Anda di halaman 1dari 11

Pembuatan Proposal Penelitian

Proposal

Langkah pertama pembuatan proposal penelitian dimulai dari dengan menentukan judul dan topik
penelitian. Dapat dikatakan bahwa judul dan tema penelitian adalah separuh bagian dari penelitian.
Penetapan tema dan judul inilah yang merupakan langkah dan bagian yang tersulit dalam membuat
proposal penelitian dikarenakan sebuah rencana penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan;
harus menarik, belum digunakan orang lain, dan harus bersifat sesuatu yang dibutuhkan oleh
masyarakat.

Menurut Sutrisno Hadi, sebagaimana dikutip Subyantoro dan Suwarto (2007: 110-1114), terdapat empat
hal yang biasa digunakan untuk menentukan topik penelitian.

Jangkauan peneliti terhadap topik (managable topic), yaitu latar belakang kemampuan peneliti untuk
memecahkan masalah, tersedianya pembiayaan yang cukup, batas waktu untuk menyelesaikan
penelititan.

Data topik mudah didapat (optainable data). Dalam hal ini, pertanyaan pentingnya adalah apakah
sumber-sumber data penelitian mudah diperoleh? termasuk apakah tekhnik-tekhnik pengumpulan data
nantinya mampu menangkap data yan dibutuhkan?

Topik cukup penting untuk diteliti (significance of topic). topik yang dipilih berdasarkan pada
kepentingan bahwa topik tersebut memang sangat penting untuk diteliti. Misalnya apakah hasil
penelitian nantinya bergua untuk kepentingan akademis dan masyarakat luas.

Topik menarik untuk diteliti (interested topic). Topik ini didasarkan pada minat dan semangat yang
timbul dalam diri peneliti. Tujuan dan rasa ingin tahun untuk mencari kebenaran, maka peneliti berniat
untuk mengangkat topik penelitian ini.

Dalam penelitian, umumnya ada dua model penelitian, yaitu penelitian kepustakaan (studi literatur) dan
penelitian lapangan. Penelitian kepustkaan adalah penelitian yang lebih bersifat pencarian sumber-
sumber data pada literatur yang tersedia dalam buku-buku, jurnal-jurnal atau artikel-artikel ilmiah.
Sementara itu, penelitian lapangan merupakan penelitian yang lebih banyak berfokus pada
pengumpulan data lapangan (field research).

Secara umum, sistematika dalam menyusun proposal penelitian yang sering digunakan adalah sebagai
berikut, yaitu.
A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah memaparkan hal-hal yang menjadi alasan dan melatarbelakangi pengajuan topik
atau permasalahan dalam penelitian. Di bagian ini diuraikan garis besar penelitian, yang biasanya
mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

a. Mengapa penelitian dilakukan?

Di bagian ini dijelaskan alasan masalah yang diajukan dianggap penting untuk diteliti, dijelaskan bahwa
masalah yang diajukan untuk kepentingan orang banyak, perlu segera diberi solusi, atau memiliki
hubungan dengan permasalahan lain yang sangat rumit sehingga perlu dikaitkan secara erat.

b. Bagaimana cara penelitiannya?

Berisi penjabaran metode yang akan digunakan untuk menyelidiki masalah. Dijelaskna bahwa metode
yang digunakan adalah metode yang oaling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

c. Apa tujuan penelitian?

Berisi kegunaan-kegunaan dari hasil-hasil penelitian, yaitu menjelaskan tentang kegunaan penelitian,
baik secara praktis maupun akademis.

B. Identifikasi Masalah
Di bagian ini diuraikan lebih lanjut perihal permasalahan yang diteliti. Uraian identifikasi masalah
sebaiknya dibuat dalam bentuk pertanyaan dan urutannya di dasarkan pada urutan intensitas
pengaruhnya dalam penelitian.

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Di bagian ini dijelaskan maksud, yaitu hal-hal yang ingin dicapai dan tujuan yaitu sasaran-sasaran yang
ingin dituju dalam penelitian. Maksud dan tujuan ini harus dirumuskan sesuai dengan kepentingan
penelitian. Pada umumnyakedua hal ini saling berkaitan dengan bagian identifikasi masalah yang telah
ditetapkan sebelumhya. Dengan kata lain, antara permasalahan dan sikap yang akan diambil dalam
kegiatan penelitian ini memiliki hubungan.

