Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIERSITAS HALUOLEO

HASIL DISKUSI

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“LARGE VOLUME PARENTERAL”

OLEH:

KELOMPOK III (TIGA)

• NUR APRIANI BAHARUDDIN (O1A117165)

• RIANA OKTO (O1A117176)

• WA ODE INDRI HARTATI (O1A117190)

• WINDY WIRANDANY (O1A117198)

• ABRAR (O1A117203)

KELAS : D

ASISTEN : MUH. MAHFUDZ NUR, S.Farm

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020
1. Definisi dan pembagian LVP berdasarkan cara pemberiannya
a. Menurut Ansel Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery system 9th Ed (Allen dkk.,
2011 : 475)
b. Menurut Menurut Phramacy Practice 6th Edition (Watson Dan Louise, 2020:25)
c. Menurut calculations and pharmaceutics in practice (Watson Dan Louise, 2020:25)
d. Menurut FastTrack : Pharmaceutics Dosage Form and Design (Jones, 2008 : 105 dan
109)
e. menurut banker, 2002, modern pharmaceutics: 387-389
f. Menurut Introduce To Hospital And Health-System Phrmacy Practice (Holdford and
Thomas, 2010 : 301)
g. menurut ansel, 2011, pengantar bentuk sediaan farmasi : 446-447

KESIMPULAN:

LVP adalah sediaan parenteral yang mengadung volume 100 mL atau lebih yang
diberikan secara parenteral.

Pembagian LVP
a. Cairan infus
b. Cairan dialysis
c. Cairan irigasi
d. Total parenteal nutrisi
e. Antibiotic intravena
f. Analgesic terkontrol
2. Rute Pemberian Secara Intravena Diindikasikan Untuk Keadaan Bagaimana

a. Menurut Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan (Kee J. L., Dan Evelyn R. H.,
1994: 114)
b. Menurut Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan
(Mutaqqin A.,2008:529-530)
c. Menurut Cancer Pain Assesment and Management (Bruera E.,D.,dan Russel
K.,P.,2010;545)
d. Menurut Intravenous Infusion Therapy For Nurses Principles & Practice (Josephson
D. L., 2004: 10)
e. Menurut At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima (Neal, M.J, 2006: 13)

KESIMPULAN:
a. Ketika dibutuhkan respon sistemik yang lebih cepat
b. Obat yang diabsorbsi buruk melalui saluran pencernaan
c. Pasien yang tidak sadarkan diri
3. Definisi injeksi volume besar

a. Menurut Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral Medications 3rd Edition


(Nema dan John, 2010 : 76)
b. Menurut Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile
Products (Niazi, 2009: 28)
c. Menurut Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3rd Edition (Swarbick,
2007: 1004)
d. Menurut Quality Assurance in Dialysis (Henderson dan Richard, 2007: 267)
e. Menurut Rhemingtons Pharmaceutical Science”,18th Edition (Gennaro,
1990:1570)
f. Menurut Concepts in Sterile Preparations and Aseptic Technique (Ochoa dan
Jose, 2015: 52)
g. Menurut Handbook of GC/MS: Fundamentals and Applications (Hubschmann,
2009: 92)

KESIMPULAN:
Injeksi volume besara dalah sediaan parenteral yang mengandung 100-1000 mL
yang diberikan secara parenteral dan tersedia dalam botol kaca ataupun plastik.
4. Kegunaan cairan intravena
a. Menurut Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien (Asmadi, 2008)
b. Menurut A Guide to Infevtion Control in the Hospital (Wenzel dkk., 2002 : 117)
c. Menurut Intravenous Therapy for Preshospital Providers Second Edition (Pollak
dkk., 2015 : 63)
d. Menurut Penuntun Praktis Anestesi (Dobson, 1994 : 41)
e. Menurut Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 (Behrman dkk., 2000)
f. Menurut Intravenous Therapy for Prehospital Providers (Andolsek, 2000 : 448)
g. Menurut Preeklampsia Berat dan Eklampsia : Tatalaksana Anestesia Perioperatif
(Lalenoh, 2018 : 68 )

