Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

PEMUTUS DAYA DAN PENGAMAN


Disusun oleh:

Naufal Dafha Bukhori (18501241011)


Mamelia Aneka Putri (18501241015)
M. Farhan Aziz (18501241016)
Lindu Ariansyah (18501241018)

Peta Konsep

Pemutus Daya
dan Pengaman

Konsep Dasar Karakteristik Kurva Perhitungan

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab iv, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan konsep dasar pemutus daya dan pengaman dengan benar
2. Mengklasifikasikan pemutus daya dan pengaman berdasarkan karakteristiknya dengan benar
3. Menganalisis kurva pemutus daya dan pengaman dengan benar
4. Menghitung rating pemutus daya dan pengaman dengan benar

1
A. KONSEP DASAR
Pemutus adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau mengamankan
atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang melebihi kemampuannya.
Arus yang mengalir pada suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran
penghantar maupun pada alat listriknya sendiri. Pemutus daya merupakan suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem instalasi listrik industri yang
mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk
arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.
Sistem pengaman instalasi listrik industri merupakan sistem pengaman pada
peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator, bus bar
transformator, SUTT, kabel bawah tanah dan sebagainya terhadap kondisi abnormal
pada operasi sistem.
Pengaman instalasi listrik industri dilakukan kepada peralatan-peralatan listrik
yang terpasang pada suatu sistem tenaga misanya generator, transformator jaringan dan
lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri.
Kondisi abnormal dapat berupa : hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,
frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Penggunaan pemutus daya pada suatu industri dibutuhkan antara lain :
1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan peralatan
akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi
perangkat pengaman yang digunakan maka akan semakin sedikitlah pengaruh
gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat
2. Untuk cepat melokalisir luas daerah terganggu menjadi sekecil mungkin.
3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi
kepada konsumsi dan juga mutu listrik yang baik.
4. Untuk mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
Pengetahuan mengenai arus yang timbul dari suatu lokasi merupakan hal yang
sangat esensial bagi pengoperasian sistem pengaman secara efektif. Jika terjadi
gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya gangguan tersebut
diharapkan segera dapat mengoperasikan circuit-circuit yang tepat. Arus gangguan
yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan pengaman. Hal ini perlu
suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan yang tidak normal tersbut
dan selanjutnya mengistruksikan circuit-circuit yang tepat untuk bekerja memutuskan
rangkaian atau sistem yang terganggu.
Ringkasnya pengaman dan tripping otomatik circuit-circuit yang sehubungan
mempunyai dua fungsi pokok :
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yanglainnya tetap
beroperasi seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (over heating), pengaruh
gaya-gaya mekanik dst.
Koordinasi antara relay dan circuit breaker (CB) dalam mengamati dan
memutuskan gangguan disebut sebagai sistem pengaman. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus
kerja bertambah melampaui batasaman yang ditentukan dan tidak ada pengaman atau
jika pengaman tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan
mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula.
Pengaman harus sanggup menghentikan arus gangguan sebelum arus tersebut naik
mencapai harga yang berbahaya. Pengaman dapat dilakukan dengan sekering atau
circuit breaker. Pengaman juga harus sanggup menghilangkan gangguan tanpa
merusak peralatan pengaman itu sendiri. Untuk ini pemilihan peralatan pengaman harus
sesuai dengan kapasitas arus hubung singkat “breaking capacity” atau repturing
capacity. Disamping itu pengaman yang diperlukan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Sekering atau circuit breaker harus sanggup dilalui arus nominal secara terus
menerus tanpa pemanasan yang berlebihan (overheating).
b) Overload yang kecil pada selang waktu yang pendek seharusnya tidak
menyebabkan peralatan bekerja
c) Pengaman harus bekerja walaupun pada overload yang kecil tetapi cukup lama
sehingga dapat menyebabkan overheating pada rangkaian penghantar.
d) Pengaman harus membuka rangkaian sebelum kerusakan yang disebabkan oleh
arus gangguan yang dapat terjadi.
e) Pengaman harus dapat melakukan “pemisahan” (discriminative) hanya pada
rangkaian yang terganggu yang dipisahkan dari rangkaian yang lain yang tetap
beroperasi. Pengaman overload dikembangkan jika dalam semua hal rangkaian
listrik diputuskan sebelum terjadi overheating. Jadi disini overload action
relative lebih lama dan mempunyai fungsi inverse terhadap kwadrat dari arus.
Pengaman gangguan hubung singkat dikembangkan jika action dari sekering
atau circuit breaker cukup cepat untuk membuka rangkaian sebelum arus dapat
mencapai harga yang dapat merusak akibat overheating, arcing atau ketegangan
mekanik.

Fungsi Pengaman :
Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut,
a) Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/
pesawat yang menggunakan listrik)
b) Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang
berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa dengan
netral atau fasa dengan badan (body).
c) Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya.
d) Mencegah kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi tidak normal pada sistem.
e) Mempersempit daerah terjadinya gangguan sehingga gangguan
tidak menyebar ke sistem yang lain.
f) Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu
yang tinggi kepada konsumen.
g) Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.
Pengaman pada sistem tenaga listrik pada dasarnya terdiri atas pemutus tenaga
(pemutus daya) atau circuit breaker (CB) yang bekerja memutus rangkaian jika terjadi
gangguan yang operasinya dikendalikan oleh rele pengaman

Persyaratan Kualitas Pengaman


Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan
sistem pengaman yang efektif yaitu :
a) Selektivitas dan Diskrimanasi
Efektivitas suatu sistem pengaman dapat dilihat dari kesanggupan system
dalam mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja
b) Stabilitas
Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang
melindungi (gangguan luar).
c) Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin
besar kerusakan peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka
bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang
dihubungkan sinkron kehilangan sinkronisasi dengan system selebihnya.
Waktu pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistemsistem tegangan tinggi
adalah 140 ms. Dimana mendatnag waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80
ms sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very
high speed relaying).
d) Sensitivitas (kepekaan)
Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan
dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer) atausebagai
prosentase dari arus sekunder (trafo arus).
e) Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh
karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja
persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam sistem-sistemtrtansmisi
justru aspek teknis yang penting. Pengaman relatif mahal, namun demikian
pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan
peralatan sistem adalah vital. Biasanya digunakan dua sistem pengaman yang
terpisah, yaitu pengaman primer atau pengaman utama dan pengaman
pendukung (back up).
f) Realiabilitas (keandalan)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak
bekerjanya pengaman sebagaimana mestinya (mal operation).
g) Pengaman Pendukung
Pengaman pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya
terpisah dan yang bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila
pengaman utama tidak bekerja (fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin
indenpenden seperti halnya pengaman utama, memiliki trafo-trafo dan rele-
rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo-trafo tegangan yang
dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem pengaman utama
melindungi suatu area atau zona system daya tertentu. Ada kemungkinan suatu
daerah kecil diantara zona-zona yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo
arus dan circuit breakercircuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti
ini sistem back up (yang dinamakan remote back up) akan memberikan
perlindungan karena berlapis dengan zona-zona utama . Pada sistem distribusi
aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem tansmisi, cukup jika
hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back upa bereaksi lambat dan
biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengeluarkan
bagian yang terganggu.

B. JENIS DAN KARAKTERISTIK PENGAMAN LISTRIK


1. MCB
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk pengaman dari arus hubung
singkat dan dan juga sebagai pembatas arus. Untuk pengamanan dari hubung
singkat MCB di desain dengan komponen relay elektromagnetik sedangkan untuk
mengamankan dari beban lebih MCB dilengkapi dengan komponen Thermis
(Bimetal), atau bisa juga berfungsi sebagai pembatas arus.

Gambar. 1 Konstruksi Pemutus tenaga MCB


Keterangan :
1. Terminal kabel
2. Bi-metal thermo element
3. Kontak
4. Pendingin
5. Solenoid
6. Tuas opeasional – digunakan apabila terjadi trip dan untuk reset.
7. Tempat rel

Gambar. 2 Miniature Circuit Breaker

Karakteristrik
MCB memiliki karakteristik yang sederhana, ketika ada arus lebih maka arus
lebih tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal
akan melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (trip). Selain bimetal,
terdapat solenoid yang akan memutuskan MCB ketika terjadi grounding (ground
fault) atau hubung singkat.
Menurut karakteristik tripnya, ada tiga tipe utama dari MCB yaitu; tipe B.tipe
C, dan tipe D yang didefinisikan dalam IEC 60898 :
1) MCB tipe B
Tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 3 sampai 5 kali
dari arus maksimum atau arus nominal MCB. MCB tipe B merupakan
karakteristik trip tipe standar yang biasa digunakan pada bangunan
domestik.
2) MCB tipe C
Tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 5 samapi 10 kali
arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe ini akan menguntungkan
bila digunakan pada peralatan listrik dengan arus yang lebih tinggi, seperti
lampu, motor dan sebagainya.
3) MCB tipe D
Tipe MCB yang akan trip ketika arus beban lebih besar 8 sampai 12 kali
arus nominal MCB. Karakteristik trip MCB tipe D merupakan
karakteristik trip yang biasa digunakan pada peralatan listrik yang dapat
menghasilkan lonjakan arus kuat seperti tranformator, dan kapasitor.
Struktur MCB
Gambar. 3 Struktur Komponen MCB
Keterangan :
1. Terminal kabel
2. Bi-metal thermo element
3. Kontak
4. Pendingin
5. Solenoid
6. Tuas opeasional – digunakan apabila terjadi trip dan untuk reset.
7. Tempat rel
Prinsip Kerja

Gambar. 4 Cara Kerja MCB saat Beban Lebih


Pada saat kondisi Overload (Kelebihan Beban), Arus yang mengalir melalui
Bimetal menyebabkan suhu Bimetal itu sendiri menjadi tinggi. Suhu panas tersebut
mengakibatkan Bimetal melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Gambar. 5 Cara Kerja MCB saat Hubung Singkat
Ketika terjadi Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit) secara mendadak
ataupun Kelebihan Beban yang sangat tinggi (Heavy Overload), Magnetic
Trippping atau pemutusan hubungan arus listrik secara Magnetik akan
diberlakukan. Pada saat terjadi hubungan singkat ataupun kelebihan beban berat,
Medan magnet pada Solenoid MCB akan menarik Latch (palang) sehingga
memutuskan kontak MCB (Trip).
Cara Pembacaan
Mengetahui ukuran ampere pada MCB sebenarnya cukup mudah. Kita dapat
melihat keterangan tertulis yang ada pada MCB tersebut. Biasanya ditulis diawali
dengan simbol C tersebut yang menentukan ukuran ampere pada MCB. Seperti
ketika MCB yang tertulis pada keterangan C4 dapat diketahui bahwa nilai
ampereny sebesar 4 ampere, C6 dapat diketahui 6 ampere begitu juga dengan yang
lainnya
Kalau ukuran volt sudah tertulis secara langsung pada MCB. Kita bisa
melihatnya secara langsung misalnya jika tertulis keterangan 230V. Maka, pada
MCB tersebut memiliki 230volt.
Sedangkan, jika ingin mengetahui kapasitas watt pada MCB. Maka
sebelumnya perlu melihat terlebih dahulu MCB tersebut tergolong berapa ampere
dan volt. Ketika sudah mengetahui ampere dan volt, maka kita dapat mengetahui
nilai watt pada MCB dengan rumus
Watt = Ampere x Volt

