Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Kewarganegaraan

Tugas Rangkuman dan Soal


KELOMPOK 4
Ketua : Lailaturrohmaniyah (1905111023)
Anggota : 1. Delvia Lingga Putri (1905110936)
2. Matrina Maya Yuliana (1905110832)
3. Rhenie Puspita Sari (1905111601)
4. Yola Damitra (1905111935)

1. RANGKUMAN BAB 10
MENYELENGGARAKAN PROJECT CITIZEN UNTUK MATA KULIAH
PENDIDIKANPEMBERHENTIAN KEWARGANEGARAAN
Project ini merupakan model yang cocok untuk pembelajaran PKN dalam rangka menumbuhkan
karakter warga Indonesia yang cerdas dan baik. melalui model ini dosen mata kuliah dapat melakukan
pemantauan.
Langkah 1: Mengidentifikasi Masalah
Mahasiswa diminta untuk memilih masalah yang perlu dipecahkan. Tujuan tahap ini adalah untuk
berbagi informasi yang sudah diketahui. Dengan demikian akan memperoleh informasi yang cukup
sebagai bahan kajian kelas .
Diskusi Kelas: Berbagi informasi tentang masalah yang ditemukan dalam masyarakat
1. Membaca dan mendiskusikan masalah yang ada dalam masyarakat yang ada dalam daftar masalah.
2. Membuat kelompok yang mendiskusikan suatu masalah yang berbeda.
3. Diskusikan Jawaban dari masing kelompok dengan seluruh anggota kelas.
4. Simpan hasil jawaban untuk dapat digunakan dalam pengembangan portofolio kelas nanti.
Pekerjaan Rumah: Untuk membantu mahasiswa mempelajari masalah dalam masyarakat dapat
menggunakan format dan mempelajari kebijakan publik yang sudah ada. kegiatan ini memberi
pengalaman belajar seperti mengasah kepekaan terhadap persoalan di lingkungan dan meningkatkan
rasa ingin tahu. Tugas-tugas pekerjaan rumah itu antara lain: Tugas wawancara, tugas menggunakan
media cetak, dan tugas menggunakan radio atau TV.
Langkah 2: Memilih Masalah untuk Bahan Kajian Kelas
kelas hendaknya mendiskusikan semua informasi yang telah didapat. Tujuan tahap ini adalah agar
kelas dapat memilih satu masalah sebagai bahan kajian kelas. Berikut langkah-langkah membantu
mahasiswa memilih masalah khusus sebagai kajian kelas:
A. apabila informasi sudah cukup maka dapat mengambil keputusan melalui musyawarah kelas atau
voting .
B. Wakil setiap kelompok membahas satu masalah dan menjelaskan pentingnya masalah agar
masalah dapat dipilih oleh kelas.
C. Dosen memimpin musyawarah agar kelas dapat memilih satu masalah sebagai bahan kajian kelas.
Langkah 3 : Mengumpulkan Informasi
Memutuskan sumber-sumber informasi agar kelas dapat memperoleh data dan informasi yang akurat
untuk memahami masalah yang menjadi kajian kelas.
Aktivitas Kelas Mengidentifikasi Sumber-Sumber-Sumber Informasi
sebelum terjun ke lapangan para mahasiswa harus mengidentifikasi sumber informasi apa yang dapat
dikunjungi. Lalu bentuk tim peneliti dari beberapa sumber. Rujuklah contoh sumber informasi dan
bagaimana cara menghubungi sumber informasi tersebut. Setelahnya meminta surat pengantar dari
sekolah untuk mengunjungi sumber-sumber informasi tersebut. Dalam mengumpulkan informasi tim
peneliti dapat dibantu beberapa orang sukarelawan. lalu simpanlah semua informasi yang dikumpulkan
untuk digunakan dalam pengembangan portofolio kelas. Contoh-contoh sumber informasi itu seperti :
perpustakaan, kantor penerbit surat kabar, biro kliping, profesor, organisasi masyarakat dan lain-lain.
Panduan Untuk Memperoleh dan Mendokumentasikan Informasi
narasumber yang akan dijadikan sumber informasi biasanya adalah orang yang sibuk. Maka ikuti
langkah berikut agar aktivitas tim peneliti tidak mengganggu pekerjaan mereka: Kunjungi tempat-
tempat yang dianggap untuk mendapatkan informasi, dapatkan informasi melalui telepon serta gunakan
format dokumentasi informasi dari surat menyurat atau wawancara telepon dan surat boleh ditulis oleh
tim peneliti untuk meminta beberapa informasi kepada pihak sumber.
Pekerjaan Rumah Meneliti Masalah Yang Muncul Dalam Masyarakat
Dalam beberapa kelompok bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi. Lalu anggota tim
peneliti yang bertugas untuk menghubungi salah satu yang informasi mulailah dengan memperkenalkan
diri sendiri dan menjelaskan tujuan. Pembelajaran dari tahap ini seperti membiasakan untuk
mengambil keputusan dengan dukungan data dan informasi yang akurat dan kemampuan
berkomunikasi.
Langkah 4: Mengembangkan Portofolio Kelas
Tujuan tahap ini adalah agar para mahasiswa dapat menyusun portofolio kelas, baik portofolio bagian
tayangan maupun portofolio bagian dokumentasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari
kegiatan penelitian. Spesifikasi Portofolio : Portofolio tersebut akan terbagi dalam dua bagian: bagian
tayangan dan bagian dokumentasi. Kegiatan pada langkah keempat memberikan banyak pengalaman
belajarkepada para mahasiswa di antaranya dan yang paling menonjol adalah mengasah kemampuan
bekerja dalam tim. Pengalaman belajar ini diperoleh pada saat mereka mengembangkan portofolio
kelas. Portofolio kelas harus dibuat oleh satu tim kerja yang solid yang dipimpin oleh ketua kelas,
dibantu oleh ketua kelompok masingmasing (empat bagian portofolio, berarti empat ketua kelompok)
dan juru penghubung. Juru penghubung bertugas menghubungkan jalan pikiran antarkelompok agar
terdapat benang merah yang jelas antara masalah yang diangkat oleh kelompok portofolio satu dengan
kebijakan-kebijakan alternatif untuk menangani masalah yang dikerjakan kelompok portofolio dua
dengan kabijakan publik kelas yang dikerjakan kelompok portofolio tiga dan dengan rencana kerja
(action plan) yang disiapkan kelompok portofolio empat. Tanpa adanya kemampuan bekerja dalam
tim, portofolio kelas tidak akan memiliki keutuhan dan keterpaduan. Kemampuan bekerja dalam tim ini
juga merupakan suatu kecakapan yang diperlukan oleh warganegara yang berkarakter.
Langkah 5: Menyajikan Portofolio
Empat tujuan dasar kegiatan presentasi portofolio (showcase) ini antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada para hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi itu bagi
masyarakat.
2. Menjelaskan dan memberikan penilaian atas kebijakan alternatif kepada para hadirin, dengan
tujuan agar mereka dapat memahami keutungan dan kerugian dari masing-masing kebijakan
alternatif tersebut.
3. Mendiskusikan dengan para hadirin bahwa pilihan kebijakan yang telah dipilih adalah kebijakan
yang "paling baik" untuk menangani permasalahan tersebut.
4. Menunjukkan bagaimana cara kelas dapat memperoleh dukungan dari masyarakat, lembaga
legislatif dan eksekutif, lembaga pemerintahan/swasta lainnya atas kebijakan pilihan kelas.
Langkah 6: Merefleksi Pengalaman Belajar
Refleksi pengalaman ini hendaklah merupakan hasil kerja sama antara teman-teman sekelas, sama
seperti kerjasama antara mereka yang telah dilakukan selama membuat portofolio kelas.