KESIMPULAN:
1. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
2. Sebagai sarana untuk memberikan nutrisi
3. Sebagai pembawa untuk sediaan obat lain.
4. Menyediakan cairan pengganti untuk menghilangkan kelainan yang timbul akibat
proses pembedahan, trauma atau patologi yang lain.
5. Cairan Intravena Bisa Digunakan Pada Kondisi Bagaimana
a. Menurut Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit (Satari dan
Mila, 2008:33)
b. Menurut Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi (Taber, 1994:94).
c. Menurut Sepsis, Kidney and Multiple Organ Dysfunction (Ronco dkk.,2004)
d. Menurut Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol 1 (Behrman dkk., 2000)
e. Menurut Anestesiologi dan Terapi Intensif Edisi Pertama (Rehatta dkk.,2019:109).
f. Menurut Buku Saku Keperawatan Medical Bedah (Nurachmah dan Ratna,
2000:17).
g. Menurut Keperawatan Medikal-Bedah (Baughman dan Joann, 2000:56)

KESIMPULAN:
Cairan intravena digunakan untuk:
 Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
 Memperbaiki gangguaan keseimbangan cairan tubuh
 Menyediakan nutrisi
 Pembawa untuk zat obat lain
 Digunankan ketika memerlukan onset yang cepat.
6. Syarat –Syarat Injeksi Volume Besar
a. Menurut pharmaceutics second year diploma in pharmacy (kasture dkk.,2007:16)
b. Menurut Ansel's pharmaceutical Dosage Form and drug Delivery system 9 th Ed
(Allen dkk.,2011 :475)
c. Menurut steril dosage form (Torce dan Robert, 1974: 163-164)
d. Menurut introduction to hospital and health system pharmacy practice (Holdford
dan Thomas., 2010: 303)
e. Menurut pharmaceutical dosage form: parenteral medications volume 3 (avis dkk.,
1993:

KESIMPULAN:
Syarat –Syarat Injeksi Volume Besar yaitu
a) steril: produk parenteral harus steril yaitu bebas dari semua mikroorganisme
dengan demikian sterilisasi produk yang harus dilakukan, teknik aseptik harus
disetujui selama persiapan, dan pemberian bentuk sediaan produk harus lulus uji.
b) bebas dari bahan partikulat produk, dimana zat yang tidak larut berada dalam
suatu produk dengan demikian produk parenteral harus lulus uji
c) kebebasan dari pirogen: pirogen adalah produk dari mikroorganisme hidup atau
mati yang menyebabkan peningkatan temperatur setelah injeksi, produk parenteral
harus bebas dari pirogen dan lulus tes pirogen
d) stabilitas: stabilitas dalam bentuk sediaan parenteral yang diberikan adalah yang
paling penting, stabilitas fisik dan kimia dari produk parenteral harus dijaga
selama penyimpanan.
e) Syarat untuk sediaan injeksi volume besar yakni, rata rata jumlah partikel tidak
melebihi 25 per mL untuk partikel berukuran dari 10 mikro atau lebih, dan rata
rata jumlah partikel tidak melebihi 3 per mL untuk partikel berukuran dari 25
mikro atau lebih.
7. Bagian-Bagian Alat Yang Digunakan Dalam Infus Intravena
a. Menurut Pharmaceutical Practice Fourth Edition (Winfield dkk.,2009)
b. Menurut Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan Infus (Ariningrum dan
Jarot, 2018:14)
c. Menurut Remington the Science and Practice Of Pharmacy 21st Edition
(Troy,2006)
d. Menurut Intravenous Therapy in Nursing Practice (Dougherty dan Elliot, 2008:
199)
e. Menurut Sedation-E-Book: A Guide to Patient Management (Malamed, 2009)

KESIMPULAN:
Bagian-Bagian Alat Yang Digunakan Dalam Infus Intravena yaitu
 Pompa infus,
Perangkat ini menggunakan tekanan sebagai kekuatan pendorong untuk memungkinkan
pemberian cairan ke pasien. Pompa infus, yang dapat dibagi menjadi pompa yang
menggerakkan fluida dengan mekanisme piston dan katup dan pompa yang
menggerakkan fluida dengan peristaltik, banyak digunakan. Pompa infus ini mahal
untuk dibeli dan dioperasikan tetapi memungkinkan cairan secara akurat diinfuskan ke
pasien dengan kecepatan rendah. Perangkat ini menjadi lebih canggih dengan kontrol
elektronik yang lebih besar.
 Pengontrol infus
adalah perangkat sederhana yang dapat secara akurat memberikan volume cairan yang
diperlukan, meskipun kesulitan terjadi dengan pemberian solusi kental. Perangkat ini
bergantung pada gravitasi yang memindahkan cairan infus ke dalam set pemberian
intravena. Tingkat penurunan dalam ruang set pengaturan administrasi dipantau oleh
mekanisme fotolistrik. Perangkat kemudian menerapkan penyempitan pada tabung set
administrasi untuk memberikan laju aliran yang telah dipilih.
 Infuser elastomer
Perangkat ini terbuat dari cangkang luar yang kaku atau fleksibel dengan reservoir
fleksibel. Reservoir di dalam perangkat diisi secara aseptik dengan cairan. Elastisitas
reservoir yang diisi memberikan tekanan yang konstan. Ini memaksa cairan melalui
suatu perangkat pembatasan aliran terintegrasi yang mengontrol laju aliran cairan.
Tabung dari infuser dapat dihubungkan ke kanula yang berada di dalam vena sentral
pasien. Perangkat ini mahal tetapi mudah dioperasikan dan memungkinkan perawatan
yang mudah di rumah.
 Infuser jarum suntik
Perangkat ini digunakan untuk mengontrol pengiriman volume kecil infus intravena
selama periode waktu yang telah ditentukan. Infuser jarum suntik memindahkan
plunger jarum suntik dengan sekrup yang digerakkan untuk memasukkan cairan ke
dalam pipa untuk dialirkan ke saluran intravena pasien. Perangkat kecil dan ringan ini
memungkinkan administrasi volume cairan yang tepat.
 Pin penusuk
bagian dari set IV yang dimasukkan ke dalam selang IV cairan. Ini adalah bagian
plastik kaku yang harus tetap steril sebelum dimasukkan ke dalam kantong larutan.
Terletak tepat di bawah pin penusuk adalah ruang tetesan. Ruang tetesan adalah ruang
plastik bening yang besar, fleksibel, tempat cairan dari kantong (infus) akan menetes.
 Ruang tetesan
memiliki dua fungsi: untuk mencegah udara masuk ke dalam pipa Iv dan untuk
memungkinkan pengaturan laju aliran larutan. Ruang tetesan harus diisi kira-kira
setengah jalan dengan cairan IV untuk mencegah gelembung udara memasuki tabung
IV.
 Kenop penyesuaian rute
Mengatur regulasi tingkat aliran cairan iv ke dalam ruang tetesan. Dengan
menggulirkan pengontrol bulat, tabung IV dikompresi atau terbuka, memperlambat atau
mempercepat laju aliran Iv cairan
 Port injeksi
Biasanya berupa diafragma karet yang memacu tabung iv utama
 Adaptor jarum
Pada ujung tabung IV adalah adaptor jarum. Berbagai bentuk dan ukuran jarum dapat
digunakan untuk venipuncture. Selain itu, ada banyak produsen masing-masing jarum.
8. Pembagian Cara Pemberian Injeksi Volume Besar

a. Menurut Sterile Dosage Forms (Torce, 1974:163)


b. Menurut Remington Pharmaceutical Science 18th Edition (Gennaro, 1990:1574)
c. Menurut Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3 rd Edition (Swarbrick., 2007:
1004-1006)
d. Menurut Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan ( Kee dan Evelyn, 1996: 114-
120)
e. Menurut Pharmcaeutical Dosage Forms (Jones, 2008: 104-109)