No. MCB Ampere Volt Watt


1. C2 2 230 460
2. C3 3 230 690
3. C4 4 230 920
4. C5 5 230 1150
5. C6 6 230 1380
6. C 10 10 230 2300
7. C 16 16 230 3680
8. C 20 20 230 4600
9. C 25 25 230 5750
10. C 32 32 230 7360
11. C 40 40 230 9200

2. MCCB
Moulded Case Circuit Breaker merupakan salah satu alat pengaman yang
dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.. Fungsi MCCB adalah sebagai pemutus sirkit pada
tegangan menengah.
Dalam memilih circuit breaker hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah
1. Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut dipasang.
2. Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik.
3. Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.

Gambar. 6 MCCB
Karakteristik sistem
1) Sistem tegangan
Tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih besar atau minimum
sama dengan tegangan sistem.
2) Frekuensi sistem
Frekuensi pengenal dari circuit breaker harus sesuai dengan frekuensi
sistem. Circuit breaker Merlin Gerin dapat beroperasi pada frekuensi 50
atau 60 Hz.
3) Arus pengenal
Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus
beban yang dilewatkan oleh kabel, dan harus lebih kecil dari arus ambang
yang diijinkan lewat pada kabel.
4) Kapasitas pemutusan
Kapasitas pemutusan dari circuit breaker harus paling sedikit sama dengan
arus hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik
instalasi dimana circuit breaker tersebut dipasang.
5) Jumlah pole dari circuit breaker
Jumlah pole dari circuit breaker sangat tergantung kepada sistem
pembumian dari sistem.
Kebutuhan Kontinuitas Sumber Daya Tergantung dari kebutuhan tingkat
kontinuitas pelayanan sumber daya listrik, dalam memilih circuit breaker harus
diperhatikan :
1) Diskriminasi total dari dua circuit breakaer yang ditempatkan secara seri
2) Diskriminasi terbatas (sebagian), diskriminasi hanya dijamin sampai
tingkat arus gangguan tertentu.
Prinsip Kerja

Gambar. 7 Struktur MCCB


Dalam prinsip kerja MCCB tedapat 3=2 mekanisme untuk memutus arus listrk
yaitu:
1. Mekanisme thermal
untuk mekanisme thermal (temperature), MCCB memiliki bidang kontak
bimetal yang bisa melakukan ekspansi dan kontraksi dalam menanggapi
perubahan temperature. Dalam kondisi operasi normal, kontak bimetal
memungkinkan arus listrik melalui MCCB. Tapi, sesaat setelah arus
melebihi set point yang ditetapkan, kontak bimetal akan mulai memanas dan
ekspansi hingga menekan tuas operating MCCB yang menyebabkan arus
listrik terputus (trip).
2. Mekanisme magnetic
mekanisme magnetik dimana kelebihan arus (overcurrent) yang cukup
tinggi akan menyebabkan arus listrik tersebut menginduksikan medan
magnet koil solenoid yang menarik tuas operating MCCB sehingga arus
listrik terputus.

Gambar. 8 Tabel Ukuran MCB, ACB dan MCCB


3. NFB
No Fuse Breaker NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai pemutus
tanpa sekering, berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus
utama dengan sirkuit atau beban, selain itu juga berfungsi untuk
memutuskan/melindungi beban dari arus yang berlebihan ataupun jika terjadi
hubung singkat.
No Fused Breaker adalah breaker/pemutus dengan sensor arus, apabila ada
arus yang melewati peralatan tersebut melebihi kapasitas breaker, maka sistem
magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan bekerja dan memerintahkan
breaker melepas beban.
No Fuse Breaker (NFB) merupakan alat pengaman hubungan singkat untuk
motor listrik yang paling banyak digunakan di industri.

Gambar. 9 NFB
Selain itu NFB sangat baik di gunakan pada pengguna listrik rumah tingkat
atas dan industri. Hal ini dikarenakan Penggunaan NFB yang sangat menjamin
keamanan listrik anda. Namun sebaliknya penggunaan NFB jangan pernah anda
gunakan untuk pengguna rumah menengah ke bawah (Sederhana), karena alat ini
tidak akan berfungsi pada instalasi rumah anda.
Karakteristik
Ketika arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada
NFB maka secara otomatis NFB akan memutuskan arusnya gambar diatas adalah
NFB 3 Phase umumnya digunakan pada instalasi motor induksi atau breaker pada
panel kontrol.
Selain itu NFB sangat baik di gunakan pada pengguna listrik rumah tingkat
atas dan industry. Ini di karenakan Penggunaan NFB yang sangat menjamin
keamanan listrik anda. Namun sebaliknya penggunaan NFB jangan pernah anda
gunakan untuk pengguna rumah menengah ke bawah ,karena alat ini tidak akan
berfungsi pada instalasi rumah anda.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari No Fuse Breaker adalah sebagai berikut, apabila kumparan
magnet masih dapat mengatasi gaya rentang pegas hingga palang a dan palang b
tetap berhubungan.
Jika arus listrik yang mengalir pada kumparan magnet melampaui batas
penguatan maka palang akan tertarik ke bawah dan melepas dari kaitan palang b,
Selanjutnya palang b akan ditarik ke kiri oleh pegas sebelah kiri, hingga kontak
lepas dan rangkaian terputus. Tarikan palang a ke bawah akan mendapat
perlawanan tekanan udara yang ada di dalam tabung (T) sehingga bekerja NFB ini
mengalami sedikit perlambatan.
Seperti diketahui bahwa arus mula jalan / arus start motor itu dapat mencapai
4-6 kali arus nominalnya. Apabila motor memiliki arus 5 ampere maka pada saat
motor itu mulai jalan, dia akan mengambil arus 20-30 ampere Fungsi tabung udara
yang terdapat pada NFB tersebut adalah untuk menjaga agar NFB tidak putus/lepas
sebagai akibat dari adanya arus start waktu motor mulai di jalankan.
Pemilihan sebuah NFB tentu harus disesuaikan dengan arus nominal
motornya. Besarnya arus NFB dapat ditentukan dengan rumus pendekatan yang
besarnya sama dengan 1,25 kali arus nominal ampere adalah 1,25 x 5A = 6,26 A
atau disesuikan dengan arus nominal NFB yang terdapat dipasaran.
Pemutusan hubungan singkat NFB maupun dengan sekring ditinjau dari
fungsinya sama, tetapi NFB mempunyai kebaikan dalam sistem koordinasinya
apabila dibandingkan dengan sekring. Setiap kali trip(lepas) cukup meriset kembali
tombolnya.

4. Fuse
Fuse merupakan suatu komponen yang berbentuk mini yang dijadikan sebagai
jembatan arus yang memiliki kapasitas, saat ada arus listrik yang melebihi kapasitas
fuse maka jembatan ini akan terputus. Fungsi fuse adalah sebagai komponen
pengaman rangkaian listrik dari bahaya beban lebih.
Fuse terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika
terlewati arus yang melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut maka fuse akan
terbakar dan memutus arus yang adadalam rangkaian tersebut. Element penghantar
yangterdapat dalam fuse tersebut akan meleleh, dan memutus rangkaian listrik
tersebut sebagai pengaman terhadap komponen-komponen lain dalamrangkaian
listrik tersebut dari bahaya arus besar.
Jika kita dapati fuse yang telah terbakar atau putus elementnya kita harus
menggantinyadengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian
dengan kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang
lebih besar maka akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena
jika ada arus lebih dalam rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.

Gambar. 10 Fuse
Jenis-Jenis Fuse
Berdasarkan fungsinya Fuse tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Fuse tipe blade / wedge
Fuse blade adalahsalah satu jenis sekering yang paling sering dan banyak
digunakan, karena sekering tipe blade ini dirancang dengan elemen metal
serta lebih kompak dan juga rumah pelindug yang tembus pandang,
sehingga pada saat putus akan terlihat dan juga fuse ini memiliki warna
untuk memperudah . Selain dari itu fuse tipe ini juga mempunyai beberapa
keuntungan yaitu :
a. Lebih ringan
b. Bagian yang berhubungan lebih luas
c. Tidak mudah pecah dan anti shock (terbakar)
d. Lebih tahan terhadap arus yang terputus-putus
2. Fuse cartridge /glass
Sekring diidentifikasikan dengan berdasarkan kapasitas padda masing
masing jenis, untuk tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup
tabung kaca yang menampilkan angka penunjuk kapasitas sekring.
Prinsip Kerja
Fuse merupakan alat perlindungan yang paling umum. Fuse tersebut dipasang
dalam rangkaian listrik, pada sat aliran arus melebihi beban maksimumnya maka
si fuse akan putus atau juga meletus. Elemen di dalam fuse mencair, membuka
rangkaian serta juga mencegah komponen lain rusak oleh karena arus yang
berlebih. Ukuran elemen metal fuse tersebut membedakan nilainya.Yang perlu
diingat kelebihan arus tersebut menyebabkan kelebihan panas, serta panasnya
itulah yang menyebabkan rangkaian putus bukan karena arusnya.

5. ELCB
Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga
disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistimdifferential, saklar
ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini
melingkarisemua hantaran suplay ke mesin atau peralatan yangdiamankan,
termasuk hantaran netral, ini berlakuuntuk semua sambungan satu-phasa,
sambungan tiga- phasa tanpa netral maupun sambungan tiga-phasadengan netral.

Gambar. 11 ELCB
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah
samadengan nol, kalau terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka
keadaansetimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul
medan magnet yangmembangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder,
Arus defferntial terkecil yangmasih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus
jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar inidirencanakan untuk suatu arus jatuh
nominal tertentu.
Earth Leakaque Circuit Breaker atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga
disebut saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential.
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama
dengan nol. Keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan
timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan
sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja
disebut arus jatuh nominal (If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus
jatuh nominal tertentu.
Prinsip kerja
Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama
lagi dengan arus yang mengalir pada netral ( IL = IN + If ) atau sistim dikatatakan
dalam keadaan tidak seimbang, arus differensial ini dibandingkan dalam sebuat
sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus phasa dengan arus netral
menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidak
seimbangan arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida sehingga pada
bilitan sekunder toroida akan dibangkitkan suatu tegangan yang berfungsi untuk
menggerakan relai pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak utama ELCB
akan memutuskan hubungan dengan peralatan.

Gambar. 12 Cara kerja ELCB


Untuk instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih
tinggi yakni ELCB dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang
idial untuk instalasi listrik apapun seharusnya memiliki perangkat pengaman
terhadap beban lebih, hubung singkat dan arus bocor. Untuk mengamanka sistim
dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistim kita memilki pentanahan yang
baik dalam arti nilai impedansi pentanahan harus sekecil mungkin agar pengaliran
arus gangguan ketanah berlangsung dengan sempurna.
Apabila tegangan pada badan peralatan yang ditanahkan tidak boleh melebihi
50 Volt, maka syarat untuk tahanan dari lingkaran arus pentanahannya adalah : R
ka < 50/I, Saklar ini dapat dicoba dengan sebuah tombol tekan percobaan yang
terdapat pada saklar, tahanan dari lingkaran arus percobaan dipilih sedemikian
hingga saklar kutub dua untuk tegangan AC 220 Volt, bisa juga digunakan pada
tegangan 127 Volt. Saklar ini memiliki magnet hilang, karena itu pemutusannya
tidak bergantung pada tegangan jaringan.
Pemutusan dari saklar berlangsung sebagai berikut : kalau dalam lingkaran
arus utama terjadi hubung tanah, maka dalam kumparan sekunder dari
transformator akan timbul suatu tegangan, karena itu dalam kumparan dari magnet
halang yang dihubungkan dengan magnet sekunder akan mengalir arus. Arus ini
akan membangkitkan suatu medan magnet, garis-garis gaya dari medan tersebut
harus juga melalui tempat-tempat sempit E, karena itu ditempat ini garis-garis gaya
itu akan tertutup, oleh karena itu magnet tersebut diberi nama magnet halang.
Dengan demikian seluruh garis gaya dari magnet permanent sekarang terpaksa
harus melaluishunt magnet tersebut. Garis gaya yang semula melalui angker,
sekarang tertarik ke shunt magnet, karena itu angker tersebut akan terlepas dan
ditarik oleh pegasnya gerakan ini akan menyebabkan saklar arus bocor tanah akan
mebuka secara mekanis.

6. Thermal Overload Relay (TOR)


Thermal overload adalah alat pengaman rangkaian dari arus lebih yang
diakibatkan beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan rangkaian ketika
arus yang melebihi setting melewatinya. Thermal overload berfungsi untuk
memproteksi rangkaian listrik dan komponen listrik dari kerusakan karena
terjadinya beban lebih.

Gambar. 13 Thermal Overload Relay


Thermal overload memproteksi rangkaian pada ketiga fasanya (untuk
rangkaian tiga fasa) baik yang menggunakan sistem bimetal maupun yang
menggunakan sistem elektronik tanpa suplai terpisah (maksudnya thermal
overload elektronik ini tidak membutuhkan sumber daya listrik secara khusus) dan
mempunyai sensitifitas terhadap hilangnya fasa yang bekerja dengan sistem
diferensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa), namun
apabila dibutuhkan rangkaian untuk trip segera saat kehilangan satu fasa, maka
perlu diperlukan tambahan alat proteksi lain.
Thermal overload ini bisa dipasangkan langsung dengan kontaktornya maupun
terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel. Pemilihan
jenis thermal overload ditentukan oleh rating/setting arus sesuai dengan arus
nominal rangkaian pada beban penuh dan kelas trip-nya. Untuk pemakaian standar
digunakan kelas trip 10 yaitu thermal overload akan trip pada 7,2 Ir dalam waktu
4 detik.
Prinsip Kerja TOR
Thermal overload memproteksi rangkaian pada ketiga fasanya (untuk
rangkaian tiga fasa) baik yang menggunakan system bimetal maupun yang
menggunakan system elektronik tanpa suplai terpisah (maksudnya thermal
overload elektronik ini tidak membutuhkan sumber daya listrik secara khusus) dan
mempunyai sensitifitas terhadap hilangnya fasa yang bekerja dengan system
differensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa), namun
apabila di butuhkan rangkaian untuk trip segera saat kehilangan satu fasa, maka di
perlukan alat proteksi lain.
Thermal overload ini bisa di pasangkan langsung dengan kontaktornya
maupun terpisah sehingga fleksibel untuk pemasangan di dalam panel. Pemilihan
jenis thermal overload di tentukan oleh rating/seting arus sesuai dengan arus
nominal rangkaian pada beban penuh dan kelas tripnya. Untuk pemakaian standar
digunakan trip 10 yaitu thermal overload akan trip pada 7,2 arus nominal dalam
waktu 4 detik
Thermal overload yang bekerja dengan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan panas semakin
besar perubahan arus maka akan semakin tinggi kenaikan tempratur yang
mnyebabkan terjadinya pembengkokan, dan akan terjadi pemutusan arus, sehingga
rangkaian akan terputus. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu fasa dan ada jenis
tiga fasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk
memutuskan semua fasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutusan bimetal satu
fasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada rangkaian daya kecil. Cara kerja
alat ini adalah dengan menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk
mempengaruhi bimetal. Nah, bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk
menghentikan aliran listrik pada motor melalui suatu control motor starter (baca
motor starter). Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di
alat tersebut.