D. Kegunaan Penelitian

Berbeda dengan maksud dan tujuan, kegunaan penelitian lebih bersifat keluar. Uraian kegunaan
penelitian biasanya berhubungan dengan hal-hal yang akan disumbangkan bagi hasil penelitian, baik
secara teoritis maupun praktis.

E. Kerangka Teori

Di bagian ini diuraikan kerangka teori yang digunakan dalam pebnelitian. Maksunya, menjelaskan aliran
jalan pemikiran penelitian sesuai dengan kerangka teori yang logis. Untuk itu, masukkan identifikasi
masalah yang telah ditetapkan ke dalam kerangka teori yang sesuai agar masalah-masalah yang
diidentifikasi menjadi jelas.

Cara berpikir yang bisa digunakan adalah dengan kerangka berpikir deduktif, yaitu menjelaskan hal-hal
yang bersifat umum, lalu mengerucut ke hal-hal yang lebih spesifik. Hal-hal yang bersifat spesifik adalah
masalah yang telah diidentifikasi (Subyantoro dan Suwarto. 2007: 120-121).
Biasanya, sebelum menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam penelitian, perlu menjelaskan
terlebih dahulu secara konseptual istilah-istilah kunci dalam masalah penelitian. Tahap ini disebut
dengan tahap konsepsi.

Sebagai fakta, dalam masalah terdapat konsep-konsep baik sebagai determinant (faktor) maupun
sebagai hasil. Sementara itu, konsep (baik sebagai faktor atau hasil) memiliki variasi sifat dan besaran
tertentu yang disebut dengan variabel.

Selanjutnya dibuat judgement, yaitu penyusunan ketentuan-ketentuan berupa teori-teori atau dalil-
dalil, hukum-hukum atau kaidah-kaidah yang dapat digunakan sebagai deduksi untuk menjawab
permsalahan penelitian. Ketentuan-ketentuan tesebut dapat diperoleh lewat kajian kepustakaan
(Subyantoro dan Suwarto, 2007: 122).

Setelah itu, dibuat reasoning, yaitu menyusun pertimbangan-pertimbangan atau semacam argumentasi-
argumentasi mengenai duduk perkara dari premis minor di dalam premis mayornya (Subyantoro dan
Suwanto, 2007:122).

F. Tinjauan Pustaka

Di bagian ini dipaparkan hasil-hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh ornag lain sebagai
bahan onformasi penelitian yang sedang atau akan dilakukan sudah dilakukan oleh orang lain atau
belum. Selain itu, tinjauan pustaka juga berguna untuk menentukan langkah-langkah penelitian
berikutnya.

G. Metode Penelitian

Secara umum, di bagian ini dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, deskripsi
tentang bentuk penelitian, objek dan lingkup studi, sumber data, data yang diperlukan, tekhnik
pengumpulan data, tekhnik analisis data, maupun jadwal penelitian juga dimuat di dalam metode
penelitian ini.
H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berisi rencana susunan atau sistematika penulisan dalam penelitian.
Penyusunannya dimulai dari bab pertama sampai bab akhir, yaitu kesimpulan. Dengan kata lain, bagian
ini merangkum outline dari proposal penelitian yang akan diajukan ke dosen pembimbing atau lembaga
akademis kampus.

I. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian.

Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka juga dikenal sebagai referensi. Pengertian daftar pustaka adalah tulisan pada akhir
sebuah karya tulis, yang dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan sumber atau rujukan penulis dalam
menyusun tulisannya.

Daftar pustaka umumnya ditulis dalam berbagai karya tulis, terutama yang sifatnya non fiksi. Hanya saja,
ada beberapa karya tulis yang tidak membutuhkan penyertaan daftar pustaka, dan ada yang
mewajibkan harus disertai daftar pustaka. Umumnya, daftar pustaka wajib disertakan dalam karya tulis
yang sifatnya ilmiah atau akademik, dan karya tulis populer nonfiksi.

Misalnya, daftar pustaka bisa kita jumpai dalam karya tulis berupa : jurnal, buku, makalah, artikel,
skripsi, tesis, disertasi, dan jenis karya ilmiah lain. Istilah daftar pustaka juga bisa disebut dalam
beberapa macam, seperti referensi, kutipan, referensi, catatan kaki, dan pranala.

Fungsi Daftar Pustaka

Pembuatan daftar pustaka tentu ada fungsinya. Adapun fungsi daftar pustaka, yakni :

1. Memudahkan pembaca untuk mengetahui referensi lain yang dibutuhkan, yang tercantum dalam
daftar pustaka.
2. Menunjukkan apresiasi atau penghargaan penulis terhadap karya orang lain yang dijadikan sebagai
rujukan penulisan.

3. Memudahkan peninjauan ulang terhadap sumber pustaka yang dijadikan rujukan, atau sebagai
koreksi.

4. Menunjukkan dasar pemikiran kita, sehingga tidak hanya mengesankan kita menulis tanpa dasar,
atau sumber terpercaya.

Unsur – Unsur Daftar Pustaka

Ada beberapa unsur penting yang harus termuat di dalam sebuah daftar pustaka. Unsur –unsur daftar
pustaka tersebut, yaitu :

1. Nama penulis

2. Tahun terbit

3. Judul

4. Tempat terbit

5. Nama penerbit

Kelima unsur ini harus ada dalam setiap penulisan daftar pustaka. Namun, jika ada beberapa unsur yang
tidak bisa ditemukan dalam sebuah karya tulis rujukan, maka bisa diberi keterangan tambahan.
Jenis sumber rujukan juga ada banyak macamnya. Misalnya, kita bisa mendapatkan sumber pustaka dari
buku, internet, jurnal, makalah, dan lainnya. Berbagai jenis ini, tentu diketahui asal usul dari mana kita
mendapatkan tulisan tersebut. Asal –usul inilah yang sebetulnya perlu kita cantumkan, yang di dalamnya
secara umum perlu kelima unsur daftar pustaka di atas.

Namun, cara menulis daftar pustaka untuk setiap jenis sumber tersebut bisa berbeda. Perbedaan ini
menyesuaikan jenis sumber rujukan. Agar lebih paham, mari kita langsung melihat bagaimana cara
menulis daftar pustaka, yang dibagi ke dalam kelompok daftar pustaka berdasarkan jenis bacaannya.

Ketentuan Umum Menulis Daftar Pustaka

Dalam pembuatan daftar pustaka, selain kita harus paham unsur –unsurnya, kita juga harus mengetahui
bagaimana ketentuan umum dalam menulis daftar pustaka. Jadi, tidak hanya urutan penulisan daftar
pustaka saja yang diketahui . Berikut adalah ketentuan umum penulisan daftar pustaka :

§ Hanya sumber rujukan yang disebutkan dalam teks utama yang dicantumkan dalam daftar pustaka.

§ Referensi yang didapatkan dari hasil komunikasi personal, wawancara, dan sejenisnya, tidak perlu
dicantumkan dalam daftar pustaka, kecuali jika hasil wawancara tersebut dimuat dalam suatu
penerbitan.

§ Daftar pustaka tidak perlu diberi nomor urut.

§ Pengurutan daftar pustaka, ditulis berdasarkan nama penulis, urut abjad.

§ Gelar penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Gelar akademis, gelar kebangsawanan
maupun gelar keagamaan tidak dicantumkan. Sekalipun penulis mencantumkan gelarnya dalam
bukunya yang kita kutip, tetapi kita tidak perlu mencantumkannya.

§ Letak daftar pustaka adalah pada bagian akhir dari tulisan.


§ Masing-masing sumber bacaan (yang terdiri dari dua baris atau lebih) diketik dengan jarak baris satu
spasi.

§ Jarak dari masing-masing sumber bacaan diketik dengan spasi dua.

§ Baris pertama diketik tepat dari garis tepi (margin) paper, tanpa menggunakan indensi atau tidak
menjorok. Lalu, untuk baris berikutnya pada satu sumber (jika satu sumber terdiri dari dua baris atau
lebih), maka untuk baris kedua dan seterusnya menggunakan indensi empat atau tujuh ketukan.

Cara menulis daftar pustaka dari sumber yang berupa buku, secara umum adalah :

§ Nama Pengarang (dibalik, tanpa gelar). Tahun terbit. Judul buku (cetak miring/ cetak tebal). Tempat
Terbit: Nama Penerbit.

Pasword absensi baca dulu

1.1 Contoh Daftar Pustaka dari Buku dengan satu pengarang :

Catatan : Penulisan nama dibalik artinya, jika nama pengarang terdiri dari dua kata atau lebih, maka
nama paling belakang dari pengarang, diletakkan di bagian paling awal, lalu dipisahkan dengan tanda
koma, baru diikuti dengan nama depannya.

Jadi, semisal namanya “Michael E Porter” : berarti ditulis menjadi “Porter, Michael E”. Contoh lain, jika
namanya “Hasna Wijayati”, maka dibalik menjadi “Wijayati, Hasna”.

Catatan lain, nama pengarang dalam daftar pustaka umumnya ditulis tanpa gelar.

§ 2001. Semiologi: Roland Barthes. Magelang: IndonesiaTera.


§ Milo, Melanie, S. 2007. Integrated Financial Supervision: An Institutional Perspective for the Philipines.
Tokyo: Asian Development Bank Institute.

§ Niquite, Valérie. 2007. Energy Challenges in Asia. Bruxelles: Ifri Gouvernance européenne et
géopolitique de l’énergie & Centre asie.

§ Porter, Michael E. 1990. The Competitive Advantages of Nations. Harvard: Harvard Bussiness Review.

§ Wibowo, I. 2007. Belajar dari Cina. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

1.2 Contoh Daftar Pustaka dari Buku dengan Dua atau Tiga Pengarang :

Catatan : Jika nama pengarang ada yang terdiri dari dua kata atau lebih, maka yang dibalik hanya nama
pengarang pertama. Nama pengarang kedua dan ketiga tetap urutannya.

Contoh:

§ Maryati dan Suryawati. 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

§ Nurhadiat, D dan Susanto. Seni Rupa SMA Kelas 3. Jakarta: Grasindo.

§ Soedjarwo, Prihatmi S.R., dan Yudiono K.S. 2001. Puisi Mbeling: Kitsch dan Sastra Sepintas. Magelang:
Indonesiatera.

1.3Contoh Daftar Pustaka Buku dengan Penulis lebih dari


Catatan : Jika nama pengarang terdiri dari empat orang atau lebih, maka nama pengarang tidak ditulis
semua, melainkan ditulis satu saja, dan diikuti dengan dkk (dan kawan –kawan). Buku dengan banyak
penulis biasanya merupakan buku hasil kompilasi dari berbagai pengarang.

Contoh:

§ Siregar, Johnson dkk. 2012. Kumpulan Makalah Pelatihan Manajemen Ekspor. Jakarta : DJPEN PPEI.

1.4 Contoh Daftar Pustaka Buku Tanpa Pengarang (Pengarang bukan nama orang)

Catatan : Terkadang, beberapa buku bisa dibuat tanpa nama pengarang. Misalnya, pengarangnya adalah
berupa tim penulis, atau dari badan atau organisasi tertentu. Jika demikian, nama pengarang diganti
dengan pihak kelompok penerbit buku tersebut.

Penulisan daftar pustaka buku tanpa pengarang, dapat dilihat pada contoh berikut.

§ 2013. Auto Component Industry in India: Growing Capabilities & Strengths. New Delhi: ACMA.

§ 2013. Countries China: full report. USA : U.S. Energy Information and Administration.

§ Tim Guru Eduka. 2010. 99% Sukses Ulangan Harian SD Kelas 3. Jakarta: Kawah Media.

§ Tim Mitra Guru. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial: Sosiologi untuk SMP dan Mts Kelas VII. Jakarta:
Erlangga.

§ Tim Pena Cendikia. 2007. Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai