam suatu benda. Biasanya,
kemahiran ini akan tumbuh saat ia berusia 18 bulan.

Selain itu, anak juga sudah rnengetahui fungsi dari beberapa benda yang tidak asing baginya. Misalnya,
telepon adalah benda yang digunakan untuk mendengar suara seseorang. Dari

pemahamannya yang terus meningkat itulah, keinginan balita untuk "meneliti" benda-benda yang ada di
sekitarnya kian menggebu-gebu. Sebaiknya Anda selalu mendampinginya, karena rasa ingin tahu yang
begitu kuat ini mungkin saja akan membahayakannya.

Perkembangan kognitif adalah perubahan dan kestabilan dalam kemampuan mental (mental abilities),
seperti kemampuan belajar, atensi, daya ingat, bahasa, kemampuan berpikir, penalaran, dan kreativitas
(Papalia, Olds, dan Feldman, 2009). Kata ‘mental’ mengacu kepada hal-hal yang berhubungan dengan
pikiran. Sederhananya, perkembangan dalam aspek kognitif mencakup perkembangan kemampuan
seseorang untuk berpikir, memproses informasi, serta menggunakan informasi yang sudah diperoleh.

Aspek kognitif memiliki peran yang penting dalam perilaku manusia. Kemampuan kognitif juga
berhubungan dengan kedua aspek lainnya, yaitu motorik dan psikososial. Kita membutuhkan
kemampuan untuk menyerap informasi dari lingkungan dan menggunakannya untuk beradaptasi.
Misalnya saat belajar menaiki tangga, anak memproses informasi bahwa naik tangga itu caranya dengan
satu kaki bergantian. Saat anak berinteraksi dengan teman, anak juga memproses informasi bahwa
orang lain senang kalau ia mau berbagi mainan dan tidak suka kalau mainannya direbut. Pikiran
seseorang juga berhubungan dengan perasaan dan perilakunya. Ketiga aspek ini biasa disebut 3P
(pikiran-perasaan-perilaku). Misalnya, jika anak berpikir ia dimarahi karena berbuat salah, ia merasa
sedih, lalu perilaku yang muncul adalah menangis atau menjauh dari orang lain.
Seperti halnya orang lain, anak-anak usia 2-4 tahun juga memiliki pikiran mereka sendiri. Di usia ini
kemampuan berbahasa juga mulai berkembang lebih baik, sehingga mereka mulai lebih banyak
mengeksplorasi dunia sekitar mereka dengan bahasa. Pertanyaan “ini apa?” sering muncul seiring
bertambahnya kosakata dan kemampuan untuk memahami bahasa. Oleh karena itu, pembahasan
perkembangan kognitif di sini akan mencakup perkembangan kemampuan berpikir dan bahasa. Dalam
perkembangan kognitifnya, anak akan banyak belajar tentang “konsep”. Contohnya:

konsep jumlah (ada berapa banyak benda dalam kelompok benda ini?) dan angka (angka ini artinya ada
berapa banyak benda?)

konsep waktu (kapan sesuatu terjadi?)

konsep urutan (apa duluan, lalu apa, lalu apa lagi? Apa yang pertama, apa yang terakhir?)

konsep warna (warna yang seperti ini namanya apa?)

Anak mulai menghubungkan informasi-informasi yang ia peroleh, lalu membuat kesimpulan. Misalnya,
hewan yang kakinya empat, berekor, memiliki kumis, dan berbunyi “meong” adalah hewan kucing. Atau
semua warna yang seperti itu disebut warna biru.

Secara umum, anak usia 2 tahun mulai dapat melakukan hal-hal berikut:

Menunjuk benda atau gambar bila nama bendanya disebutkan

Mengenali nama orang-orang, benda, dan bagian-bagian tubuh yang familiar baginya

Berbicara dengan kalimat sederhana (2-3 kata)

Bertanya tentang nama benda, “ini apa?”

Mengikuti instruksi sederhana, misalnya “pakai sepatu” dan “ambilkan gelas”

Mengulangi kata yang didengar

Memahami arti gestur/isyarat yang familiar baginya, seperti anggukan (iya, boleh), gelengan (bukan,
tidak, jangan), telapak tangan di depan (stop, tos)

Menunjuk gambar dalam buku yang menarik baginya

Menemukan benda yang disembunyikan (di tempat yang tidak terlalu sulit), misalnya di bawah selimut
atau di balik pintu

Mengelompokkan benda atau gambar sederhana berdasarkan satu kesamaan, misalnya bentuk atau
warna. Note: anak mungkin belum mengenal nama warnanya, tapi ia tahu bahwa warnanya sama
Bermain peran dan permainan pura-pura (make-believe play), misalnya pura-pura mengangkat telepon,
memasak, atau menaiki mobil

Aspek Kognitif

Anak usia 2-4 tahun, berada dalam tahap Pra Operasional (subtahap fungsi simbolis), yaitu tahap
dimana anak dapat menerima rangsangan dan memberikan respon, namun sifatnya masih terbatas
karena anak masih berpikir konkret. Pemikiran pra-operasional masih mengandung dua keterbatasan :
egosentris (tidak mampu membedakan perspektif sendiri dengan perspektif orang lain) dan animisme
(berpikir bahwa objek tak bergerak/tak hidup memiliki kemampuan seperti makhluk hidup, misal bisa
berbicara,di ajak berdialog,menyerang,dsb).

Secara umum, anak usia 2 tahun mulai bisa:

- mengelompokkan benda, misal: bentuk atau warna

- bermain peran/pura-pura

Perkembangan kognitif dipelajari melalui proses mental dan persepsi sensorik. Kemampuan
berkomunikasi, interaksi mendukung orang lain dan kemampuan memaksimalkan semua kemampuan
sensorik seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencicipi dan mencium yang diperlukan untuk
pengembangan maksimum dari pembentukan mental atau kognitif. Perkembangan anak berkualitas
tinggi selalu menempatkan prioritas pada pembelajaran intelektual anak-anak.

Teori perkembangan kognitif menurut para ahli seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky memiliki peran
besar terhadap ide-ide kita tentang bagaimana anak-anak belajar. Keduanya memiliki perspektif yang
sedikit berbeda dan menekankan aspek yang berbeda dalam perkembangan kognitif anak. Piaget
memiliki perpektif yang lebih fokus pada cara seorang anak bertindak atas benda-benda di linkungannya
dalam rangkan membangun mental dari bagaimana cara dunia bekerja. Dalam teori Piaget, lingkungan
fisik dan peran orang dewasa sangat penting untuk memastikan lingkungan yang kaya dan merangsang
anak untuk sesekali mengajukan pertanyaan mengenai pemikiran anak-anak tersebut terhadap
lingkungan.

Teori perkembangan kognitif Vygotsky melihat lebih dekat bagaimana cara anak-anak memperoleh
pengetahuan melalui interaksi dengan orang-orang yang lebih berpengalaman dan bahasa memainkan
peran dalam proses. Teori Vygotsky memandang lingkungan sosial dan peran dewasa yang penting
adalah untuk membantu anak-anak mengatasi tantangan yang hanya sedikit di luar apa yang bisa
mereka lakukan sendiri.
Perkembangan kognitif anak adalah semua tentang belajar. Perkembangan kognitif meliputi
kemampuan anak sekolah memecahkan masalah matematika, keberanian anak usia skolah mengajukan
pertanyaan setelah mereka membaca sesuatu. Perkembangan kognitif terjadi sepanjang waktu dan
dipengaruhi oleh gen dan pengalaman yang dimilikinya. Itulah mengapa mengetahui ciri-ciri
perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah dasar sangat penting bagi kita.

Menurut Dodge, Colker, dan Heroman (2002), “Perkembangan kognitif adalah proses belajar yang
mengacu pada pikiran dan cara kerjanya. Ini melibatkan bagaimana anak-anak berpikir, bagaimana
mereka melihat dunia mereka, dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka pelajari.” Anak-
anak akan memiliki segala sesuatu yang berkaitan dengan beberapa pengalaman yang telah dilalui sejak
ia lahir. Otak manusia akan dibangun dari waktu ke waktu, sehingga setiap pengalaman yang telah
dilalui akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini tentu saja juga dipengaruhi oleh
fungsi gen, dimana interaksi antar gen akan berpengaruh pada pertumbuhan otak.

Tahap Perkembangan Kognitif

Jean Piaget telah bertahun-tahun mempelajari hubungan antara perkembangan kognitif dan usia anak-
anak. Menurut Paget, anak-anak menjalani empat tahap perkembangan kognitif yang dilalui secara
berurutan secara bertahap. Setiap anak akan menambah pengalaman baru untuk menambah
pengetahuan mereka sehingga secara bertahap mereka akan meningkatkan kapasitas cara berpikir
mereka. Berikut ini tahap perkembangan kognitif anak yang dilalui secara bertahap dan berurutan:

Sensori Motorik

Adalah tahapan pertama yang dilalui anak. Tahapan ini berlangsung sejak anak lahir hingga berusia 2
tahun. Pada tahap sensori motorik anak akan mulai memanfaatkan imitasi, memori dan cara berpikir.
Mereka mulai menyadari benda-benda bergerak dan benda-benda yang berbunyi. Secara sadar anak
pada tahapan ini mampu bergerak sebagai tindakan reflex untuk kegiatan yang diarahkan pada tujuan
tertentu.

Tahap Praoperasional

Tahap kedua setelah sensori motorik adalah tahap praoperasional. Tahap ini berlangsung ketika anak
sudah menginjak usia 2 hingga 7 tahun, dimana saat itu anak sudah ada yang memasuki sekolah dasar.
Kemampuan anak juga mulai berkembang dengan scara bertahap mengembangkan penggunaan bahasa
dan kemampuan berpikir dalam bentuk simbolik. Pada tahapan ini anak-anak juga dapat berpikir operasi
melalui cara logis dalam satu arah. Pada tahap praoperasional, anak-anak mungkin mengalami kesulitan
melihat sudut pandang orang lain.

Anda mungkin juga menyukai