KESIMPULAN :
Parenteral volume besar (hingga 500 ml) diberikan secara intravena dan subkutan
(walaupun pemberian rute SC jarang digunakan untuk tujuan ini).
1) Rute intravena
 Ini melibatkan pemberian formulasi parenteral kedalam vena, biasanya vena
proksimal besar. Vena terletak di bawah jaringan subkutan, tertanam di dalam
otot.
 Formulasi volume yang besar (hingga 500 ml) dankecil (hingga 10 ml) dapat
diberikan secara intravena. Volume besar dimasukkan kedalam vena pada tingkat
yang terkontrol, mis. total nutrisi parenteral, infuse larutan elektrolit / nutrisi baik
yang mengandung atau tanpa obat.
2) Rute subkutan
 Ini melibatkan pemberian kejaringan subkutan, lapisan lemak yang terletak di
bawah dermis.
 Volume injeksi biasanya sekitar 1 ml; Namun, larutan parenteral volume besar
(elektrolit atau dekstrosa, hingga 1000 ml) dapat diinfus secara subkutan. Teknik
ini disebut hypodermoclysis dan hanya digunakan ketika ada kesulitan dalam
mengakses vena. Pada beberapa kesempatan hyaluronidase dapat diberikan untuk
meningkatkan volume yang tersedia di lokasi dengan mengkatalisis kerusakan
sementara jaringan ikat di lokasi (asam hialuronat).
9. Jelaskan wadah dan penutup yang digunakan pada sediaan infus
a. Menurut Buku Bagian ilmu Farmasi Veteriner edisi 1 (lazuardi, 2019)
b. Menurut Microbiological Hazards Of Infusion Theraphy (Phillips dkk., 1976 hal :
9-10)
c. Menurut buku Ansel’s: Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System 9
th Edition (Allen dkk, 2011:453)
d. Menurut buku Ansel’s: Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System
10 th Edition (Allen and Howard, 2014:536)
e. Menurut gennaro, 2000
f. Menurut buku The Japanese Pharmacopoeia (Kawasaki, 2006:120)
g. Menurut buku steril drug product: Formulation, Packaging, Manufacturing, and
Quality (Akers, 2010:18).

KESIMPULAN :
1) Botol kaca, biasanya terbuat dari kaca tipe 1, kaca tipe 1 digunakan untuk produk
yang memiliki Ph tinggi. Meskipun biayanya meningkat.
2) Tes PVC yang dapat dilipat, digunakan untuk mengemas sebagian besar sediaan
infus. Dirancang dengan port untuk lampiran set adminitrasi dan port adiktif untuk
penambahan cairan parenteral volume kecil. Tes PVC yang dapat dilipat adalah tahan
terhadap benturan selama pemberian cairan sehingga tidak memerlukan sistem
saluran udara masuk.
3) Wadah plastik semi kaku digunakan untuk volume 100ml untuk larutan elektrolit 3L,
uuntuk larutan TPN dan hingga 5’ untuk larutan dialisis. Kantong semi kaku
dirancang dengan dua port. Satu port memungkinkan lampiran dari set
administrasinya volume produk parenteral atau cairan infus vol kecil. Wadah-wadah
ini dimaksudkan untuk sekali pakai mereka memiliki skala kelulusan yang dapat
dibaca baik dalam posisi terbalik atau tegak.
10. PROSES PENGISIAN INFUS KEDALAM BOTOL
a. Menurut Remington The Science and Practice of Pharmacy 21 st Ed. (Troy, 2006 :
824)
b. Menurut Pharmacy Practice 6th Edition (Watson dan Louise.,2020 : 200)
c. Menurut Pharmaceutical Dosage Forms : Parenteral Medications 3 rd Ed. (Nema
dan John, 2010 : 27)
d. Menurut Continuous Processing in Pharmaceutical Manufacturing (Subramanian,
2015 : 422)
e. Menurut Textbook of Pharmaceutics (Jain dan Vandana., 2012: 428)

KESIMPULAN :
Jadi proses Memasukkan Infus Kedalam Botol dapat dilakukan dengan tiga metode
dengan akurasi yang tinggi, yaitu pengisian volumetrik, doseis waktu / tekanan, dan
pengisian berat bersih. Kemudian peralatan yang digunakan harus dibersihkan secara
ketat dan disterilkan dengan uap, serta proses pengisian harus dilakukan secara aseptis
dan harus langsung ditutup sesegera mungkin setelahnya untuk mencegah kontaminasi.
Agar kesterilan dan aspek kualitas lainnyanya dari sediaan selalu terjaga
11. Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Infus
a. Menurut Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-surgical Nursing Vol.1
(Suzanne dkk., 2010 : 303)
b. Menurut Intravenous Infusion Therapy for Nurses Principles & Practice (Josephson,
2004 : 255)
c. Menurut Medical-Surgical Nursing Concepts & Practice (Dewit dan Candice, 2013 :
53).
d. Menurut The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures (Lister dkk.,
2020 : 903)
e. Menurut Nursing Interventions & Clinical Skills (Perry dkk., 2015 : 722)

KESIMPULAN:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Aliran infus secara umum:
- Aliran berbanding lurus dengan tinggi wadah infus. Meningkatkan ketinggian
wadah infus dapat memperlambat aliran infus
- Infus harus diberikan sesuai jadwal, sehingga perlu dilakukan pengamatan secara
terus menerus terhadap infus yang diberikan kepada pasien
- Perubahan posisi pasien, tinggi wadah infus (harus > 90 cm / 36 inci di atas
jantung)
- Gerakan tangan, seperti gerakan menekuk atau membengkokkan yang akan
mempengaruhi laju aliran infus dan biasanya akan menyebabkan darah keluar
diselang infus
- Aliran berbanding lurus dengan diameter selang infus. Penjepit/klem pada
tabung IV mengatur aliran dengan mengubah diameter tabung. Selain itu,
alirannya lebih cepat melalui cannula dengan ukuran besar daripada yang kecil.
- Aliran berbanding terbalik dengan panjang selang infus. Menambahkan tubing
ekstensi ke jalur IV dapat menurunkan aliran.
- Aliran berbanding terbalik dengan viskositas fluida. Larutan kental IV, seperti
darah, membutuhkan kanula yang lebih besar daripada air atau larutan garam.
12. Cara Menghitung Besarnya Aliran Infus
a. Menurut Starking dan Krause, 2010 (Passing Calculations Test for Nursing
Students 2nd Ed.: 90)
b. Menurut Brownell dan Priff, 2008 (Nursing 2009 Student Drug Handbook: 10 )
c. Menurut Lapham dan Agap, 2009 (Drug Calculation For Nurses 3rd Ed: 106)
d. Menurut Lapham dan Agap, 2009 (Drug Calculation For Nurses 3rd Ed: 106)
e. Menurut Niblett, 2006 (A Nurses Guide to Dosage Calculation Giving
Medications Savety:146)

KESIMPULAN :
Jadi cara menghitung besarnya aliran infus dapat dilakukan dengan Set, yaitu alat
yang digunakan untuk memecah aliran setiap mL cairan kedalam tetesan uang
kemudian dapat dihitung untuk memastikan jumlah tetesan permenit yang tepat
untuk setiap pasien.

Digunakan rumus berikut jika diketahui volume total dalam mL yang akan
diinfuskan dan jumlah waktu untuk infus.
total volume
Laju alir = , maka akan didapat laju airnnya.
waktu dalam jam

Kemudian untuk mengetahui jumlah tetes per menit dapat dihitung dengan rumus :
tetes per mL pemberian set X vol . dalaminfus (mL)
Tetes/menit =
waktu infus X 60
13. Cara Menghitung milikuivalen atau osmol dan miliosmol
a. Menurut Pharmaceutical Calculation (Agarwal, 2016 :85)
b. Menurut Bentley Textbook of Pharmaceutics (Jains dkk., 2012)
c. Menurut Pharmaceutical Calculation 13th ed (Ansel, 2010: 195-196)
d. Menurut Pharmaceutical Calculation 15th ed (Ansel & Stockton, 2017:214)
e. Menurut A Text Book of Science For The Health Professions Second Edition
(Hinwood, 2001:

KESIMPULAN:

 Rumus miliekuivalen :
 Berat substansi dalam (mg) =

Jumlah ekuivalen x berat mili ekuivalen

 Menghitung jumlah miliekuivalen :

berat substansi (mg)


Jumlah mEq =
berat miliekuivalen

mEq = mmol x valensi

mg zat
mEq = x valensi
mW

mEq x mW
mg =
valensi
 Rumus miliOsmol :

mOsmol
 = beratzat ¿ ¿ x no.spesimen x 1000
L

bobot molekul
 Mg = miliOsmol x
jumlah spesies
.
DAFTAR PUSTAKA

Akers M.J., 2010, Sterile Drug Products, Informa Healthcare, New York.

Allen and Howard, 2014. Ansel’s: Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System
10 th Edition, Wolter Kluwer: Philadephia.