2. A. Apa strategi dan upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mencegah dan memberantas
KORUPSI baik di lingkungan saudara maupun dalam masyarakat?
Strategi pemberantasan korupsi dalam lingkungan sekitar
Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:
a) Memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,
b) Upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,
c) Tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagaui elemen.
Strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu preventif, investigative dan
edukatif. Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan
prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip fairness,
transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong setiap individu untuk
melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi. Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi
melalui deteksi, investigasi dan penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi.
Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai
kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan
terhadap sistem yang ada. Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap
korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan
berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada
masyarakat. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan
pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan
memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja
lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani
melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya
A. Analisis beberapa hal penting yang menyebabkan korupsi SULIT untuk diberantas?
Korupsi merupakan tindakan marak yang banyak dilakukan pejabat berwenang. Berikut beberapa
hal penting yang menjadi faktor korupsi sulit untuk diberantas :
1. Lemahnya Iman = Satu dari sekian banyak alasan mengapa banyak orang melakukan tindak
korupsi, terlebih dengan pejabat pemerintahan ialah lemahnya iman. Iman merupakan landasan
seseorang itu baik atau tidak.
2. Hukuman Kurang Tegas = Jika dibandingkan dengan negara lain, hukuman terhadap koruptor di
Indonesia ini tergolong sangat ringan. Di Cina, koruptor akan dipenggal kepalanya. Di Arab Saudi,
koruptor mendapatkan hukuman potong tangan sesuai dengan syariat Islam. Tanpa hukuman yang
tegas dan berat, tidak ada efek jera. Koruptor pun masih merasa tenang meskipun dijatuhi hukuman
penjara.
3. Korupsi Dilakukan Secara Sistematis = Tindakan korupsi tidak mungkin bisa terlaksana jika
hanya dilakukan sepihak. Seorang koruptor pasti bekerjasama dengan komplotannya untuk
mengeruk uang rakyat. Selain itu, korupsi dilakukan di mana saja selama tempat itu mempunyai
‘potensi’ yang bisa dimanfaatkan.
4. Upaya untuk Balas Dendam = Untuk mencapai suatu jabatan maupun pekerjaan tak jarang ada
ada orang ingin instan melalui sogokan. Ataupun caleg yang harus mengeluarkan ‘modal’ agar
terpilih. Akibatnya setelah menjabat maka ‘korupsi balas dendam’ dilakukan sebagai bentuk tutup
modal. Hal ini marak terjadi.
5. Rendahnya Komitmen Pendidikan = Minimnya ketrampilan, skill, dan kemampuan membuka
peluang usaha adalah wujud rendahnya pendidikan. Dengan berbagai keterbatasan itulah mereka
berupaya mencari peluang dengan menggunakan kedudukannya untuk memperoleh keuntungan
yang besar. Yang dimaksud rendahnya pendidikan di sini adalah komitmen terhadap pendidikan
yang dimiliki. Karena pada kenyataannya  koruptor rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang
memadai, kemampuan, dan skill.
6. Ambisi Keinginan atau Kemiskinan = Keinginan yang berlebihan tanpa disertai instropeksi diri
atas kemampuan dan modal yang dimiliki mengantarkan seseorang cenderung melakukan apa saja
yang dapat mengangkat derajatnya. Atas keinginannya yang berlebihan ini, orang akan
menggunakan kesempatan untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai