PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
klien usia lanjut, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). Pengertian lain dari
adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada
evaluasi.
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan
hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah. Banyak
diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif dalam
keagamaan dan budaya bangsa. Menua atau menjadi tua adalah suatu
proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua
(Nugroho, 2006).
kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif dan salah satu
masalah kesehatan akibat proses penuaan yang paling banyak dialami lansia
seperti kemampuan memompa dari jantung harus bekerja lebih keras sehingga hal
melampaui nilai tekanan darah yang normal yaitu 140/80 mmHg (Korneliani,
2012). Jenis hipertensi yang khas sering ditemukan pada lansia adalah isolated
systolic hypertension (ISH), di mana tekanan sistoliknya saja yang tinggi (di atas
140 mmHg), namun tekanan diastolik tetap normal (di bawah 90 mmHg). Lansia
sejumlah 839 juta kasus hipertensi diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun
2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, menurut National Health and
Nutrition Examination Survey (NHNES), insiden hipertensi pada orang dewasa di
Amerika tahun 2010 – 2012 adalah sekitar 39 – 51% yang berarti bahwa terdapat
dan minum obat hipertensi) dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013
(Riskesdas, 2013).
Menurut hasil Riset Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013
dua setelah Provinsi Jawa Barat dengan penderita Hipertensi terbanyak di Pulau
Jawa. Menurut Survei Terpadu Penyakit atau disingkat STP Puskesmas di Jatim
tahun 2016, sejumlah daerah di Jatim yang paling banyak menyumbang pasien
sebanyak 28.955 penderita (Dinkes Prov. Jawa Timur 2016). Data mengenai PTM
di Kabupaten Malang pada tahun 2018 sebanyak 147.828 (Dinkes Kab. Malang
2018).
risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak
meningkatkan tekanan darah. Stress, atau situasi yang menimbulkan distress dan
menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang (Korneliani, 2012).
secara menyeluruh memberikan stress pada dunia, termasuk pada lansia yang
dapat mengganggu kualitas tidur lansia. Lasia yang mempunyai kualitas tidur
yang jelek maka mempunyai resiko tinggi mengalami penyakit jantung, depresi,
resiko jatuh serta kecelakaan (Azri et al, 2016); termasuk beresiko terjangkit
terserang COVID-19. Lansia juga dikatakan sebagai salah satu populasi yang
menjadi ancaman global, dimana virus ini dapat menyebabkan berbagai gejala
2020, telah didapatkan kasus COVID-19 sebanyak 1.214.466 kasus yang telah
adanya peningkatan setiap harinya dimana pada tanggal 7 April 2020, telah di
sebanyak 2.313 kasus sembuh sebanyak 204 orang, sedangkan yang telah
meninggal sebanyak 221 orang (BNPB, 2020). Kabupaten Malang Provinsi Jawa
Timur termasuk dalam zona merah dengan jumlah ODP (Orang Dengan
2020).
Desa Dilem merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kepanjen
Kabupaten Malang yang terdapat 5.138 penduduk dengan angka kejadian ODR
(Orang dengan Resiko) sebanyak 22 orang dan ODP (Orang Dengan Pengawasan)
sebanyak 2 orang (data primer, 2020). Hasil wawancara yang sudah dilakukan
yang dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan dengan tujuan agar
dilakukan di Desa Dilem masih secara umum, belum ada penalataksanaan khusus
obatan, antara lain obat diuretic, ace inhibitor, beta bloker, calsium antagonis,
alfa bloker dan lainya (Santoso 2015). Hasil penelitan (Hidayat, 2011)
nonfarmakologi yang biasa dilakukan yaitu dengan cara mengatur pola hidup
lainnya.
Terapi komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah
dengan terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa,
pendamping tenaga kesehatan lain, tidak dapat dilakukan secara mandiri di rumah
(PERKI, 2015).
yang kebanyakan lansia alami dalam memulai tidurnya. Penelitian yang dilakukan
oleh Nuran Akdemir, 2017 menyatakan bahwa Terapi cahaya telah terbukti
antara orang tua yang sehat yang berikan selama 6-7 hari dengan lampu tidur yang
yang mati atau redup saat tidur akan membuat kinerja hormon melantonin
maksimal sehingga tubuh dan otak beristirahat secara penuh. Cahaya yang
melalui retina dan memaksa sekresi melatonin di kelenjar pituitari terjadi pada
malam hari (Wu dan Swaab 2007; Montgomery dan Dennis 2002; Mishima et al
meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur pada lansia (Montgomery dan Dennis
2002). Untuk pengobatan masalah tidur, cahaya harus digunakan dengan volume
2.500-10.000 Lux selama 30 menit hingga 2 jam di pagi hari atau di malam hari
Chen et al (2015) menemukan bahwa durasi tidur yang terlalu lama atau
terlalu singkat merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi dan aktivitas saraf
simpatik akan meningkat jika seseorang memiliki durasi tidur yang pendek
sehingga orang tersebut mudah stres yang dapat berakibat pada naiknya tekanan
darah. Risiko ini diketahui lebih mungkin terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Tidur memiliki peran yang penting dalam menjaga sistem imunitas tubuh, sistem
Sistem imun pada lansia merupakan pelindung tubuh tetapi seiring dengan
bertambahnya usia sistem imun tidak dapat bekerja secara maksimal, karena hal
sebuah tindakan dalam menjaga imunitas lansia selama dirumah salah satunya
menjaga daya tahan tubuh lansia dengan menjaga pola tidur dan meningkatkat
dengan tema pengaruh Light Therapy terhadap penurunan Tekanan Darah terkait
pengetahuan dan merubah perilaku lansia Desa Dilem terkait salah satu terapi
Darah sehubungan dengan kualitas tidur yang dapat dipengaruhi oleh kecemasan
karena COVID-19.
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat
Arif, D., Rusnoto, & Hartinah, D. (2013). Factors relating to the incident of
Hypertension in elderly in Klumpit village mobile community health the
center of gribig community health center, district Kudus, JIKK, 4(2), pp.
18-34
Azri, M.A., Dahlan, A., Masuri, M.G., & Isa, K.A.M. (2016). Sleep quality
among older person in institutions, ScienceDirect Procedia – Social and
Behavorial, 234, pp. 74-82
https://www.alodokter.com/alasan-mengapa-lansia-lebih-rentan-terhadap-virus-corona.
Dr. Meva Nareza.
Chen, X., Wang, R., Zee, P., Lutsey, P. L., Javaheri, S., & Alcántara, C. (2015).
Racial/ethnic differences in sleep disturbances : the multi-ethnic study of
atherosclerosis (MESA). Sleep, 38(6), 877– 888D.
https://doi.org/10.5665/sleep.4732
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Korneliani, K, & Meida, D. (2012). Obesitas dan stress dengan kejadian
Hipertensi, Jurnal Kesehatan Masyarakat Unnes, 7(2), pp. 117-121
Kemenkes RI
Nugroho. 2006. “Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Maryam, Siti. 2008. “Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya”. Jakarta:
Salemba Medika
PERKI, 2015, Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular,
edisi pert., Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia,
Jakarta.
World Health Organization. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19)
Situation Report – 51