Allen L.V., Nicholas G.P dan Howard C.A.,2011, Ansel Pharmaceutical Dosage and Drug
Delivery system 9 th.ed. Wolther Kluwer. Philadelphia.

Andolsek, C.M., 2000, Intravenous Therapy for Prehospital Providers, Jones and Barlett
Publisher : Canada
Ansel, 2011, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : 446-447
Ansel, H.C., 2010, Pharmaceutical Calculation 13th ed, Wolters Kluwer: US
Ansel, H.C., dan Stockton, S.J., 2017, Pharmaceutical Calculation 15th ed, Wolters Kluwer:
China
Ariningrum, D dan Jarot B, 2018, Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan Infus,
Universitas Sebelas Maret: Surakarta.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien, Penerbit Salemba Medika : Jakarta
Avis, K.E., Herbert. A.L., dan Leon L., 1993, pharmaceutical dosage form: parenteral
medications volume 3, mrcel dekker: New York.
Banker.,2002, Modern Pharmaceutics: 387-389.
Baughman, D.C., dan Joann C,H., 2000, Keperawatan Medikal-Bedah, Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.

Behrman, Kliegram, dan Arvin, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol 1, Buku Kedokteran
EGC:Jakarta.

Brownell. C., dan Priff, N., 2008, Nursing 2009 Student Drug Handbook, Lippincott
Williams & Wilkins: Philadelphia.

Bruera E.,D.,dan Russel K.,P.,2010, Cancer Pain Assesment and Management, Cambridge
University Press; USA.
Buchholz, S., 2009, Henke’s Med-Math Dosage Calculation, Preparation & Administrstion
Sixth Edition, Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia.

Dewit, S. C., and Candice K. K., 2013, Medical-Surgical Nursing Concepts & Practice,
Elsevier Saunders : USA.

Dobson, M.B., 1994, Penuntun Praktis Anestesi, World Health Organization : Jakarta
Dougherty, L dan Elliot T, 2008, Intravenous Therapy in Nursing Practice, Blackwell:
Australia.

Gennaro A.R, 2000. Remington: The Science and Practice Of Pharmacy, Chaiman Of the
Editorial Board:New York.

Gennaro,A.R, et all, (1990), “Rhemingtons Pharmaceutical Science”, 18th Edition, Marck


Publishing Company, Pensylvania.
Henderson, L.W., dan Richard S.T., 2007, Quality Assurance in Dialysis, Springer Science &
Business Media: USA

Hinwood, B., 2001, A Text Book of Science For The Health Professions Second edition,
Nelson ternos ltd: UK
Holdford and Thomas, 2010, Introduce To Hospital And Health-System Phrmacy Practice,
America Society of Health-System Pharmacists, America

Hubschmann H.J., 2009, Handbook of GC/MS: Fundamentals and Applications, Wiley-VCH:


Germany.

Jain, S.K., Vandana, S., dan Rawlins, E.A., 2012, Bentley Textbook of Pharmaceutics,
Elsevier: UK
Jones, D., 2008, FastTrack : Pharmaceutics Dosage Form and Design, Pharmaceutical
Press : London.
Josephson, D. L., 2004, Intravenous Infusion Therapy for Nurses Principles & Practice,
Thomson Delmar Learning : Texas.

Kasture, Parakh, Gokhale, S.B., dan Paradkar, 2007, Pharmaceutics II Second Year Diploma
in Pharmacy, Nirali Paraksha: India.
Kawasaki J, 2006. The Japanese Pharmacopoeia 15 th Edition, The Minister of Health :
Japan.
Kee, J. L., Dan Evelyn R. H., 1994, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Kee, J.L. dan Evelyn R.H., 1996, Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan, Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Lalenoh, D.C., 2018, Preeklampsia Berat dan Eklampsia : Tatalaksana Anestesia
Perioperatif, Penerbit Deepublish : Yogyakarta
Lapham, R., dan Agap, H., 2009, Drug Calculation For Nurses 3rd Edition, CRC Press: USA.

Lazuardi M., 2019. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner Edisi 1, Airlangga university
Press: Surabaya.

Lister, S., Justine H., and Hayley G., 2020, The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing
Procedures, John Wiley & Sons : USA.

Malamed, S.F., 2009, Sedation - E-Book: A Guide to Patient Management, Elsevier Health


Sciences: LA.
Mutaqqin A.,2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan,
Salemba Medika; Jakarta.

Neal, M. J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima, Erlangga: Jakarta.

Nema S. dan John D.L., 2010, Pharmaceutical Dosage Forms: Parenteral Medications 3 rd
Edition, Informa Healthcare: London.

Nentwich, Phyllis F., 1990, Intravenous Therapy: A Comprehensive Application of


Intravenous Therapy and Medication Administration, Jones & Bartlett Learning :
Boston.

Niazi, S.K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Sterile


Products, Informa Healthcare: USA
Niblett, V., 2006, A Nurses Guide to Dosage Calculation Giving Medications Savety:
Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia.

Nurachmah E dan Ratna S, 1999, Prosedur Keperawatan Medical Bedah, EGC: Jakarta

Nurachmah, E., dan Ratna S.S.,2000, Buku Saku Prosedur Keperawatan Medical Bedah,
Buku Kedokteran EGC:Jakarta.
Ochoa P.S. dan Jose A.V., 2015, Concepts in Sterile Preparations and Aseptic Technique,
Jones & Bartlett Learning: USA.

Payal, A., 2016, Pharmaceutical Calculation, Jones & Barnett Learning: USA
Perry, A. G., Patricia A. P., and Wendy O., 2015, Nursing Interventions & Clinical Skills,
Elsevier Health Sciences : USA.

Phillips, I., Meers, P.D., Arcy, P.F., 1976, Microbiological Hazards Of Infusion Theraphy,
MTP Press : England

Pollak, A.N., Michael, K., Christopher, M.A., Intravenous Therapy for Preshospital
Providers Second Edition, Jones and Barlett Learning : USA
Rehatta, N,M., Elizeus H., Aida R.T., Ike S.R., Soenarto R.F., Yulianti D.B dkk., 2019,
Anestesiologi dan Terapi Intensif Edisi Pertama, PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarata.

Ronco, C., Bellomo R., dan Brendolan., 2004, Sepsis, Kidney and Multiple Organ
Dysfunction, Karger: Basel.

Satari, H., dan Mila, M., 2008, Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit,
Puspa Swara: Jakarta.

Starking, S., dan Krause, L., 2010, Passing Calculations Test for Nursing Students 2 nd
Edition, SAGE Publications Inc: California.

Subramanian G., 2015, Continuous Processing in Pharmaceutical Manufacturing, Wiley :


Germany.

Suzanne C., O'Connell S., Brenda G. Bare, Janice L., Hinkle, Kerry H. dan Cheever, 2010,
Brunner & Suddarth's Textbook of Medical-surgical Nursing, Volume 1, Lippincott
Williams & Wilkins : USA.

Swarbrick, J., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology 3rd Edition, Informa


Healthcare: New York.
Taber, B.Z., 1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Buku Kedokteran
EGC:Jakarta.

Tighe, M. M., dan Brown, M., 2015, Mosby’s Comprehensive Review for Veterinary
Technicians, Elsevier Inc: London.
Tjay T.H dan Khirana R, 2008, Obat-Obatan Penting, Gramedia :Jakarta.

Torce, Salvatore dan Robert S King, (1974), “Sterile Dosage Form”, Lea Febinger,
Philadelphia.
Troy, D.B., 2006, Remington the Science and Practice Of Pharmacy 21st Edition, Lippincot
Williams & Wilkins: Philadelphia.

Watson J and Louise C., 2020, Pharmacy Practice Sixth Edition, Elsivier Limited, Edinburgh
London.

Watson J., dan Louise, C., 2020, Calculations And Pharmaceutics In Practice, Poland :
Elsevier

Wenzel, Brewer dan Butzler, 2002, A Guide to Infevtion Control in the Hospital, BC Decker
Inc : London

Williams Linda S. dan  Paula D Hopper., 2015, Understanding Medical Surgical Nursing,
F.A. Davis : Philadelphia.

Winfield A.J., J.A Ress and Smith., 2009, Pharmaceutical Practice Fourth Edition,
Churchill Livingstone Elsevier, London.

Anda mungkin juga menyukai