Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jawab :
Fenolik
Struktur fenolik
Senyawa fenolik mempunyai struktur yang khas, yaitu memiliki
satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cincin
aromatik benzena. Ribuan senyawa fenolik di alam telah diketahui
strukturnya, antara lain fenolik sederhana, fenil propanoid, lignan, asam
ferulat, dan etil ferulat.
A. Fenolik Sederhana
Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana
antara lain meliputi guaiakol, vanilli dan kresol.
1) Fenil Propanoid
Fenil propanoid merupakan senyawa fenol di alam yang
mempunyai cincin aromatik dengan rantai samping terdiri dari
3 atom karbon. Golongan fenil propanoid yang paling tersebar
luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang
merupakan bangunan dasar lignin . Empat macam asam
hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan. Keempat
senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-
kumarat.
2) Etil Ferulat
Etil ferulat tergolong ke dalam turunan senyawa asam hidroksi
sinamat, yang merupakan turunan dari asam ferulat dalam
bentuk ester. Senyawa fenolik ini terdistribusi secara luas pada
berbagai jenis tanaman yang dapat dikonsumsi oleh makhluk
hidup. Senyawa tersebut terdapat dalam tanaman, terutama
pada benih padi dan gandum, tetapi dalam jumlah kecil. Oleh
karena itu, senyawa ini biasanya disintesis dari prekursor asam
ferulat. Bentuk fisik etil ferulat berupa kristal berwarna putih
dan memiliki aktifitas sebagai antioksidan yang sangat baik
dibandingkan asam bebasnya. Etil ferulat digunakan sebagai
bahan aktif dalam pengobatan terapi untuk antihipertensi.
Adapun rumus bangun etil ferulat adalah sebagai:
Flavonoid
Saponin
Sifat-Sifat Saponin
i. Mempunyai rasa yang pahit.
ii. Dalam larutan air membentuk buih stabil.
iii. Menghemolisa eritrosit.
iv. Merupakan racun yang sangat kuat untuk ikan, amfibi dan
hewan predator.
v. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan
hidroksiteroid lainya.
vi. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.
vii. Berat molekul relatif tinggi dan analisi hanya menghasilkan
formula empiris yang mendekati.
Saponin Steroid
Saponin steroid tersusun dari inti steroid (C27) dengan molekul
karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis dengan menghasilkan satu aglikon
yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek anti jamur.
Efek pada binatang dapat menunjukan penghambatan aktifitas pada otot
polos.
Saponin Triterpenoid
Jawab :
FENOLIK
FeCl3
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol sampel bunga Soyogik dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 – 3 tetes besi (III) klorida
(FeCl3) 5%. Ekstrak positif mengandung fenol apabila menghasilkan warna
biru kehitaman.
Folin-Ciocalteu
Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah reaksi oksidasi dan reduksi
kolorimetrik untuk mengukur semua senyawa fenolik dalam sampel uji.
Pereaksi Folin-Ciocalteu merupakan larutan kompleks ion polimerik yang
dibentuk dari asam fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat. Pereaksi
ini terbuat dari air, natrium tungstat, natrium molibdat, asam fosfat, asam
klorida, litium sulfat, dan bromin (Folin dan Ciocalteu, 1944). Pada
kenyataannya reagen ini mengandung rangkaian polimerik yang memiliki
bentukan umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat (PO4)3- yang dikelilingi
oleh beberapa unit oktahedral asam-oksi molibdenum. Struktur tungsten dapat
dengan bebas bersubstitusi dengan molibdenum.Prinsip metode Folin-
Ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini mengoksidasi
fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropoli menjadi suatu kompleks
molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya terdapat pada larutan basa,
tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknya tidak stabil pada kondisi basa.