7. Circuit Breaker (CB)


Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang
bergunauntuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi
terhubung ke beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun
saat terdapat gangguan. Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api,
terdapat empat jenis CB sbb:
a) Air Circuit Breaker (ACB)
Air Blast Circuit Breaker adalah pemutus tenaga dimana udara sebagai
medium dalam pemadaman busur api. pada pemutusan busur ini udara
bertekanan tinggi tiup dengan kecepatan supersonik melintasi busur api.
Sehingga pada saat kontak terbuka maka dengan cepat Air Blast mengeluarkan
udara bertekanan, mendinginkan busur dan menyapu busur api, sehingga dapat
memadamkan busur api dan memutuskan alian arus, Udara bertekanan itu
disimpan dalam sebuah tangki dan diisi oleh sebuaah kompresor, pemutus
tenaga bertekanan dengan daya besardapat membuka arus-arus hubung singkat
sebesar 40 KV. Misalnya: panas berlebih, voltage berlebih, voltage yang
terlalu turun, dan sebagainya. Pada dasarnya ada beberapa jenis Circuit
Breaker, salah satunya adalah Air Circuit Breaker. Pembeda jenis circuit
breaker ini dengan lainnya adalah terletak di cara kerja dan komponen
pendukungnya. Berikut akan dibahas cara kerja Air Circuit Breaker dalam
penggunaannya di komponen listrik. Berfungsi untuk memutuskan arus listrik.
Walaupun terdengar agak membingungkan mengapa arus listrik perlu
diputuskan, ternyata cara kerja Air Circuit Breaker yang memutuskan arus
listrik ini berfungsi untuk mengamankan diri Anda dan peralatan lain yang
terhubung dengan listrik, ketika terjadi arus yang berlebih. Tanpa alat ini,
komponen listrik bisa meledak dan akan sangat berbahaya bagi manusia dan
sekitarnya.

Gambar. 14 ACB
Karakteristik
Perbedaan
Karakteristik MCCB ACB
Rating Arus Sampai dengan 3200 A Sampai dengan 6300 A
Harga Lebih murah Lebih mahal
Ukuran Lebih kecil Lebih besar
Operasi Magnetik dan thermal- Thermal-magnetik
magnetik
Trip Units Magnetik, elektronik, dan Thermal-magnetik
thermal-magnetik atau elektronik
Prinsip Kerja

Gambar 15. Prinsip Kerja ACB


Komponen MN/UVR/UVT
Pada prinsipnya, Air Circuit Breaker akan bekerja jika terdapat tegangan
pada UVT (Under Voltage Toggle) sehingga memunculkan tarikan pada
toggle. Ketika toggle ini terlepas, maka sistem mekani Air Circuit
Breaker akan terkunci atau dalam kondisi off.
Closing Release
Cara kerja Air Circuit Breaker ditinjau dari closing releasenya adalah
sebagai berikut. Ketika tegangan masuk, maka toggle akan menarik Air
Circuit Breaker sehingga ia akan ada pada mode ON. Sementara itu jika
dilepas tegangannya maka ia akan tertutup kembali. Selain itu untuk
dapat memastikan closing releasenya terputus dan benar-benar tidak
bekerja lagi, biasanya digunakan cara mengunci (interlock) salah satu
komponen yang disebut cable control.
Shunt Trip
Shunt trip pada Air Cicuit Breaker adalah sering juga disebut dengan
MX. Tugasnya adalah untuk membuka circuit breaker dengan cara
mendorong toggle mekanik sehingga sistem menjadi OFF sementara
circuit breaker ON. Sistem ini bekerja dengan melewatkan kabel wiring
melalui Auxiliary Contact terlebih dahulu.
Auxiliary Contact
Alat ini merupakan tombol Switch ON/OFF dengan beberapa kondisi:
(1) Normally Open, dimana kondisi normal terbuka atau sering pula
disebut lepas, (2) Normally Close yang artinya kondisi normal
berhubungan sedang tersambung, dan (3) C artinya kondisi dasar yang
dapat terhubung dengan keadaan normal open maupun normal close.
Auxiliary Contact ini memiliki fungsi sebagai perlindungan tambahan
jika terjadi kegagalan dalam komponen listrik.
b) Vacuum Circuit Breaker (VCB)
Vacum Circuit Breakers adalah salah satu pemutus kontak, vakum di
gunakan sebagai peredam terhadap busur api, vacuum mempunyai
kekuatan isolasi yang tinggi sehingga mempunyai keunggulan
dibandingkan menggunakan media lain,
Prinsip kerjanya berbeda dengan dasar prinsip lain kerena tidak terdapat
gas yang dapat berionisasi bilamana kontak - kontak terbuka, ketika
kontak pemutus dibuka dalam ruang hampa maka akan timbul percikan
busur api, elektron dan ion saat pelepasan walaupun haya sesaat maka
dengan cepat diredam karena percikan busur api, elektron dan ion yang
dihasilkan pada saat pemutusan akan segera mengembun pada ruangan
hampa, kemampuannya terbatas hingga kira-kira 30 kV. untuk tegangan
yang lebih tinggi pemutus ini dapat di pasang seri. Pemutus tenaga
vacuum ini biasanya banyak di gunakan pada sistem bawah tanah ACR (
Automatic Circuit Recloser )

Gambar 16. Vacuum Circuit Breaker

c) Gas Circuit Breaker (GCB) atau SF6CB


Gas Circuit Breaker (GCB) merupakan salah satu bagian penting dari
sistem proteksi yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara sistem
pembangkitan dan jaringan transmisi milik PLN. GCB adalah sebuah
sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam
sebuah tabung non-ferro dan menggunakan bahan gas
Sulphurhexaflouride (SF6) sebagai media isolasinya. Gas SF6
mempunyai sifat elektronegatif yang berperan untuk menghambat busur
api yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear Sifat gas SF6 murni
adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah
terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak
metal, plastic dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam
pemutus tenaga tegangan tinggi, Gas SF6 pada GCB berfungsi untuk
meredam loncatan bunga api listrik sekaligus mengisolasikan antara
bagian-bagian yang bertegangan. Sebagai isolasi listrik, gas SF6
mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan
kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain
dari gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan
cepat, tidak terjadi karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan
bunyi pada saat pemutus tenaga menutup atau membuka. Sakelar pemutus
daya ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 KA dan pada
rangkaian bertegangan sampai 765 KV.

Gambar 17. GCB

Ada dua kontak tetap dilengkapi dengan celah kontak tertentu. Sebuah
jembatan geser silinder ini ke kontak tetap. Silinder aksial bisa meluncur
ke atas dan ke bawah sepanjang kontak. Ada satu piston stasioner dalam
silinder yang tetap dengan bagian stasioner lain dari SF6 pemutus sirkuit,
sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengubah posisinya selama
gerakan silinder.
Seperti piston tetap dan silinder gerak atau geser, volume internal
perubahan silinder ketika slidesilinder.Selama pembukaan pemutus
silinder bergerak ke bawah terhadap posisi piston tetap maka volume
dalam silinder berkurang yang menghasilkan gas terkompresi SF6 dalam
silinder.
Gambar 18. Prinsip Kerja SF6CB
Silinder memiliki jumlah ventilasi samping yang diblokir oleh tubuh
kontak tetap atas selama posisi tertutup. Sebagai silinder bergerak ke
bawah lebih lanjut, ini bukaan ventilasi menyeberangi kontak tetap atas,
dan menjadi diblokir dan kemudian dikompresi gas SF6 dalam silinder
akan keluar melalui ventilasi dalam kecepatan tinggi terhadap busur dan
melewati lubang aksial kedua kontak tetap.
Busur dipadamkan selama ini aliran gas SF6. Selama penutupan SF6
pemutus sirkuit, bergerak silinder geser ke atas dan sebagai posisi piston
tetap pada ketinggian tetap, volume meningkat silinder yang
memperkenalkan tekanan rendah di dalam silinder dibandingkan dengan
sekitarnya. Karena perbedaan tekanan ini gas SF6 dari sekitarnya akan
berusaha untuk masuk dalam silinder. Semakin tinggi tekanan gas akan
datang melalui lubang aksial kedua kontak tetap dan masuk ke dalam
silinder melalui lubang dan selama aliran ini, gas akan memadamkan
busur.
d) Oil Circuit Breaker (OCB)

Gambar 19. OCB


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Prinsip
kerja dari OCB, bila terjadi busur api, maka minyak yang dekat busur api
akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelem-bung uap minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang
baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan
sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

8. Sectionalizer (SSO / Sakelar Seksi Otomatis)


Adalah peralatan pemisah saluran yang secara otomatisyang akan bekerja
sendiri untuk membuka jaringansetelah melakukan deteksi arus dan melakukan
perhitungan operasi pemutusan dari peralatan pengamandisisi sumbernya.
Pembukaannya dilakukan pada saat peralatan disisi sumber sedang dalam posisi
terbuka.Sectionalizer pada prinsipnya berfungsi sebagai pengaman apabila
dipasang pada sistem jaringantegangan menengah setelah recloser. Sectionalizer
memiliki kelebihan aplikasi yang berbeda:
1. Sectionalizer dapat diterapkan antara dua perangkat pelindung yang
memiliki kurvaoperasi yang berdekatan. Ini merupakan fitur penting dalam
lokasi di mana langkahtambahan dalam koordinasi tidak praktis atau
mungkin.
2. Hal ini dapat digunakan pada jarak dekat untuk mencegah arus lebih yang
tinggiyang dikoordinasi dengan sekering.
3. Kemampuan untuk setiap operasi penutupan kesalahan

C. CARA MEMBACA KURVA PROTEKSI


Perhatikan tipe dan spesifikasi CB (circuit breaker) bagian upstream dan
downstream, pada tripping curve antara CB upstream harus berada di sebelah kanan
CB downstream. Apabila kita lihat gambar dibawah, kurva K1 dan kurva K3 benar-
benar terpisah. Jika terdapat fault di titik K3 di antara 400 A hingga 1400 A, maka
hanya K3 saja yang akan trip, sedangkan K1 tidak akan trip, atau setidaknya pasti K3
terlebih dahulu dahulu yang trip). Kondisi waktu tripping antara K1 dan K3 inilah
yang dinamakan terdiskriminasi.
Gambar 20. Kurva Proteksi Circuit breaker

D. PERHITUNGAN RATING PENGAMAN


Sebagai contoh perhitungan, instalasi rumah tipe T-125, perencanaan instalasi
dapat dirinci sebagai berikut :
Beban dibagi menjadi 3 group, yaitu 2 group untuk lantai dasar dan 1 group sebagai
cadangan.
Group 1 terdiri dari 1 x 15 W; 2 x 25 W; 3 x 40 W dan 4 x 200 VA. Oleh karena beban
lampu pijar bersifat resistif, maka faktor dayanya sama dengan 1, sehingga 15 W = 15
VA; 25 W = 25 VA dan 40 W = 40 VA.
Group 2 sama dengan group 1.
Group 3 sebagai cadangan untuk lantai atas.

