BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tidur Bayi
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur
dibagi menjadi dua tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau
biasa disebut tidur tenang dan REM (Rapid Eye Movement ) atau biasa
disebut tidur aktif.
Pola tidur bayi pada usia enam bulan mulai tampak mirip dengan orang
dewasa. Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10
sampai 20 menit, tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 non-REM
menuju tahap 3 atau 4. Bayi mungkin kembali ke tahap 1 dan berputar
kembali. Setelah satu atau dua putaran tidur NREM, REM mulai timbul
setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering muncul pada bayi
adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar 30%
dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM.
Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan anak, ketika tidur aktif
(REM) aliran darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat,
merangsang fungsi-fungsi otak, restorasi emosi dan kognitif serta konsolidasi
pengalaman yang dialaminya hari itu. Semakin bertambahnya usia, tidur aktif
juga akan semakin berkurang.
Jumlah lama tidur tiap kelompok usia juga berbeda-beda tergantung
faktor fisik, psikis dan lingkungan. Pada usia 6-9 bulan memerlukan waktu
tidur sekitar 14 jam perhari dan mereka sudah bisa tidur selama tujuh jam
sekali waktu. Bayi mungkin melakukan satu atau dua kali tidur siang per hari,
yaitu sekali di pagi hari dan sekali di sore hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi
tidur dalam tempo sekitar 12 jam di malam hari dan tidur siang dua kali
sehari dalam tempo satu jam atau dua jam sekali waktu.
Bayi mulai memasuki tahap perkembangan utamapada usia enam bulan,
termasuk duduk, berguling, dan mungkin merangkak, berdiri, bahkan belajar
5
6
D. Pijat Bayi
Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang
dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2001). Sedangkan Pijat bayi
adalah suatu bentuk permainan gerakan pada bayi, untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan pergerakan bayi secara
optimal (Sutini, 2008).
Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia adalah pada waktu
dilahirkan melalui jalan lahir ibu. Gesekan yang dirasakan oleh bayi ketika
didorong perlahan-lahan melalui saluran kelahiran itu menjadi suatu pijatan
diseluruh tubuhnya, sehingga merangsang organ-organnya untuk mulai
bekerja sendiri. Proses kelahiran merupakan pengalaman yang traumatik bagi
bayi karena harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, nyaman, dengan
keterbatasan ruang gerak menuju kesuatu dunia dengan kebebasan gerak
tanpa batas yang menakutkan tanpa sentuhan yang nyaman dan aman
disekelilingnya, seperti halnya ketika berada di dalam rahim. Sentuhan dan
pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak
tubuh yang berkelanjutan sehingga dapat mempertahankan perasaan aman
pada bayi.
Manfaat pijat bayi yaitu mamberikan perasaan nyaman pada bayi,
selain itu juga dapat meningkatkan berat badan pada bayi prematur yang telah
diteliti oleh psikolog Tiffany Field, direktur Touch Research Institute di
University of Miamy School of Medicine di Florida menunjukkan berat badan
bayi prematur yang dipijat tiga kali sehari selama 15 menit terbukti dapat
bertambah 47% lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat.
Penelitian ini juga menemukan bayi yang mendapatkan pijatan lebih aktif dan
waspada, selain itu pijatan menyebabkan neurologis pada bayi yang dipijat
lebih cepat matang daripada bayi yang tidak dipijat. Anak-anak yang
mendapatkan sentuhan penuh cinta kasih sejak usia dini mempunyai
ketrampilan bahasa dan membaca, maupun IQ yang lebih kuat. Ini
dibuktikkan pada kajian yang diselenggarakan di Rainbow Babies and
Children’s Hospital di Cleveland, Ohio. Suatu tim peneliti dari Warwick
Medical School dan Institute of Education dari University of Warwick,
meneliti 9 macam gerakan massage yang diterapkan kepada 598 bayi usia
dibawah 6 bulan. Dari hasil penelitian tersebut salah satunya disebutkan
bahwa pijatan dapat mempengaruhi keluarnya hormon tidur melatonin,
dimana dengan hormon tersebut bayi dapat memiliki pola tidur yang teratur
(Roesli, 2001; Seyburn, 2003; Sutini, 2008).
Skema 2.1. Kerangka teori modifikasi menurut Perry, Potter (2006) dan
Jahja(2009)
G. Kerangka Konsep
Variabel Independent (variabel bebas) Variabel Dependent (variabel terikat)
Pijat bayi Frekuensi dan
ketrampilan pijat bayi Kualitas tidur bayi
H. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independent (variabel bebas): pijat bayi (frekuensi dan
ketrampilan pijat bayi).
2. Variabel Dependent (variabel terikat): kualitas tidur bayi.
PPiijatjat bbaayyii
FFrerekuekuensnsii
dadann
kekettrarammppiillaann
I. Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara frekuensi pijat bayi dengan kualitas tidur pada bayi
umur 6-12 bulan di Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten
Kendal.
2. Ada hubungan antara ketrampilan pijat bayi dengan kualitas tidur pada
bayi umur 6-12 bulan di Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten
Kendal.