Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Peta Konsep
Pemutus Daya
dan Pengaman
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab iv, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan konsep dasar pemutus daya dan pengaman dengan benar
2. Mengklasifikasikan pemutus daya dan pengaman berdasarkan karakteristiknya dengan benar
3. Menganalisis kurva pemutus daya dan pengaman dengan benar
4. Menghitung rating pemutus daya dan pengaman dengan benar
1
A. KONSEP DASAR
Pemutus adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau mengamankan
atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang melebihi kemampuannya.
Arus yang mengalir pada suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran
penghantar maupun pada alat listriknya sendiri. Pemutus daya merupakan suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem instalasi listrik industri yang
mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk
arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.
Sistem pengaman instalasi listrik industri merupakan sistem pengaman pada
peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator, bus bar
transformator, SUTT, kabel bawah tanah dan sebagainya terhadap kondisi abnormal
pada operasi sistem.
Pengaman instalasi listrik industri dilakukan kepada peralatan-peralatan listrik
yang terpasang pada suatu sistem tenaga misanya generator, transformator jaringan dan
lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal dapat berupa : hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Penggunaan pemutus daya pada suatu industri dibutuhkan antara lain :
1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan peralatan
akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi
perangkat pengaman yang digunakan maka akan semakin sedikitlah pengaruh
gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat
2. Untuk cepat melokalisir luas daerah terganggu menjadi sekecil mungkin.
3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi
kepada konsumsi dan juga mutu listrik yang baik.
4. Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
Pengetahuan mengenai arus yang timbul dari suatu lokasi merupakan hal yang
sangat esensial bagi pengoperasian sistem pengaman secara efektif. Jika terjadi
gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut
diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit yang tepat. Arus gangguan
yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan pengaman. Hal ini perlu
suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan yang tidak normal tersbut
dan selanjutnya mengistruksikan circuit-circuit yang tepat untuk bekerja memutuskan
rangkaian atau sistem yang terganggu.
Ringkasnya pengaman dan tripping otomatik circuit-circuit yang sehubungan
mempunyai dua fungsi pokok :
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yanglainnya tetap
beroperasi seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh
gaya-gaya mekanik dst.
Koordinasi antara relay dan circuit breaker (CB) dalam mengamati dan
memutuskan gangguan disebut sebagai sistem pengaman. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus
kerja bertambah melampaui batasaman yang ditentukan dan tidak ada pengaman atau
jika pengaman tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan
mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula.
Pengaman harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik
mencapai harga yang berbahaya. Pengaman dapat dilakukan dengan sekering atau
circuit breaker. Pengaman juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa
merusak peralatan pengaman itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan pengaman harus
sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat “breaking capacity” atau repturing
capacity. Disamping itu pengaman yang diperlukan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus
menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
b) Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak
menyebabkan peralatan bekerja
c) Pengaman harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
d) Pengaman harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh
arus gangguan yang dapat terjadi.
e) Pengaman harus dapat melakukan “pemisahan” (discriminative) hanya pada
rangkaian yang terganggu yang dipisahkan dari rangkaian yang lain yang tetap
beroperasi. Pengaman overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian
listrik diputuskan sebelum terjadi overheating. Jadi disini overload action
relative lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap kwadrat dari arus.
Pengaman gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering
atau circuit breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat
mencapai harga yang dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan
mekanik.
Fungsi Pengaman :
Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut,
a) Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/
pesawat yang menggunakan listrik)
b) Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang
berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa dengan
netral atau fasa dengan badan (body).
c) Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya.
d) Mencegah kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi tidak normal pada sistem.
e) Mempersempit daerah terjadinya gangguan sehingga gangguan
tidak menyebar ke sistem yang lain.
f) Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu
yang tinggi kepada konsumen.
g) Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.
Pengaman pada sistem tenaga listrik pada dasarnya terdiri atas pemutus tenaga
(pemutus daya) atau circuit breaker (CB) yang bekerja memutus rangkaian jika terjadi
gangguan yang operasinya dikendalikan oleh rele pengaman
Karakteristrik
MCB memiliki karakteristik yang sederhana, ketika ada arus lebih maka arus
lebih tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal
akan melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (trip). Selain bimetal,
terdapat solenoid yang akan memutuskan MCB ketika terjadi grounding (ground
fault) atau hubung singkat.
Menurut karakteristik tripnya, ada tiga tipe utama dari MCB yaitu; tipe B.tipe
C, dan tipe D yang didefinisikan dalam IEC 60898 :
1) MCB tipe B
Tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 3 sampai 5 kali
dari arus maksimum atau arus nominal MCB. MCB tipe B merupakan
karakteristik trip tipe standar yang biasa digunakan pada bangunan
domestik.
2) MCB tipe C
Tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 5 samapi 10 kali
arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe ini akan menguntungkan
bila digunakan pada peralatan listrik dengan arus yang lebih tinggi, seperti
lampu, motor dan sebagainya.
3) MCB tipe D
Tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 8 sampai 12 kali
arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe D merupakan
karakteristik trip yang biasa digunakan pada peralatan listrik yang dapat
menghasilkan lonjakan arus kuat seperti tranformator, dan kapasitor.
Struktur MCB
Gambar. 3 Struktur Komponen MCB
Keterangan :
1. Terminal kabel
2. Bi-metal thermo element
3. Kontak
4. Pendingin
5. Solenoid
6. Tuas opeasional – digunakan apabila terjadi trip dan untuk reset.
7. Tempat rel
Prinsip Kerja
2. MCCB
Moulded Case Circuit Breaker merupakan salah satu alat pengaman yang
dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.. Fungsi MCCB adalah sebagai pemutus sirkit pada
tegangan menengah.
Dalam memilih circuit breaker hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah
1. Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut dipasang.
2. Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.
3. Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.
Gambar. 6 MCCB
Karakteristik sistem
1) Sistem tegangan
Tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih besar atau minimum
sama dengan tegangan sistem.
2) Frekuensi sistem
Frekuensi pengenal dari circuit breaker harus sesuai dengan frekuensi
sistem. Circuit breaker Merlin Gerin dapat beroperasi pada frekuensi 50
atau 60 Hz.
3) Arus pengenal
Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus
beban yang dilewatkan oleh kabel, dan harus lebih kecil dari arus ambang
yang diijinkan lewat pada kabel.
4) Kapasitas pemutusan
Kapasitas pemutusan dari circuit breaker harus paling sedikit sama dengan
arus hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik
instalasi dimana circuit breaker tersebut dipasang.
5) Jumlah pole dari circuit breaker
Jumlah pole dari circuit breaker sangat tergantung kepada sistem
pembumian dari sistem.
Kebutuhan Kontinuitas Sumber Daya Tergantung dari kebutuhan tingkat
kontinuitas pelayanan sumber daya listrik, dalam memilih circuit breaker harus
diperhatikan :
1) Diskriminasi total dari dua circuit breakaer yang ditempatkan secara seri
2) Diskriminasi terbatas (sebagian), diskriminasi hanya dijamin sampai
tingkat arus gangguan tertentu.
Prinsip Kerja
Gambar. 9 NFB
Selain itu NFB sangat baik di gunakan pada pengguna listrik rumah tingkat
atas dan industri. Hal ini dikarenakan Penggunaan NFB yang sangat menjamin
keamanan listrik anda. Namun sebaliknya penggunaan NFB jangan pernah anda
gunakan untuk pengguna rumah menengah ke bawah (Sederhana), karena alat ini
tidak akan berfungsi pada instalasi rumah anda.
Karakteristik
Ketika arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada
NFB maka secara otomatis NFB akan memutuskan arusnya gambar diatas adalah
NFB 3 Phase umumnya digunakan pada instalasi motor induksi atau breaker pada
panel kontrol.
Selain itu NFB sangat baik di gunakan pada pengguna listrik rumah tingkat
atas dan industry. Ini di karenakan Penggunaan NFB yang sangat menjamin
keamanan listrik anda. Namun sebaliknya penggunaan NFB jangan pernah anda
gunakan untuk pengguna rumah menengah ke bawah ,karena alat ini tidak akan
berfungsi pada instalasi rumah anda.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari No Fuse Breaker adalah sebagai berikut, apabila kumparan
magnet masih dapat mengatasi gaya rentang pegas hingga palang a dan palang b
tetap berhubungan.
Jika arus listrik yang mengalir pada kumparan magnet melampaui batas
penguatan maka palang akan tertarik ke bawah dan melepas dari kaitan palang b,
Selanjutnya palang b akan ditarik ke kiri oleh pegas sebelah kiri, hingga kontak
lepas dan rangkaian terputus. Tarikan palang a ke bawah akan mendapat
perlawanan tekanan udara yang ada di dalam tabung (T) sehingga bekerja NFB ini
mengalami sedikit perlambatan.