Jika beban lampu nyala semua dan semua stop kontak diberi beban penuh, maka :
(1 x 15) + (2 x 25) + (3 x 40) + (4 x 200)
Arus nominal group 1 : = 4,5 A
220

(1 x 15) + (2 x 25) + (3 x 40) + (4 x 200))


Arus nominal group 2 : = 4,5 A
220

Arus utamanya : 4,5 + 4,5 = 9 A.


Jika faktor pemakaiannya dimisalkan 80%, maka arus totalnya = 80% x 9 = 7,2 A
Dengan demikian penggunaan pengaman arusnya adalah sebagai berikut :
I = 80% x 4,5 = 3,6 A, maka MCB yang digunakan 6A.
I1 = 80% x 4,5 = 3,6 A, maka MCB yang digunakan 6A.
I2 = 80% x 9 = 7,2 A, maka MCB yang digunakan 10A.
E. CARA MENENTUKAN BESARNYA RATING YANG DIGUNAKAN
Setiap pemutus daya dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu pemutus daya, yaitu:
1) Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu
akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
2) Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus
ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban
dimana pemutus daya tersebut terpasang
3) Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4) Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5) Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
6) Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7) Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8) Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Tegangan pengenal pemutus daya dirancang untuk lokasi yang ketinggiannya
maksimum 1000 meter diatas permukaan laut. jika pemutus daya dipasang pada
lokasi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter, maka tegangan operasi
maksimum dari pemutus daya tersebut harus dikoreksi dengan faktor yang
diberikan pada tabel 1.
Tabel 1. Faktor Koreksi antara Tegangan vs Lokasi
Ketinggian (meter) Faktor Koreksi
1000 1,00
1212 0,98
1515 0,95
3030 0,80
SOAL
A. Pilihan Ganda
1. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh komponen instalasi listrik yang akan dipasang
adalah……
a. Kontinuitas pelayanan
b. Keamanan, keandalan, ekonomis
c. Tidak bocor pada peralatan
d. Keamanan
e. Rapi, kuat
2. Pada suatu ruangan terdapat lampu pijar 160 watt, sedangkan kotak kontaknya 500W
factor dayanya 1, berapa besarnya pengamanan arus yang harus di pasang……..
a. 2A
b. 4A
c. 6A
d. 8A
e. 10A
3. Jika suatu mesin pemindah barang mengalami kelebihan beban mekanis, komponen
yang berfungsi memutuskan rangkaian adalah………
a. MCB
b. Kontaktor
c. Over load
d. TDR
e. Sekring
B. Essay
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan breaking capacity atau repturing capacity pada
sistem proteksi ?
Yaitu kesanggupan untuk menghilangkan gangguan tanpa merusak peralatan proteksi
itu sendiri

2. Sebutkan komponen dasar dari sistem proteksi ?


Komponen dasar yaitu circuit breaker, Relay, Trafo Arus (CT), Trafo Tegangan (PT),
dan supply (Baterei).

3. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan dari sakering dan circuit breaker ?
Persamaannya yaitu keduanya digunakan untuk memproteksi sistem dan komponen
kelistrikan dari gangguan beban lebih, hubung singkat, dan arus bocor. Sedangkan
untuk perbedaannya terletak pada cara kerjanya.
C. Isian Singkat
1. Alat pembatas arus pada instalasi listrik tegangan rendah dengan arus beban sampai
dengan 100A, yaitu.... (MCB)
2. ELCB digunakan sebagai pengaman (Arus Bocor) dan bekerja dengan (Sistem
Differential)
D. Benar Salah
Pernyataan Pernyataan
NFB digunakan sebagai pengaman beban saat Benar Salah
terjadi arus lebih dan bekerja dengan sensor arus
Pemutusan rangkaian saat terjadi arus lebih karena Benar Salah
beban terlalu besar atau berlebihan merupakan
fungsi dari Fuse
Prinsip kerja Oil Circuit Breaker (OCB) yaitu bila Benar Salah
terjadi busur api gas Sulphurhexaflouride dengan
sifat keelektronegatifannya berubah menjadi uap
dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-
gelem-bung uap sehingga.memadamkan loncatan
bunga api.

E. Menjodohkan
No Pernyataan Huruf Pernyataan
Dalam prinsip kerja menggunakan oli
ELCB A
1 atau minyak
Menggunakan gas Sulphur
MCB B
2 hexafluoride
Dalam prinsip kerja menggunakan
GCB C
3 hampa udara
Umumnya digunakan dalam instalasi
VCB D
4 komersional

5 OCB E Sebagai pengaman arus bocor


Jawaban pasangan
1,E
2,D
3,B
4,C
5,A

Anda mungkin juga menyukai