Selama reaksi belangsung, gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi
Folin-Ciocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna
biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat dideteksi dengan
spektrofotometer. Warna biru yang terbentuk akan semakin pekat setara
dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk, artinya semakin besar
konsentrasi senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolat yang akan
mereduksi asam heteropoli sehingga warna biru yang dihasilkan semakin
pekat
Asam Sulfat
Anilin-asam sulfat dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa atsiri
(terpenoid, fenol dan turunannya serta fenilpropan) dengan mekanisme
abstraksi H+ sehingga terbentuk senyawa ikatan rangkap terkonjugasi,
peristiwa ini tidak terjadi sekaligus tetapi satu persatu secara berurutan yang
menyebabkan warnanya semakin lama semakin tidak stabil, dapat juga untuk
mendeteksi senyawa saponin yang ditunjukkan dengan adanya bercak
berwarna biru, violet biru atau terkadang berwarna kekuningn bila diamati
pada sinar biasa.
Pereaksi Semprot FeCl3
Fungsi dari pereaksi semprot FeCl3 adalah untuk mendeteksi adanya
gugus fenol pada tanin atau polifenolat, reaksi positif adanya senyawa ini
adalah dengan terbentuknya kompleks berwarna biru, merah ungu, hijau, atau
hitam kuat; pereaksi semprot dragendorf digunakan untuk mendeteksi
komponen alkaloid, reaksi positif dari uji ini adalah dengan ditunjukkan
warna coklat atau jingga-coklat dan merah-jingga dengan latar belakang
kuning sampai kelabu; pereaksi semprot sitroborat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan senyawa golongan flavonoid dari glikosida saponin
reaksi positif ditunjukkan dengan berpendar di bawah sinar UV 366nm.
FLAVONOID
Shinoda
Uji dengan tes Shinoda yaitu dengan membuat larutan zat dalam
etanol kemudian ditambah dengan 3 mg logam Mg dan beberapa tetes HCl
pekat. Kemudian akan menghasilkan hasil positif apabila berwarna orange.
Warna orange ini dihasilkan karena adanya ikatan dari Mg yang berlebih
dengan senyawa Flavonoid membentuk suatu kompleks yang berwarna.
FeCl3
Uji dengan tes FeCl3 dilakukan dengan membuat larutan zat dalam
etanol kemudian ditambah dengan beberapa tetes FeCl3 10%, kemudian akan
memberikan hasil positif apabila berwarna biru hijau.
NaOH
Uji dengan penambahan NaOH dilakukan dengan membuat larutan zat
dalam air kemudian dipanaskan, disaring, lalu ditambah dengan NaOH encer
10%, nanti akan memberikan warna kuning, ditambah dengan HCl encer, jika
memberikan hasil positif maka warna kuningnya akan berubah menjadi tidak
berwarna.
Tes Natrium Hidroksida
Sekitar 5 mg senyawa larut dalam air, dihangatkan dan disaring.
Natrium hidroksida berair 10% ditambahkan ke dalam 2 ml larutan ini. Ini
menghasilkan warna kuning. Perubahan warna dari kuning menjadi tidak
berwarna pada penambahan asam klorida encer adalah indikasi adanya
flavonoid.
uji p-Dimethylaminocinnamaldehyde
Uji kolorimetri berdasarkan reaksi cincin-A dengan kromogen p-
dimetilaminokinnamaldehida (DMACA) telah dikembangkan untuk flavanoid
dalam bir yang dapat dibandingkan dengan prosedur vanilin.
SAPONIN
HCl
Identifikasi fenolik
Dengan cara :
Timbang sebanyak 1 mg/L dan 0,5 mg/L masukkan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 0,1 reagen Folin-Ciocalteau 50%.
Kemudian vortex selama 3 menit
Tambahkan 2 mL larutan Na2CO3 2% lalu divorteks kembali.
Selanjutnya campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang.
Absorbansi ekstrak dibaca pada spektrofotometer UV-Vis dengan λ = 750 nm.
Kandungan total fenolik dinyatakan sebagai mg ekivalen asam galat mg/mL
ekstrak.
Identifikasi flavonoid
Identifikasi saponin
Jawab :
5. Dari topic 2 yang lalu apkah tumbuhan yang kalian pilih mengandung fenolik,
flavonoid, dan saponin ?
Jawab :
6. Dari topic 4, 5 dan 6 Jelaskan perbedaan uji steroid dan uji terpenoid dengan uji
fenolik, flavonoid, dan saponin?
Jawab :
a. uji steroid
b. Uji Terpenoid
c. Uji Fenolik
d. Uji flavonoid
e. Uji saponin