Seperti diketahui bahwa arus mula jalan / arus start motor itu dapat mencapai
4-6 kali arus nominalnya. Apabila motor memiliki arus 5 ampere maka pada saat
motor itu mulai jalan, dia akan mengambil arus 20-30 ampere Fungsi tabung udara
yang terdapat pada NFB tersebut adalah untuk menjaga agar NFB tidak putus/lepas
sebagai akibat dari adanya arus start waktu motor mulai di jalankan.
Pemilihan sebuah NFB tentu harus disesuaikan dengan arus nominal
motornya. Besarnya arus NFB dapat ditentukan dengan rumus pendekatan yang
besarnya sama dengan 1,25 kali arus nominal ampere adalah 1,25 x 5A = 6,26 A
atau disesuikan dengan arus nominal NFB yang terdapat dipasaran.
Pemutusan hubungan singkat NFB maupun dengan sekring ditinjau dari
fungsinya sama, tetapi NFB mempunyai kebaikan dalam sistem koordinasinya
apabila dibandingkan dengan sekring. Setiap kali trip(lepas) cukup meriset kembali
tombolnya.
4. Fuse
Fuse merupakan suatu komponen yang berbentuk mini yang dijadikan sebagai
jembatan arus yang memiliki kapasitas, saat ada arus listrik yang melebihi kapasitas
fuse maka jembatan ini akan terputus. Fungsi fuse adalah sebagai komponen
pengaman rangkaian listrik dari bahaya beban lebih.
Fuse terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika
terlewati arus yang melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut maka fuse akan
terbakar dan memutus arus yang adadalam rangkaian tersebut. Element penghantar
yangterdapat dalam fuse tersebut akan meleleh, dan memutus rangkaian listrik
tersebut sebagai pengaman terhadap komponen-komponen lain dalamrangkaian
listrik tersebut dari bahaya arus besar.
Jika kita dapati fuse yang telah terbakar atau putus elementnya kita harus
menggantinyadengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian
dengan kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang
lebih besar maka akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena
jika ada arus lebih dalam rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.
Gambar. 10 Fuse
Jenis-Jenis Fuse
Berdasarkan fungsinya Fuse tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Fuse tipe blade / wedge
Fuse blade adalahsalah satu jenis sekering yang paling sering dan banyak
digunakan, karena sekering tipe blade ini dirancang dengan elemen metal
serta lebih kompak dan juga rumah pelindug yang tembus pandang,
sehingga pada saat putus akan terlihat dan juga fuse ini memiliki warna
untuk memperudah . Selain dari itu fuse tipe ini juga mempunyai beberapa
keuntungan yaitu :
a. Lebih ringan
b. Bagian yang berhubungan lebih luas
c. Tidak mudah pecah dan anti shock (terbakar)
d. Lebih tahan terhadap arus yang terputus-putus
2. Fuse cartridge /glass
Sekring diidentifikasikan dengan berdasarkan kapasitas padda masing
masing jenis, untuk tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup
tabung kaca yang menampilkan angka penunjuk kapasitas sekring.
Prinsip Kerja
Fuse merupakan alat perlindungan yang paling umum. Fuse tersebut dipasang
dalam rangkaian listrik, pada sat aliran arus melebihi beban maksimumnya maka
si fuse akan putus atau juga meletus. Elemen di dalam fuse mencair, membuka
rangkaian serta juga mencegah komponen lain rusak oleh karena arus yang
berlebih. Ukuran elemen metal fuse tersebut membedakan nilainya.Yang perlu
diingat kelebihan arus tersebut menyebabkan kelebihan panas, serta panasnya
itulah yang menyebabkan rangkaian putus bukan karena arusnya.
5. ELCB
Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga
disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistimdifferential, saklar
ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini
melingkarisemua hantaran suplay ke mesin atau peralatan yangdiamankan,
termasuk hantaran netral, ini berlakuuntuk semua sambungan satu-phasa,
sambungan tiga- phasa tanpa netral maupun sambungan tiga-phasadengan netral.
Gambar. 11 ELCB
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah
samadengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka
keadaansetimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul
medan magnet yangmembangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder,
Arus defferntial terkecil yangmasih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus
jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar inidirencanakan untuk suatu arus jatuh
nominal tertentu.
Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga
disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential.
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama
dengan nol. Keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan
timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan
sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja
disebut arus jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus
jatuh nominal tertentu.
Prinsip kerja
Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama
lagi dengan arus yang mengalir pada netral ( IL = IN + If ) atau sistim dikatatakan
dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini dibandingkan dalam sebuat
sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus phasa dengan arus netral
menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidak
seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida sehingga pada
bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu tegangan yang berfungsi untuk
menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak utama ELCB
akan memutuskan hubungan dengan peralatan.
Gambar. 14 ACB
Karakteristik
Perbedaan
Karakteristik MCCB ACB
Rating Arus Sampai dengan 3200 A Sampai dengan 6300 A
Harga Lebih murah Lebih mahal
Ukuran Lebih kecil Lebih besar
Operasi Magnetik dan thermal- Thermal-magnetik
magnetik
Trip Units Magnetik, elektronik, dan Thermal-magnetik
thermal-magnetik atau elektronik
Prinsip Kerja
Ada dua kontak tetap dilengkapi dengan celah kontak tertentu. Sebuah
jembatan geser silinder ini ke kontak tetap. Silinder aksial bisa meluncur
ke atas dan ke bawah sepanjang kontak. Ada satu piston stasioner dalam
silinder yang tetap dengan bagian stasioner lain dari SF6 pemutus sirkuit,
sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengubah posisinya selama
gerakan silinder.
Seperti piston tetap dan silinder gerak atau geser, volume internal
perubahan silinder ketika slidesilinder.Selama pembukaan pemutus
silinder bergerak ke bawah terhadap posisi piston tetap maka volume
dalam silinder berkurang yang menghasilkan gas terkompresi SF6 dalam
silinder.
Gambar 18. Prinsip Kerja SF6CB
Silinder memiliki jumlah ventilasi samping yang diblokir oleh tubuh
kontak tetap atas selama posisi tertutup. Sebagai silinder bergerak ke
bawah lebih lanjut, ini bukaan ventilasi menyeberangi kontak tetap atas,
dan menjadi diblokir dan kemudian dikompresi gas SF6 dalam silinder
akan keluar melalui ventilasi dalam kecepatan tinggi terhadap busur dan
melewati lubang aksial kedua kontak tetap.
Busur dipadamkan selama ini aliran gas SF6. Selama penutupan SF6
pemutus sirkuit, bergerak silinder geser ke atas dan sebagai posisi piston
tetap pada ketinggian tetap, volume meningkat silinder yang
memperkenalkan tekanan rendah di dalam silinder dibandingkan dengan
sekitarnya. Karena perbedaan tekanan ini gas SF6 dari sekitarnya akan
berusaha untuk masuk dalam silinder. Semakin tinggi tekanan gas akan
datang melalui lubang aksial kedua kontak tetap dan masuk ke dalam
silinder melalui lubang dan selama aliran ini, gas akan memadamkan
busur.
d) Oil Circuit Breaker (OCB)
Jika beban lampu nyala semua dan semua stop kontak diberi beban penuh, maka :
(1 x 15) + (2 x 25) + (3 x 40) + (4 x 200)
Arus nominal group 1 : = 4,5 A
220
3. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan dari sakering dan circuit breaker ?
Persamaannya yaitu keduanya digunakan untuk memproteksi sistem dan komponen
kelistrikan dari gangguan beban lebih, hubung singkat, dan arus bocor. Sedangkan
untuk perbedaannya terletak pada cara kerjanya.
C. Isian Singkat
1. Alat pembatas arus pada instalasi listrik tegangan rendah dengan arus beban sampai
dengan 100A, yaitu.... (MCB)
2. ELCB digunakan sebagai pengaman (Arus Bocor) dan bekerja dengan (Sistem
Differential)
D. Benar Salah
Pernyataan Pernyataan
NFB digunakan sebagai pengaman beban saat Benar Salah
terjadi arus lebih dan bekerja dengan sensor arus
Pemutusan rangkaian saat terjadi arus lebih karena Benar Salah
beban terlalu besar atau berlebihan merupakan
fungsi dari Fuse
Prinsip kerja Oil Circuit Breaker (OCB) yaitu bila Benar Salah
terjadi busur api gas Sulphurhexaflouride dengan
sifat keelektronegatifannya berubah menjadi uap
dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-
gelem-bung uap sehingga.memadamkan loncatan
bunga api.
E. Menjodohkan
No Pernyataan Huruf Pernyataan
Dalam prinsip kerja menggunakan oli
ELCB A
1 atau minyak
Menggunakan gas Sulphur
MCB B
2 hexafluoride
Dalam prinsip kerja menggunakan
GCB C
3 hampa udara
Umumnya digunakan dalam instalasi
VCB D
4 komersional